Peralatan Fasilitas Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Peraturan Kebijakan Pengelolaan Sampah di Rumah Sakit Umum Sidikalang

5.1.2. Peralatan Fasilitas Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang

Terselenggaranya suatu program dengan baik ditunjang oleh peralatan dan fasilitas yang memadai Muninjaya, 1999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peralatanfasilitas RSUD Sidikalang masih perlu dibenahi untuk memaksimalkan proses kerja pengelolaan sampah. Peralatan fasilitas tersebut hanya akan diganti apabila dalam keadaan rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar dari tempat penampungan dan pengangkutan sampah belum memenuhi syarat kesehatan lingkungan rumah sakit di Indonesia.Untuk itu setiap unit hendaknya disediakan tempat penampungan dengan bentuk, ukuran, dan jumlah yang disesuaikan dengan jenis dan jumlah sampah serta kondisi setiap unit ruangan. Incinerator tidak digunakan karena rusak dalam waktu yang cukup lama. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan khusus untuk incinerator yang digunakan dan perbaikan secepatnya. Masalah ini tentunya mempengaruhi kinerja para petugas pengelola sampah sehingga perlu ditangani dengan adanya perencanaan pengadaan alat dan fasilitas setiap periode tertentu. Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang memiliki Tempat Penampungan Sendiri yang tempatnya bersebelahan dengan tempat pemusnahan sampah. Sampah yang telah dikumpulkan dari ruangan oleh petugas pengangkut sampah akan mengantarnya ke TPS. TPS tersebut terbuat dari semen dengan ukuran 3 x 2.5 x 1.3 meter dan memiliki tutup. Namun kondisinya sebagian dindingnya telah rusak sehingga serangga dan binatang pengganggu dapat masuk kedalamnya. Kepada pihak Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang diharapkan agar memperbaiki fasilitasperalatan yang rusak seperti TPS, incinerator, sorongkereta dan juga mengganti tong sampah dengan tong sampah yang memiliki tutup dan melengkapi fasilitasperalatan pengelolaan sampah lainnya sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1204MenkesSKX2004.

5.1.3. Peraturan Kebijakan Pengelolaan Sampah di Rumah Sakit Umum Sidikalang

Kebijakan lingkungan adalah penggerak pelaksanaan perbaikan sistem manajemen lingkungan sehingga kebijakan lingkungan dapat memelihara secara potensial perbaikan kinerja lingkungan. Oleh karena itu kebijakan rumah sakit seharusnya mencerminkan komitmen rumah sakit untuk taat pada peraturan dan perundang-undangan pengelolaan sampah rumah sakit dan berupaya melakukan perbaikan kualitas lingkungan secara berkelanjutan Adisasmito, 2008 Hukum dan peraturan yang menjadi landasan yang berkaitan dengan Program Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit adalah Kepmenkes RI No. 1204MenkesSKX2004 tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah sakit dan Petunjuk Teknis Tata Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit tahun 2002 oleh Direktur Jenderal PPM dan PLP yang tertuang dalam pedoman sanitasi rumah sakit di Indonesia. Rumah sakit juga menghasilkan limbah B3. Untuk itu didalam program kesehatan lingkungan Rumah sakit juga diperkuat dengan PP Nomor 85 tahun 2009 untuk itu limbah B3 yang dihasilkan dari rumah sakit harus menyerahkan pengolahan danatau penimbunan limbah B3 Jusuf, 2002. Universitas Sumatera Utara Dari hasil wawancara di Rumah Sakit Umum Sidikalang pengaturan pengelolaan sampah tiak mengacu pada peraturan khusus perundang-undangan tentang kesehatan lingkungan rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari penanganan sampah medis dan non medis yang disatukan, Tong sampah yang terbuka, ada yang tidak tahan karat dan tidak memiliki kode dan warna yang memenuhi syarat, alat pengangkutan sampah yang tidak memenuhi syarat dan tidak adanya perlakukan khusus terhadap sampah medis dan non medis. Pelaksanaan peraturan pengelolaan sampah dipengaruhi oleh struktur organisasi didalamnya. Organisasi diperlukan untuk merencanakan pelaksanan pengelolaaan sampah daan menentukan kebijakan yang akan dilakukan dalam pengelolaan sampah sesuai dengan kondisi rumah sakit. Namun tidak adanya kebijakan untuk pembagian tugas yang jelas akibatnya pengawas tidak mengetahui bagaimana tugasnya yang seharusnya untuk mengamati langsung dan membuat laporan lisan maupun tulisan tentang pelaksanaan pengelolaan sampah. BSN, 2002.

5.1.4. Pembiayaan