Pengertian Disiplin Kerja Guru

BAB II KAJIAN TEORI

A. Disiplin Kerja Guru

1. Pengertian Disiplin Kerja Guru

Disiplin sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena itu, kedisiplinan harus ditanamkan secara terus menerus terhadap individu, dengan penanaman yang terus menerus maka disipilin akan menjadi kebiasaan. Orang-orang yang sukses dengan pekerjaannya, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang-orang yang gagal umumnya tidak disipilin. Untuk dapat memahami apa itu disiplin kerja guru, penulis mengemukakan terlebih dahulu pengertian disiplin. Disiplin berasal dari akar kata “disciple“ yang berarti belajar. 1 Menurut Sumedi ysng dikutip oleh IG Wursanto kata disiplin sebenarnya berasal dari kata dispel yang berarti pengikut. Pengertian lain dari kata disiplin ialah melatih dan mendidik orang-orang terhadap perturan-peraturan agar ada kepatuhan dan kemudian supaya dapat berjalan dengan tertib dan teratur dalam organisasi 2 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “disiplin adalah ketaatan, aturan yang ketat, tata tertib yang harus dipatuhi. 3 Sedangkan menurut Ali Imron disiplin merupakan suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung 1 http:www.google.co.id ,Kmpk.UGM.ac.iddataSPMKK3c-DISIPLINrevPeb03.doc 2 I.G. Wursanto, Pokok-pokok Pengertian Human Relations dalam Manajemen, Jakarta: Pusaka Dian, 1995, Cet I, h 33. 3 J.S. Badudu, Kamus Umum Bahasa Indoenesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan 1994, Cet II, h,349. 6 dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati. 4 Dengan demikian maka disiplin dapat diartikan sebagai suatu kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang tersebut karena disiplin merupakan suatu arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Jadi, dispilin merupakan proses latihan dan belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam bertindak, berfikir dan bekerja yang aktif dan kreatif. Disiplin juga merupakan suatu kepatuhan dari orang-orang dalam suatu organisasi terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan keadaan yang tertib. Pada tingkat individu, disiplin mempunyai tiga aspek, yaitu : pertama, pemahaman yang baik mengenai sistem aturan dan norma, yang menumbuhkan kesadaran dan ketaatan pada aturan, kriteria atau standar yang merupakan syarat untuk mencapai keberhasilan. Kedua, sikap mental yang merupakan sikap taat dan tata tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak. Ketiga, perilaku yang secara wajar menunjukan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. 5 Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu : a. Disiplin Preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena dipaksa manajemen. b. Disiplin korektip adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggara-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan 4 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, Cet I, h, 182. 5 Pedoman Pelaksanaan Disiplin...,hlm.21 korektip sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. 6 Ali Imron membagi disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian, permissive, dan kebebasan yang terkendali atau tanggung jawab demokratis. 7 1. Disiplin Otoritarian. Disiplin otoritarian ini guru di sekolah dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala mau menurut saja terhadap perintah dan anjuran pejabat atau pembina tanpa banyak menyunbangkan pikiran-pikiranya. Guru wajib menuruti semua yang dikehendaki oleh pejabat atau pembina dan tidak boleh membantah. Dengan demikian, pejabat atau pembina bebas memberikan tekanan kepada guru sehingga guru takut dan terpaksa mengikuti apa yang diingini oleh pejabat atau pembina disekolah. 2. Disiplin Permissive. Menurut konsep ini, gurulah harus diberikan kebebasan seluas- luasnya di dalam kelas maupun di sekolah. Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada guru, guru dibiarkan berbuat apa saja sepanjang menurutnya itu baik, dengan demikian dampak dari konsep ini akan menimbulkan kebimbangan dan kebingungan karena tidak tahu mana yang dilarang dan tidak dilarang. 3. Disiplin Demokratis Disiplin demokratis memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada guru untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan di tanggung sendiri Berikut ini penulis mengemukakan pengertian kerja. Menurut Dhimas “Kerja adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.” Selanjutnya Dhimas mengatakan bahwa, “kerja adalah pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.” 8 Menurut JS Badudu, “kerja merupakan apa yang dilakukan, mata pencaharian.” 9 6 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusi, Yogyakarta: Anggota Ikapi 2001, cet, 15, hlm, 208 7 Ali Imron, Pembinaan Guru...,hlm.183. 8 http:www.google.co.id . Dhimaskasep.File. Wordpress.com20080310-arti-kerja.Ppt 9 J.S. Badudu, Kamus Umum...,hlm. 678 Beradasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu ketaatan kepada peraturan di dalam melakukan segala sesuatu pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang akan dicapai baik di dalam masyarakat maupun ditempat kerja. Selanjutnya mengenai guru Jean D. Grambs dan C. Morris Mc Clare mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Hamzah. B. Uno bahwa guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu hingga dapat terjadi pendidikan. 10 Guru merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, yang berati guru bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Dalam melaksanakan bidang pekerjaanya agar dapat berhasil, guru dituntut untuk memiliki disiplin kerja. Masih berkaitan dengan disiplin kerja guru, menurut Ali Imron disiplin kerja guru adalah Suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah, tanpa pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya, terhadap sekolah secara keseluruhan 11 . Oleh karena itu ada beberapa prinsi-prinsip yang dapat menumbuhkan disiplin kerja guru yaitu : a Pemimpin mempunyai prilaku positif Untuk dapat menjalankan disiplin yang baik dan benar, seorang pemimpin harus dapat menjadi role modelpanutan bagi bawahannya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus dapat mempertahankan perilaku yang positif sesuai dengan harapan staf. b Penelitian yang Cermat terhadap Pelanggaran Dampak dari tindakan indisipliner cukup serius, pimpinan harus memahami akibatnya. Data dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi dari staf yang lain, tanyakan secara pribadi rangkaian pelanggaran yang telah dilakukan, analisa, dan bila perlu minta pendapat dari pimpinan lainnya. c Kesegeraan 10 Hamzah. B. Uno, Profesi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara 2008, cet. III, h, 15. 11 Ali Imron, Pembinaan Guru..., h. 183. Pimpinan harus peka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh bawahan sesegera mungkin dan harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Karena, bila dibiarkan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan ditegakkan dapat dianggap lemah, tidak jelas, dan akan mempengaruhi hubungan kerja dalam organisasi tersebut. d Lindungi Kerahasiaan privacy Tindakan indisipliner akan mempengaruhi ego staf, oleh karena itu akan lebih baik apabila permasalahan didiskusikan secara pribadi, pada ruangan tersendiri dengan suasana yang rileks dan tenang. Kerahasiaan harus tetap dijaga karena mungkin dapat mempengaruhi masa depannya . e Fokus pada Masalah. Pimpinan harus dapat melakukan penekanan pada kesalahan yang dilakukan bawahan dan bukan pada pribadinya, kemukakan bahwa kesalahan yang dilakukan tidak dapat dibenarkan. f Peraturan Dijalankan Secara Konsisten Peraturan dijalankan secara konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap pegawai yang bersalah harus dibina sehingga mereka tidak merasa dihukum dan dapat menerima sanksi yang dilakukan secara wajar. g Fleksibel Tindakan disipliner ditetapkan apabila seluruh informasi tentang pegawai telah di analisa dan dipertimbangkan. Hal yang menjadi pertimbangan antara lain adalah tingkat kesalahannya, prestasi pekerjaan yang lalu, tingkat kemampuannya dan pengaruhnya terhadap organisasi h Mengandung Nasihat Jelaskan secara bijaksana bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak dapat diterima. File pegawai yang berisi catatan khusus dapat digunakan sebagai acuan, sehingga mereka dapat memahami kesalahannya. i Tindakan Konstruktif Pimpinan harus yakin bahwa bawahan telah memahami perilakunya bertentangan dengan tujuan organisasi dan jelaskan kembali pentingnya peraturan untuk staf maupun organisasi. Upayakan agar staf dapat merubah perilakunya sehingga tindakan indisipliner tidak terulang lagi. j Follow Up Evaluasi Pimpinan harus secara cermat mengawasi dan menetapkan apakah perilaku bawahan sudah berubah. Apabila perilaku bawahan tidak berubah, pimpinan harus melihat kembali penyebabnya dan mengevaluasi kembali batasan akhir tindakan indisipliner. 12 12 http:www.google.co.id. Kmpk.UGM.ac.iddataSPMKK3c-DISIPLINrevPeb03.doc Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dalam pembagian disiplin kerja. Secara umum disiplin kerja dibagi atas dua aspek, yaitu disiplin terhadap waktu dan disiplin terhadap perbuatan. 13 a Disiplin waktu, yaitu disiplin yang berhubungan dengan ketepatan waktu, datang dan pulang mengajar, mengelola waktu dengan baik, mengawali dan mengakhiri proses belajar mengajar dan melaksanakan program kegiatan sekolah b Disiplin perbuatan, yaitu suatu pekerjaan yang selalu dibebankan kepada guru yang harus segera diselesaikan, karena bila tidak akan menimbulkan penumpukan pekerjaan dan dapat menghambat pekerjaan lainnya yang merupakan mata rantai suatu proses. Selanjutnya ada tiga indikator lagi untuk melihat sejauh mana tingkat disiplin kerja guru dalam menjalankan tugas-tugasnya, adalah : 14 a. Disiplin terhadap suasana kerja yang meliputi: memanfaatkan lingkungan sekolah, menjalin hubungan yang baik, dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. b. Disiplin di dalam melayani masyarakat yang meliputi: melayani peserta didik, melayani orang tua siswa, dan melayani masyarakat sekitar c. Disiplin terhadap sikap, tingkah laku dan penampilan yang meliputi, memperhatikan sikap, memperhatikan tingkah laku, cara berpenampilan dan memperhatikan harga diri. Pembagian disiplin kerja guru di atas akan sangat mempengaruhi keberhasilan mengajar sehingga kedua indikator di atas saling mempengaruhi. Misalnya dalam proses pembelajaran, seorang guru diwajibkan menyiapkan satuan pelajaran, jika guru tersebut lalai dalam melaksanakan kewajibannya maka yang akan menjadi korbah adalah peserta didik.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru