Hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas balajar siswa di MTS Soebono Mantofani Jombang-Ciputat

(1)

Diajukan Kepada Fakaltas llmu Tarbiyah Dan Keguruan LlIN Synr(' Hidayatullah (lntuk Memeruiti Persyarot dalam Memperoleh Gelar Sariana

Pendidikan (S.Pd)

O l e h :

Ermawati

206018200193

PROGRAM STUDI MANAJBMEN PEI.{DIDIKAN

JURUSAN KEPBNDIDKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

TiNIVER SITA S ISLA M NEGERI S }'ARTF HIDA YA T T ILLA I{

JAKARTA

2011/1431H

I

I T D .


(2)

HUBUNGAN DISPLIN KERJA GURU DENGAN KUALITAS BELAJAR SISWA DI MTS SOEBONO M,q.NTOFANI

JOMBANG_ CIPUTAT Skripsi

Diajukan kqada Fakultas llrmt Tarbiyh dnn Keguruan UIN Syarif Hidaytullah untuk Memetuhi Persyaratdn dalam Manperoleh Getar Sarjana

Pqtdidikan (S.Pd)

O l e h :

ERMAWATI 206018200193

DRA NURDELIMA WARTNVU. M.Pd NrP. I 96 7 I 0 2020 Otl 220 0 |

PROGRAM STTIDI MANA.IEMEN P ENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN TSLAM

FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN KEGURUAN

U I\IVERS ITA S IS LAM N EGERI SYARIF HtD A YAT tIL LAH JAKARTA 2010n471 W


(3)

sidang munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (urN) Syarif Flidayatullah Jakarta, 20 September 20ll dihadapan dewan penguji. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan (s.Pd) pada Jurusan Kependidikan Islam, program studi ivlanajemen Pendid ikan.

J akarta, 20 September 20 1 I Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal

Drs. Rusydy Zakaria M.Ed.M.phil S.{rO/r, NIP. 19560s30 198503 I 002

Ketua Program Studi Manaiemen pendidikan

so/i"

Drs. H. Mu'arif SAM. M.pd

NIP.196s07t7 199403 1 005

Drs.H.Mudjahid Ak.M. Sc N I P . 1 9 4 7 0 7 1 4 1 9 6 s t 0 I 0 0 1 Penguji I

Dra. Yefnelt), Z. M.Ag NIP.i953 101 198203 2 001 Penguji II

'?/ee:

!'

1-ab/-a

"'lq"'"

Mengetahui

Dra.-Nurle N r P . 1 9 5 9 1


(4)

Saya yang berranda tangan di bawah ini: Nama

N I M

Pio-eram Studi Jurusan Fakultas

Ermarvati 2060t8200193 ivfanajemen Pend id i kan Kependidikan Islarn

Fakultas Ilmu Tarbiyah tjan Kegtruan

Dengan ini menyatakan bahrva:

l. skripsi ini merupakan hasir karya asli 1,ang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memneroreh gelar Sarjana strata I (sl) di utN Syarif Hidayatullah Jakana.

2. semua sumber yang saya gunakirn dalarn penulisan skripsi ini telah sa1,a cantumkan sesuai dengan ketentuan yan-e berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3' Jika di kernudian hari terbukti bahrva kann ini bukan karya asli saya arau merupakan jiplakan dari karya orang Iain. maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlrku di ulN Sl,arif Hiclayatullah Jakarla.

.iakarta, 13 Juli 201 I

TFffi-W--,

o.or,*eaonffiru -i^l

cfiWflffiffi'

+

E r m a l v a t i


(5)

"Hubungan Disiplin Kerja Guru Dengan Kualitas Belajar Siswa Di MTs Soebono Mantofani Jornbang-Ciputat" yang disusun oleh Ermawati, NIM 206018200193. Program Studi Manajemen Pendidikan; Jurusan Kependidikan Islam; Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenararurya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 13 Juli 20l l

Jakarta, l3 Juli 201 I Dosen Pembimbing Skripsi

Dra. Nurdelima Waruwu. M.Pd NrP.19671020 200t12 2 001


(6)

Kependidikan Islam, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan UIN Syarif Hidayatullah.

Disiplin merupakan salah satu bagian dari keseluruhan sistem tata kelola pendidikan dan ia merupakan faktor yang utama dalam menentukan kualitas belajar siswa disuatu sekolah. Jika siswa belajar dengan disiplin, berarti ia tekun mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Disiplin belajar siswa dapat dilihat dari ketekunannya belajar, ketaatan terhadap jam-jam belajar, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah memeriksa buku pelajaran sebelum berangkat ke sekolah dan tidak terjerumus pada kenakalan. Perwujudan dari disiplin belajar akan terlihat dari tingkat prestasi belajar yang dicapainya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriftif korelasional.

Jenis penelitian ini adalah studi korelasional dengan menggunakan metode kuantitatif dengan penalaahan hubungan antara dua variable yaitu disiplin kerja guru (X) dan kualitas (Y) kemudian diolah menggunakan rumus product moment. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan angketan serta dalam penelitian ini yaitu siswa dan guru MTs Soebono Mantofani. Dari hasil penelitian ini hubungan disiplin kerja antara guru dengan kualitas belajar siswa “sangat rendah” artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil skor 0,264 yang temasuk dalam kategori rendah

Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa. Disiplin kerja guru hanya memberikan pengaruh sebesar 2,8% terhadap kualitas belajar.


(7)

i

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan yang berjudul “HUBUNGAN DISIPLIN KERJA GURU DENGAN KUALITAS BELAJAR SISWA DI MTs SOEBONO MANTOFANI JOMBANG – CIPUTAT”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa dengan selesainya skripsi ini tidak terlepasnya dari bantuan dan dorongan semua pihak langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, Ma., dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed,. M.Phil., ketua jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

3. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd., Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

4. Dra. Nurdelima Waruwu. M.Pd., yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini,

5. Drs. Sutarto kepala MTs Soebono Mantofani yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang bapak pimpin.

6. Daswira, kepala TU MTs Soebono Mantofani yang juga telah banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian.

7. Para guru dan staf MTs Soebono Mantofani yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian,

8. Kedua orang tua tercinta, bapak (M. Marzuki) dan mamah (Nur Aeri) yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil, serta kakak (Herliana, S.Pdi, Chairul Anwar dan Hamyen Mashudi, S.Pd) yang selalu member motivasi.


(8)

ii

10.Semua pihak yang tidak dapat lagi disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat atas kebaikan kalian semua.

Atas segala bantuan yang mereka berikan kepada penulis, semoga Allah SWT memberikan kebaikan kepada mereka. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, 14 Juli 2011


(9)

iii

LEMBARAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBARAN UJI REFERENSI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Disiplin Kerja Guru ... 9

1. Pengertian Disiplin Kerja Guru ... 9

2. Tugas dan Peran Guru ... 12

3. Fungsi dan Aspek-aspek ... 19

4. Macam-macam Disiplin Kerja Guru ... 20

5. Indikator-indikator Disiplin Kerja Guru ... 22

B. Kualitas Belajar ... 25

1. Pengertian Belajar ... 25

2. Teori Tentang Belajar ... 27


(10)

iv BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Tujuan Penelitian ... 35

C. Variable Penelitian ... 36

D. Metode Penelitian ... 37

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Instrument Pengumpulan Data ... 39

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

I. Teknik Analisa Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Peneltian... 51

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

v

LAMPIRAN 3 : Tabel Penolong Uji Realibilitas Instrumen ... 65

LAMPIRAN 4 : Angket Penelitian Disiplin Kerja Guru ... 66

LAMPIRAN 5 : Nukilan Tabel Nilai r Product Moment ... 68

LAMPIRAN 6 : Nukilan Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Terntentu dengan Taraf Kesalahan 1%, 5%, dan 10% ... 69

LAMPIRAN 7 : Lembara Uji Referensi ... 71

LAMPIRAN 8 : Surat Pengajuan Propsal Skripsi ... 74

LAMPIRAN 9 : Surat Bimbingan Skripsi ... 75

LAMPIRAN 10: Surat Permohonan Izin Penelitian ... 76


(12)

vi

TABEL : Perhitungan Nomor Item Valid dan Drop ... 38

TABEL : Tingkat Disiplin Guru ... 42

TABEL : Sarana dan Prasarana ... 46

TABEL : Data Guru MTs Soebono Mantofani 2011... 47

TABEL : Jumlah Skor Hasil Angket ... 49

TABEL : Distribusi Frekuensi ... 51

TABEL : Rata-Rata Nilai Semester MTs Soebono Mantofani ... 59

TABEL : Distribusi Frekuensi ... 55

TABEL : Tabel Penolong Untuk Nilai Korelasi Antara variabel X dan Y ... 56


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai tantangan di dunia pendidikan adalah masalah kualitas dan pemerataan pendidikan. Berbicara tentang masalah pendidikan tidak akan terlepas dari komponen yang menentukan, yaitu organisasi, personel, kesiswaan, sarana dan prasarana, pembiayaan, kurikulum, hubungan masyarakat, administrasi keuangan, dan guru sebagai motor penggerak.

Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi kemajuan Bangsa dan Negara. Pendidikan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saja tetapi pendidikan juga ikut membantu watak dan sikap manusia.

Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab I pasal 1(1) dikemukakan bahwa : Pendidikan di


(14)

definisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, masyarakat Bangsa dan Negara.2

Pendidikan yang baik adalah mampu memberikan sumbangan pada semua pertumbuhan individu dalam meningkatkan, mengembangkan dan menumbuhkan kesediaan, bakat, minat, dan kemampuan akal. Oleh karena itu pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia, guna mencerdaskan anak Bangsa.

Melalui pendidikan seseorang memperoleh informasi dan pengetahuan. Semakin tinggi pendidikannya semakin banyak informasi dan pengetahuan yang diperolehnya. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dilandasi oleh keinginan dan motif untuk menjadi manusia yang baik.

Begitu juga dengan belajar sangat diperlukan adanya motif. “Motive is

essential to condition of learning.” Hasil belajar menjadi optimal, kalau ada

motif. Makin kuat motif yang diberikan, makin berhasil pula pelajaran yang dipelajari dan dimiliki. Motif senantiasa menentukan intensitas usaha belajar seseorang.

Arifin menyatakan, belajar adalah “Kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi, serta menganalisis bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru yang berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang disajikan

2

Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembangaan Agama Islam, Memahami Paradigma Baru PendidikanNasional Dalam Undang-undang, (Jakarta : 2003), h:34


(15)

itu.”2

Kegiatan anak didik dalam menerima bahan ajar tersebut juga dengan baik tidak terlepas dari adanya disiplin kerja guru akan memberi dukungan terhadap kualitas belajar anak.

Disiplin adalah faktor yang esensial dalam mengembangkan potensi individu dan menciptakan kehidupan yang harmonis dan menimbulkan hasil dalam proses kelompok. Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang mendorong semangat kerja dalam bentuk pelaksanaan peraturan yang sangat diperlukan bagi karyawan, guru dan peserta didik dalam menciptakan tata tertib organisasi sekolah.

Disiplin kerja yang baik juga mencerminkan kepribadian seorang guru yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, selain mempunyai intelektual yang tinggi wawasan yang luas dan berbagai kompetensi yang dimilikinya.

Pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhinya diantaranya adalah disiplin kerja guru yang masih rendah, sehingga dapat mengakibatkan prestasi dan kualitas belajar siswa menurun. Kesulitan yang dialami oleh siswa tidak lepas dari prinsip belajar tuntas (mastery learning) dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai , siswa harus mencapai suatu unit pelajaran tertentu sebelum pindah ke unit pelajaran

2

H,M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), h.172


(16)

berikutnya. Namun dalam kenyataannya, tidak semua siswa dapat memahami tujuan pembelajaran sesuai dengan tujuan prinsip belajar tuntas tersebut.

Prinsip belajar adalah proses belajar pada dasarnya merupakan suatu sistem, sehingga terdiri atas sejumlah unsur (komponen) yang tersusun secara teratur dan saling berhubungan. Untuk meningkatkan hasil belajar komponen di dalam proses pembalajaran harus berkualitas. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar adalah mengoptimalkan kemampuan guru untuk mengenali kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam memecahkan soal-soal tersebut. Komponen merupakan komponen yang besar pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran. Sebab guru adalah komponen yang sangat dekat dengan siswa dalam pendidikan di sekolah. Untuk itu seorang guru selalu dapat mengembangkan proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa-siswanya.

Guru merupakan tenaga pendidik terdepan dalam melaksanakan tugas pokok lembaga pendidikan. Guru mempunyai peran yang sangat besar karena disamping membimbing para siswa untuk memcapai prestasi serta mengatasi berbagai kesulitan belajar, juga mempunyai andil yang sangat besar untuk memajukan masyarakat agar menjadi manusia yang berkulaitas dan berguna bagi agama, bangsa, dan Negara serta mampu bersaing dimasa yang akan datang.

Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi kelangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan perjalanan zaman dan teknologi yang kian canggih dab


(17)

segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamika untuk dapat mengadaptasikan diri. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tugas guru, ialah kinerjanya di dalam merencanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar.

Demikian besarnya tanggung jawab guru dalam mengembangkan misi pendidikan sehingga guru dituntut bekerja ekstra dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu guru harus memiliki berbagai faktor penunjang untuk merealisasikan misi pendidikan tersebut, salah satunya adalah faktor disiplin kerja yang tinggi. Disiplin kerja guru yang tinggi menjadi pendorong bagi peserta didik dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.

Dalam meningkatkan kualitas belajar hendaknya guru mampu melaksanakan tugasnya dalam bentuk pengolahan kegiatan belajar mengajar. Bila guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik akan terjadi perubahan-perubahan yang berarti pada siswanya, antara lain timbul sikap positif dalam belajarnya dan sudah barang tertentu prestasi belajarnyapun meningkat. Peningkatan kualitas pendidikan tidak mungkin ada tanpa pembinaan performance dari guru karena guru merupakan sumber daya yang sangat menentukan untuk keberhasilan pendidikan.

MTS Soebono Mantofani Jombang adalah Madrasah Tsanawiyah yang sudah berdiri sejak tahun 1995 dengan jumlah siswa 540 orang sementara jumlah


(18)

tenaga pendidik (guru) belum dapat mengakomodasi jumlah siswa yang cukup banyak tersebut, meskipun selama ini telah dilakukan pula beberapa upaya dalam mengatasinya. Antara lain dengan menambah jam kerja guru, namun dirasakan bahwa hal itu masih belum cukup untuk menangani siswa secara keseluruhan. Hal ini disebabkan antara lain : Jumlah tenaga pendidik (guru) sangat terbatas dan fasilitas kurang memadai, sehingga berpengaruh pada rendahnya disiplin kerja guru serta kualitas belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas dan realita yang ada, penulis terdorong untuk melakukan kajian ilmiah melalui penelitian tentang :

HUBUNGAN DISPLIN KERJA GURU DENGAN KUALITAS BELAJAR

SISWA DI MTS SOEBONO MANTOFANI JOMBANG - CIPUTAT”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya perhatian terhadap disiplin waktu yang telah ditetapkan 2. Kurangnya tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas 3. Perhatian terhadap tata tertib sekolah masih rendah

4. Rendahnya perhatian siswa dalam belajar

5. Kurangnya perhatian siswa dalam tugas yang diberikan guru


(19)

C. Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan dalam penyusunan skripsi ini, penulis membatasi masalah penelitian pada :

1. Disiplin kerja guru yang dimaksud adalah ketaatan guru terhadap peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

2. Kualitas belajar yang dimaksud adalah nilai semester siswa 2010-2011.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah penelitian di atas maka perumusan masalah yang penulis kemukakan dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimanakah tingkat disiplin kerja guru di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat ?

2. Bagaimana kualitas belajar siswa di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat?

3. Bagaimanakah hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa di MTs Soebono Mantofani?

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak khasanah kepustakaan pendidikan, khususnya mengenai hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa, serta dapat menjadikan bahan masukan bagi mereka yang berminat untuk menindak lanjuti hasil penelitian yang lebih banyak.


(20)

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah tentang hubungan disiplin kerja guru dengan proses belajar siswa di MTS Soebono Mantofani.

a. Bagi pihak peneliti :

- Untuk memahami kajian ilmu pendidikan dalam upaya mempersiapkan diri menjadi tenaga pengajar yang professional. - Untuk menekuni pengembangan ilmu dalam menekuni

masalah-masalah penelitian secara mandiri (individual).

b. Bagi pihak sekolah untuk mengarahkan siswa siswinya di dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di sekolah.

c. Bagi pihak guru yaitu untuk lebih meningkatkan profesionalitasnya sebagai pendidik/tenaga pengajar yang memiliki disiplin kerja.


(21)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Disiplin Kerja Guru

a. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin merupakan cermin kepribadian seseorang kemampuan atau kekuatan yang ada pada individu sangat diperlukan sebagai suatu cara untuk memahami ciri utama disiplin.

Disiplin kerja terdiri dari dua kata yaitu disiplin dan kerja. Menurut Soerjono Soekanto “Disiplin ialah kepatuhan terhadap peraturan yang telah ditetapkan sehingga dalam pembicaraan sehari-hari istilah tersebut biasanya


(22)

dikaitkan dengan keadaan tertib suatu keadaan di mana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”1

Disiplin berasal dari akar kata “disciple“ yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi.2

Hal ini dapat diartikan sebagai suatu usaha kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya dorongan dari dalam diri orang itu.

Pengertian disiplin dalam arti luas dikemukakan oleh Ahmad “Bahwa disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang diajukan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.”3

Dengan demikian, maka disiplin merupakan suatu proses latihan dan belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam bertindak, berpikir, dan bekerja yang aktif dan kreatif. Disiplin juga merupakan suatu kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dalam diri seseorang pada

1

Soerjono Soekanto, Remaja dan Masalah-masalahnya, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1990 ), Cet.2, h.79

2

www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/3c-DISIPLIN(revPeb'03).doc

3

Ahmad Rohani. HM, Pengelolaan Pengajaran, ( Jakarta: PT. Asdi Mahasatya 2004 ), Cet. 2 h.133


(23)

suatu organisasi terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan keadaan tertib.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan oleh setiap lembaga sekolah. Dimana kesemuanya itu harus dijalankan, ditegakkan dan dipatuhi oleh semua individu yang ada di dalam lembaga tersebut, sehingga kedisiplinan dapat berjalan dengan baik. Maka segala tujuan yang diharapkan dan dicita-citakan akan dapat tercapai secara maksimal.

Kemudian pengertian kerja menurut Kasmisa adalah “Perbuatan melakukan sesuatu kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil, hal pencarian nafkah.”4

Dari definisi tersebut dapat pula diartikan bahwa kerja adalah fungsi hidup manusia untuk mendapatkan kebahagian lahir dan batin. Manusia bekerja adalah untuk menghasilkan suatu alat pemuas kebutuhannya. Bila kata “disiplin” dan kata “kerja” digabungkan maka disiplin kerja dapat bermakna suasana batin yang berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan bersemangat atau tidak bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan.

Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas kerja, sedangkan produktifitas merupakan keberhasilan dari suatu organisasi. Dengan demikian terdapat keterkaitan antara disiplin kerja dengan

4


(24)

produktifitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin adalah salah satu penentu berhasil atau tidaknya tujuan organisasi.

Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya untuk mendorong semangat kerja dalam mewujudkan tujuan organisasi. Untuk disiplin dalam bentuk pelaksanaan peraturan sangat diperlukan bagi karyawan, guru peserta didik sebagai wujud nyata dari pengawasan dalam menciptakan tata tertib organisasi sekolah.

b. Tugas Dan Peran Guru a. Tugas Guru

Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru merupakan sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Menurut M. Nasir Budiman “Guru bertugas mempersiapkan manusia yang cakap serta diharapkan dapat membangun dirinya dan membangun bangsa dan Negara.”5

Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesinalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik, dan guru

5

M. Nasir Budiman, Pendidikan dalam Prespektif Al-Qur’an, ( Jakarta : Madani Pers, 2001 ), h.100


(25)

juga bertugas melatih mengembangkan keterampilan serta dapat menerapkan dalam kehidupan demi masa depan anak didik.”6

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didik.

Abu Ahmad, Widodo Supriono merinci tugas-tugas guru berpusat pada: 1. Mendidik anak dengan titik berat memberikan arah dan motivasi

pencapaian tujuan baik jangka panjang meupun jangka pendek.

2. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman-pengalaman belajar yang memadai.

3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuain diri.”7

Dengan demikian dalam proses belajar mengajar, guru tidak terbatas sebagai penyampaian ilmu pengatahuan saja akan tetapi lebih dari itu guru bertanggung jawab akan seluruh perkembangan kepribadian peserta didik. Proses belajar mengajar akan senantiasa ditingkatkan terus menerus dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

6

Syaiful Bahri Djamara, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000 ), h.42

7

A. Abu Ahmadi, Widodo Supriono, Psikologi Belajar, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000 ), h.104


(26)

b. Peran Guru

Peranan guru akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak mencurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya.

James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: “menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegaiatan siswa.”8

Secara rinci peranan guru dalam kegaiatan belajar mengajar, dapat disebutkan sebagai

berikut:

a. Informator

Sebagai pelaksanaan cara mengajar information, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegaiatan akademik maupun umum. b. Organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain.

8

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004 ), h.144


(27)

c. Motivator

Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. d. Pengarah/direktor

Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

e. Inisiator

Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide merupakan kreatif yang dicontohkan oleh anak didiknya.

f. Transmitter

Dalam kegiatan belajar juga guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

g. Fasilitator

Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses mengajar sehingga interaksi belajar mengajarakan berlangsung secara efektif.

h. Mediator

Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.


(28)

i. Evaluator

Peran sebagai evaluator guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.”9

Guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun diluar sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik di sekolah maupun diluar sekolah.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa peran guru yang harus dilakukan sebagai berikut:

1. Peran sebagai pengajar (Intructional)

Peran ini mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi pelajaran sesuai dengan GBPP. Dalam melaksanakan peran tersebut guru perlu melakukan:

a. Menyusun program pengajaran selama kurun waktu tertentu secara berkelanjutan.

9


(29)

b. Membuat persiapan mengajar dan recana kegiatan belajar mengajar untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan dengan penggunaan metode tertentu.

c. Menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terlaksananya kegaiatan belajar mengajar.10

d. Merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi belajar.

e. Menyiapkan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelajaran yang merupakan program sekolah.”10

2. Peran sebagai pendidik (Educational)

Tugas guru bukan saja mengajar, tetapi lebih dari itu mengantar siswa menjadi manusia dewasa yang cakap dan berbudi luhur, oleh sebab itu guru harus memperhatikan siswa terutama sikap, tingkah laku, ketertiban dan kedisiplinanya.

3. Peran sebagai pemimpin (Managerial)

Peran ini bukan saja terdapat pada kelas namun juga di luar kelas, bukan saja pada saat pelajaran berlangsung tetapi juga sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung. Sehubung dengan itu guru harus banyak mengetahui tentang latar belakang siswa-siswanya, baik segi social, ekonomi, maupun budaya.

10

Departemen Pendidikan Kebudayaan, Pengelolaan kelas Di Sekolah Dasar, (Depdikbud: 1993/1994), h.3


(30)

Lain halnya dengan pendapat Oemar Hamalik Mengemukakan peran dan tugas guru sebagai berikut:

1. Sebagai faslitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegaiatan belajar.

2. Sebagai pembimbing yang membantu siswa mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran.

3. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan yang menetang siswa agar melakukan kegiatan belajar.

4. Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan siswa dan masyarakat.

5. Sebagai model yang mampu memberikan contoh yang baik kepada siswanya agar berprilaku yang baik.

6. Sebagai evaluator, yang melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar siswa.

7. Sebagai innovator, yang turut menyebar luaskan usaha-usaha pembaharuan kepada masyarakat.

8. Sebagai agen moral politik yang turut membina moral masyarakat, peserta didik serta menunjang upaya-upaya pembanguna.

9. Sebagai agen kognitif, yang menyebarkan ilmu pengetahuan pada peserta didik dan masyarakat.


(31)

10.Sebagai manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga proses pembelajaran berhasil.”11

c. Fungsi dan Aspek-Aspek Disiplin Kerja Guru

Sebagai kunci keberhasilan sekolah guru dituntut memiliki disiplin kerja yang tinggi. Disiplin kerja sebagai ketaatan menjalankan peraturan mempunyai bebrapa fungsi. Diantaranya disiplin berfungsi sebagai peningkat produktivitas yang tinggi, kreatifitas dan aktifitas serta motivasi guru dalam mengajar agar tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan efesien.

Di lain sisi, disiplin kerja guru juga berfungsi untuk memperteguh guru dan memberikan kemudahan dalam memperoleh hasil kerja yang memuaskan, memberikan kesiapan bagi guru dalam melaksanakan proses kerja dan akan menunjang hal-hal yang positif dalam melakukan berbagai kegaiatan dan proses kerja guru.

Dengan demikian betapa pentingnya disiplin kerja guru. Sehingga jelas guru yang memiliki disiplin kerja diharapkan mampun meningkatkan produktivitas kerja. Jadi produktivitas ditentukan oleh disiplin kerja.

Disiplin kerja guru berfungsi, apabila guru memiliki aspek-aspek sebagai berikut:

11


(32)

1. Hadir dan pulang tepat waktu. 2. Menandatangani daftar hadir.

3. Membuat program dan persiapan sebelum mengajar. 4. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

5. Melaksanakan penilaian terhadap pelaksanaan KBM.

6. Menyelesaikan administrasi kelas dan sekolah secara baik dan teratur. 7. Memelihara dan menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang menyenagkan.”12

d. Macam-Macam Disiplin Kerja Guru

Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentukbpengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.13

12

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000 ), h.47

13

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004 ), Cet, 11, h.305


(33)

1. Disiplin preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya menggerakan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan.

2. Disiplin korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggaran, memelihara peraturan yang berlaku, dan memperbaiki pelajaran kepada pelanggaran.14

Dalam menegakkan kedisiplinan, maka sebenarnya untuk lebih mengefektifkan peraturan yang dikeluarkan dalam rangka menegakkan kedisiplinan perlu adanya teladan pemimpin. Dengan demikian bila suatu perusahaan ingin menegakkan kedisiplinan agar para karyawan datang tepat waktunya, maka hendaknya diusahakan agar pimpinan datang tepat waktu.15

14

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h.129

15

Alex S. Nitisemito, Manajamen Personalia Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991 ), Cet,8, h.205


(34)

Upaya peningkatan produktivitas kerja atas dasar pemberian konsekuensi berupa hadiah atau hukuman sebagai akibat prestasi kerja yang telah dicapai. Prestasi kerja, pencapaian tujuan dalam pelaksanaan suatu tugas, pencapaian hasil kerja yang melebihi standar kerja yang telah ditetapkan, yang diikuti pemeberian hadiah baik finansial maupun nonfinansial, apabila hadiah tersebut megena di hati pegawai atau sesuai dengan harapan yang menjadi kebutuhannya, pegawai tersebut akan cenderung untuk mengulangi perbuatannya. Sebaliknya, dalam rangka peningkatan produktivitas kerja, apabila manajer menjumpai pegawai yang tidak berhasil memenuhi standar kerja yang telah ditetapkan, maka manajer perlu memberikan hukuman sebagai konsekuensi dari rndahnya produktivitas kerja tersebut.16

Jadi, tata tertib dan sanksi yang telah disepakati oleh suatu sekolah jangan sampai membiarkan suatu pelanggaran tanpa adanya suatu tindakan yang tegas atau membiarkan suatu pelanggaran tanpa adanya suatu tindakan mereka tidak akan berani untuk melanggar lagi. Dan sebaiknya sanksi yang diberikan bersifat mendidik supaya bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.

e. Indikator-Indikator Disiplin Kerja Guru

Telah di jelaskan di depan bahwa pelaksanaan tugas guru merupakan perwujudan dari sikap disiplin guru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

16

Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer (Eksistensi Dalam Perilaku Organisasi ), ( Jakarta: Rajawali, 1990 ), Cet.1, h.265


(35)

pelaksanaan tugas guru merupakan “indikator” disiplin kerja guru, seorang guru yang telah melaksanakan tugasnya di anggap tidak disiplin.

Indikator disiplin kerja guru dalam hhal ini di kelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok, empat bagian itu adalah kehadiran sebelum mengajar, bertanggung jawab pada tugas pada saat mengajar, kerjasama dengan guru di sekolah, dan semangat kerja ketika mengajar.

1. Indikator Kehadiran

Sebelum masuk sekolah guru diharapkan datang tepat waktu agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan bagian dari kehadiran guru di kelas adalah sebagai berikut:

a. Mengisi daftar hadir

b. Datang di kelas tepat waktu c. Mengajar dengan sesuai jadwal

d. Keluar sekolah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan e. Izin keluar kepada guru piket jika ada kepentingan mendesak f. Memberikan kabar bila berhalangan hadir

2. Indikator Tanggung Jawab Pada Tugas

Tentang tugas dan tanggung jawab guru pada tugas dewasa ini bukan sekedar membaca buku-buku pelajaran dan kemudian menyampaikannya kepada siswa, tugas guru sangat kompleks berhubungan dengan jumlah komponen pengajaran sebagai suatu sistem.


(36)

Tugas guru dalam mengajar secara umum dapat di kelompokkan menjadi 3 (tiga), tiga bagian itu adalah sebelum mengajar, tugas pada saat mengajar, dan tugas setelah mengajar.

Tugas guru mengajar adalah sebagaimana merencanakan sebagai sistem pengajaran yang baik, tugas guru pada saat mengajar adalah bagaimana menciptakan suatu sistem pengajaran yang sesuai dengan yang di rencanakan, sedangkan tugas guru setelah mengajar adalah sebagaimana menentukan keberhasilan pengajaran yang telah dilakukannya.17

Masing-masing bagian ini kemudian di uraikan menjadi beberapa sub tugas yaitu:

a. Pada waktu sebelum mengajar

Membuat program mengajar sementara atau tahunan, membuat program satuan pengajaran, dan rencana pengajaran.

b. Tugas pada saat mengajar meliputi

Member motivasi dan apersepsi, melaksanakan belajar mengajar sesuai dengan rencana, menggunakan alat pelajaran atau alat peraga, membimbing siswa dalam proses kegaiatan mengajar, dan menyimpulkan materi yang di ajarkan.

c. Tugas guru setelah mengajar meliputi

Melaksanakan kegiatan penilaian, melaksanakan analisis belajar,

melaksanakan program perbaikan, dan membuat cacatan kemajuan hasil belajar siswa.

17


(37)

3. Indikator Semangat Kerja

Dengan semangat kerja yang tinggi ini membuktikan adanya kedisiplin kerja yang tinggi, baik di waktu mengajar ataupun memberikan tugas kepada siswa, karena semangat kerja di waktu datang dari dalam individu/guru tersebut, jika semangat guru kurang maka proses pembelajaran pun akan kurang baik dan sebaliknya jika semangat guru tinggi maka proses pembelajaran akan menjadi baik. Hal ini dapat dilihat dari

a. Dalam memberikan pelajaran di kelas

b. Memberikan dorongan atau motivasi bagi siswa agar berprestasi

B. Pengertian Belajar

Belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembangan; manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan nilai-nilai tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melaui belajar.

Ngalim Purwanto menguraikan mengenai apa yang dimaksud belajar, akan dikemukakan beberapa definisi yaitu:

a. Hilgard dan Bower, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi.

b. Gagne mengemukakan, belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga


(38)

perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

c. Morgan mengemukakan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan pengalaman.”18

Berdasarkan definisi di atas bahwa belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

Menurut M.Alisuf Sabri “belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik actual maupun potensial.”19

Perubahan tingkah laku aktual dan potensial yakni perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang dapat dilihat seperti anak dapat membaca, menulis serta pemahaman, dan hasil belajar yang tidak dapat dilihat yang dapat dirasakan oleh belajar saja, seperti penghargaan, kayakinan, kemampuan analisis dan evaluasi.

Dalam pandangan psikologi ada empat pandangan mengenai belajar yaitu:

18

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: Reamadja Karya, 2007 ), Cet 22, h.84

19


(39)

1. Pandangan psikologi behavioristik, menurut pandangan ini belajar dilaksanakan dengan control instrumental dari lingkungan. Guru mengkondisikan keadaan lingkungan sehingga siswa mau belajar.

2. Pandanga psikologi humanistic, belajar dapat dilakukan sendiri oleh siswa, dalam belajar demikian siswa senantiasa menemukan sendiri mwngwnai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru.

3. Pandangan psikologi kognitif, pandangan ini merupakan konvergensi dari pandangan behavioristik dan humanistic, menurut pandangan ini belajar merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan control instrumental yang berasal dari lingkungan.

4. Pandangan psikologi gestalt, menurut pandangan ini, belajar adalah usaha yang bersifat totalitas dari individu.”20

Berdasarkan pandangan psikologi di atas dapat disimpulkan bahwa anak didik tidak dijadikan menjadi orang lain melainkan dibiarkan menjadi diri sendiri. Ia tidak direkayasa agar terkait kepada orang lain, bertanggung kepada pihak lain dan memenuhi harapan orang lain. Ia dibiarkan agar menjadi dirinya sendiri.

2. Teori Tentang Belajar

Beberapa ahli mempunyai interprestasi masing-masing mengenai teori belajar, interprestasi tersebut terkadang berbeda antara satu ahli dengan ahli lainnya. Sesuai dengan pemahaman dan tekanan yang dimaksud.

20


(40)

Sehubungan terdapat perbedaan teori belajar sesuai dengan tokoh yang mengemukakannya di klafikasikan menjadi beberapa teori belajar sesuai dengan tokoh yang dikemukakannya :

a. Psikologi Daya

Menurut teori psikologi daya, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti menanggapi, daya mengingat, daya berpantasi, daya berpikir, daya menghendaki dan daya merasa. Daya-daya tersebut dapat diperkuat melalui latihan pembiasaan dan ulangan.

Berdasarkan padangan ini maka belajar di sekolah diartikan sebagai melatih daya psikis, terutama daya berpikir.21

b. Psikologi Asosiasi (Koneksionisme)

Belajar menurut teori ini adalah proses pembentukan asosiasi atau hubungan antara stimulus (perangsang) yang mengenai individu melalui penginderaan dan response (reaksi) yang diberikan individu terhadap rangsangan tadi, dan proses memperkuat hubungan tersebut, individu terdapat rangsangan tadi, dan proses memperkuat hubungan tersebut, disebut S-R bond.

Edward L. Thorndike perintis teori ini mengatakan 3 (tiga) hal hukum belajar yang dikembangkannya berdasarkan hasil penyelidikan-penyelidikan.

1. Law of Effect : bila hubungan antara stimulus dengan respon terjadi dan diikuti dengan keadaan memuaskan, maka hubungan itu diperkuat.

21


(41)

Sebaliknya jika hubungan itu diikuti dengan perasaan tidak menyenangkan, maka hubungan itu akan melemah.

2. Law of Exercise : hubungan antara perangsangan dan reaksi diperkuat dengan latihan dengan penguasaan, sebaliknya hubungan itu melemahkan jika tidak digunakan.

3. Law of Reandiness : bila satuan-satuan dalam system syaraf telah siap berkonduksi, dan hubungan itu berlangsung, maka terjadinya hubungan itu akan memuaskan.

Sumbangan pandangan E. L. Thorndike terhadap belajar diantaranya seperti berikut ini:

- Kematangan, kesiapan belajar dan motivasi berperanan penting dalam keberhasilan belajar.

- Perubahan tingkah laku dan hasil belajar dapat diperkuat melalui penggunaan hadiah (reward). Sebaliknya dapat diperlemah dengan penggunaan hukuman. - Dalam beberapa aspek belajar bidang kongnitif, dan bidang psikomtor

tertutama dalam belajar keterampilan, peranan trial and error cukup besar pengaruhnya.

c. Psikologi Gestalt

Wolfgang Kohler dan beberapa ahli psikolog lainnya berkeberatan atas pandangan bahwa belajar hanya sekedar pembentukan S-R bond atau kondisi. Belajar timbul dari suatu kegiatan yang kompleks, yang dipolakan dalam suatu response terhadap suatu situasi yang menyeluruh atau total.


(42)

Seseorang dikatakan belajar jika ia mendapat pemahaman, dan pemahaman itu diperoleh jika ia dapat melihat hubungan tertentu antara berbagai unsure dalam situasi yang dipelajari, apabila ia belajar dan mencoba memahami dan memperoleh kejelasan mengenai konsep masalah yang dipelajari.

3. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar diperlukan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Sistem lingkungan belajar dipengaruhi oleh berbagai komponen, misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan materi yang diajarkan. Guru dan siswa memainkan peranan dalam hubungan sosial di sekolah, jenis kegiatan yang yang dilakukan serta sarana prasarana belajar-mengajar yang tersedia.

Dari penjelasan di atas, maka tujuan belajar itu ada tiga yaitu :22 a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir dan faktor yang berkaitan. Kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, tidak bearti apa-apa. Cara yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dapat melakukan dengan upaya melaksanakan tugas membaca.

22

Sardiman A.M, Interakasi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000 ), h.26-29


(43)

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep dan keterampilan, memerlukan keterampilan baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan motorik yang berkaitan dengan tubuh siswa yang sedang belajar. Keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berkaitan dengan keterampilan motorik, karena sifatnya abstrak, yaitu menyangkut persoalan penghayatan, berpikir dan kreativitas menyelesaikan dan merumuskan masalah atau konsep. Keterampilan ini dapat dibentuk melatih kemampuan.

c. Pembentukan sikap

Untuk menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi siswa, guru yang bijak dan hati-hati dalam pendekatannya, dan berupaya memberi motivasi kepada siswanya.

Tujuan belajar adalah mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap metal. Pencapaian tujuan belajar menghasilkan belajar, hasil belajar meliputi :

a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)


(44)

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi proses tersebut, faktor ini akan menunjang berhasil tidaknya proses belajar mengajar dan mencapai hasil yang optimal.

Faktor yang mempengaruhi banyak sekali macamnya Aksya Azhari mengklafikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar sebagai berikut:

a. Faktor dari luar, faktor ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: 1. Faktor non sosial

2. Faktor sosial

b. Faktor yang berasal dari dalam, faktor ini juga dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Faktor fisiologis

2. Faktor psikologis.”23

Faktor non sosial adalah faktor yang berada diluar diri peserta didik seperti alat pelajaran, suhu udara, cuaca, tempat belajar, waktu dan lainnya. Sedangkan faktor sosial adalah faktor manusia.

Faktor fisiologis adalah faktor yang berasal dari peserta didik yang terlebih menunjukkan pada kondisi fisik adalah jasmani peserta didik, sedangkan faktor psikologi merupakan faktor yang berasal dari peserta didik yang bersifat kejiwaan serta perhatian dan sebagainya.

23

Sumandi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001 ) Cet 10, h.233


(45)

Penggolongan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara global juga dikemukakan oleh Muhibbin Syah, adalah sebagai berikut:

a. “Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegaiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.”24

Dalam kutipan di atas, maka nampaklah bahwa terdapat banyak sekali faktor-faktor yang proses belajar mengajar terutama untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar peserta didik. Untuk memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan diharapkan oleh pendidikan.

C. Kerangka Berpikir

Disiplin atau tata tertib pada diri sendiri mutlak diperlukan oleh setiap individu agar dapat diterima di dalam kelompok. Keberadaan disiplin dari membuat kita mengerti, menghargai, menghormati dan bertanggung jawab terhadap tugas yang ada pada diri sendiri maupun kelompok. Begitu juga halnya dengan disiplin seseorang guru yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

24


(46)

terhadap sekolah dan peserta didik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan anak didik. Seorang guru yang dapat melaksanakan tugas dan kedisiplinan dengan baik maka akan mendapatkan hasil yang baik.

Guru sebagai pendidik dan pengajar merupaka faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Guru juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar karena guru adalah figure yang menjadi contoh dan sebagai anutan bagi siswa. Oleh sebab itu guru harus mempunyai kepribadian yang baik dan layak untuk dicontohkan kepada peserta didik.

Sebagai pelaksana operasional yang langsung berhadapan dengan murid maka peranan mereka sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya dan pencapaian intitusional sekolah pada khususnya. Betapa tidak karena kita semua mengetahui terwujudnya murid yang pandai, terampil dan budi luhur serta bertanggung jawab, banyak bergantung dari para guru yang mengajarnya.

Disiplin sangatlah penting dan berarti bagi dunia pendidikan terutama guru, guru profesinal guru yang mempunyai kedisiplinan yang tinggi kegiatan belajar mengajarnya akan mendapatkan hasil yang optimal dan kualitas anak didik akan baik, dan harapan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan tercapai.


(47)

D. Hipotesis

Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis untuk menjawab pertanyaan penelitian secara kuantitatif maka dirumuska:

Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa.

Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas hasil belajar siswa.


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui disiplin kerja guru di MTS Soebono Mantofani 2. Untuk mengetahui kualitas belajar siswa di MTS Soebono Mantofani 3. Untuk mengetahui hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar

siswa di MTS Soebono Matofani

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di MTS Soebono Mantofani yang terletak di Jalan Sumatera Jombang-Ciputat, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Januari sampai 26 Januari 2011.


(49)

Jenis Penelitian No Jenis

Penelitian

Okt nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1 Pemilihan Judul 2. Konsultasi 3. Pendekatan kesekolah 4. Izin

Penelitian 5. Pengumpul an Data 6. Analisi data

C. Variabel Penelitian

Pada variable penelitian ini terdapat dua jenis variable yang akan diteliti 1. Variabel X sebagai independent variabel (variabel bebas), yaitu disiplin

kerja guru

2. Variabel Y sebagai dependent variabel (variabel terikat), yaitu kualitas hasil belajar siswa


(50)

D. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke obyek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarnya.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian1. Populasi terbagi kedalam dua bagian yaitu populasi target dan populasi terjangkau.

a. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Soebono Mantofani yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2010-2011.

b. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2010-2011, berjumlah 191 siswa. Ada beberapa alasan kenapa dipilih kelas VIII sebagai populasi terjangkau, yaitu sebagai berikut:

- Sekolah tidak memberikan izin untuk dilakukan penelitian terhadap kelas IX, karena mereka lebih difokuskan dalam berbagai program

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), Cet. Ke 12, hal.130


(51)

pembelajaran yang elah disusun oleh sekolah sebelumnya untuk menghadapi Ujian Nasional,

- Kelas VII dianggap belum mampu untuk mengisi angket penelitian dengan benar karena masih dalam masa transisi dari tingkat SD ke MTs. Di khawatirkan jika dipaksakan, maka hasilnya tidak maksimal, - Maka pilihan kels VIII karena dianggap tidak akan terlalu menganggu proses belajarnya, telah memiliki pengalaman belajar di sekolah tersebut selama 1 tahun, serta dianggap telah cukup mampu untuk mengisi angket penelitian dengan benar.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti2. Yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 dan VIII-6 MTs Soebono Mantofani Jombang – Ciputat yang terdaftar pada semester ganjil tahun pelajaran 2010 – 2011. Menurut sugiono tentang penentuan jumlah sampel dari populasi, jika jumlah sampel 191 orang dengan taraf kesalahan 5% maka diperoleh jumlah sampel 64 orang.3

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling; yaitu cara pengambilan sampel dari semua anggota (yang bersifat homogen)

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,… hal.131

3

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta 2009), Cet. Ke-7, hal.87


(52)

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam anggota populasi.4

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Sesuai dengan variabelnya, instrument penelitian yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Disiplin Kerja Guru

Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk mengumpul data tentang disiplin kerja guru adalah angket atau kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup merupakan jenis “kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”5

berjumlah 23 soal pertanyaan dengan 4 pilihan

2. Kualitas Belajar

Instrument yang digunakan untuk mengukur kualitas belajar adalah nilai hasil semester ganjil tahun ajaran 2010 – 2011.

3. Kisi-kisi pengumpulan data

a. Kisi-kisi instrument pengumpulan data

4

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2002), Cet. Ke-8, hal.59

5


(53)

Kisi-kisi instrument pengumpulan data Disiplin kerja guru (Variabel X)

No Dimensi Indikator No Item

1. Kehadiran guru a. Mengisi daftar hadir b. Hadir di kelas tepat waktu c. Mengabsen siswa

d. Meninggalkan kelas sesuai dengan waktu

e. Memberikan kabar bila berhalangan hadir

2 1 3 4 5


(54)

2. Tanggung jawab pada tugas

a. Melakukan Tanya jawab

b. Menggunakan metode bervariarsi c. Mempersiapkan alat-alat atau media

pelajaran

d. Menutup akhir pembelajaran

e. Memberikan pengarahan pada siswa f. Meminta pertanggung jawaban tugas

pada siswa

g. Memberikan nilai pada setiap tugas h. Meberikan teguran pada siswa

menganggu dalam belajar

i. Memberikan sangsi pada siswa tidak mengerjakan tugas

j. Guru Menyusun RPP

6 7 8

9 10 11 14

13 18

12

3. Semangat kerja a. Memberikan motivasi kepada siswa b. Memberikan penghargaan kepada

siswa

c. Berkomunikasi dengan baik pada siswa

15 16 17


(55)

Dari 64 responden pernyataan yang dianalisis, beberapa item tidak dapat digunakan karena dianggap tidak valid, dan dapat digunakan antara lain nomor 1,2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15,16, 17, 18, dengan demikian instrument yang dapat digunakan terdiri atas 18 item.

Kualitas belajar siswa (Variabel Y)

Rata-rata Nilai Semester Ganjil MTs Soebono Mantofani

Nama Rata-rata Nilai Nama Rata-rata Nilai

Clarita Vica 72 Inka Rami 77

Fika Shafiana 77 Naily Alfian Fahira 79

Nurlita 81 Windi Anggraini 78

Diana Novita 71 Angelea Putri Aisya 82

Noviana Putri Elawati 78 Putri Maghfi 74

Syahrudin 74 Amelianovi 79

Syahrul Ghifari 83 Desti Indah Sartika 62

Surya Wijaya 74 Nadya Permata Sari 64

Handika Perdhana 77 Michille Alamanda 64

Ardean Septyan Syah P 75 Angga Prasetya 62

M. Ziedul Adha 73 Ilham Romadona 62

Reza P 76 Anggi Indah Jayani 64


(56)

Abdul Hamid 79 Ahmad Dzulfikri 65

Zivandito Arya Ghaffari 76 Hikmah Anizah 63

Andre Firman Syah 77 M. Hilmi 63

Wahyu Anike Putri 77 Novita Puspa Sari 62

Indria Rahayu 78 Mira Indriani 63

Dwi Ayu Lestari 76 Mentari Ramadhania 62

M. Zulfikar 64 Bagas Hermansah 62

Khoirul Huda 61 Indra Cahyo Rukmana 62

Adistia Grahita C. 63 Andre Agustian 61

Nadya Marlis 64 Melisa Cahyani 63

Ummu Habibah Ahmad 62 Dian Kusuma W 61

Zulfa Mahmuda 71 Putri Annisa Febriani 62

Ayu Lestari 63 Nurjamillah A. 65

Ahmad Rizaldy 63 Arya Handayana 63

Novyanti 62 M. Aria Habibi 61

M. Rofi Hidayatullah 62 Rizqa Nuur Ikhsan 63

Feninda Priyanti 65 Aprillia Maharani 64

Fitri Haryani 62 Selly Novieny 70


(57)

G. Uji validitas dan realibilitas

1. Uji validitas Instrument Penelitian

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau suatu kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan tidak valid apabila instrument tersebut mampu mengukur apa yang hendaknya diukur6.. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus prodct moment dari person, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor tiap butir dengan jumlah skor total.

  

 

 

    2 2 2

2 x N y y

x N y x xy N rxy

Nilai rxy (r-hitung) yang didapat dari perhitungan menggunakan rumus di

atas, kemudian dibandingkan dengan nilai r-kritis. Jika r-hitung > r-kritis maka butir soal valid, sebaliknya jika r-hitung < r-kritis maka soal dinyatakan tidak valid. Menurut Masru sebagaimana dikutip oleh Sugiono menyatakan bahwa sebuah item dinyatakan tidak valid apabila memenuhi syarat minimum yaitujika r > 0,3. Jadi, kalau korelasi antar butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.7

Berikut adalah hasil perhitungan item valid dan drop dengan menggunakan rumus Pearson dari program Microsoft Excel:

6

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi… hal.97

7

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung; Alfabeta, 2009), Cet.7, hal.134


(58)

Tabel 1

Perhitungan Nomor Item Valid dan Drop

NO Item

Koefisien

Korelasi “r-hitung” r-kritis Status

1 0.42 0.3 Valid

2 0.43 0.3 Valid

3 0.47 0.3 Valid

4 0.34 0.3 Valid

5 0.33 0.3 Valid

6 0.39 0.3 Valid

7 0.00 0.3 Drop

8 0.38 0.3 Valid

9 0.03 0.3 Drop

10 0.55 0.3 Valid

11 0.42 0.3 Valid

12 -0.30 0.3 Drop

13 0.32 0.3 Valid

14 0.01 0.3 Drop

15 0.72 0.3 Valid

16 0.50 0.3 Valid

17 0.44 0.3 Valid

18 0.34 0.3 Valid

19 0.35 0.3 Valid

20 0.42 0.3 Valid

21 0.59 0.3 Valid

22 0.25 0.3 Drop


(59)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat ketepatan atau keterdalaman insrtumen skala disiplin terhadap apa yang akan diteliti yang akan diukur dengan menggunakan rumus Al pha cronbach:

               

2

2 11 1 1 t b k k r

dengan

 

n n x x b 2 2 2

 

Keterangan:

r11 =reliabilitas instrument

k = banyakanya butir pertanyaan ∑σb2 = jumlah varians butir

σt2 = varians total

x = skor butir

n = jumlah responden

Setelah dilakukan penghitungan dengan rumus alpha di atas, didapat jumlah varians butir (∑σb2) = 14,0356. Selanjutnya adalah mencari nilai

varians total, yaitu sebagai berikut:

onden jumlahresp onden jumlahresp total jumlahskor al ratskortot jumlahkuad t 2 2  


(60)

15 15 1097 80747 2   15 15 1203409 80747  15 2667 , 80227 80747 

15

7333

,

519

35 648 , 34  

Keterangan: Tabel penolong untuk perhitungan uji reliabilitas sebagaimana terlampir.

Dengan demikian telah diketahui nilai:

k = 23 ∑σb2 = 34,648

σt2 = 14,0356

n = 15

Terakhir, nilai-nilai tersebut dimasukan ke dalam rumus reliabilitas:

               648 , 34 0356 , 14 1 1 23 23 11 r


(61)

1 0,4050912

22 23        63 , 0 62195011 , 0 5949088 , 0 04545455 , 1    

Dengan demikian diketahui nilai reliabilitas instrument adalah sebesar 0,63. Karena nilai reliabilitas sedang yaitu 0,63, maka dapat dikatakan instrumen bersifat reliabel.

H. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dengan mengukur tingkat disiplin kerja guru menggunakan angket kemudian hasilnya dikorelasikan dengan kualitas belajar siswa yang diambil dari rata-rata nilai Semester siswa semester ganjil, seluruh mata pelajaran.

I. Tekhnik analisa data

Mengingat metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif-korelatif, maka analisa datanya pun terbagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:

1. Metode deskriftif

Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat disiplin belajar guru. Langkah-langkahnya yang digunakan pertama membuat table distribusi frekuensi dari skor hasil angket. Kedua, dari table tersebut ditentukan nilai


(62)

mean (rata-rata) dengan menggunakan rumus: fi xi fi X  

 . . Ketiga,

setalah dapat nilai rata-rata kemudian dikonsultasikan dengan tabel berikut untuk menunjukan tingkat disiplin guru:

Tingkat Disiplin Siwa

No Skor Keterangan tingkat disiplin

1. < 59 Rendah

2. 60 – 79 Sedang

3. 80 – 89 Baik

4. 90 – 100 Tinggi

2. Metode Korelasi

Untuk mengetahui tingkat hubungan antara disiplin dengan kualitas belajar siswa, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari angka korelasi menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut:

  

 

 

  2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan:


(63)

N : Number of cases

xy : Jumlah hasil perkiraan antara skor x dan skor y x : Jumlah seluruh skor x

y : Jumlah seluruh skor y8

Selanjutnya untuk memberikan interpretasi terhadap rxy, penulis

berpatokan pada koefisien korelasi (r) sebagai berikut:9

Besarnya nilar r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Agak rendah Rendah

Sangat rendah (Tidak berkorelasi) a. Uji signifikansi

Uji signifikansi dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan korelasi yang ditemukan tersebut signifikan untuk seluruh populasi, dengan kata lain uji signifikansi dilakukan untuk menguji hipotesis, apakah Ho diterima atau ditolak. Caranya yaitu dengan mengkonsultasikan nilai-nilai “r” yang didapat dengan nilai “r” product moment pada tabel (r-tabel).

8

Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian…, hal.274

9


(64)

Ketentuannya, jika r-hitung > r-tabel maka Ha diterima, sedangkan jika r-hitung

< r-tabel maka Ho diterima.

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah disiplin belajar, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Besarnya koefisien determinasi ditentukan dengan rumus sebagi berikut:

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r = Nilai r-hitung


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat MTS Soebono Mantofani

Madrasah Tsanawiyah Soebono Mantofani adalah sekolah yang berciri khas Islam, berdiri sejak tahun 1995. Madrasah ini dibangun atas dasar menumbuhkan semangat ketakwaan para siswanya kepada Allah SWT (muttaqien), mewujudkan fungsi kekhalifahan manusia dimuka bumi (khalifah fil ardi), membentuk siswa yang mampu menjadi agen perubahan masyarakat menuju masyakat madani serta mewujudkan siswanya yang senantiasa bertambah ilmunya sekaligus bertambah hidayah dari Allah SWT (insan kamil).


(66)

Dengan status sekolah (akreditasi) yang telah DISAMAKAN sejak tahun 1998 dan sekarang terakreditasi dengan nilai “A” (unggul), MTs Soebono Mantofani berkomitmen kuat mewujudkan visi pendidikannya sebagaimana yang tertuang di atas. Namun usaha ke arah pembentukan siswa yang akan menjadi agent of change masyarakat ke arah masyarakat madani yang dicita-citakan hanya dapat terlaksana apabila ada kerjasama yang kuat dari berbagai pihak. Menjadi penting, adanya komitmen yang kuat dari pengelola Yayasan dan MTs Soebono Mantofani serta dukungan masyarakat luas (stakeholders) untuk serius melakukan perubahan terhadap tatanan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.

2. Situasi dan Kondisi MTS Soebono Mantofani

MTS Soebono Mantofani terletak Jombang-Ciputat, yang beralamat di Jalan Sumatera, Jombang-Ciputat. MTS Soebono Mantofani ini dilaksanakan pagi dan sore. Masuk pagi pukul 07.00 s.d. 12.30 yaitu sebagian kelas IX dan VIII sedangkan siang masuk pukul 13.00 s.d. 17.30 sebagian kelas VII dan VIII.

3. Data Jumlah Siswa di MTS Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tahun pelajaran 2010-2011

Berdasarkan hasil observasi, peneliti mendapatkan data jumlah siswa yang disekolah ini adalah siswa laki-laki berjumlah 242 siswa dan siswa perempuan


(67)

berjumlah 303 siswa untuk jumlah keselurahan siswa yaitu 545 siswa, siswa lebih rinci lihat table berikut:

Tabel 1

No

Rombongan Belajar

Jumlah Kelas

Siswa L P Jumlah

1 Kelas I 6 72 124 196

2 Kelas II 6 88 103 191 3 Kelas III 6 82 76 158 Jumlah 18 242 303 545

4. Sarana dan Prasarana yang Dimiliki

Sarana prasarana merupakan petunjang dalam setiap kegiatan di sekolah, karena dengan adanya sarana dan prasarana tersebut siswa lebih kreatif dan aktif dalam belajar begitu juga halnya guru akan lebih kreatif dan aktif dalam belajar begitu juga halnya guru akan lebih mudah dalam proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah lihat pada tabel dibawah:


(68)

Tabel 2

No Jenis Jumlah Keterangan

1 Ruang Kelas 9 ruang Baik 2 Ruang Kepala Madrasah 1 Ruang Baik 3 Ruang Guru 1 Ruang Baik 4 Ruang Tata Usaha 1 Ruang Baik 5 Laboratorium Komputer 1 Ruang Baik 6 Ruang Perpustakaan 1 Ruang Baik 7 Masjid/Mushallah 1 Ruang Baik

8 Kantin 1 Ruang Baik

9 WC Umum 1 Ruang Baik

10 WC Guru 1 Ruang Baik

11 Ruang UKS Tidak Ada Tidak Ada

5. Data Jumlah Guru dan Karyawan MTS Soebono Mantofani

Guru dan karyawan yang ada di sekolah ini yaitu lulusan S1 dan S2, guru di sekolah ini mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Untuk lebih rinci adalah sebagai berikut:


(69)

Tabel 3

Data-data Guru MTs Soebono Mantofani

Nama Guru (termasuk gelar akademik) Jenis

Kelamin Pendidikan

Mata Pelajaran Utama

Drs. SUTARTO P S1 Kepala Sekolah

Dra. SITI ABIDAH

THOHAYAH, M.Si L S1 Aqidah Akhlak

ABDUL AZIZ,

S.Pd L S1 Matematika

Drs. SUYATNO L S1 Penjaskes

IKE HANDAYANI,

S.Ag P S1 Fiqih

NURUL KHOIRIYAH, S.Pd. P S1 IPS

Dra. TUTY

RAHAYU P S1 B. Inggris

IDA FARIDA P S1 PKn

SYAEFULLOH L S1 SKI

WADI'IN, S.Pd.I L S1 B. Arab

AHMAD

BAIHAQI, S.H.I L S1 Mulok I

DASWIRA

NOFIADI L S1 Komputer

HERIYANTO,

S.Pd L S1 IPA

MUSTAIN,

S.Ag L S1 Seni Budaya

DJAYADI. K.

SETIAWAN L S1 TIK

RINA

FAKHRIYANI P S1 B. Indonesia

Fita Amidanal H.,S.Th.I P S1 Qur'an Hadits

Usman Badrun,S.Pd L S1 Aqidah Akhlak

Sindi Larassati

H. P S1 IPA

NUR ROHMAN

R L S1 Mulok II


(70)

Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian menjelaskan tentang hasil penelitian dimulai dari deskripsi data samapai analisis uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson.

1. Deskripsi Data

a. Disiplin Kerja guru

Disiplin kerja guru, diukur dengan menggunakan angket. Angket disebarkan kepada sejumlah sampel yang secara representatif mewakili populasi. Jumlah sampel yang telah ditentukan adalah 64 orang. Tetapi dalam pelaksanaannya sampel yang diambil hanya 64 orang karena sebanyak 15 orang siswa sebelumnya telah dijadikan sampel uji instrument.

Angket yang telah diisi oleh responden kemudia diberi skor, diolah kemudian dianalisis untuk mecari nilai rata-rata (mean). Untuk mengintersprestasikan data, nilai mean yang telah didapat kemudian dikonsultasikan dengan tabel interprestasi disiplin kerja guru.

Jumlah skor hasil angket tiap responden dapat dilihat pada tabel berikut:


(71)

Tabel 4.1

Jumlah Skor Hasil Angket

No. Resp. ∑ Skor No. Resp. ∑ Skor No.Resp. ∑ Skor

1. 58 23. 50 45. 47

2. 61 24. 59 46. 57

3. 50 25. 57 47. 58

4. 60 26. 57 48. 64

5. 53 27. 61 49. 51

6. 54 28. 55 50. 55

7. 51 29. 58 51. 60

8. 51 30. 55 52. 59

9. 54 31. 58 53. 68

10. 60 32. 54 54. 49

11. 62 33. 55 55. 53

12. 54 34. 58 56. 48


(72)

14. 52 36. 53 58. 54

15. 54 37. 51 59. 60

16. 52 38. 53 60. 53

17. 61 39. 51 61. 55

18. 62 40. 60 62. 49

19. 55 41. 62 63. 62

20. 54 42. 67 64. 51

21. 52 43. 49

22. 54 44. 47

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi didapat oleh respoden no 53 dengan jumlah skor 68. Sedangkan skor terendah didapat oleh responden no 64 dengan jumlah skor 44. Data jumlah skor angket tersebut, kemudian dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat tabel distribusi frekuensi, denganterlebih dahulu menentukan: a. Range (R)


(73)

= 68 – 43 = 25

b. Banyaknya Kelas (k) K = 1 + 3,322 log N = 1 + 3,322 log 64 = 1 + 3,322 (1,806) = 1 + 5,999

= 6,999 ≈ 7 c. Interval kelas (c)

c

k R

7 25

= 3,5 ≈ 4

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi

Interval Kelas fi xi fixi

43-46 7 44,5 311,5


(74)

51-54 14 52,5 735

55-58 13 56,5 708,5

59-62 11 55,5 643,5

63-66 1 64,5 64,5

67-70 2 68,5 135

64 3376

2) Menentukan nilai mean (rata-rata)

Nilai mean ditentukan dengan menggunakan rumus :

i i i

f x f X

Dari tabel 4.2 diketahui :∑ fixi= 3376 dan ∑ fi= 64

Maka :

64 3376

X

= 98,44 ≈98 b. Kualitas Belajar

Kualitas belajar siswa MTs Soebono Mantofani diambil dari rata-rata nilai semester ganjil kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2010-2011.

Berikut adalah rata-rata nilai semester ganjil kelas VIII MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat tahun ajaran 2010-2011.


(1)

6 6

9 . 9

t 4

t44-146

,4

1 0

t 0

l 4 J

/

1 1 1 l l 6

9

l 2

t2

l - l

I I 47

1 3

t 3

t 7

305

*

L 4

t 4

1 8 129

,'/

l 5

1 5

1 8

205

l 6

16

L9

265

t 7

L7

20

27

1 8

1 8

) ) 84

,4-t 9

t 9

l z 5 6

/rt

20

20

z 3

3-4

/

2 l

2 l

1 A

L 1

1 8

/

22

22

L\')

26-29

23

L J

2 7

a a a L ) )

'y

24

a 1


(2)

6 7

BAts III

No No

Footnote

Halaman Skripsi

Halaman Referensi

Paraf Pembimbing

I I

42

274

4

2

2

4 Z 2 7 6


(3)

K E M E N T E R I A N A G A M A U I N J A K A R T A

F I T K

. J l l t t I . ! u i n t d t N o 9 , C t l ) n l t i 1 ! ) 4 1 ? l t n k w : s t i )

P E R M O H O N A N

Nouror : Istillcr"'lt

l,aurp : I berkas

I-lal : Pcnga.iuatt Pt'oposal Skripsi

D O S E N P E M B I M B I N G

S K R I P S I

J a k a l t a . 2 5 O l i t o b e r ' 2 0 1 0

F O R M

( F R )

DisetujLriiT'idak disetuj ui * Dosen Pembimbing SkriPsi

N o . D o k u n r e r r f g l T e r b i t N o l ? e v t s t l ' l a l

F I I - K - F R . A K D - 1 0 4 2 8 A p r i l , 0 1 0 0 0

K e p a d a Y t l t .

Keiua Progranr Studi Manajemen Pendidikan Fakrrltas IlniLr'farbiyah & Keguruan

LjlN Syaril l-lidayatullah .lakafta d i

Telupat

As.s ctlctntu' tr/a ikunt l4tr. LVIt.

Yang bertanda tangat di bawah ini :

Nanra : Ennawati

N I N 4 : 2 0 ( : 0 1 8 2 0 0 1 9 3

. I u r u s a t r / P r o d i : K e p e r r d i d i k a n l s l a m / M a r r a . i e r n e n P e r r d i d i k a n

Semester : IX (Senibilan)

Berniaksud mengajukan proposal skripsi dengan j udul

.,1-|-rbungan l)isiplin Keria Guru dengan Kualitas Bela.iar Siswa di MTs Soebono It4antofani"

Sebagai bahan pertimbangan' belikut saya lampirkan : i. Out l-iire

2 . B A R l . R A l l I I d a n B A R I I I 3. l)altar Pustalla Setlentarrzi

l)emikian permohonan ini saya sampaikan. atas perhatiannya, saya ucapkarr t e r i n l a k a s i h .

W a s s u l cunt t' a la ikttttt lVr. I44t

P e m o h o n

liirqYrau

N I M . 2 0 6 0 1 8 2 0 0 1 9 3 MengetahLri,

ProposalSkripsi Akademik

L-."'

2 0 0 1

Du-Mleu f S Ai\4, M'l-d-=J

N I P .

1 9 6 s 0 1

l 7 1 9 9 4 0 3

1 0 0 5

Drq-Nud6r4,MAllB

N I P 1 9 . 5 9 1 0 2 0 1 9 8 6 0 3


(4)

DEPARTEMEN

AGAMA

,&

UIN

JAKARTA

l l r ; n i F I T K

j i , i i r i i flrK

Jt. U. t1. Juanda No 95 Cipulat | 54 1 2 tndonesia

FORM (FR)

N o . D o k u m e n

rrrr-rn-Rxo_i

Tgl. Terbit 5 Januari 2009 No. Revisi 00

1 / 1

S U R A TBIMBINGANSKRIPSI

N o n r o r

: U n . 0 l / F .

l / K M . O

| . 3 / 2 6 / 2 0 t 0

Lamp. :tlropcsaL

H a l : Bimbingan Skripsi

J a k a r t a , 2 6 Oktober 2 0 1 0

Ennawati 2060t8200193 KI-MP

IX (Sernbilan)

Judul Skripsi : HUBUNGAN DISIPLIN KERJ.A

cuRU DENGAN KULITAS

D r s . H. N,lLr'arif S A M . , Mpd N t P . I 9 6 5 5 0 7 t 7 1 9 9 4 0 3 1 0 0 5 Kepada Yth.

Dra. Nurdelima Waruwu, M.pd P e m b i m b i n g S k r i p s i

l.:!yl"r llmu Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN Syarif

Hidayatul

tah

Jakarta.

As s ala mu'ala i kunt wr,u, b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudaia untuk menjadi pembimbing I/rI (materi/reknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama N I M J u r u s a n Semester

B E L A J A R SISWA DI MTS SOEBONO MANTOFANI

J u d u l tersebut t e l a h disetujui oleh Jurusan y a n g bersangkutan

p a d a tanggal 26 oktober 2010 ' abstraksi/outtine teilanpir. saudara iapa"r melak.-itr,-,

f..uouhan redaksional pada j u d u l tersebut. Apabita perutahan substansiar d i a n g g a p ie.rr, mohon pembirnbing

m e n g h u b u n g i J u r u s a n t e r l e b i h d a h u l u .

B i m b i n g a n skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan d a p a t dipeipanjang selama 6 (enam) buran beriku t,tya tanpasurat

perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan

terima kasih. Was s a I antu' ala i kum wr. v, b.

T e m b u s a n : l . D e k a n FITI( 2. Mahasisw,a ybs.

a . n . Dekan


(5)

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

F I T K

Jl. lr H. Juanda No 95 Cipulat 15412 lndonesia

No. Dokumen Tgl. Terbit N o . R e v i s i :

FITK+R+Krr-b8tl

I

1 M a r e t 2 0 1 0 i

SURAT PERMOHONAN

I Z I N P E N E L I T I A N

FORM (FR)

N o m o r . U n . 0 1 / F . 1 i K M . 0 1 . 3 1 . . . 1 2 0 1 1 Larnp. . Outline/Proposal

H a l : P e r m o h o n a n l z i n P e n e l i t i a n

Jakarta, 24 ianuari 2011

N a m a N I M J u r u s a n

T e m b u s a n . 1 . D e k a n F I T K 2 P e m b a n t u D e k a n 3 . M a h a s i s w a y a n g

B i d a n g A k a d e m i k bersangkutan Kepada Yth.

Kepala Sekolah Drs. Sutarto. M. Si d i

Tempat

Assal a m u' gl aiRu m wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

: E r m a w a t i

: 2 0 6 0 1 8 2 0 0 1 9 3

: Kl-Manajemen

PendidiKan

Semester : lX (sembilan)

Judul Skripsi : HUBUNGAN DISIPLIN KERJA GURU DENGAN KUALITAS

BELAJAR DI MTS SOEBONO MANTOFANI

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansiisekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wa s sal a m u' al aiku m wr.wb.


(6)

OJ{}

flffi

j v a s r

MADRASAH TSANAWTTAH

SOEBONO hfANTOFANI

A k r e r l i t a s i : K A N W I L D E P A C N o . : K t v . Z 8 / V D a n r . 0 0 5 / 3 5 7 1 2 0 0 6 'IIiI{AKRIIDI'IASI : A

Aramat:Jr. sumatra No 75 Jonrbanl,?*;J::*&:,,ff::il 15414' rerp (02'r)74s352s

STJRAT

KETERANGAN

N o m o r : M T s . S ' 2 8 . 0 4 . 0 7 1 0 2 0 8 / K P ' 0 I ' 2 1 0 9 8 , 2 A 1 1

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah 'fsanarviyah Soebono Mantofani' Jombang - Ciputat - Tangerang, Metleraugkan ballva :

Erma Wati

2 C 6 0 1 8 2 0 0 1 9 3

KI-Manajelnen

Pendidikan/

S 1

Ihnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Telah melakukan penelitian atau pengurnpulan data

pada MTs Soebono

Mantofani, untuk keperluan tugas penyelesaial skripsi

dengan judul :

..HUBUI.{GAN DISIPLIN KtrRJA GURU DtrNGAN KUALITAS

B E L A J A R S I S W A D I M T s S o E B o N o M A N T O F A N I ' ' .

Dernikian surat keterangan

ini dibuat untuk dapat dipergunakan

sebagaiurana

rxestinya.

Cipirtat, 30 APril 2011.

DR. SIITARTQ

Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

KEPALA MT

Soeborro

M

N P P .

. 0 2 0 1 0 8 7