Tugas dan Wewenang Status Perjanjian Internasional Antara Indonesia Dengan Asean Dalam Pendirian Sekretariat Asean Di Jakarta Terkait Dengan Host Country Agreement (Hca)

B. Tugas dan Wewenang

Association of Southeast Asian Nation ASEAN Dilatarbelakangi oleh bermacam konflik kepentingan yang pernah terjadi diantara sesama negara-negara Asia Tenggara, negara-negara ini menyadari perlunya dibentuk suatu kerjasama untuk meredakan rasa saling curiga dan membangun rasa saling percaya, serta mendorong kerjasama pembangunan kawasan, maka dibentuklah ASEAN. Dampak positif dari meredanya rasa saling curiga dan konflik antara negara-negara Asia Tenggara ini telah menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang mencakup kesadaran akan perlunya meningkatkan saling pengertian untuk hidup bertetangga secara baik, serta membina kerjasama yang bermanfaat di antara negara-negara yang sudah terikat oleh pertalian sejarah dan budaya. Masa awal pendirian ASEAN lebih diwarnai oleh upaya membangun rasa saling percaya confidence building antar negara anggota guna mengembangkan kerjasama regional yang bersifat kooperati namun belum bersifat integratif. Untuk mendukung hal tersebut, terdapat prinsip-prinsip yang terus dipegang dalam organisasi ini, antara lain: 40 1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas nasional seluruh Negara-Negara Anggota ASEAN; 2. Komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan; 3. Menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan- tindakan lainnya dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional; 4. Mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai; 5. Tidak campur tangan urusan dalam negeri Negara-Negara Anggota ASEAN; 6. Penghormatan terhadap hak setiap Negara Anggota untuk menjaga eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan eksternal, subversi, dan paksaan; 40 Charter of Association of Southeast Asian Nation 2007, Pasal 2 7. Ditingkatkannya konsultasi mengenai hal-hal yang secara serius memengaruhi kepentingan bersama ASEAN; 8. Berpegang teguh pada aturan hukum, tata kepemerintahan yang baik, prinsip- prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional; 9. Menghormati kebebasan fundamental, pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia, dan pemajuan keadilan sosial; 10. Menjunjung tinggi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, yang disetujui oleh Negara-Negara Anggota ASEAN; 11. Tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan apa pun, termasuk penggunaan wilayahnya, yang dilakukan oleh Negara Anggota ASEAN atau Negara non-ASEAN atau subjek non-negara mana pun, yang mengancam kedaulatan, integritas wilayah atau stabilitas politik dan ekonomi Negara- Negara Anggota ASEAN; 12. Menghormati perbedaan budaya, bahasa, dan agama yang dianut oleh rakyat ASEAN, dengan menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat persatuan dalam keanekaragaman; 13. Sentralitas ASEAN dalam hubungan eksternal di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, dengan tetap berperan aktif, berpandangan ke luar, inklusif dan non-diskriminatif; dan 14. Berpegang teguh pada aturan-aturan perdagangan multilateral dan rejim-rejim yang didasarkan pada aturan ASEAN untuk melaksanakan komitmen- komitmen ekonomi secara efektif dan mengurangi secara progresif ke arah penghapusan semua jenis hambatan menuju integrasi ekonomi kawasan, dalam ekonomi yang digerakkan oleh pasar. ASEAN juga mempunyai tujuan: 41 1. Memelihara dan menigkatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas serta memperkuat nilai-nilai yang berorientasi pada perdamaian di kawasan; 2. Meningkatkan ketahanan kawasan dengan memajukan kerjasama politik, keamanan, ekonomi, dan sosial budaya yang lebih luas; 3. Mempertahankan Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Senjata Nuklir dan bebas dari semua jenis pemusnah masal lainnya; 4. Menjamin bahwa rakyat dan Negara-Negara Anggota ASEAN hidup damai dengan dunia secara keseluruhan di lingkungan yang adil, demokratis, dan harmonis; 5. Menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur, sangat kompetitif, dan terintegrasi secara ekonomis melalui fasilitas yang efektif untuk perdagangan dan investasi, yang di dalamnya terdapat arus lalu lintas 41 Charter of Association of Southeast Asian Nation 2007, Bab I Pasal 1 barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas; terfasilitasinya pergerakan pelaku usaha, pekerja professional, pekerja berbakat dan buruh; dan arus modal yang lebih bebas; 6. Mengurangi kemiskinan dan mempersempit kesenjangan pembangunan di ASEAN melalui bantuan dan kerjasama timbal balik; 7. Memperkuat demokrasi, meningkatkan tata kepemerintahan yang baik dan aturan hukum, dan memajukan serta melindungi hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental, dengan memperhatikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari Negara-Negara anggota ASEAN; 8. Menanggapi secara efektif, sesuai dengan prinsip keamanan menyeluruh, segala bentuk ancaman, kejahatan lintas-negara dan tantangan lintas-batas; 9. Memajukan pembangunan berkelanjutan untuk menjamin perlindunga lingkungan hidup di kawasan, sumber daya alam yang berkelanjutan, pelestarian warisan budaya, dan kehidupan rakyat yang berkualitas tinggi; 10. Mengembangkan sumber daya manusia melalui kerjasama yang lebih erat di bidang ilmu pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat, serta di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk pemberdayaan rakyat ASEAN dan penguatan Komunitas ASEAN; 11. Meningkatkan kesejahteraan dan penghidupan yang layak bagi rakyat ASEAN melalui penyediaan akses yang setara terhadap peluang pembangunan sumber daya manusia, kesejahteraan sosial, dan keadilan; 12. Memperkuat kerjasama dalam membangun lingkungan yang aman dan terjamin bebas dari narkotika dan obat-obatn terlarang bagi rakyat ASEAN; 13. Memajukan ASEAN yang berorientasi kepada rakyat yang di dalamnya seluruh lapisan masyarakat didorong untuk berpartisipasi dalam, dan memperoleh manfaat dari proses integrasi dan pembangunan Komunitas ASEAN; 14. Memajukan identitas ASEAN dengan meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan; dan 15. Mempertahankan sentralitas dan peran proaktif ASEAN sebagai kekuatan penggerak utama dalam hubungan dan kerjasamanya dengan para mitra eksternal dalam arsitektur kawasan yang terbuka, transparan, dan inklusif. ASEAN dengan demikian menjalankan fungsi dan wewenangnya dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan, meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional, meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama, saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan penelitian, bekerjasama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri, memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara, dan memelihara kerjasama yang erat serta berguna dengan berbagai organisasi internasional dan regional yang mempunyai tujuan yang serupa. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibuatlah serangkaian regulasi, seperti deklarasi-deklarasi, persetujuan-persetujuan, konvensi-konvensi, concords, traktat, agreement, serta instrumen ASEAN lainnya 42 ASEAN sebagai organisasi kerjasama kawasan Asia Tenggara dengan demikian memiliki tugas dan wewenangnya untuk mencapai tujuan tersebut.Melalui lembaga-lembaga dalam struktur organisasinya, ASEAN menjalankan tugas dan wewenangnya. Berdasarkan Deklarasi Bangkok, Struktur organisasi ASEAN terdiri dari: Pertemuan Para Menteri Luar Negeri ASEAN ASEAN Ministerial MeetingAMM; Sidang Panitia Tetap ASEAN ASEAN Standing CommitteeASC yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri negara yang menjadi Ketua ASC beranggotakan para Duta Besar negara anggota ASEAN yang ditempatkan di negara yang menjadi Ketua ASC; Komite-komite permanen dan komite-komite ad-hoc; dan Sekretariat Nasional di masing-masing negara anggota ASEAN. Pada saat ini, struktur tersebut telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan perkembangan kerjasama, dan telah mengalami beberapa perubahan, meliputi: , sehingga dapat dikatakan bahwa kelahiran ASEAN dan seluruh pemangku kepentingannya adalah sebagai sarana untuk melaksanakan aturan-aturan tersebut. 43 1. Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 42 Charter of Association of Southeast Asian Nation 2007 Bab I Pasal 2 43 ibid, ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-17, hlm. 14-20 Konferensi Tingkat Tinggi KTT ASEAN adalah pertemuan para Kepala NegaraPemerintahan ASEAN yang mempunyai otoritas atau kekuasaan tertinggi di dalam ASEAN.KTT berfungsi sebagai penentu arah bagi kegiatan kerjasama ASEAN.Ada dua jenis KTT yang diselenggarakan oleh ASEAN, yaitu KTT formal dan informal. Pada KTT Formal ASEAN keempat tahun 1992 di Singapura, diputuskan untuk menyelenggarakan KTT setiap tiga tahun sekali, dimana di antara KTT Formal tersebut diadakan KTT Informal.Akan tetapi mengingat perkembangan kerjasama ASEAN yang semakin pesat, maka pada KTT Informal tahun 2000 di Singapura, diputuskan bahwa KTT Formal diadakan setiap tahun dengan meniadakan KTT Informal. 2. Sidang Para Menteri Luar Negeri ASEAN ASEAN Ministerial MeetingAMM Keputusan para Kepala NegaraPemerintahan dalam KTT diimplementasikan melalui AMM.AMM mempunyai peran dan tanggungjawab untuk merumuskan garis kebijakan dan koordinasi kegiatan-kegiatan ASEAN yang telah diputuskan dalam KTT.Di dalam situasi khusus, para Menteri Luar Negeri dapat mengadakan pertemuan lebih dari sekali dalam setahun.Pada KTT ketiga ASEAN, disetujui bahwa AMM dapat melibatkan Menteri-Menteri lainnya jika diperlukan. 3. Sidang Para Menteri Ekonomi ASEAN ASEAN Economic Ministerial MeetingAEM AEM merupakan badan tertinggi dalam menentukan kebijakan kerjasama ekonomi ASEAN.AEM diadakan sekali dalam setahun, selain AEM Retreat dan Peparatory AEM menjelang KTT.AEM mulai dilembagakan sejak KTT kedua ASEAN. Pada KTT keempat ASEAN, dibentuk Dewan ASEAN Free Trade Area AFTA untuk mengawasi, melaksanakan koordinasi dan memberikn penilaian terhadap pelaksanaan Skema Tarif Preferensi Efektif Bersama Common Effective Preferential TariffCEPT menuju Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN. Hasil AMM dan AEM disampaikan kepada KTT. 4. Sidang Menteri-Menteri Sektoral ASEAN Selain pertemuan para Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi, diadakan pula beberapa pertemuan para Menteri Sektoral, yaitu: a. Pertemuan Menteri terkait dengan pilar Komunitas Keamanan ASEAN 1. Pertemuan para Menteri Hukum ASEAN ASEAN Law Ministers’ MeetingALAWMM. ALAWMM didirikan pada tahun 1986 dan bertemu setiap 36 bulan; 2. Pertemuan para Menteri terkait dengan Pemberantasan Kejahatan Lintas Negara ASEAN ASEAN Ministerial Meeting on Transnational CrimeAMMTC. AMMTC didirikan pada tahun 1997 dan bertemu sekali setiap 2 tahun. 3. Pertemuan para Menteri Pertahanan ASEAN ASEAN Defence Ministers MeetingADMM. ADMM didirikan pada tahun 2006 dan bertemu setahun sekali; b. Pertemuan Menteri terkait dengan pilar Komunitas Ekonomi ASEAN 1. Pertemuan para Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN Ministerial Meeting on Agriculture and ForestyAMAF. AMAF didirikan pada tahun 1979 dan mengadakan pertemuan setiap tahun; 2. Pertemuan para Menteri Energi ASEAN ASEAN Ministers on Energy MeetingAMEM. AMEM didirikan pada tahun 1980 dan mengadakan pertemuan setiap tahun; 3. Pertemuan Dewan ASEAN Free Trade Area AFTA Council. AFTA Council didirikan pada tahun 1992 dan mengadakan pertemuan setiap tahun; 4. Pertemuan para Menteri Perhubungan ASEAN ASEAN Transport Ministers MeetingATM. ATM didirikan pada tahun 1996 dan mengadakan pertemuan setiap tahun; 5. Pertemuan tahunan para Menteri terkait dengan Kerjasama Pembangunan Lembah Mekong ASEAN Mekong Basin Development CooperationAMBDC. AMBDC didirikan pada tahun 1996 dan mengadakan pertemuan setiap tahun; 6. Pertemuan para Menteri Keuangan ASEAN ASEAN Finance Ministers MeetingAFMM. AFMM didirikan pada tahun 1997 dan mengadakan pertemuan setiap tahun; 7. Pertemuan para Menteri Pariwisata ASEAN ASEAN Tourism Ministers MeetingM-ATM. M-ATM didirikan pada tahun 1998 dan mengadakan pertemuan setiap tahun; 8. Pertemuan Dewan ASEAN Investement Area AIA Council. AIA Council didirikan pada tahun 1998 dan megadakan pertemuan setiap tahun; 9. Pertemuan para Menteri Telekomunikasi dan Teknologi Informasi ASEAN ASEAN Telecommunications and Information Technology Ministers MeetingTELMIN. TELMIN didirikan pada tahun 2001 dan mengadakan pertemuan setiap tahun; dan 10. Pertemuan para Menteri Mineral ASEAN ASEAN Ministerial Meeting on MineralsAMMin. AMMin didirikan pada tahun 2005 dan mengadakan pertemuan sedikitnya sekali dalam tiga tahun. c. Pertemuan Menteri terkait dengan Pilar Komunitas Sosial Budaya ASEAN 1. Pertemuan para Menteri Ketenagakerjaan ASEAN ASEAN Labour Ministers MeetingALMM. ALMM didirikan pada tahun 1975 dan mengadakan pertemuan sekali setiap dua tahun setelah tahun 2004; 2. Pertemuan para Menteri ASEAN terkait dengan Kesejahteraan dan Pembangunan Sosial ASEAN Ministerial Meeting on Social Welfare and DevelopmentAMMSWD. AMMSWD didirikan pada tahun 1979 dan mengadakan pertemuan sekali setiap dua tahun; 3. Pertemuan Tahunan para Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ASEAN ASEAN Ministerial Meeting on Science and TechnologyAMMST. AMMST didirikan pada tahun 1980 dan mengadakan pertemuan setiap tahun; 4. Pertemuan para Menteri Kesehatan ASEAN ASEAN Health Ministers MeetingAHMM. AHMM didirikan pada tahun 1980 dan mengadakan pertemuan sekali setiap dua tahun; 5. Pertemuan para Menteri Lingkungan Hidup ASEAN ASEAN Ministerial Meeting on the EnvironmentAMME. AMME didirikan pada tahun 1981 dan mengadakan pertemuan sekali setiap tiga tahun, dengan pertemuan informal setiap tahun diantara pertemuan formalnya; 6. Pertemuan para Menteri ASEAN terkait dengan Informasi ASEAN Ministers Responsible for InformationAMRI. AMRI didirikan pada tahun 1989 dan mengadakan pertemuan sekali setiap 18 bulan; 7. Pertemuan para Menteri Kepemudaan ASEAN ASEAN Ministerial Meeting on YouthAMMY. AMMY didirikan pada tahun 1992 dan mengadakan pertemuan sekali setiap tiga tahun; 8. Pertemuan para Menteri ASEAN terkait dengan Pembangunan Pedesaan dan Pengentasan Kemiskinan ASEAN Ministers Meeting on Rural Development and Poverty EradicationAMRDPE. AMRDPE didirikan pada tahun 1997 dan mengadakan pertemuan sekali setiap dua tahun; 9. Pertemuan para Menteri ASEAN terkait dengan Penanganan Asap ASEAN Ministerial Meeting on HazeAMMH. AMMH didirikan pada tahun 1997 dan mengadakan pertemuan jika diperlukan; 10. Pertemuan para Menteri terkait dengan Kebudayaan dan Kesenian ASEAN ASEAN Ministers Responsible for Culture and ArtsAMCA. AMCA didirikan pada tahun 2003 dan mengadakan pertemuan sekali setiap dua tahun; 11. Pertemuan para Menteri terkait dengan Penanggulangan Bencana ASEAN ASEAN Ministerial Meeting on Disaster ManagementAMMDM. AMMDM didirikan pada tahun 2004 dan mengadakan pertemuan bila diperlukan; dan 12. Pertemuan para Menteri Pedidikan ASEAN ASEAN Education Ministers MeetingASED. ASED didirikan pada tahun 2006 dan mengadakan pertemuan setiap tahun. 5. PanitiaTetap ASEAN ASEAN Standing CommitteeASC ASC bertanggungjawab kepada AMM dan melaksanakan kegiatan dua AMM.Saat ini, ASC diketuai oleh Menteri Luar Negeri negara yang menjadi Ketua ASC dan beranggotakan Sekertaris Jenderal ASEAN dan para Direktur Jenderal Sekretariat Nasional ASEAN.Dalam mekanisme kerjasama ASEAN, Panitia Tetap ASEAN ASEAN Standing CommitteeASC merupakan mekanisme koordinasi umum dari semua kegiatan ASEAN. 6. Sidang Para Pejabat Tinggi Kementerian Luar Negeri ASEAN ASEAN Senior Officials MeetingASEAN SOM ASEAN SOM secara resmi dilembagakan sebagai bagian dari mekanisme ASEAN pada KTT ketiga ASEAN dan bertanggungjawab untuk menangani kerjasama dibidang politik dan keamanan. SOM diselenggarakan bila diperlukan dan bertanggungjawab kepada AMM. 7. Sidang Para Pejabat Tinggi Ekonomi ASEAN ASEAN Senior Economic Officials MeetingSEOM SEOM secara resmi dibentuk sebagai bagian dari mekanisme ASEAN pada KTT ketiga ASEAN di Manila. Pada KTT keempat ASEAN, disetujui bahwa lima komite ekonomi yang ada dibubarkan dan diambil alih oleh SEOM. SEOM dapat membentuk kelompok-kelompok kerja apabila dibutuhkan dan bertanggungjawab kepada AEM. 8. Sidang Para Pejabat Tinggi ASEAN Bidang Lainnya Sidang para Pejabat Tinggi ASEAN ini terkait dengan badan sektoral masing-masing antara lain: ASEAN Defence Senior Officials Meeting ADSOM, ASEAN Senior Law Officials Meeting ASLOM, Senior Transport Officials Meeting STOM, Telecomunication Senior Officials Meeting TELSOM, Senior Officials Meeting on Youth SOMY, dan Senior Officials Meeting on Education SOMED. 9. Sidang Konsultasi Gabungan Sidang Konsultasi Gabungan Joint Consultative MeetingJCM dibentuk pada KTT ketiga ASEAN, meliputi Sekretaris Jenderal ASEAN, SOM, SEOM dan para Direktur Jenderal ASEAN.Sidang diselenggarakan apabila diperlukan, dipimpin oleh Sekertaris Jenderal ASEAN, dan untuk keperluan koordinasi lintas sektoral pada tingkat pejabat-pejabat pemerintah.Sekretaris Jenderal melaporkan hasil JCM secara langsung kepada AMM dan AEM. 10. Sidang ASEAN dengan Para Mitra Wicara Dalam pelaksanaan kerjasama ASEAN dengan negara-negara Mitra Wicara Dialogue Partner, setiap anggota diberi tanggungjawab sebagai koordinator dalam hubungan kerjasama dengan salah satu negara Mitra Wicara.Sesuai keputusan AMM ke-18 di Kuala Lumpur, negara koordinator ditetapkan secara bergantian setiap tiga tahun dengan urutan alfabetis. Negara-negara Mitra Wicara ASEAN antara lain: China, Uni- Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, Amerika Serikat, Australia dan Kanada. ASEAN juga memiliki satu negara Mitra Dialog sektoral yaitu Pakistan.Dalam hal ini, Sekretariat ASEAN bertindak sebagai koordinator. 11. Komite-Komite ASEAN di Negara Ketiga Selain adanya pembentukan negara koordinator dialog, dalam pelaksanaan kerjasama dengan negara ketiga, ASEAN juga membentuk komite-komite di setiap negara Mitra Wicara yang berfungsi sebagai penghubung kegiatan dialog ASEAN. 12. Sekretariat Nasional ASEAN Setnas ASEAN Di dalam Deklarasi Bangkok dinyatakan bahwa untuk melaksanakan maksud dan tujuan ASEAN, dibentuklah Sekretariat Nasional ASEAN di setiap negara anggota. Setnas ASEAN bertugas melaksanakan kegiatan-kegiatan ASEAN atas nama negara masing-masing dan melayani Sidang Tahunan atau Sidang Khusus Para Menteri Luar Negeri, Sidang-sidang Panitia Tetap dan Komite-komite ASEAN. Sesuai dengan Preamble of the ASEAN Charter, fifth paragraph yaitu “United by a common desire and collective will to live in a region of lasting peace, security and stability, sustained economic growth, shared prosperity and social progress, and to promote our vital interests, ideals and aspirations”, kehadiran lembaga-lembaga yang berada dalam ASEAN tersebut diharapkan dapat membantu ASEAN menggapai tujuannya yaitu perdamaian dan stabilitas regional lewat usaha mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara melalui usaha bersama, serta agar masing-masing negara ASEAN mencapai Ketahanan Nasional sebagai dasar peningkatan dari suatu Ketahanan Regional yang akan menjamin suatu masyarakat ASEAN yang makmur, aman, mantap, kuat dan kohesif, sehingga Asia Tenggara berkembang menjadi wilayah yang mampu berdiri di atas kakinya sendiri dan cukup kuat untuk mempertahankan diri dari pengaruh negatif apapun yang datang dari luar. 44 44 Pidato Ketua Delegasi Indonesia Adam Malik, Sidang Menteri ASEAN I, Bangkok

C. Kedudukan