Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.2. Landasan Teori

Peranan adalah aspek dinamis dari status yang dimiliki oleh seseorang. Peranan dapat dibedakan dalam 3 jenis yaitu: peranan yang ditentukan oleh masyarakat secara normative, peranan yang merupakan orientasi bagi individu, peranan sebagai kegiatan atau perilaku individu Kadir, 1986. Rumah tangga atau keluarga terdiri dari sejumlah anggota pemberi tenaga kerja dalam proses produksi dan kegiatan lainnya yang terdiri dari pria dan wanita, dewasa maupun anak-anak. Pada masyarakat patrilineal khususnya masyarakat Batak, aktifnya wanita dalam mencari nafkah selain alasan ekonomi, ada kecenderungan untuk dapat menempatkan posisinya semakin tinggi dalam keluarga maupun kerabatnya Hutajulu, 2004. Dalam difrensiasi peranan dalam keluarga maka nampak bahwa posisi yang ditempati oleh berbagai anggota dari keluarga itu akan berbeda, perbedaan didasarkan atas pertimbangan seperti: umur, jenis kelamin, generasi posisi ekonomi dan perbedaan dalam pembagian kekuasaan. Perbedaan posisi antara laki-laki dan wanita dalam keluarga sebagian disebabkan oleh alasan-alasan biologis, fisik kuat atau lemah, sebagian lagi karena perbedaan sosil dan budaya lingkungan keluarga itu sistem patrinealmatrineal, siapa yang mengasuh dan mendidik anak, siapa yang mencari nafkah, siapa yang tampil kedepan pada kegiatan-kegiatan yang ritual Sajogya, 1983. Keterlibatan wanita yang semakin tinggi dalam pertanian adalah karena dorongan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga atau di sisi lain mungkin membuat posisi wanita semakin kuat dalam keluarga. Semakin tinggi pendapatan wanita tani dalam menyumbangkan pendapatan dalam pendapatan keluarga maka semakin tinggi diatas kedudukan pria peranan wanita tersebut dalam keluarga. Bila rendah pendapatan wanita dalam menyumbangkan pendapatan keluarga maka peranannya dalam keluarga masih berada di bawah suami Hutajulu, 2004. Wanita tani yang kesehariannya sebagai pengurus rumah tangga dan kemudian mencari nafkah untuk pendapatan keluarga disebabkan oleh faktor- faktor sosial dan ekonomi. Bila dilihat dari usia para petani di Indonesia, sebesar 15,1 juta orang 76,25 berusia sekitar 25-54 tahun sementara diatas 55 tahun mencapai 4,2 juta 21,46 dari jumlah rumah tangga pertanian di Indonesia. Umur rata-rata petani sangat berpengaruh pada produktivitas dan aktivitas sehari- hari Anonimous, 2000. Tingkat pendidikan manusia umumnya menunjukkan daya kreatifitas manusia dalam berpikir dan bertindak. Ditinjau dari tingkat pendidikan jumlah rumah tangga pertanian di Sumatera Utara sangat rendah sehingga mengakibatkan jenis pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang dimiliki mengakibatkan pendapatan yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang diperoleh Soekartawi, 2002. Tingkat pengalaman sesorang berusaha tani berpengaruh pula dalam menerima inovasi. Dalam mengadakan suatu penelitian lama pengalaman diukur mulai sejak kapan petani aktif secara mandiri mengusahakan usahataninya sampai diadakannya penelitian Fauzia dan Tampubolon, 1991. Pendapatan yang diperoleh suami yang sedikit dan kurang bagi pemenuhan biaya hidupkeluarga mengakibatkan wanita dalam keluarga tersebut berkeinginan untuk menambah pendapatan keluarga untuk biaya kebutuhan hidup. Pendapatan masyarakat yang semakin besar mencerminkan tingkat kesejahteraan rumah tangga yang semakin terjamin Anonimous, 1990. Masyarakat petani tradisional di Pulau Jawa khususnya buruh tani Perempuan yang miskin sumbangan penghasilannya sering tidak dapat diperhitungkan langsung dengan uang, karena dalam kehidupan kesehariannya tenaga yang mereka keluarkan seringkali menggunakan ukuran harga beras. Mereka tidak menyebut besaran rupiah yang diterima sebagai upah atau penghasilan hari itu, tetapi cukup dengan menyebut 2 liter, 3 liter atau 4 liter beras, dan sebagainya. Sumbangannya bagi pendapatan rumah tangga dalam banyak hal bersifat tidak langsung karena berkat pekerjaan yang dilakukan tersebut maka anggota lain dalam keluarga rumah tangganya dapat melakukan kegiatan yang secara langsung menghasilkan uang untuk digunakan bagi keperluan rumah tangga Suganda, 2004. Peran wanita dibidang pertanian memang tak kecil, mereka sudah berperan mulai dari penanaman, pemeliharaan usaha tani sampai dengan pengelolaan pasca panen dilakukan oleh wanita tani. Peran wanita dalam membantu petani mengelola usaha taninya perlu terus menerus ditingkatkan, agar mereka mampu untuk peningkatan kesejahteraan keluarganya. Peranannya dalam peningkatan produksi pertanian, karena dengan peningkatan produksi diharapkan akan membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya, contohnya mereka mengusahakan pekarangan mereka dengan aneka tanaman untuk kebutuhan sendiri dan mencukupi kebutuhan gizi keluarganya. Pengelolaan pekarangan ini cukup mudah hasilnya sangat berpengaruh dalam menunjang pendapatan keluarga, kesehatan dan kebutuhan gizi keluarga Pemkab Ketapang, 2005. Penelitian yang dilakukan oleh Heutin Nauly dalam Hutajulu,2004 mengenai tingkat keberhasilan dikalangan wanita Batak, Minangkabau dan Jawa di kota Medan, dimana diteliti mengenai sejauh mana faktor-faktor budaya sebagai faktor ekstern berpengaruh terhadap motivasi keberhasilan dikalangan wanita taniwanita pekerja. Nauly dalam penelitiannya mengambil sampel wanita pekerja tingkat menejer atas, berpendidikan universitas, dan tidak berstatus sebagai pegawai negeri. Wanita pekerja dari kelompok etnik Batak memiliki tingkat keberhasilan yang rendah, begitu juga dengan wanita pekerja dari kelompok etnis Minangkabau dan Jawa, tetapi tingkat keberhasilan Minangkabau memiliki derajat keberhasilan lebih rendah yang cukup signifikan dari wanita pekerja Batak maupun Jawa. Nilai-nilai yang terkait dalam keberhasilan tersebut disosialisasikan dan internalisasikan dalam masyarakat budaya kelompok etnis tersebut. Dalam masyarakat Minangkabau wanita ditempatkan dalam posisi yang sentral setidaknya sederajat dengan laki-laki, telah menyebabkan keberhasilan wanita tidak akan menyebabkan pandangan yang negatif dari masyarakatnya Hutajulu, 2004

2.3. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

79 517 91

Analisis Curahan Tenaga Kerja pada Usahatani Kopi (studi kasus Desa Lumban Barat, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara, Medan)

3 42 99

Sistem Agribisnis Dan Peluang kemitraan Usahatani Kopi (Studi Kasus : Desa Lumban Barat, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara)

0 33 107

Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan PLN (Studi pada Desa Pasar Lumban Julu, Kec. Lumban Julu, Kab. Toba Samosir).

16 125 100

Persepsi Masyarakat dan Prospek Pembangunan Hutan Wisata Lumban Julu (Studi Kasus di Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara)

10 70 78

Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Anggota (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)

15 108 78

Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Peningkatan Usahatani Padi Sawah (Kasus: Desa Sei Mencirim, Kecamatan sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

59 279 88

Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan)

6 69 128

Peranan Wanita Dalam Usahatani Padi Sawah Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi kasus : Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir

19 144 104

Aron Sebagai Lapangan Kerja Sektor Informal Bagi Wanita Pedesaan Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus : Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo)

0 29 47