Curahan Tenaga Kerja Pria Dan Wanita Dalam Usahatani Padi Sawah Dan Pekerjaan Rumah Tangga.

belikan kepada orang lain. Seandainya terjadi transaksi jual-beli, harus didahului antara pemilik tanah dengan kerabat dekatnya terlebih dahulu.

5.2. Curahan Tenaga Kerja Pria Dan Wanita Dalam Usahatani Padi Sawah Dan Pekerjaan Rumah Tangga.

5.2.1. Curahan Tenaga Kerja Pria Dan Wanita Dalam Usahatani Padi Sawah Curahan tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dilakukan dalam usahatani padi sawah, dalam satuan HKP. Curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam keluarga memberikan sumbangan yang terbesar bagi penghasilan rumah tangga didaerah penelitian. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa curahan tenaga kerja pria pada usahatani padi sawah terlihat pada tahapan : Pembibitan, Pengolahan Tanah, Pengairan, Pemupukkan, Pemberantasan Hama Dan Penyakit PHP, dan Panen, sedangkan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani padi sawah terlihat pada tahapan Pembibitan, Penanaman, penyiangan, serta pemupukkan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14 dibawah ini : Tabel 14. Besar Rataan Curahan Tenaga Kerja Pria Dan Wanita DalamUsahatani Padi Sawah Per Petani Per Musim Tanam Curahan Tenaga Kerja HKP Strata I Strata II Strata III Rataan No Tahapan Kegiatan P W P W P W P W 1 Pembibitan 8,13 2,00 21,63 3,20 12,50 2,80 14,08 2,66 2 Pengolahan Tanah 27,13 0,00 34,10 0,00 9,63 0,00 23,62 0,00 3 Penanaman 2,00 3,20 0,00 0,00 0,00 0,00 0,66 1,06 4 Pengairan 1,11 0,00 2,86 0,00 1,25 0,00 1,74 0,00 5 Penyiangan 1,76 8,68 0,00 26,83 0,00 17,21 0,58 17,57 6 Pemupukkan 17,00 0,00 24,50 10,40 14,00 8,00 18,50 6,13 7 PHP 7,75 0,00 12,50 0,00 8,00 0,00 9,25 0,00 8 Panen 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Jumlah 64,88 13,88 95,59 40,43 45,38 28,01 68,43 27,42 Sumber : Data Lampiran 4a Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa dalam setiap tahapan kegiatan usahatani padi sawah besar curahan tenaga kerja pada setiap kegiatan lebih banyak menggunakan tenaga kerja pria dalam keluarga daripada tenaga kerja wanita dalam keluarga. Adapun rata-rata curahan tenaga kerja dalam keluarga adalah: pada pembibitan besar ctk pria sebesar 14,08 HKP sedang wanita 2,66 HKP; pengolahan tanah ctk pria sebesar 23,62 HKP sedang wanita 0,00 HKP; penanaman ctk pria sebasar 0,66 HKP sedang wanita 1,06 HKP; pengairan ctk pria sebesar 1,74 HKP sedang wanita 0,00 HKP; penyiangan ctk pria sebesar 0,58 HKP sedang wanita 17,57 HKP; pemupukkan ctk pria sebesar 18,50 HKP sedang wanita 6,13 HKP; PHP ctk pria sebesar 9,25 HKP sedang wanita 0,00 HKP; untuk panen ctk pria dan wanita dalam keluarga adalah 0,00 HKP, dengan kata lain rata- rata total ctk pria dan wanita pada strata I pria sebesar 64,88 HKP, sedang wanita 13,88 HKP, strata II pria 95,59 HKP, sedang wanita 40,43 HKP, strata III pria sebesar 45,38 HKP, sedang wanita 28,01 HKP. Maka dapat disimpulkan bahwa curahan tenaga kerja pria dalam keluarga pada usahatani padi sawah lebih besar dibandingkan dengan curahan tenaga kerja wanita, hal ini disebabkan karena wanita memiliki usaha lain seperti; beternak, berdagang, serta membuka warung dalam menambah pendapatan keluarga.

5.2.2. Curahan Tenaga Kerja Pria Dan Wanita Dalam Pekerjaan Rumah Tangga

Curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam pekerjaan rumah tangga dapat ditelaah melalui jumlah jam kerja pada pekerjaan rumah tangga. Umumnya yang termasuk pekerjaan rumah tangga antara lain: memasak, mengasuh anak, membersihkan rumah, menyetrika pakaian, dll. Adat telah menentukan bahwa pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan wanita dan pekerjaan mencari nafkah adalah pekerjaan pria, tapi saat ini didapati didaerah penelitian bahwa pekerjaan mencari nafkah dalam menambah pendapatan keluarga telah banyak dilakukan oleh wanita, walaupun pekerjaan rumah tangga tetap dikerjakan oleh wanita. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan wanita karena waktu yang dicurahkan wanita dalam pekerjaaan rumah tangga lebih banyak lebih besar daripada pria yaitu rata-rata waktu yang dicurahkan wanita dalam pekerjaan rumah tangga adalah sekitar 4 jamhari, sementara pria hanya sekitar 0,18 jamhari, selain itu anak-anak juga terlibat dalam pekerjaan rumah tangga yaitu sebesar 0,52 jamhari. Hal ini dapat dilihat secara terperinci pada Tabel 15 sebagai berikut : Tabel 15. Rata-rata Jumlah Jam Kerja Anggota Rumah Tangga dalam Satu Hari pada pekerjaan Rumah Tangga JamHari Kegiatan Pria Istri Anak-anak 1. Memasak 04 ’ 22 ” 1 37 ’ 22 ” 12 ’ 40 ” 2. Mencuci 31 ’ 11 ’ 40 ” 3. Menyetrika pakaian 20 ’ 09 ’ 40 ” 4. Membersihkan Rumah 02 ’ 40 ” 17 ’ 50” 0 09 ’ 30 ” 5. Mengasuh Anak 06 ’ 18 ” 45 ’ 16 ” 04 ’ 50 ” Jumlah 0 15 ’ 18 ” 3 31 ’ 08 ” 48 ’ 20 ” Sumber: Data Primer diolah 2007 lampiran 12 Keteranagn : menunjukkan jam, ‘ adalah menit, “ adalah detik Tabel 15 diatas memberi gambaran bahwa : 1. Kegiatan memasak merupakan kegiatan yang paling banyak mendapat curahan tenaga kerja dari wanita sebesar 1 jam 37 menit 22 detik yaitu mulai dari memasak serta menyiapkan makan pagi, sedang anak-anak hanya membantu memasak di pagi hari sebelum berangkat sekolah. 2. Kegiatan mengasuh anak adalah kegiatan kedua yang mendapat curahan waktu paling banyak dari wanita yaitu sebesar 45 menit 16 detik. Kegiatan mengasuh anak yang biasa dilakukan adalah dan menjaga anak. 3. Kemudian diikuti oleh kegiatan lain yang juga mendapat curahan waktu wanita seperti kegiatan mencuci pakaian, menyetrika pakaian serta membersihkan rumah. Uraian di atas memperlihatkan bahwa jumlah curahan tenaga kerja wanitaistri lebih besar daripada curahan tenaga kerja anggota keluarga lainnya dalam pekerjaan rumah tangga, sehingga dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan bahwa curahan tenaga kerja pria dalam pekerjaan mencari nafkah lebih besar dibandingkan wanita diterima, sedangkan dalam pekerjaan rumah tangga curahan waktu wanitaistri lebih besar dibanding priasuami.

5.3. Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Daerah Penelitian.

Dokumen yang terkait

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Padi Sawah ( Oriza sativa)

79 517 91

Analisis Curahan Tenaga Kerja pada Usahatani Kopi (studi kasus Desa Lumban Barat, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara, Medan)

3 42 99

Sistem Agribisnis Dan Peluang kemitraan Usahatani Kopi (Studi Kasus : Desa Lumban Barat, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara)

0 33 107

Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan PLN (Studi pada Desa Pasar Lumban Julu, Kec. Lumban Julu, Kab. Toba Samosir).

16 125 100

Persepsi Masyarakat dan Prospek Pembangunan Hutan Wisata Lumban Julu (Studi Kasus di Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara)

10 70 78

Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Anggota (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)

15 108 78

Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Peningkatan Usahatani Padi Sawah (Kasus: Desa Sei Mencirim, Kecamatan sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

59 279 88

Analisis Usahatani Andaliman Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus: Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan)

6 69 128

Peranan Wanita Dalam Usahatani Padi Sawah Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi kasus : Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir

19 144 104

Aron Sebagai Lapangan Kerja Sektor Informal Bagi Wanita Pedesaan Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus : Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo)

0 29 47