program pemukiman kembali yang berencana oleh pengelola pelabuhan ataupun pemerintah daerah. Lingkungan yang mereka pilih adalah lahan yang berawa-rawa,
dengan status pemilikan tanah belum jelas sampai sekarang. Berdasarkan pernyataan dari salah seorang staf pada kantor desa Kuala Langsa, mereka telah pernah
mengurusnya pada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Timur, namun sampai sekarang belum mendapatkan jawaban yang pasti. Persoalan inilah agaknya yang
masih membekas terkait dengan persepsi mereka terhadap Pelabuhan Kuala Langsa.
4.6.2. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Lingkungan Pelabuhan
Saat pertama memasuki areal Pelabuhan Kuala Langsa, sangat terkesan sebagai lingkungan yang boleh didatangi siapa saja. Pintu pagar terbuka tanpa
penjaga dan langsung bisa menuju kesetiap sudut yang terbuka. Kebetulan pada saat kunjungan pertama, di lingkungan pelabuhan tidak ada kegiatan yang berarti, karena
tidak terlihat kapal yang berlabuh di dermaga, kegiatan yang agak kentara terlihat
pada ujung dermaga di sebelah timur dengan pekerja dock kapal yang sibuk mempersiapkan bahan-bahan untuk pembuatan perahu, begitu pula dihujung dermaga
terdapat kesibukan perempuan pekerja pada perusahaan udang beku. Ketika sore hari
terlihat pasangan muda-mudi, berkendaraan motor ataupun mobil, memasuki areal pelabuhan untuk menikmati panorama keindahan pantai muara Sungai Kuala Langsa,
ataupun menyaksikan kera-kera yang melompat dari satu dahan bakau ke dahan yang lain di kiri kanan jalan menuju ke pelabuhan. Bila ada yang melemparkan makanan,
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
mereka segera turun mengambilnya, tanpa saling memperebutkan. Kera-kera yang belum mendapat bagian, dengan sabar menunggu giliran.
Dari hasil wawancara dengan berbagai kalangan responden terungkapkan bahwa pada lokasi penelitian ini relatif jarang terjadi kasus-kasus yang meresahkan.
Sadar akan tujuan semula rata-rata mereka datang bermukim di kampung sekitar Pelabuhan Kuala Langsa, agaknya menjadi pertimbangan penting untuk tidak
berperilaku menyimpang. Dari berbagai daerah asal yang jauh maupun dekat mereka pindah ke lingkungan hunian yang mereka diami sekarang adalah untuk mendapatkan
pencaharian hidup. Berdasarkan persepsi responden, keamanan di sekitar Pelabuhan di Kuala
Langsa sangat meningkat. Sebelum pengembangan tahun 2002 – 2005 responden yang menjawab sangat aman tidak ada satu persen pun, yang menjawab aman
berjumlah 8,9 persen, yang menjawab netral sebanyak 22,2 persen, yang menjawab rusuh berjumlah 42,2 persen dan yang menjawab sangat rusuh sebanyak 26,6 persen.
Setelah pengembangan pasca perdamaian konflik di Aceh yaitu tahun 2006 sampai dengan sekarang, yang menjawab sangat aman meningkat sangat pesat dari
tidak ada satu persenpun menjadi 33,3 persen, yang menjawab aman berjumlah 48,9 persen, yang menjawab netral sebanyak 17,8 persen, yang menjawab rusuh berjumlah
8,9 persen dan yang menjawab sangat rusuh tidak ada satu orangpun, hal ini menunjukkan ada pengaruh pengembangan. Untuk lebih detailnya jawaban responden
dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.24 : Tanggapan Responden tentang Keamanan di Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa
No Sebelum
Pengembangan Tahun 2002 sd 2005
Jumlah Sampel
orang Persen
tase Sesudah
Pengembangan 2006 sd Sekarang
Jumlah Sampel
orang Persen
tase
1 Sangat Aman
- 0 Sangat Aman
11 33,3
2 Aman 4
8,9 Aman 22
48,9 3 Netral
10 22,2 Netral
8 17,8
4 Rusuh 19
42,2 Rusuh 4
8,9 5
Sangat Rusuh 12
26,6 Sangat Rusuh -
T o t a l 45
100,0 T o t a l
45 100,0
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2008
Adalah menarik, bahwa rata rata responden penelitian ini mengemukakan tentang kondisi kesehatan mereka atau anggota ke keluarga yang lain, yang jarang
terganggu penyakit-penyakit tertentu, kendatipun kondisi lingkungan sekitar berawa- rawa serta sampah dan limbah mereka buang secara serampangan ke bawah kolong
rumah. Saat air pasang, sampah dan limbah tersebut terbawa hanyut, bila menghadapi kesulitan untuk menyekolahkan anak anak, diantara mereka ada yang cenderung
menitipkannya pada kerabat di kampung asal. Banyak saran yang dikemukakan responden pada saat wawancara berakhir dan ketika konsultasi dengan masyarakat,
yang terkait dengan masalah kesehatan. Berikut Tabel 4.25 tanggapan responden
Tabel 4.25 : Tanggapan Responden untuk Kondisi Kesehatan terhadap Penyakit Tertentu
No Tanggapan Responden
Jumlah Responden orang Persentase
1 Sangat Sering
2. Sering 2
4,5 3. Sedang
6 13,3
4. Jarang 23
51,1 5. Sangat
Jarang 14
31,1
T o t a l 45
100,0
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2008
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
Jika dibandingkan dengan keadaan kesehatan sebelum pengembangan banyak keadaan masyarakat yang terkena penyakit dan lamban dalam penanganan, hal ini
dikarenakan masih minimnya petugas kesehatan dan puskesmas serta klinik kesehatan. Setelah pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa ada
penambahan infra struktur berupa pembangunan Puskesmas Langsa Kota dan beberapa tempat klinik pengobatan alternatif serta praktek-praktek dokter umum
di Gampong Kuala Langsa. Dalam pembicaraan yang lebih berlanjut, hampir merata diantara responden
mengemukakan bahwa setiap penyimpangan perilaku akan di upayakan untuk diselesaikan menurut kebiasaan setempat. Dalam hal ini yang berperan adalah orang
tua kampung, di bawah koordinasi keuchik kepala kampung dan Imam Meunasah imam surau, yaitu dalam bentuk mendamaikan. Penyimpangan moral biasanya
diselesaikan dengan memberi sanksi yang sifatnya mempermalukan sipelaku yang bersangkutan. Penyelesaian melalui petugas keamanan pada tingkat kecamatan atau
kota hanya untuk kasus kasus kriminalitas, seperti penganiayaan berat, pembunuhan, atau pencurian.
Pengaturan ketertiban dan keamanan di lingkungan pelabuhan, walaupun pengamatan sementara terkesan sangat bebas, adalah lebih jelas dengan petugas-
petugasnya yang khusus. Dalam hal ini dikenal adanya petugas-petugas tertentu yang mengatur ketertiban dan keamanan terkait dengan kegiatan kepelabuhan, seperti PT
Pelindo I, Kesatuan Polisi Pengaman Pantai, Kesatuan Pengaman Lingkungan Pelabuhan, Petugas Imigrasi, Dinas Kesehatan Pelabuhan, Dinas Karantina,
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
Administrator Pelabuhan, Airut, Bea Cukai, Dinas Pedagangan, serta Komite Peralihan Aceh KPA. PT. Pelindo I Cabang Kuala Langsa merupakan pemilik
pelabuhan yang mengatur perusahaan pengangkutan dan pekerjaan bongkar muat muatan kapal.
Masalah-masalah kriminal, terutama penyelundupan, berada di bawah pengandalian KP3. Persoalan penjaga laut dan pantai berada di bawah koordinasi
KPLP. Masalah yang terkait dengan luar negeri diurus oleh kantor imigrasi, masalah hewan dan tumbuh-tumbuhan ditangani oleh Dinas Karantina. Ketentuan pajak
terkait dengan kantor Bea Cukai. Ketentuan tarif di atur oleh Dinas Perdagangan. Masalah-masalah masyarakat yang tidak tertampung tenaga kerjanya diselesaikan
oleh KPA. Begitu pula dengan masalah keamanan perairan dan udara yang dikendalikan oleh Airud. Tenaga kerja bongkar-muat muatan kapal tergabung ke
dalam suatu organisasi, yaitu TKBM.
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan