Persepsi dan Respons Masyarakat Terhadap Rencana Kegiatan

program kegiatan, mengambil bagian dari keuntungan serta terlibat langsung dalam evaluasi program dimaksud.

4.6.1. Persepsi dan Respons Masyarakat Terhadap Rencana Kegiatan

Pengalaman masyarakat setempat dengan wujud fisik dan kegiatan Pelabuhan Kuala Langsa pada dasarnya bukan hanya persoalan masa kini atau masa depan, tetapi telah berakar lama sejak masa lampau. Dikatakan demikian, karena pengalaman tersebut sudah berlangsung sejak tiga generasi yang lalu dan dengan tingkat intensitas yang lebih tinggi. Hal itu dimungkinkan karena lingkungan pemukiman generasi pertama dan kedua bersempadan langsung dengan lingkungan pelabuhan. Tingkat intensitas hubungan mereka dengan kegiatan pelabuhan Kuala Langsa, dalam perjalanan waktu, semakin meninggi pada masa barter antara daerah Aceh dan Malaysia, akhir tahun 1950-an. Pada masa itu Pelabuhan Kuala Langsa ramai disinggahi kapal dari luar negeri yang mengangkut bermacam jenis barang impor maupun ekspor. Rata-rata penduduk Kuala Langsa pada masa itu berkerja sebagai buruh bongkar muat muatan kapal yang berlabuh. Umumnya mereka merupakan penduduk pendatang dari Pidie, Samalanga, Peusangan, Peurelak, Idi, dan daerah-daerah lain di sekitarnya. Penduduk yang dijumpai sekarang merupakan generasi kedua dan ketiga serta bermukim pada lokasi lebih kurang dua kilo meter arah barat, karena lingkungan sebelumnya dibebaskan untuk areal pelabuhan. Pembebasan lahan dan pembentukan pemukiman baru di lokasi yang sekarang berlangsung secara spontan, tanpa melalui Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008 program pemukiman kembali yang berencana oleh pengelola pelabuhan ataupun pemerintah daerah. Lingkungan yang mereka pilih adalah lahan yang berawa-rawa, dengan status pemilikan tanah belum jelas sampai sekarang. Berdasarkan pernyataan dari salah seorang staf pada kantor desa Kuala Langsa, mereka telah pernah mengurusnya pada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Timur, namun sampai sekarang belum mendapatkan jawaban yang pasti. Persoalan inilah agaknya yang masih membekas terkait dengan persepsi mereka terhadap Pelabuhan Kuala Langsa.

4.6.2. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Lingkungan Pelabuhan