BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT Persero Pelabuhan Indonesia I merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang melaksanakan kegiatan di bidang Pelayanan Jasa Kepelabuhanan, saat
ini mengelola 15 Cabang Pelabuhan, 11 sebelas Pelabuhan Perwakilan, 1 satu Unit Terminal Peti Kemas, 1 satu Unit Galangan Kapal, 1 satu Unit Depo Peti Kemas
Belawan, 2 dua Unit Rumah Sakit dan 1 satu Balai Pendidikan dan Latihan. Wilayah kerja PT Persero Pelabuhan Indonesia I yang ditunjuk oleh
Pemerintah mengelola jasa kepelabuhanan meliputi Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau, secara geografis letaknya
sangat strategis karena berada di jalur perdagangan internasional, mempunyai misi menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistik,
memberikan nilai tambah serta mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Berpijak dari misi tersebut, perusahaan selalu berusaha menunjang program pemerintah dalam
pembangunan dunia usaha serta dapat memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara.
Arus bongkar muat barang pada tahun 2005 sebesar 83.761.153 ton dibanding realisasi tahun sebelumnya sebesar 88.488.107 ton atau mengalami penurunan 5.34.
Arus kunjungan kapal pada tahun 2005 sebesar 90.341 call atau 112.753.199 grt
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
dibanding realisasi tahun 2004 sebesar 104.163 call atau 113.579.376 grt atau mengalami penurunan grt 0.73. Arus bongkar muat peti kemas mengalami
kenaikan, pada tahun 2005 bongkar muat peti kemas sebesar 622.749 box atau 746.381 teus 105.05 dibanding realisasi tahun 2004 sebesar 601.569 box atau
710.498 teus. Arus penumpang pada tahun 2005 sebesar 5.457.966 atau hanya 91.01 dibanding realisasi tahun 2004 sebesar 5.997.284 atau mengalami penurunan
8.99. Untuk memenuhi tuntutan pelayanan oleh pemakai jasa, perusahaan
senantiasa berusaha secara optimal agar produktivitas kerja dapat terus ditingkatkan baik dalam hal kesiapan fasilitas peralatan bongkarmuat yang harus dipenuhi serta
peningkatan keterampilan SDM baik pada bidang operasional dan bidang administrasi.
Sebagai upaya optimalisasi peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa PT Persero Pelabuhan Indonesia I membentuk Unit Usaha Depo Peti Kemas Belawan.
Segmen usaha baru ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan kepada perusahaan. Upaya lain yang dilakukan adalah diversifikasi jasa dengan melakukan
kerjasama antara PT Persero Pelabuhan Indonesia I dengan PemdaPemko di wilayah kerja Perseroan dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan
kepelabuhanan, melakukan penataan sistem operasional pada Cabang Pelabuhan Belawan, Dumai dan Unit Terminal Peti Kemas Belawan serta melakukan kerjasama
usaha dengan mitra strategis untuk segmen tertentu.
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
Begitu juga dengan pengembangan Pelabuhan Kuala Langsa yang saat ini sedang dilaksanakan pembangunannya untuk tahap ke 3 tiga diarahkan untuk
pelayanan curah cair, peti kemas dan curah kering. Pelabuhan Kuala Langsa dibangun pada tahun 1900 bersamaan dibangunnya jalan kereta api dari Kuala Langsa.
Pelabuhan Kuala Langsa selesai dibangun pada tahun 1905 sedangkan jalan kereta api selesai tahun 1913. Sejak tahun 1905 sampai dengan 1914 Pelabuhan Kuala
Langsa mulai berfungsi dan ramainya kegiatan bongkar muat barang serta keluar masuknya kapal dan perahu-perahu nelayan maupun pedagang.
Pada tahun 1942 sampai dengan tahun 1949 kegiatan bongkar muat dan kunjungan kapal sangat berkurang akibat terjadinya perang dengan Belanda dan
Jepang. Tahun 1950 kegiatan pelabuhan mulai berkembang lagi di mana kapal berukuran sampai dengan 1.000 DWT dapat memasuki pelabuhan untuk mengangkut
karet, kopi, biji, pinang dan hasil bumi lainnya dengan tujuan Singapore, Malaysia diimport barang kebutuhan makanan, kain, barang kelontong, spare part dan lain-
lainnya yang dikenal saat ini dengan “Zaman Barter” yang berlangsung dari tahun 1955 sampai 1960.
Pada tahun 1969 Pelabuhan Kuala Langsa ditetapkan sebagai Pelabuhan Umum yang terbuka untuk pelayaran luar negeri berdasarkan Keputusan Bersama
Menteri Perdagangan dengan surat No. 363 AKpbXI69, Menteri Keuangan dengan surat No. Kep. 818MK4II69, dan Menteri Perhubungan dengan surat No. SK. 430
69 tanggal 20 Nopember 1969. Pada tahun 1981 dan tahun 1984 alur pelayaran pada
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
ambang luar menuju pelabuhan dikeruk sepanjang 3.000 m dengan lebar 80 m kedalaman – 7 m LWS yang tadinya hanya mempunyai kedalaman 1,5 sampai 2 m
LWS, sehingga saat itu kapal berukuran sampai 6.000 DWT dapat memasuki Pelabuhan Kuala Langsa.
Pada bulan Nopember 1993 dilakukan Survey Check Sounding alur pelayaran Pelabuhan Kuala Langsa oleh Tim Survey PT Persero Pelabuhan Indonesia I dan
didapati bahwa alur pelayaran mempunyai kedalaman rata-rata antara 6,5 m sampai dengan 7,5 m LWS.
Selama kurun waktu 3 tahun terakhir Pelabuhan Kuala Langsa telah menjadi sebuah kawasan yang berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai oleh pertumbuhan
ekonomi maupun pertumbuhan fisik dengan berbagai aspek perluasannya. Pelabuhan Kuala Langsa berpotensi menjadi salah satu simpul distribusi barang dan jasa
nasional ditunjang oleh sumber daya yang memadai dan prospek yang dimiliki Propinsi NAD, di mana Pelabuhan Kuala Langsa sudah masuk dalam catatan di dunia
Internasional. Perkembangan Pelabuhan Kuala Langsa yang pesat berakibat pada
peningkatan jumlah penduduk dan aktifitasnya, sehingga kebutuhan akan sumber daya dan ruang turut meningkat. Selain itu dengan perannya saat ini sebagai simpul
koleksi dan distribusi barang dan jasa, maka keberadaan kawasan pelabuhan bagi masyarakat Kota Langsa sangat penting. Untuk saat ini dan waktu yang akan datang
Pelabuhan Kuala Langsa menjadi tumpuan perkembangan Kota Langsa. Dengan
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
demikian, penggunaan lahan di kawasan pelabuhan dan sekitarnya, beberapa diantaranya diarahkan untuk memenuhi peran-peran yang mendukung fungsi
Pelabuhan Kuala Langsa, seperti menyediakan sarana pelayanan ekspor impor, menyediakan sarana pergudangan.
Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa saat ini menjadi bagian dari perkembangan kota yang pesat ditandai dengan ramainya aktifitas di sepanjang jalan dari Desa
Sungai Pauh hingga Desa Kuala Langsa, dari permukiman yang padat, wisata pantai, hingga sektor industri. Untuk mengarahkan perkembangannya di masa mendatang,
sebuah pelabuhan yang memiliki prospek perkembangan yang pesat memerlukan suatu konsepsi seluruh perubahan yang berkelanjutan, yang mampu menampung
perkembangan pelabuhan dengan tetap mempertahankan kawasan yang berfungsi melindungi kehidupan masyarakat sekitar.
Dalam jangka panjang, pembangunan dan perkembangan Pelabuhan Kuala Langsa harus terjamin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sekaligus terjamin
tidak akan timbulnya dampak terhadap lingkungan sekitar. Keberlanjutan pembangunan Pelabuhan Kuala Langsa perlu diupayakan sehingga dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh proses transformasi lahan pelabuhan, penggunaan sumber daya alam, penambahan unsur-unsur baru dalam media lingkungan, serta
dinamika populasi tidak menurunkan dan mengakibatkan degradasi kualitas lingkungan secara struktural.
Untuk itu diperlukan analisis-analisis untuk mengetahui dampak pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa di sekitar, dan perkembangan
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
Pelabuhan Kuala Langsa terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu mengambarkan perkembangan ekonomi masyarakat sekitar
sebelum aktifitas pelabuhan berkembang, Pelabuhan Kuala Langsa memiliki prospek perkembangan ekonomi ditinjau
dari potensi yang dimilikinya, seperti lokasi yang strategis, tingkat keamanan yang sudah kondusif, dan dukungan wilayah sekitarnya. Namun, hal yang perlu digaris
bawahi adalah bagaimana memanfaatkan potensi tersebut menjadi peluang yang bermanfaat bagi perekonomian masyarakat setempat.
Menurut Oloan Hariyadi 2007, pelabuhan umum publik pada dasarnya memiliki karakteristik; terbuka untuk seluruh tipe kargo sea-borne trade dan jasa
pelayaran, pola jasanya mengikuti sifat kedatangan kapal dengan operasi yang tetap liner atau tidak tetap tramper serta kepemilikannya oleh negara melalui badan
usaha milik negara dan pemerintah pusat atau lokal. Lebih lanjut pelabuhan umum dapat diklasifikasikan juga ke dalam dua domain besar yaitu pelabuhan yang
diusahakan komersial dan pelabuhan tidak diusahakan tidak komersial. Pelabuhan yang diusahakan saat ini dikelola oleh badan hukum Pelabuhan
Indonesia PT. Pelindo, pelabuhan yang tidak diusahakan biasanya adalah pelabuhan kecil yang dioperasikan atau dikelola oleh Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah
baik propinsi, kota atau kabupaten. Saat ini Desa Kuala Langsa sebagian besar dijadikan lahan pemukiman. Selain itu, terdapat industri, berbagai perusahaan,
perkantoran, lokasi pergudangan, tempat hiburan, beberapa wisata pantai, serta yang berperan sebagai pelabuhan ekspor-impor dan antar pulau. Aktifitas-aktifitas
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
di sepanjang pelabuhan tersebut menjadi faktor penarik sehingga kawasan pelabuhan di Kuala Langsa menjadi ramai.
Dengan perannya sebagai simpul koleksi dan distribusi barang dan jasa, maka keberadaan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa sangat penting. Dengan kecenderungan
peningkatan volume bongkar muat per tahun di Pelabuhan Kuala Langsa, maka telah direncanakan perluasan kawasan pelabuhan. Untuk saat ini dan waktu yang akan
datang Pelabuhan Kuala Langsa menjadi tumpuan perkembangan Kota Langsa. Dengan demikian, penggunaan lahan di kawasan pelabuhan dan sekitarnya,
diantaranya diarahkan untuk memenuhi peran-peran yang mendukung fungsi Pelabuhan Kuala Langsa, seperti menyediakan sarana pelayanan ekspor impor dan
sarana pergudangan. Selain itu, masih terdapat beberapa isu menyangkut kawasan Pelabuhan Kota Langsa Renstra Pelabuhan Kota Langsa, diantaranya adalah:
a. Pencemaran wilayah pelabuhan dan laut oleh limbah industri dan rumah tangga.
b. Rendahnya kualitas sumber daya manusia.
c. Kurangnya fungsi kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya ke pelabuhan.
d. Belum ada tata ruang kawasan pelabuhan.
e. Alih fungsi hutan mangrove menjadi kawasan bisnis dan pemukiman.
Untuk mengarahkan perkembangannya dimasa mendatang, sebuah pelabuhan yang memiliki prospek perkembangan memerlukan suatu konsepsi seluruh perubahan
yang berkelanjutan, yang mampu menampung perkembangan pelabuhan dengan tetap mempertahankan kawasan yang berfungsi melindungi kehidupan masyarakatnya.
Dengan adanya gagasan pembangunan yang berkelanjutan sustainable development
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
yang dirumuskan oleh WCED World Commission on Environment and Development yang dibentuk oleh PBB pada tahun 1987 dan juga penetapannya
sebagai kebijakan nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun yang sama maka visi pembangunan yang berkelanjutan diharapkan menjadi bagian yang
terpadu dari seluruh aktivitas pembangunan yang dilangsungkan sehingga proses dan hasil pembangunan tersebut tetap dapat dilangsungkan dan dinikmati oleh generasi
mendatang. Dalam jangka panjang, pembangunan dan perkembangan Pelabuhan Kuala
Langsa harus terjamin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sekaligus terjamin tidak akan timbulnya dampak terhadap lingkungan sekitar. Keberlanjutan
pengembangan Pelabuhan Kuala Langsa perlu diupayakan sehingga dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh proses transformasi lahan, penggunaan sumber
daya alam, penambahan unsur-unsur baru dalam media lingkungan, serta dinamika populasi tidak menurunkan dan mengakibatkan degradasi kualitas lingkungan secara
struktural. Berdasarkan beberapa uraian dan masalah yang telah diuraikan di atas, penulis
merasa penting untuk mengidentifikasi “Dampak pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
sekitar?
Zulfan: Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, 2008. USU e-Repository © 2008
1.2. Perumusan Masalah