1. Corporate Social Responsibility CSR dalam perspektif Good

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. 1. Corporate Social Responsibility CSR dalam perspektif Good

Corporate Governance GCG Mewujudkan Corporate Social Responsibility adalah gagasan utama dari penerapan good corporate governance GCG, hal ini sejalan dengan kesimpulan yang terangkum dalam konferensi CSR yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Link IBL 55 “Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka . Penerapan good corporate governance atau dapat diartikan sebagai tata kelola perusahaan yang baik muncul sebagai akibat dari maraknya skandal perusahaan yang menimpa perusahaan-perusahaan besar, baik di Indonesia maupun luar negeri. Pengertian Good Corporate Governance menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-117 M-MBU 2002, Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Pada BUMN dijelaskan bahwa Corporate Governance adalah : 55 Etty Murwaningsari, Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance dalam Satu Continuum.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 11 No. 1: 30-40. Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. 2009 Universitas Sumatera Utara panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika”. Prinsip – prinsip GCG sesuai pasal 3 Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117M-MBU2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan Good Corporate Governance GCG pada BUMN sebagai berikut : 1. Transparansi transparency: keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan mengemukakan informasi materil yang relevan mengenai perusahaan. 2. Pengungkapan disclosure: penyajian informasi kepada stakeholders, baik diminta maupun tidak diminta, mengenai hal – hal yang berkenaan dengan kinerja operasional, keuangan, dan resiko usaha perusahaan. 3. Kemandirian independence: suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip – prinsip korporasi yang sehat. 4. Akuntabilitas accountability: kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Manajemen perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif dan ekonomis. Universitas Sumatera Utara 5. Pertanggungjawaban responsibility: kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang – undangan yang berlaku dan prinsip – prinsip korporasi yang sehat. 6. Kewajaran fairness: keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak–hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

2.1.1. Konsep Corporate Social Responsibility CSR

Sejak abad ke-19, berawal dari perkembangan pesat perusahaan sebagai organisasi bisnis di Amerika 56 Konsep Corporate Social Responsibility CSR sudah muncul sejak tahun 1933, dalam The Modern Corporatation And Private Property, dikemukakan bahwa korporasi modern seharusnya mentransformasikan diri menjadi institusi sosial, ketimbang institusi ekonomi yang semata memaksimalkan laba. Pemikiran ini dipertajam . Kemudian kebijakan publik secara tegas merubah lingkup sosial yang mesti direspon perusahaan secara lebih spesifik, seperti kesehatan dan keselamatan kerja K3, jaminan sosial pekerja, pelestarian lingkungan, perlindungan konsumen, dll. Perusahaan perlu merespon tuntutan pasar sukarela,karena merflesikan tuntutan moral dan sosial konsumen, disisi lain juga memiliki tanggung jawab sosial, juga harus patuh terhadap hukum dan kebijakan publik. 56 Edi Suharto. “Corporate Social Responsibility: What is and Benefit for Corporate ,2008. makalah hal 2 Universitas Sumatera Utara oleh Peter F Drucker pada tahun 1946, lewat bukunya The Concept Of Corporation 57 Kemudian pada tahun 1953 nama CSR pertama kali digaungkan dalam diskursus resmi akademik Howard R. Bowen dengan bukunya yang berjudul Social Responsibility of the Businessman . 58 . Ide dasar yang dikemukakan Bowen mengacu pada kewajiban pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai masyarakat ditempat perusahaannya beroperasi 59 57 . Tetapi pada tahun 1970, ekonomi Milton Friedman menjelaskan pandangan yang berbeda tentang CSR, Bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah menghasilkan menghasilkan keuntungan profit dalam batasan moral masyarakat dan hukum. Ia mengingatkan bahwa inisiatif perusahaan untuk menjalankan CSR dapat membuat arah manajemen menjadi tidak fokus, membuat pengelolaan sumber daya menjadi tidak efesien, memperlemah daya saing, serta mempersempit pilihan-pilihan dan kesempatan. Namun seiring waktu berjalan, CSR semakin berkembang dan terus menjadi isu kunci dalam konteks manajemen, pemasaran dan akuntansi di Inggris, Amerika, Eropa, Canada, dan Negara-negara lain. http:www.ppm-manajemen.ac.idindex.php?wb=11mib=highlights.detailid=9 58 Prinsip-prinsip yang dikemukakannya mendapatkan pengakuan publik dan akademisi sehingga Howard R. Bowen dinobatkan sebagai “Bapak CSR” 59 Susiloadi. Implementasi Corporate Social Responsibility untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Spirit Publik, 2008. Vol. 4:124 Universitas Sumatera Utara Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan sering diidentikkan dengan CSR ini antara lain PemberianAmal Perusahaan Corporate GivingCharity, Kedermawanan Perusahaan Corporate philanthropy, Relasi Kemasyarakatan Perusahaan Corporate CommunityPublicRelations, dan Pengembangan Masyarakat Community Development. Keempat nama itu bisa pula dilihat sebagai dimensi atau pendekatan CSR dalam konteks Investasi Sosial Perusahaan Corporate Social InvestmentInvesting yang didorong oleh spectrum motif yang terentang dari motif “amal” hingga “pemberdayaan” 60 Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA Corporate Social Activity atau “aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan “ seat belt”, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Perusahaan menyadari untuk mempertahankan eksistensinya perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup, potensi kewirausahaan dan kualitas lingkungan sekitar. Karena perusahaan . 60 Brilliant, Eleanor L. dan Kimberlee A. Rice. “Influencing corporate philantrophy” dalam Gary M. Glould dan Michael L. Smitheds, social work in the workspace New York:Spinger Publishing Co. 1988 page 299-313 Universitas Sumatera Utara tidak bisa bertahan ditengah masyarakat miskin dan lingkungan yang tidak mendukung kemajuannya. Untuk itu, perusahaan memberikan perhatian besar pada perlunya memberdayakan berbagai potensi masyarakat sebagai unsur penting yang menunjang survival perusahaan sejak sekarang. Namun demikian, tidak dapat pula dipungkiri bahwa perkembangan pelaksanaan CSR akhir-akhir ini juga mengalami kecenderungan positif dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Timbul kesadaran pelaksanaan CSR merupakan bagian yang menyatu dalam strategi bisnis suatu korporasi, dimana pelaksanaan CSR justru mendukung tujuan-tujuan bisnis inti. Perubahan arah kecenderungan perkembangan pelaksanaan CSR tersebut di Indonesia akhir-akhir ini cukup intens diperbincangkan berbagai kalangan pemerintah, pebisnis, akademisi, dan NGOs. Namun demikian, riset-riset yang terkait dengan implementasi CSR belum banyak dilakukan. Riset yang dilakukan masih berkisar pada praktek CSR yang sedang berlangsung saat ini, seperti yang dilakukan Rusfadia Saktiyanti Jahya 2006 61 61 Jahja, Rusfadia Saktiyanti. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Corporate Social Responsibility Perusahaan Ekstraktif dalam Jurnal Galang, Vol.1, No.2, Hal.22-35, Edisi Januari 2006. dan Siti Adiprigandari Adiwoso Suprapto 2006. Dari beberapa hasil riset tersebut secara umum dapat disimpulkan antara lain: pertama, bahwa pebisnis umumnya melihat praktek CSR sabagai kegiatan yang memiliki makna sosial dan bisnis sekaligus. Artinya, praktek CSR masih dikaitkan dengan peningkatan citra korporat di mata masyarakat; Universitas Sumatera Utara kedua, praktek CSR yang dilakukan belum mencapai hasil seperti yang diharapkan dalam arti pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. Hal ini terjadi antara lain disebabkan oleh kebijakan program yang terlalu kaku, implementasi yang salah, dan belum siapnya masyarakat calon penerima bantuan.

2.1.2. Defenisi Corporate Social Responsibility CSR

Corporate Social Responsibility CSR merupakan konsep yang masih terus berkembang sehingga CSR memiliki beraneka ragam definisi. Belum ada definisi tunggal serta kriteria spesifik mengenai konsep CSR dikarenakan implementasi dan penjabaran CSR yang dilakukan perusahaan juga berbeda-beda 62 1. Aspek ekonomi dan sosial . Dari keragaman pengertian CSR maka pengertian CSR dilihat beberapa aspek yaitu: Anatan mendefinisikan CSR sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi, untuk meningkatkan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan komunitas luas 63 62 Sumardiyono, E. Evaluasi Pelaksanaan Community Development dalam Perolehan PROPER Hijau Studi Kasus di PT Pupuk Kaltim Bontang. Tesis. Semarang: Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro 2007. Hal 37 . 63 Anatan, L. Corporate Social Responsibility CSR: Tinjauan Teoritis dan Praktik di Indonesia 2009, Online, http:majour.maranatha.eduindex.phpjurnal- manajemenarticleview220, diakses 13 maret 2014 Universitas Sumatera Utara World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat secara keseluruhan 64 CSR dikemukakan ISO 26000 adalah Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh . 65 Nuryana menyatakan Corporate Social Responsibility CSR ialah Sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan . 66 64 Rahadhini, M.D. Peran Public Relations dalam Membangun Citra Perusahaan melalui Program Corporate Social Responsibility. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan 2010. Vol. 10, No. 1:14. online . http:repository.unhas.ac.idxmluibitstreamhandle1234567898256SKRIPSI20LE NGKAP-FEB-AKUNTANSI-NEFERTITI20BALAMURTI20DEWI.pdf?sequence=1 diakses 13 maret 2014 65 Martono Anggusti, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Bandung : Books Terrace Library, 2010 hal. 9. 66 Mu’man nuryana. Corporate Social Responsibility dan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan, makalah yang disampaikan pada diklat pekerjaan social industri balaibesar pendidikan dan pelatihan kesejahteraan social BBPPKS. Bandung, .2005 Universitas Sumatera Utara 2. Aspek lingkungan The European Commission mendefinisikan CSR sebagai “being socially responsible means not only fulfilling legal expectations, but also going beyond compliance and investing more into human capital, the environment,and relations with stakeholders”. Artinya CSR bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi dilaksanakan secara suka rela dan ada dorongan yang tulus dari dalam, serta merupakan investasi untuk lingkungan dan stakeholders 67 Institute of Chartered Accountants, England and Wales: Jaminan bahwa organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham shareholders mereka . 68 3. Pembangunan berkelanjutan sustainability development . Perkembangan CSR tidak bisa terlepas dari konsep pembangunan berkelanjutan. Menurut John Elkington sustainability keberlanjutan adalah keseimbangan antara people-planet-profit, yang dikenal dengansebutan 3P dalam konsep Triple Bottom Line. Sustainability terletak pada pertemuan antara tiga aspek, people-sosial, planet- environment; dan profit-economic. Maka menurut Elkington, perusahan 67 J.Wiwoho. Corporate Social Responsibility CSR ditinjau dari Aspek Sejarah, Falsafah, Keuntungan, serta Kendalanya. MMH. Vol. 37 No. 2. 2008 Hal 110 68 http:en.wikipedia.orgwikiInstitute_of_Chartered_Accountants_in_England_26_W ales Universitas Sumatera Utara harus bertanggung jawab atas dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup 69 Menurut Akib defenisi CSR adalah upaya manajemen yang dijalankan oleh entitas bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasarkan keseimbangan pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif . Dari definisi tersebut, tersirat makna bahwa CSR harus dilaksanakan secara terus menerus agar tercipta pembangunan berkelanjutan yang merupakan inti dari CSR, sehingga elemen profit, people, dan planet menjadi satu kesatuan utuh yang dapat memberikan manfaat yang besar dan menyentuh semua aspek kehidupan. 70 Terdapat dua jenis keberlanjutan menurut Dunphy et al yakni ecological sustainability keberlanjutan ekologi dan human sustainability keberlanjutan manusia. Keberlanjutan ekologi mencakup desain organisasi yang dapat memberikan kontribusi kepada sustainable economic development pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, perlindungan terhadap lingkungan hidup, dan pembaharuan biosfir permukaan bumi dan atmosfir yang ditinggali mahluk hidup. Sementara . 69 Radyati, M.R. CSR dan Sustainable Development. Makalah disajikan dalam acara Launching MM-CSR Universitas Trisakti, Le-Meridien Hotel, Jakarta 2008, 12 Maret. Hal 1 70 Akib. Implementasi Corporate Sosial Responsibility Jogja TV Studi Deskriptif Program Perpustakaan Keliling di Kabupaten Bantul dan Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2010. Hal 16 Universitas Sumatera Utara keberlanjutan manusia adalah meningkatkan kemampuan dan keahlian manusia untuk kinerja perusahaan yang tinggi dan berkelanjutan serta untuk kesejahteraan sosial well-being dan ekonomi masyarakat. Sebuah organisasi yang berkelanjutan berarti organisasi yang menjalankan kegiatan dengan memahami kebutuhan dan kepentingan pihak lain kelompok masyarakat, lembaga pendidikan dan agama, pekerja, dan masyarakat umum, serta meningkatkan jaringan kerja sama yang mempersatukan mereka semua 71 Secara umum defenisi Corporate Social Responsibility CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tangung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan . 72 71 Radyati, Loc.Cit 72 Untung Budi Endrik, Corporate Social Responsibility, Jakarta:Sinar Grafika, 2009 Hal. 1 . Universitas Sumatera Utara 2. 2. Model Implementasi CSR Perusahaan Di Indonesia

Dokumen yang terkait

Implementasi Corporate Social Responsibility Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (PERSERO)

4 58 134

Kajian Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

2 47 121

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Pengembangan UKM di Kota Medan

1 8 87

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Pengembangan UKM di Kota Medan

0 0 12

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Pengembangan UKM di Kota Medan

0 0 2

10. Bagaimanakah dampak pelaksanaan Program Kemitraan PT.Perkebunan - Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IIIDistrik

0 2 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam perspektif Good - Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan

1 5 27

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang - Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IIIDistrik Asahan)

0 0 12

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IIIDistrik Asahan)

0 3 9