3. Konsep Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM

e. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 tahun serta mempunyai potensi prospek usaha untuk dikembangkan. f. Belum memenuhi persyaratan perbankan non bankable.

2. 3. Konsep Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM

2.3.1 Sejarah Singkat Kepedulian BUMN terhadap Usaha Mikro

Kecil BUMN memiliki peran yang strategis sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut membantu pengembangan usaha kecil. Peran dan tanggung jawab dari BUMN sebagai korporasi dijabarkan lebih lanjut dalam Undang- undang RI No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang telah disahkan pada tanggal 20 Juli 2007. Pasal 74 UU RI No. 40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa: 1 Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Universitas Sumatera Utara 3 Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Kewajiban Perseroan Terbatas untuk melakukan Tanggung Jawab Sosialnya merupakan wujud kepedulian pemerintah. Selanjutnya Pemerintah turut mendorong BUMN untuk peduli terhadap lingkungan dan masyarakat dengan mengeluarkan berbagai peraturan sebagai berikut: Pertama, Pembinaan usaha kecil oleh BUMN dilaksanakan sejak terbitnya peraturan pemerintah nomor 3 tahun 1983 tentang tata cara pembinaan dan pengawasan Perusaahaan Jawatan perjan, Perusahaan Umum Perum dan Perseroan terbatas Persero. Kedua, Dengan terbitnya Keputusan Menteri Keuangan No.1232KMK.0131989 tanggal 11 Nopember 1989 tentang Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi Melalui Badan Usaha Milik Negara, dana pembinaan disediakan dari penyisihan sebagian laba sebesar 1 - 5 dari laba setelah pajak. Nama program saat ini lebih dikenal dengan program Pegelkop. Ketiga, Pada Tahun 1994, nama program diubah menjadi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Program PUKK berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.316KMK.0161994 tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara. Universitas Sumatera Utara Keempat, keputusan Menteri Pendayagunaan BUMNKepala Badan Pembina BUMN No. Kep-216M-PBUMN1999 tanggal 28 September 1999 tentang Program kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL BUMN. Kelima, Keputusan Menteri BUMN No.Kep-236MBU2007 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dan yang terakhir, Peraturan menteri Negara BUMN No. Per- 05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

2.3.2 Defenisi Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM

Menurut Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, yang dimaksud dengan Usaha Kecil UK, termasuk Usaha Mikro UMI, adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah UM merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan 79 Badan Pusat Statistik BPS memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha . 79 Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM Tahun 2008-2009. Jakarta, 2009. Universitas Sumatera Utara yang memiliki jumlahtenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang 80 1 Pengusaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah. . Adapun yang dimaksud dengan usaha kecil menurut Pasal 3 Peraturan Menteri BUMN No. Per-05MBU2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan ini adalah: 2 Bangunan tempat usaha, atau pengusaha yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar. Pada 4 Juli 2008 ditetapkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi UKM yang disampaikan oleh Undang-undang ini juga berbeda dengan definisi di atas. Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan usaha menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan 80 Badan Pusat Statistik dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Pengukuran dan Analisis Ekonomi Kinerja UKM dalam Hal Pembentukan Modal Tetap Bruto Investasi Nasional Tahun 2009. Jakarta, 2009. Universitas Sumatera Utara 2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.

2.3.3 Pemberdayaan UMKM

Menurut Suharto Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu – individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjukan pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berprestasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam mela ksanakan tugas – tugas kehidupannya 81 Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha . 81 Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2006 hal 59 Universitas Sumatera Utara terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM: a. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan; b. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan c. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan. Dengan itu pemberdayaan UMKM sangatlah penting untuk dilaksanakan. Dilihat dari pengertian pemberdayaan, maka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM adalah upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM itu sendiri. Jadi pendekatan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Universitas Sumatera Utara UMKM yang demikian diharapkan dapat memberi peranan kepada individu sebagai objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku pembangunan yang menentukan masa depan dan kehidupan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM. Pelaksanaan kebijakan dalam rangka strategi pemberdayaan untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM tidak bisa hanya dibidang permodalan saja, namun juga harus berorientasi secara keseluruhan atas kebutuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM baik secara individu maupun kelompok termasuk mendasarkan pada potensi sumberdaya manusianya. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM sebagai suatu rencana yang harus direncanakan serius dan lebih memfokuskan pada upaya-upaya yang membuat pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM mampu mengembangkan komunikasi antar mereka sehingga pada akhirnya mereka dapat saling berdiskusi secara kontruktif dan mengatasi permasalahan yang ada. Jadi ketika agen pengubah, baik yang berasal dari lembaga pemerintahan atau non- pemerintah telah menyelesaikan program pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM tersebut, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM sebagai suatu proses yang dapat terus berlangsung 82 82 Loc. Cit . Universitas Sumatera Utara Pemberdayaan UMKM adalah untuk memperkuat usaha UKM agar menjadi tangguh dan mandiri, sehingga dapat menghadapi perdagangan bebas yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia.

2. 4. Defenisi Konsep

Dokumen yang terkait

Implementasi Corporate Social Responsibility Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (PERSERO)

4 58 134

Kajian Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

2 47 121

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Pengembangan UKM di Kota Medan

1 8 87

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Pengembangan UKM di Kota Medan

0 0 12

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Terhadap Pengembangan UKM di Kota Medan

0 0 2

10. Bagaimanakah dampak pelaksanaan Program Kemitraan PT.Perkebunan - Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IIIDistrik

0 2 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Corporate Social Responsibility (CSR) dalam perspektif Good - Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan

1 5 27

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang - Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IIIDistrik Asahan)

0 0 12

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada program kemitraan PT. Perkebunan Nusantara IIIDistrik Asahan)

0 3 9