Azas Pemungutan Pajak Tarif Pajak

52 b. Tarif Pajak Meningkat Progresif Tarif pajak progresif adalah tarif pajak yang persentasenya menjadi lebih besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaanya semakin besar. Memperhatikan kenaikan persentase tarifnya, tarif pajak progresif dapat dibagi menjadi: Tarif Progresif Progresif Dalam hal ini kenaikan persentasenya semakin besar. Tarif Progresif Tetap Kenaikan persentasenya tetap Tarif Progresif Degresif Kenaikan persentasenya semakin kecil c. Tarif Pajak Degresif Tarif pajak degresif adalah persentase tarif pajak yang semakin menurun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak menjadi semakin besar. d. Tarif Pajak Tetap Dalam tarif pajak ini adalah tarif berupa jumlah yang tetap sama besarnya terhadap berapapun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak, oleh karena itu besarnya pajak yang terutang tetap.Waluyo dan Wirawan. 2002 : 1 53

8. Kewajiban dan Hak-hak Wajib Pajak

Dari ketentuan yang dimuat dalam undang-undang pajak nasional UU Perpajakan tahun 2007 terdapat kewajiban dari wajib pajak dan hak- haknya sebagai berikut:

a. Kewajiban Wajib Pajak

1 Wajib Pajak Melaksanakan pendaftaran diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib NPWP sebagai identitas diri Wajib Pajak. Dengan diperolehnya NPWP, berarti Wajib Pajak telah terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak. Fungsi NPWP tersebut selain dipergunakan untuk mengetahui identitas Wajib Pajak yang sebenarnya, juga berguna menjaga ketertiban dalam membayar pajak dan dalam hal pengawasan administrasi perpajakan. Terdapat WP yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan dikenakan sanksi pidana. 2 Mengambil sendiri blangko surat pemberitahuan SPT ditempat- tempat yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. Fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana Wajib Pajak untuk melapokan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan laporan tentang pemenuhan pambayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pejak serta laporan tentang pembayaran pajak yang telah dipotong oleh pihak ketiga. 54 3 Wajib Pajak WP wajib untuk mengisi dengan benar dan lengkap dan menandatangani sendiri Surat Pemberitahuan Pajak kemudian mengembalikan surat pemberitahuan itu kepada kantor inspeksi pajak. 4 Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan-pencatatan. Pada dasarnya setiap orang dan badan usaha yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan diharuskan mengadakan pembukuan.

b. Hak-hak Wajib Pajak

Wajib Pajak mempunyai hak untuk menerima tanda bukti pemasukan Surat pemberitahuan. Pengirim surat Pemberitahuan melalui kantor pos dan giro harus dilakukan secara tercatat, dan tanggal pengiriman dianggap sebagai tanggal penerimaan. 1 Wajib Pajak mempunyai hak mengajukan permohonan penundaan penyampaian Surat Pemberitahuan. Penundaan pengajuan SPT dari wajib pajak disebabkan wajib pajak mengalami kesulitan dalam menyelasaikan pembukuannya. 2 Wajib Pajak mempunyai hak untuk melakukan pembetulan sendiri Surat Pembeitahuan SPT yang telah dimasukan pembetulan atas surat pemberitahuan dapat dilakukan oleh wajib pajak apabila terdapat kekeliruan dalam pengisian SPT yang dibuat oleh wajib Pajak. 3 Wajib Pajak berhak mengajukan permohonan dan penundaan pengangsuran pembayaran pajak sesuai dengan kemampuannya. 55 4 Wajib Pajak berhak melakukan pengambilan kelebihan pembayaran pajak serta memperoleh kepastian terbitnya Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak SKKPP. 5 Wajib Pajak berhak melakukan permohonan pembetulan salah tulis atau salah hitung atau kekeliruan yang terdapat dalam SKP dalm penerapan peratuan perundang-undangan perpajakan. 6 Wajib Pajak berhak mengajukan keberatan dan berhak atas kepastian terbitnya surat keputusan atas surat permohonan keberatannya. 7 Wajib Pajak behak mengajukan permohonan banding atas surat keberatannya yang telah diputuskan oleh Direktur Jenderal Pajak. 8 Wajib Pajak berhak mengajukan permohonan penghapusan atau pengurangan pengenaan sanksi perpajakan serta pembetulan ketetapan pajak yang salah atau keliru. 9 Wajib Pajak behak memberi kuasa khusus kepada orang lain untuk melaksanakan kewajiban perpajakan. C . Pajak dalam Pelaporan Keuangan Daerah Perbedaan antara akuntansi pemerintahan dengan akuntasi pada perusahaan komersial menyebabkan perbedaan dalam pelaksanaan kegiatan akuntansi termasuk penggunaan kelompok-kelompok akun yang digunakan. Peningkatan kebutuhan akuntansi bagi sektor pemerintahan disebabkan karena semakin meningkatnya keterlibatan pemerintah dalam pengembangan dan pembangunan Negara untuk meningkatkan 56 kesejahteraan rakyat, serta makin besarnya volume anggaran Negara dan makin kompleksnya transaksi keuangan pemerintah. Dalam tatanan Negara demokrasi, pemerintah sebagai wakil rakyat dituntut untuk bersikap transparan kepada masyarakatnya. Transapransi tersebut berupa pelaporan keuangan yang menggambarkan pengelolaan atas sumber-sumber daya yang signifikan; penggunaan sumber-sumber tersebut untuk peningkatan kesejahteraan rakyat; dan yang ketiga adanya pemisahan antara manajemen dengan pemilikan sumber-sumber daya. Dalam pelaporan keuangan yang disusun oleh pemerintah adalah untuk kepentingan para pemakai yang potensial dan sangat beragam. Informasi dalam pelaporan keuangan sektor pemerintahan tidak ditujukan kepada kelompk-kelompok pengguna tertentu, melainkan kepada semua pengguna tanpa membedakan kepentingan masing-masing Common Needs. Adapun dalam pelaporan keuangan pemerintah pusat khususnya pada sektor pajak meliputi asersi piutang pajak, asersi sumber-sumber penerimaan pajak, dan sersi belanja pajak. b. Asersi Piutang Pajak – Aset Keuangan Aset keuangan yang dimaksud mencakup Kas, Pinjaman dan Uang Muka, Piutang, Piutang Pajak, Investasi, dan Pembayaran dimuka. c. Asersi sumber-sumber penerimaan pajak Pendapatan pemerintah dari sektor pajak bukan merupakan elemen dari pengukuran kinerja seperti halnya pendapatan disektor bisnis.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sragen Tahun 1991-2013.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sragen Tahun 1991-2013.

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1991-2012.

0 1 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1991-2012.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN KLATEN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Di Kabupaten Klaten Tahun 1989 – 2011.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN KLAEN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Di Kabupaten Klaten Tahun 1989 – 2011.

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN PATI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten Pati Tahun 1990 – 2012.

0 2 13

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Boyolali tahun 1990 – 2009.

0 0 15

“FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK”.

0 1 93

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA PERIODE TAHUN 1997-2011.

0 0 12