E. Sistematika Penulisan
Berdasarkan penelitian diatas, maka sistematika penulisan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut .
Bab I Merupakan bab Pendahuluan. Pada bab ini membahas tentang :
Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan
Pustaka, dan Sistematika Penulisan
Bab II Menjelaskan tentang Kajian teoritis. Pada bab ini membahas
tentang : Model Komunikasi Wilber schramm, Teori Difusi –
Inovasi , Strategi Komunikasi
Bab III Membahas tentang Biograpi Linda Agum Gumelar Pada bab ini
membahas tentang : Profile Linda Agum Gumelar, Profile Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, Profile Program Pita Pink.
Bab IV Menguraikan tentang Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar
Di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta Pada bab ini membahas tentang : Bentuk
komunikasi linda Agum gumelar, Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar, Penerapan Metode Komunikasi Linda Agum
Gumelar, Faktor - Faktor Penghambat dan Pendukung Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar.
Bab V Merupakan Penutup Pada bab ini membahas tentang : Kesimpulan,
dan Saran – saran.
BAB II LANDASAN TEORITIS
3. Model Komunikasi Wilbur Schramm
Menurut Wilbur Schramm, komunikasi membutuhkan setidaknya tiga unsur yaitu: sumber source, pesan message, dan sasaran destination.
Sumber boleh jadi seorang individu berbicara, menulis menggambar, memberi isyarat atau suatu organisasi komunikasi seperti sebuah surat kabar,
penerbit, stasiun TV atau Studio Film. Pesan dapat berbentuk tinta pada kertas, gelombang suara di udara, impus arus listrik, lambaian tangan, bendera
diudara atau setiap tanda yang ditafsirkan. Sasarannya mungkin seorang individu yang mendengarkan, menonton atau membaca, atau anggota suatu
kelompok, seperti diskusi, khalayak pendengar ceramah, kumpulan penonton sepak bola, atau anggota khalayak media massa.
14
Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi-balik pesan, berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Bila kedua orang
memiliki wilayah pengalaman bersama yang besar, maka komunikasi mudah dilakukan. Semakin besar wilayah tersebut, semakin miriplah bidang
pengalamannya field of experience yang dimiliki kedua pihak yang berkomunikasi. Bila kedua lingkaran itu tidak bertemu, artinya bila tidak ada
pengalaman bersama-sama komunikasi tidak mungkin berlangsung. Bila wilayah yang berimpit itu kecil, artinya pengalamaan sumber dan pengalaman
14
Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi, Bandung : Remadja Karya,1986, h.140
sasaran sangat jauh berbeda, maka sangat sulit untuk menyampaikan makna dari seseorang kepada orang lain.
Menurut Schramm, seperti ditunjukkan model ketiganya, jelas bahwa setiap orang dalam proses komunikasi adalah sekaligus sebagai encoder dan
decoder. Kita secara konstan menyandi balik tanda-tanda dari lingkungan kita, menafsirkan tanda-tanda tersebut dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya.
Makna yang dihasilkan dari penyandian-balik penafsiran yang akan membuat kita menyandi.
15
Gambar 2.1 Model Komunikasi Schramm
Proses kembali dalam model di atas disebut umpan balik feed back, yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi, karena hal itu
memberi tahu kita bagaimana pesan kita ditafsirkan, baik dalam bentuk kata- kata sebagai jawaban, anggukan kepala, dan sebagainya. Begitu juga surat
15
Ibid, h. 141
pembaca kepada redaksi sebagai protes atas editorial yang ditulis surat kabar tersebut, ataupun tepuk tangan khalayak yang mendengarkan ceramah. Namun
menurut Schramm, umpan balik juga dapat berasal dari pesan kita sendiri, misalnya kesalahan ucapan atau kesalahan tulisan yang kemudian kita
perbaiki.
16
Gambar 2.2 Model Komunikasi Schramm yang Berbentuk Sirkuler
Schramm memberikan model proses komunikasi ini yang lebih memperlihatkan pentingnya pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang
pengalaman akan menentukan apakah pesan yang dikirimkan diterima oleh si penerima sesuai dengan apa yang dimaksud oleh si pengirim pesan. Schramm
mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa yang
16
Ibid, h.142
sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima diinterprestasikan dengan benar.
17
Model ini sama dengan model-model sebelumnya yaitu memperlihatkan proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah oleh
karena Schramm menyadari pentingnya balikan dalam komunikasi, akhirnya menyempurnakan model ini menjadi model dua arah. Balikan adalah penting
dalam proses komunikasi karna akan menceritakan kepada kita bagaimana pesan yang dikirimkan diinterprestasikan oleh yang menerima pesan. Bila
peneriam pesan memberikan kepada si pengirim, maka si penerima berubah menjadi si pengirim atau sumber, sehingga komunikasi tidak satu arah lagi,
tetapi satu lingkaran. Seorang individu dapat dipandang sebagai si pengirim atau penerima pesan.
18
4. Teori Difusi – Inovasi
Penelitian difusi adalah satu jenis penelitian komunikasi yang khas, tetapi penelitian ini dimulai di luar bidang komunikasi, penelitian ini berasal
dari sosiologi. Rogers, tokoh difusi yang kemudian menjadi peneliti komunikasi, membuat desertasi dalam pedesaan.
19
Berbagai macam difusi didefinisikan, tetapi ada satu asumsi yang mengikat semua difusi. Difusi adalah suatu proses komunikasi yang
17
Muhamad ,Arni, Komunikasi Organisasi PT.Bumi Aksara Jakarta 2004. Cet keenam, h.10
18
Ibid , h.11
19
Rahmat Jalaluddin, M.SC Metode Penelitian Komunikasi Bandung : P.T Remaja Rosdakarya 2007, Cet ketiga belas h.70
menetapkan titik-titik tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari satu agen ke agen yang lain.
Salah satu saluran informasi yang penting adalah media massa, karena itu model difusi mengasumsikan bahwa media massa mempunyai efek yang
berbeda-beda pada titik-titik waktu yang berlainan, mulai dari menimbulkan tahu sampai mempengaruhi adopsi atau rejeksi penerimaan atau
penolakan.
20
Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau
satu unit adopsi lain. Thompson dan Eveland 1967 mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan
instrumental dalam rangka mengurangi ketidak teraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
21
Inovasi dapat dipandang sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagaimana dikutif oleh Fullan 1996 menerangkan bahwa tahun
1960-an adalah era dimana banyak inovasi-inovasi pendidikan kontemporer diadopsi, seperti matematika, kimia dan fisika baru, mesin belajar teaching
machine, pendidikan terbuka, pembelajaran individu, pengajaran secara team team teaching dan termasuk dalam hal ini adalah sistem belajar mandiri.
22
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu
terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai
20
Ibid, h.71
21
Difusiinovasi, diakses pada tanggal 15 juni 2008 jam 14.30 di www.yahoo.com,
22
ibid, h.71
suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat diangap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu
proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak terlepas dari kata inovasi. Karena tujuan
utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok
informal, organisasi dan atau sub sistem.
23
. Sesuai model tersahulu, model difusi dapat dinyatakan secara
operasionalnya :
Model Difusi Inovasi
24
Antaseden Variabel Media
Efek difusi - Variabel penerima
- Terapan Media - Temporal
- Dimensi Inovasi - Penggunaan Media
- Spasial -
Saluran Interpersonal -
Stuktural - Fasal
Sebagai paradigma difusi inovasi, arus banyak tahap multi step flow harus menelusuri dua unsur arus komunikasi informasi tentang informasi ini
tentang penerimaan atau penggunaan inovasi tersebut.
25
23
Ibid, jam 16.00
24
Rahmat Jalaluddin, M.SC Metode Penelitian Komunikasi Bandung : P.T Remaja Rosdakarya 2007, Cet ketiga belas h., h.71
25
Aubery Fisher, Teori – Teori Komunikasi Bandung : Remaja Karya, 1986, h.188
Dengan menggunakan model ini, peneliti dapat meneliti inovasi atau informasi baru tersebar pada unit-unit adopsi penerima inovasi. Inovasi
dapat berupa berita, peristiwa, pesan-pesan politik, gagasan baru dan sebagainya. Dengan ini media massa atau saluran interpersonal
mempengaruhi efek difusi dapat ditentukan oleh variabel antara, yang dalam model ini disebut antaseden. Variabel penerima yang antara lain meliputi data
demografis dan variabel sosiopsikologis sudah dibicarakan pada model terdahulu.
Divusi inovasi menunjukan faedah relatif, komtabilitas, kompleksitas dan lain-lain. Faedah relatif menunjukan tingkat kelebihan inovasi
dibandingkan dengan gagasan yang mendahuluinya. Komtabilitas compability adalah tingkatan kesesuaian inovasi dengan nilai-nilai yang ada.
Kompleksitas berarti tingkat kesukaran untuk memahami atau menggunakan inovasi.
Variabel efek diskusi dapat berupa temporal, spasial, stuktural dan fasal. Istilah temporal menunjukan pola adopsi gagasan-gagasan baru dalam
jangka waktu. Istilah spasial menunjukan keteraturan tertentu dalam pola spasial distribusi inovasi. Sedangkan istilah stuktural menunjukan penyebaran
informasi melalui stuktur-struktur komunikasi, bisa melalui dua tahap two- step
atau banyak tahap multistep. Istilah terakhir fasal mengacu pada fase-
fase dalam proses adopsi, yang terkenal ada lima fase yaitu : pengenalan, informasi, evaluasi, percobaan dan keputusan.
26
The hybrid Corn Study adalah penelitian difusi yang paling pertama
dan paling terkenal. Penelitia ini dilakukan Ryn dan Gross. Diantara penemuan-penemuan yang lain dari studi ini adalah : 1 adopter awal lebih
lama memerlukan waktu untuk mengambil keputusan dari adopter akhir, 2 Media massa dan sumber-sumber interpersonal yang dekat amat selektif
dalam mengubah tingkah laku. The Saucio Study
adalah penelitian yang pertama kali menerapkan metode penelitian difusi Amerika pada negara berkembang. Deuthschman dan
Fals Borda melakukan penelitian adopsi dengan menggunakan indeks prilaku inovatif dibuat dengan menggunakan analisis skala Guttman. Diantara
penemuan penelian ini ialah : 1 sumber-sumber interpersonal adalah yang paling efektif untuk menyebarkan informasi dan pengaruh-hanya 17
menyebutkan media massa sebagai sumber informasi, 2 adopter awal lebih cenderung mengunakan semua media massa radio, surat kabar, buku dari
adopter terakhir.
27
Model difusi informasi melacak penyebaran inovasi dalam satu sistem sosial melalui ruang dan waktu.
Implementasi dari teori ini adalah sosok Linda Agum Gumelar bersama Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta YKPJ sebagai source selalu
menerima feed back dari destinastion. Tetapi sebagai sumber pesan yang
26
Rahmat, Jalaluddin, M.Sc Metode Penelitian Komunikasi, Bandung P.T Remaja Rosdakarya 2007 Cet ketiga belas, h.72
27
Ibid, h.72
dominan Yayasan Kesehata Payudara Jakarta ini, memiliki beragam inovasi dalam mengemas pesannya. Sehingga pesan dapat diterima oleh khalayak dan
target serta sasaran dari YKPJ dapat tercapai.
5. Strategi Komunikasi C. Pengertian Strategi
Pada awalnya strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk memenangkan suatu peperangan.
28
Istilah strategi sebenarnya berasal dari kata yunani stratogos artinya pasukan dan ageni artinya memimpin, jadi
strategi adalah hal memimpin pasukan, ilmu tentang perang dan kadang- kadang dikaitkan orang sebagai ilmunya para Jenderal, ilmunya para
komandan. Strategi adalah pusat dan intinya yang khas dari manajemen strategi,
strategi mengacu pada perumusan, tugas, tujuan, dan sasaran organisasi, dewasa ini strategi adalah istilah paling lazim untuk apa yang bisa disebut
kebijakan, tetapi tidak terdapat kesepakatan tentang hal itu. Beberapa penulis mengacu pada tingkat abstraksi yang tinggi. Dalam hal ini strategi adalah
konsep, penempaan, misi perusahaan, penetapan, sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi
tertentu untuk mencapai sasaran dan memungkinkan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organissasi akan tercapai.
29
28
Komarudin, Ensiklopedi Manajemen Jakarta : Bumi Aksara,1994Cet.Ke 1, h.539
29
Stenar,George A dan Miner John B, Kebijakan dan Strategi Manajemen Jakarta : Erlangga 1997 edisi ke-2, h.18
Orang sudah mulai berbicara strategi dalam arti yang luas dan strategi dalam arti yang sempit strategi bukan sekedar paham di saat terjadi
peperangan, akan tetapi strategi menjadi paham disaat damai. Strategi pada hakikatnya menjadi berarti : hal-hal yang berkenaan dengan cara dan usaha
menguasai dan mendayagunakan segala, sumber daya suatu masyarakat, suatu bangsa, untuk mencapai tujuan. Sudah jelas bahwa kita di Indonesia
mengikuti paham strategi yang luas tidak mengikuti paham strategi yang sempit. Hal ini tercermin dalam doktrin ketahanan nasional dan wawasan
nusantara. Kalau kita mengambil saripatinya, maka pada pendekatan strategi pada
hakikatnya mempunyai lima ciri-ciri berikut : Pertama, ia memusatkan perhatian pada kekuatan. Kekuatan adalah
bagaikan fokus dalam pokok pendekatan strategi. Kedua, ia memusatkan kepada analisa dinamika, analisa gerak, analisa aksi. Ketiga, strategi
memusatkan pada perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai serta gerak untuk mencapai tujuan tersebut. Keempat, strategi memperhatikan faktor-
faktor waktu sejarah : masa lampau, masa kini dan trauma masa depan dan faktor lingkungan dan Kelima, strategi berusaha menemukan masalah-
masalah yang terjadi dari peristiwa-peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan kontek kekuatan, kemudian mengadakan analisa kemungkinan-kemungkinan
serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka bergerak menuju kepada tujuan itu.
30
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan planing dan manajemen management untuk mencapai suatu tujuan tersebut. Strategi
tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan peta arah saja melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik oprasionalnya.
31
D. Tahapan – Tahapan Strategi
Dalam proses penerapan strategi menggunakan beberapa tahapan yaitu diantaranya :
32
1. Perumusan Strategi
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi yaitu dengan cara merumuskan strategi, atau menyusun langkah awal. Sudah
termasuk di dalamnya untuk pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman ekstrnal, menetapkan kekuatan kelemahan secara internal,
menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative, dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga di tentukan suatu
sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari, atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.
2. Implementasi Strategi
30
Mortopolo, Ali, Staregi Kebudayaan Jakarta : Esiter For Strategic End International Study
1978 Cet pertama, h.8
31
Onong Uehjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,Bandung :PT: Remaja Rosd Karya offset,2004Cet ke-18, h. 35
32
Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta : Prenhalindo, 2002, h.03
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut.
Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi.
Dalam pelaksaan strategi yang tidak menerapkan komitmen dan kerja sama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya
akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampakan
melalui penetepan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.
3. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari menyusun strategi adalah evaluasi implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai,
dan dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu
organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi
strategi, yaitu : a.
Meninjau faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam
pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang buruk dapat berakibat
buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.
b. Mengukur prestasi membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan. Prosesnya dapat dilakukan dengan menyidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi indivisual, dan menyimak kemajuan
yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria
yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.
c. Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi
sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti strategi yang ada yang ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan
korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.
E. Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara etimologi berasal dari bahsa latin “communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataaan ”communis” yang berarati sama, sama
disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator yang diterima oleh komunikan.
33
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia yang dinyatakan itu adalah pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.
33
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunisi, Teori dan Praktek Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992, h.30
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan message, orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator communicator,
sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan communicate.
Selain pengertian di atas, para ahli komunikasi juga mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pengertian komunikasi, diantaranya
Bereslon dan Steiner mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian informasi, ide, gagasan, emosi, keterampilam dan seterusnya melalui
penggunaan symbol kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain. Kemudian Shannon dan weaver mengartikan komunikasi sebagai mencangkup produser
melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang lain.
34
Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa sebab mengapa manusia melakukan komunikasi, yakni untuk :
a. Mengubah sikap to change the attitude.
b. Mengubah oponi pendapat pandangan to change the opinion.
c. Mengubah prilaku to change the behavior.
d. Mengubah masyarakat to change the society.
35
Komunikasi juga dilakukan dengan berbagai metode, istilah metode atau dalam bahasa Inggris “method” berasal dari bahasa Yunani “methodos”
yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis. Agar
34
Aubery Fisher, Teori – Teori Komunikasi Bandung : Remaja Karya, 1986, h.10
35
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunisi, Teori dan Praktek Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992, h.55
komunikasi berjalan efektif, maka kita juga memerlukan strategi dalam menyampaikan pesan agar dapat diterima oleh orang lain.
F. Proses komunikasi
Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut : a.
Source sumber Sumber adalah dasar yang digunakan didalam penyampaian pesan,
yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.
36
b. Communicator penyampai pesan
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi, seperti : surat kabar, radio, televisi,
film dan sebagainya. Komunikator dalam penyampaian pesannya bisa juga menjadi komunikan begitu juga sebaliknya. Syarat-syarat yang harus di
perhatikan oleh seorang komunikator adalah :
1.
Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.
2.
Keterampilan berkomunikasi.
3.
Mempunyai pengetahuan yang luas.
4.
Sikap.
5.
Memiliki daya tarik.
37
c. Message pesan
36
Widjadja , Konunikasi komunikasi dan hubungan masyarakat Jakarta : Bumi Aksara, 2002, h.11
37
Ibid , h. 12
Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator. Pesan dapat bersifat informatif memberi keterangan-keterangan yang kemudian
komunikan dapat mengambil kesimpulannya sendiri. Pesuasif bujukan, yakni membangkitkan dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan
akan memberi berupa pendapatsikap, sehingga ada perubahan. Coersif memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi, coersif dapat berbentuk
perintah, intruksi, dan sebagainya biasanya hal ini terjadi pada organisasi tipe keledai.
d. Channel saluran
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi
yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut 2 saluran, yaitu : i.
Saluran formal atau yang bersifat resmi. ii.
Saluran informal atau yang bersifat tidak resmi e.
Communican penerima pesan Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis
yakni personal, kelompok dan organisasi. f.
Effect hasil Effect
Adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
Proses komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan skunder.
Proses komunikasi secara primer Adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan lambang simbol sebagai media primer. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial,
isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikir dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
38
Proses komunikasi secara skunder Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarannya berada ditempat yang relatif jauh dan atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi,
film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
39
G. Srategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi communication planning
dengan manajemen komunikasi communication management
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus menunjukan bagaimana oprasionalnya secara praktis harus
dilakukan, dalam arti kata pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung pada suatu kondisi dan situasi .
40
Dalam strategi komunikasi, peran komunikan sangatlah penting. Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga komuikator sebagai
38
Efendy Onong Uchjana Ilmu Komunisi, Teori dan Praktek Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992, h.11
39
Ibid, h.16
40
Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta : Prenhalindo, 2002, h. 301
pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi dapat datang
sewaktu-waktu, terlebih jika komunikasi langsung melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau
komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tarcapai. Seorang komunikan akan mempunyai kemampuan dan strategi untuk
melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut
serta dengannya. Dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehinga dengan demikian komunikan bersedia
untuk taat pada pesan yang dikomuikasikan oleh komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan
menimbulkan simpati komunikan pada komunikator.
H. Fungsi Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak
ditentukan oleh strategi komunikasi. Terutama jika komunikasi dilakukan lewat media massa yang memiliki khalayak lebih luas dan beragam, maka kita
memerlukan perencanaan lebih matang dalam menyampaikan pesan yang ingin kita sosialisasikan. Strategi komunikasi, baik secara makro planned
multi-media strategy Maupun secara mikro single communication medium
strategy yang mempunyai fungsi ganda :
a Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif
persuasif, dan intruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.
b Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperoleh dan
dioprasionalkan media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
41
C. Tujuan Sentral dalam Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan planning dan manajemen management untuk mencapai tujuan. Demikian pula dengan
strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi communication planning dengan manajemen komunikasi communication
manageman untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut R.Wayne
Pace, Brent D.Peterson dan M.Dallas Burrnett dalam bukunya : Technique for Effective Communication
, bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama
42
:
a To secure understanding
Memastikan bahwa komunikan paham mengerti pesan yang diterima. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimaan itu
harus dibina To establish acceptance. b
To establish acceptance
41
Ibid, h. 300
42
Efendy Onong Uchjana Ilmu Komunisi, Teori dan Praktek Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992, h. 32
Setelah komunikan mengerti dan menerima pesan maka ini harus dilakukan pembinaan. Setelah penerimaan itu dibina. Kegiatan harus
dimotivasikan To motivate action.
c To motivate action
Setelah peneriamman itu dibina maka kegiatan itu harus dimotivasikan To motivate action
.
D. Kolerasi Antar Komponen dalam Strategi Komunikasi
Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan fakor-faktor
penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan fakor-
faktor penghambat pada setiap komponen tersebut.
43
I. Bentuk -Bentuk Komunikasi
a. Komunikasi Personal
Bentuk komunikasi kelompok ada dua yaitu komunikasi antarpersonal dan komunikasi intrapersonal.
44
Komunikasi intrapribadi intrapersonal communication adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Komunikasi ini
merupakan landasan komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam kontek-
43
Ibid, h. 11
44
Ibid, h. 7
kontek lainnya, dengan kata lain komunikasi intrapribadi ini inheren dalam komunikasi dua-orang, tiga-orang, dan seterusnya, karena sebelum
berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri- sendiri mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain, hanya saja
caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri-sendiri.
45
Komunikasi antarpribadi interpersonal communication adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal.
46
Menurut sifatnya, komunikasi antarpersonal dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi diadik dyadic communication, dan komunikasi kelompok
kecil small group communication. Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka yang
dilakukan melalui tiga bentuk percakapan, wawancara dan dialog. Adapun komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung
antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, hal mana anggota-anggotanya berinteraksi satu sama lain. Mengenai batas jumlah anggota tidak secara tegas
disebutkan.
47
45
Don F.Faules, R Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy,Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan,
Bandung : PT.Rosdakarya 2001,Cet.Ke-3, h.72-73
46
Ibid , h.73
47
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta : PT.RajaGrapindo Persada 2005, Cet.Ke-2, h. 31-32
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik dyadic communication yang melibatkan hanya dua orang. Ciri-ciri
komunikasi dyadic adalah : c.
Pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat. d.
Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baiksecara verbal maupun non verbal.
48
Sebagai sebuah komunikasi tatap muka, tujuan komunikasi antar pribadi adalah :
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
b. Mengetahui dunia luar.
c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna.
d. Mengubah sikap dan prilaku.
e. Bermain dan mencari hiburan.
f. Membantu orang lain
b. Komunikasi Kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal
satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
49
Adapun yang dimaksud dengan komunikasi kelompok adalah: 1
Bila proses komunikasi hal mana pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada
tatap muka.
48
Don F.Faules, R Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy,Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan,
Bandung : PT.Rosdakarya 2001,Cet.Ke-3, h. 73
49
Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi, Bandung : Remadja Karya,1986, h.7
2 Komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan mana sumber dan
mana penerima. 3
Pesan yang disampaikan terencana dipersiapkan dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok kita
mengenal seminar, diskusi panel, pidato, rapat akbar, pentas seni tradisional di desa, pengarahanan ceramah. Dengan kata lain komunikasi
sosial antara tempat, situasi, dan sasarannya jelas.
50
c. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi organization communication terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal, dan juga informal, dan berlangsung dalam
suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi
antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut stuktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah,
komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak tergantung pada stuktur organisasi, seperti komunikasi antar
sejawat, juga termasuk gosip.
51
Komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
50
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta : PT.RajaGrapindo Persada 2005, Cet.Ke-2, h. 33
51
Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi, Bandung : Remadja Karya,1986, h.75
hubungan-hubungan hirarki antara yang satu dengan yang lain dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
52
Komunikasi organisasi cenderung menekan kegiatan penanganan- pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional organizational
boundary , fokusnya adalah menerima, menafsirkan dan bertindak
berdasarkan informasi dalam suatu konteks. Tekanannya adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang memungkinakan orang beradaptasi
dengan lingkungan mereka. komunikasi organisasi dipandang dari suatu perspektif interpretative subjektif adalah proses penciptaan makna atas
interaksi yang merupakan organisasi. Proses interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi, ia adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah
“prilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang
terjadi.
53
52
Don F.Faules, R. Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy,Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan,
Bandung : PT.Rosdakarya 2001,Cet.Ke-3, h. 31
53
Ibid, h. 33
BAB III BIOGRAFI LINDA AGUM GUMELAR
2 Profile Linda Agum Gumelar
Linda Agum Gumelar, S.Ip yang mempunyai nama asli Linda Amaliasari. Beliau merupakan anak ke empat dari pasangan Jendral Purn
Achmad Tahir dan Rosilla Simanjuntak. Selain menjabat di posisi strategis, di akhir karir militernya Achmad Tahir, yang tak lain ayah kandung Linda,
dipercaya sebagai Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi di era Kabinet Pembangunan IV- V pemerintahan Presiden Soeharto.
54
Sebagai seorang militer Achmad Tahir, sering berpindah-pindah tugas. Tidak mengherankan apabila Linda lahir di kota Bandung, padahal
kedua orang tuanya berdarah Sumatera Utara. Linda yang lahir pada tanggal 15 November 1951, harus menerima kenyataan untuk berpindah-pindah
sekolah karena mengikuti tugas sang ayah. Bahkan ia harus rela berganti-ganti teman dan suasana sekolah dengan berbagai kultur yang berbeda pula.
Keadaan tersebut terkadang membuat ia sedih dan stres di waktu kecilnya.”Saya itu anak tentara, ayah saya itu bertugas pindah-pindah, waktu
saya SD saja enam kali pindah sekolah, kalau untuk anak-anak mungkin agak stres karena setiap tahun mesti ketemu guru yang baru serta teman-teman
yang baru, itu sebabnya setelah saya menikah, bapak suami-red yang juga tentara sering berpindah-pindah tugas pula tetapi, anak-anak tidak saya bawa.
54
Linda Agumbiografi Linda, diakses pada tanggal 27 Mei 2008 jam 15.15 di www.yahoo.com
Karena saya khawatir takut mengalami hal yang sama seperti saya kecil”, tambah Linda.
55
Namun semuanya ada hikmahnya bagi Linda, dengan berpindah- pindah sekolah sesunggunya ia telah belajar mengamati fenomena sosial yang
terjadi. Menghadapi beragam orang dengan latar belakang yang berbeda, menjadikan dirinya semakin peka terhadap lingkungan sekitarnya. Karena
sering berinteraksi dengan beragam orang, menjadikan Linda sejak kecil cita- citanya selalu berubah-ubah. Namun cita-citanya mengarah kepada pekerjaan
yang berada di ruang publik dan bersifat sosial. ”Cita-cita saya sejak kecil sering ganti-ganti, pertama saya ingin jadi guru karena guru adalah pekerjaan
mulia, terus pengen jadi dokter biar bisa merawat orang, jadi perawat dan jadi psikolog pun selalu terbayang dalam benak saya sejak kecil,”jelas Linda .
56
Tetapi cita-citanya untuk menjadi perawat harus kandas di tengah jalan karena ia merasa ngeri melihat jarum suntik. Karena alasan jarum suntik pula,
ia hanya menyelesaikan studi di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila sampai semester IV. Setelah menikah ia melanjutkan studinya di universitas
yang sama dengan mengambil jurusan Ilmu Politik. Meskipun kajian studinya di bidang Ilmu Politik, tetapi Linda tidak pernah berhenti berkiprah di dunia
sosial. Berkali-kali ia terpilih menjadi ketua Dharma Wanita di berbagai departemen dan lembaga pemerintahan. Selain itu ia juga selalu menduduki
jabatan dewan pembina di beberapa instansi kesehatan.
57
55
Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada 26 Mei 2008
56
Ibid,
57
Ibid ,
Selain berasal dari keluarga aktivis, ternyata Linda beserta keluarganya penikmat sepak bola. Lapangan hijaulah yang pada akhinya
mempertemukan Linda Amaliasari dengan Agum Gumelar. Sebagai seorang militer, Agum ternyata hoby bermain sepak bola. Maka pada tahun 1974
keduanya menikah. Dari pernikahan inilah di karuniai seorang putra dan putri.
58
Nilai-nilai kedisiplinan dan kerja keras yang ia peroleh sejah kecil merupakan buah dari didikan kedua orang tuanya yang berlatar belakang
militer. Meskipun Linda tergolong anak petinggi militer, namun orang tuanya tidak pernah mendidik hidup serba instan. Keadaan inilah yang membuat
Linda hingga saat ini memiliki etos dan kerja keras yang tinggi untuk menggapai segala sesuatu. Bahkan semangat kerja keras dan nilai-nilai
kedisiplinan ia terapkan kepada kedua buah hatinnya, Haris Khaseli Gumelar 30 dan Armidianti Gumelar 26. Terbukti keduanya mendapakan gelar
sarjana dari Universitas ternama di Amerika Serikat. Sekembalinya di tanah air Haris Khaseli menjadi sutradara dan produser band-band ternama,
sedangkan Armidiati bekerja di perusahaan televisi swasta dan dipersunting oleh pebulu tangkis terkenal Taufik Hidayat.
59
Selain menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan tanggung jawab, ternyata Linda pun menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan
putra-putrinya. Meskipun kedua anaknya memiliki latar belakang pendidikan dari Amerika yang sekuler. Tetapi semangat religius dalam kehipuan putra-
58
Ibid
59
Tentang Lindabiografi, diakses pada tanggal 27 Mei 2008 pada jam 15.00 di www.yahoo.com
putrinya selalu terbina. Sebuah kebanggaan bagi orang tua, ketika Kharis Kaseli dan Armyati beberapa kali hatam Al-Qur’an di negeri orang, ditengah
pergaulan mereka dengan orang-orang non muslim bahkan sekuler.
60
3 Kiprah Linda Agum Gumelar di YKPJ
Keberadaan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta YKPJ tidak terlepas dari peranan sosok Linda Amaliasari Agum Gumelar. Dia yang
memiliki andil yang cukup besar dalam berdirinya YKPJ. Bersama Andy Endriarto Sutarto, dan Tati A.M Hendripriyono ketiganya sepakat untuk
mendirikan Yayasan penanggulangan kanker payudara yang kemudian hari dikenal dengan ”Program Pita Pink”. Keberadaan yayasan tersebut tidak
terlepas pula dari peranan dr. Sutjipto, Sp.BKOnk, seorang dokter spesialis penyakit kanker payudara.
61
Sulit rasanya memisahkan nama besar Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta YKPJ dengan sosok Linda Agum Gumelar. Bisa jadi dikatakan tanpa
Linda Agum Gumelar nama YKPJ belum tentu ada. Tetapi bukan seorang Linda Agum Gumelar, bila ia hanya berlindung di balik nama besar
organisasi. Di usia yang menginjak 57 tahun Linda Amaliasari tidak pernah lelah dengan rutinatas dan atifitasnya. Bila di runtut kegiatan sehari-hari,
maka sosok Linda Agum Gumelar menghabiskan atifitas hidupnya untuk kegiatan sosial. Namun penulis hanya membatasi pada kegiatan Linda Agum
Gumelar yang berhubungan dengan Yayasan Kanker Payudara Jakarta saja.
60
Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada 26 Mei 2008.
61
Wawancara dengan dr. Sutjipto. Sp.BKOnk, Ketua Umum YKPJ, pada 25 Mei 2008
Sebagai seorang survivor yang menjadikan Linda Agum Gumelar bersentuhan dengan masalah Kanker payudara. Awalnya di tahun 1996 ketika
dokter memvonis kanker payudara, dirinya sempat shock. Namun Linda tidak menyerah dengan keadaan yang menimpa dirinya. Sebelum stadium lanjut, ia
memutuskan untuk berobat ke Belanda, atas saran dari Rima Melati yang sebelumnya juga pernah mengalami kanker payudara. Menurut pengalaman
Linda, pengobatan kanker payudara memerlukan proses yang cukup lama dalam proses penyembuhan. Ia menghabiskan waktu selama kurang lebih lima
tahun, untuk dinyatakan bebas dari kanker payudara. Padahal kanker yang dialami Linda baru pada stadium awal.
62
Dengan nasib yang dialami inilah, keputusan Linda Agum Gumelar beserta para survivor lainnya untuk mendirikan Yayasan Kesehatan Payudara
Jakarta YKPJ. Linda sadar betul, bahwa tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap penyakit kanker payudara masih rendah.
Padahal tingkat kematian akibat penyakit ini masih terbilang tinggi, terutama bagi kaum perempuan.
63
Linda memahami bahwa biaya untuk pengobatan penyakit kanker payudara terbilang cukup besar. Tentu besaran biaya tersebut tidak bisa
dijangkau oleh masyarakat dengan penghasilan kecil. Terlebih dana bantuan dari pemerintah untuk penderita kanker payudara nyaris tidak ada. Kenyataan
inilah yang mendorong Linda Agum Gumelar melalui bendera Pita Pink,
62
Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada 26 Mei 2008
63
Ibid.
bangkit membantu penderita kanker payudara. bahkan ia memberikan bantuan cuma-cuma bagi penderita yang benar-benar tidak mampu secara finansial.
64
Melalui mobil mammografi, Linda Agum Gumelar bersama ”Program Pita Pink” melakukan kampanye mengenai pentingnya kesehatan payudara.
Dari mall ke mall, dari seminar ke seminar bahkan sampai kunjungan dari rumah ke rumah, ia lakukan demi menggalakan pentingya kesehatan
payudara.
65
”Ibu Linda selalu hadir dalam kegiatan YKPJ. Ia banyak membantu ketika ada event yang diselenggarakan oleh YKPJ. Seperti
medatangkan artis-artis, promo dengan media, mencarikan donatur-donatur dari dalam maupun luar negeri. Tanpa Ibu Linda mungkin kita YKPJ-red
akan kesulitan untuk bergerak”, demikian jelas dr. Soecipto, Sp.BKOnk.
C. Pemikiran Linda Agum Gumelar.
Sebagai seorang muslimah Linda sadar betul, akan fungsi dan peranannya baik sebagai ibu dalam rumah tangga maupun sebagai seorang
wanita karir. Keberhasilannya mendidik putra-purtinya merupakan sebuah jawaban tentang asumsi keliru dari sebagian orang yang menyebutkan sukses
sebagai wanita karir tidak selamanya sukses dalam membangun rumah tangga. Bukan perkara yang mudah untuk mengatur waktu, dikala
mendampingi suami disaat tugas, mendidik putra-putri sampai mengurus kesibukaannya dalam berorganisasi. tetapi komitmen dan dedikasi beliau
64
Ibid
65
Wawancara dengan dr.Sutjipto. Sp.BKOnk Ketua Umum YKPJ, pada 25 Mei 2008
terhadap tugas dan tanggung jawab, menjadikan Linda selalu menjadikan skala prioritas terhadap tanggung jawab yang ia jalani. Sehingga segala
sesuatu menjadi terarah, karena perencanaan yang matang. Linda selalu mengkritisi tentang pemahaman sebagian orang tentang
ajaran Islam yang membelenggu, hak-hak kaum perempuan. Ia tidak sependapat tentang pemahaman orang bahwa perempuan adalah hanya
pelengkap dalam keluaraga. Ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang sangat mulia, tetapi tugas perempuan tidak boleh terpaku pada tataran mengurus
rumah tangga dan mendidik anak saja. Seorang isteri punya tanggung jawab yang sama dengan seorang suami untuk ikut menafkahi keluarganya.
Andaikan seorang suami sudah tidak dapat bekerja lagi, maka peran istri yang harus menafkahi keluarga. Pemahaman Linda Agum Gumelar merujuk pada
ayat Al-Qur’an.
66
☺
⌦
☺
Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang berimana, maka mereka itu masuk ke dalam
surga dan mereka tidak dianiyaya walau sedikitpun.Q.S Al-Nisa 4: 124
66
Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada 26 Mei 2008
☺ ☯
⌦
☺
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan
kepedanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baikdari apa yang telah
mereka kerjakan Q.s Al-Nahl 16 : 97 Jadi menurut Linda, Allah SWT memberikan kesempatan yang sama
bagi laki-laki maupun perempuan untuk berlomba-lomba dalam kebajikan. Linda menambahkan laki-laki maupun perempuan punya tanggung jawab
yang sama untuk berdakwah sesuai dengan bidangnya. Dakwah dalam pemahamann Linda, bukan hanya pada penyampaian pesan ynag bersifat
religius semata. Melainkan dakwah memiliki makna yang luas, berupa transformasi ilmu pengetahuan dari orang-orang yang tidak mengerti menjadi
paham, dari orang-orang yang tidak bisa menjadi bisa. Esensi dari dakwah itu sendiri adalah keikhlasan dari penyampai pesan dai untuk merubah
paradigma manusia mad’u ke arah yang lebih baik.
67
67
Ibid,
Umumnya sebagai aktivis perempuan Linda pun sempat menolak hegemoni laki-laki dalam peranan publik. Bagi Linda siapapun mempunyai
kesempatan yang sama untuk dapat mempereloh pekerjaan dan mengaktualisasikan segala kemampunan yang dimilikinya. Laki-laki dan
perempuan jelas berbeda, namun perbedaan tersebut bukan untuk alasan berlaku diskriminatif terhadap salah satunya. Perbedaan tersebut merupakan
sunatullah untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Sebagai seorang istri perempuan hendaknya menjaga kehormatan suaminya, istri yang
baik adalah istri yang patuh terhadap suaminya selama sang suami selalu mengajarkan ketaatan kepada Allah. Sedangkan kewajiban suami adalah
menjaga, melindungi serta membimbing istri dan anak kejalan kebajikan. Itulah konsep keadilan dalam Islam.
68
Tidak banyak yang tahu tentang konsep pemikiran keislaman Linda Agum Gumelar. Karena ia berasal dari kultur keluarga nasionalis, dengan
aktivitas sosialnya yang tidak memandang latar belakang agama. Menjadikan Linda semakin kental sebagai sosok nasionalis.
69
Bagi Linda ia tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut, bahkan ia mengakuinya berasal dari keluarga
nasionalis. Tetapi Linda sempat memberi catatan, bahwa orang nasionalis bukan berarti anti agama, sedangkan orang yaang agamis bukan berarti anti
nasionalis. ”Kini saatnya kita sebagai hamba Allah untuk memberikan segala sesuatu bagi orang yang membutuhkan, dan sebagai bangsa kita bekerja untuk
68
Ibid,
69
Wawancara dengan Bpk. Rantijar staf pribadi Agum Gumelar pada 17 Mei 2008
memberikan yang terbaik demi kemajuan bangsa dan negara ini,” demikian tutur Linda.
70
4 Profile Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta 1. Profile Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta
Yayasan Kanker Payudara Jakarta YKPJ sebagai organisasi nirlaba
yang merupakan mitra pemerintah untuk menggalangkan kegiatan penyuluhan dan penanggulangan kangker Payudara di Jakarta. Dalam programnya sering
mempromosikan dan menggembor-gemborkan pentingnya Mammografi dan lakukan secara dini Sadari. Baik dalam bentuk iklan, kampanye, poster dan
lainnya.
71
Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta berdiri pada tanggal 19 Desember 2003, sebelumnya bernama Jakarta Society Of Breast Cancer.
Yayasan ini berdiri dilatar belakangi dengan banyaknya pasien-pasien yang datang dalam stadium lanjut. Selama kurang lebih 40 tahun terakhir
data-data di seluruh rumah sakit, menyebutkan pasien penderita kanker payudara selalu datang dari stadium lanjut. Keadaan tersebut merata di
seluruh Indonesia, tahun 1966 ada satu studi di Rumah Sakit Cipto, oleh
70
Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada 26 Mei 2008
71
Wawancara dengan dr.Sutjipto. Sp.BKOnk, selaku ketua umum YKPJ, pada 25 Mei 2008
bagian bedah, memaparkan data–data pasien yang datang dari 70 data tersebut, pasien dengan stadium tiga ke atas, sehingga menyebabakan angka
pencapaian penyembuhan menjadi rendah sekali.
72
Menurut angka statistik dunia khusus di negara maju jumlah kanker payudara lebih banyak tetapi angka kesembuhan juga lebih banyak, artinya
sepaporitnya kalau di negara berkembang jumlahnya lebih sedikit angka kesembuhannnya juga sedikit.
”Menurut badan kesehatan dunia WHO penyakit kanker tumbuh menjadi 20 setiap tahun secara kontinyu. Sementara penyakit lain lebih
rendah, sehingga waktu itu sekitar pada tahun 2003 setelah sekian tahun saya berprofesi sebagai dokter ahli bedah umum onkologi yang menangani khusus
penyakit ini, beliau berpendapat perlu ada kegiatan–kegiatan yang khusus yang terpokus untuk dalam rangka penyuluhan ini”, papar dr. Sucipto.
Adapun Yayasan Kanker Indonesia YKI lebih kepada kegiatan hilir, seperti menyantuni pasien-pasien yang telah kena penyakit akan tetapi
kegiatan hulunya jauh lebih rendah. Secara umum penanganan problem penyakit kanker ada 2 yaitu :
problem hilir dan problem hulu. Problem hilir yaitu bisa berupa pengobatan, rehabilitasi, pengobatan paska kesembuhan, sedangkan problem hulu yaitu
72
Ibid,
deteksi dini, promosi pada masyarakat, yaitu tentang bawaannya penyakit tersebut, dan cara penyembuhannnya.
73
Rendahnya pendidikan masyarakat dan sedikitnya fasilitas yang menyediakan informasi tentang penyakit ini menjadi salah satu faktor
terbenturnya masalah dalam penanganan penyakit kanker payudara. Fenomena-fenomena yang telah nampak di negara maju menjadi bahan
referensi pergerkan berdirinya YKPJ. Linda Agum Gumelar, SIP, Dra. Andy Endriarto Sutarto, Tati A.M Hendripriyono beserta dr. Sutjipto, Sp.BKOnk,
sepakat untuk menderikan yayasan tersebut, karena memiliki kesamaan misi tersebutlah maka YKPJ berdiri.
Kemudian terbentuklah Jakarta Society of Breast Cancer, perhimpunan penyuluhan penanggulangan kanker payudara, semacam itulah
nama awalnya. Namun demikian pada perkembangannya, karena mengelola dana dari publik dan mendapat fun rising, akhirnya Jakarta Society of Breast
Cancer harus berubah menjadi yayasan, beberapa bulan kemudian setelah itu
tepatnya pada tanggal 19 Desember 2003, berubah bentuk menjadi Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta YKPJ, serta mendapatkan pengesahan dari
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
74
Kanker payudara merupakan salah satu masalah terbesar yang
dihadapi masyarakat dunia. Menurut WHO, tingkat kematian akibat kanker payudara masih terbilang tinggi terbukti setiap lima juta dari tujuh juta
penderita kanker payudara nyawanya tidak dapat terselamatkan. Di Indonesia
73
Ibid,
74
Ibid,
kanker payudara menduduki peringkat 2 dua terbanyak setelah kanker mulut rahim.
75
Sayangnya kanker payudara di Indonesia sering ditemukan pada stadium yang sudah lanjut, padahal secara dini kanker payudara dapat
ditemukan dengan pemeriksaan klinik mammografi.
1.1 Misi YKPJ
E. Deteksi dini kanker payudara menjadi bagian general check up.
F. Pelayanan deteksi kanker dapat dilakukan oleh semua rumah sakit.
G. Penyuluhan kepada masyarakat tentang kanker payudara dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan relawan terlatih.
H. Penderita paska pelayanan kanker payudara dapat tetap eksis
dibidangnya masing-masing.
76
1.2 Target YKPJ
6. Menurunkan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut.
7. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap kanker
payudara.
8.
Menemukan kanker payudara dini.
77
75
Data WHO 2006, diakses pada 17 Februari 2007 jam 19.15 di www.yahoo.com
76
Majalah Pitapink YKPJ edisi tahun 2005, PPSN
77
Wawancara dengan dr.Sutjipto Sp.BKOnk, Ketua Umum YKPJ, pada 25 Mei 2008
2. Pita Pink
Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta YKPJ membentuk suatu program kegiatan untuk kampanye dengan nama Program Pita Pink, Karena
Pita Pink adalah lambang untuk kampanye terhadap bahaya kanker payudara secara internasional. Program ini akan bekerjasama dengan berbagai pihak
melalui pembentukan program jejaring, seperti kerjasama dengan unsur-unsur organisasi sosial maupun pemerintah atau pihak-pihak swasta maupun
sponsor.
78
Pada setiap bulan Oktober, masyarakat diberbagai negara di dunia hampir selalu melakukan kegiatan kampanye secara serentak terhadap
kesadaran akan bahaya penyakit kanker payudara. Pada bulan Oktober tersebut, YKPJ melalui program Pita Pink juga akan melakukan berbagai
kegiatan yang berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penyuluhan- penyuluhan terhadap pentingnya pemeriksan dini terhadap penyakit kanker
payudara. Dengan bekerjasama dengan berbagai pihak dari pemerintah maupun swasta, Panitia Pita Pink akan melakukan berbagai kegiatan-
kegiatan.
79
2.1 Program Mammografi
Mammografi adalah pemeriksaan radiologi khusus, menggunakan sinar X dosis rendah, untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin,
78
Wawancara dengan dr.Sutjipto.Onk Ketua Umum YKPJ, pada 16 April 2008
79
Majalah Pitapink YKPJ edisi tahun 2005, PPSN
bahkan sebelum adanya perubahan yang kelihatan pada payudara ataupun benjolan yang dapat dirasakan.
Mammografi dianggap sebagi alat yang paling efektif untuk deteksi dini kanker payudara, sebab dapat mendeteksi hampir 80 - 90 dari semua
kasusu kanker payudara. Mammografi menggambarkan dengan jelas perbedaan kepadatan suatu tumor dengan jaringan sekitarnya, sehingga kanker
payudara ukuran kecil sekalipun dapat dideteksi.
80
Dengan teknologi yang mutakhir, maka sinar X yang dipancarkan sangat kecil sehingga tidak membahayakan.Wanita yang mempunyai resiko
tinggi terkena resiko kanker payudara perlu melakukan mammografi. Mammografi dianjurkan dilakukan oleh wanita berusia 40 tahun keatas.
Resiko penyebab terjadinya kanker payudara belum diketahui, tapi ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya kanker payudara, yaitu ;
81
c Mendapat haid pertama kurang dari 10 tahun.
d Mengalami mati haid setelah umur 50 tahun.
e Tidak menikah
f Tidak pernah melahirkan
g Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun.
h Tidak pernah menyusui anak.
i Pernah mengalami oprasi payudara yang disebabkan oleh kelainan tumor
jinak atau ganas payudara j
Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker.
80
Ibid
81
Ibid
Persyaratan pemeriksaan mammografi diantaranya : 1
Diutamakan telah berusia 40 tahun keatas. 2
Usia diatas 35 tahun dapat diperiksa terutama dengan faktor resiko. 3
Hari ke 7-10 setelah haid. 4
Tidak sedang menyusui.
2.2 Program SADARI
SADARI yaitu pemeriksaan payudara sendiri yang harus dilakukan oleh setiap wanita sebulan sekali, karena 80 benjolan di payudara dapat
diketahui oleh wanita tersebut. Adanya benjolan atau keluhan pada payudara harus diwaspadai
sebagai gejala kanker payudara dan perlu diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui apakah benjolan tersebut jinak atau ganas.
82
Bagi wanita yang masih haid, SADARI, pemeriksaan oleh dokter, mammografi maupun USG payudara sebaiknya dilakukan sesudah selesai
haid hari ke 10 – 20 dari siklus haid dimana payudara dalam keadaan tidak tegang, agar pemeriksaan terasa nyaman. Bagi wanita yang telah menopause,
lakukan SADARI pada tanggal tertentu dari setiap bulannya, misalnya setiap tanggal kelahiran, atau tanggal lainnya yang mudah diingat. Pemeriksaaan
oleh dokter dan mammograpi dapat dilakukan kapan saja. Walaupun anda tidak merasa ada keluhan, periksakan diri anda secara rutin ke dokter mulai
82
Wawancara dengan Verry Fathony selaku pengurus YKPJ, tanggal 16 April 2008
usia 35 tahun. Bagi wanita yang dalam keluarganya terdapat riwayat kanker, pemeriksaan harus dimulai pada usia yang lebih awal kurang dari 35 tahun.
83
83
Majalah Pitapink YKPJ edisi tahun 2007, PPSN
BAB IV TEMUAN DATA PENELITIAN DAN PEMBATASAN
5 Bentuk Komunikasi Linda Agum Gumelar
I. Komunikasi Antar Pribadi Interpersonal communication
Komunikasi antar pribadi interpersonal communication adalah komunikasi antara orang-orang serta tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal.
84
Menurut sifatnya, komunikasi antarpersonal dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi diadik dyadic communication, dan komunikasi kelompok
kecil small group communication. Fokus dari pendekatan diadik adalah hubungan antara seseorang
pemimpin dengan orang lain yang biasanya merupakan seorang pengikut, sebagian besar teori dyadic memandang kepemimpinan sebagai proses
pengaruh timbal balik antara pemimpin dengan orang lain
85
. Banyak hal yang Linda Agum Gumelar lakukan dalam pemberdayaan
Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta. Adapun implementasi strategi komunikasi Linda Agum Gumelar yang berbentuk interpersonal, diantaranya
yaitu :
84
Mulyana, Deddy, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan,
Bandung : PT.Rosdakarya 2001,Cet.Ke-3, h.73
85
Yukl, Gary, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Jakarta : PT.Indeks 2005, edisi kelima, h.17
a. Mengunjungi pasien-pasien kanker payudara dan memberikan dukungan
terhadap pasien kanker payudara untuk tetap semangat dalam menjalani hidup, kegiatan tersebut dilakukan sedikitnya setahun sekali, biasanya
dilakukan pada ulang tahun YKPJ. b.
Melalui pendekatan personal Linda Agum Gumelar bisa meyakinkan para stiek holder
dari berbagai instansi untuk dapat bekerjasama dalam ”Program Pita Pink”. Adapun contoh-contoh komunikasi personal yang
dilakukan Linda Agum Gumelar dengan Ruby Sjabana sebagai direktur MarkSpencer, terealisasinya bantuan berupa sumbangan kepada YKPJ
MarkSpencer. Komunikasi personal Linda Agum Gumelar dengan Dewi Lestari sebagai duta MarkSpencer, untuk menjadi pemandu acara dalam
kegiatan YKPJ. komunikasi personal Linda Agum Gumelar dengan David Michum Brand Manager Lux untuk penandatangan MoU, dalam pemberian
bantuan sumbangan dana kepada selaku donatur tetap YKPJ. c.
Komunikasi personal Linda Agum Gumelar dengan Pemerintah Republik Indonesia. Diterimanya para pengurus YKPJ pada tanggal 3 Agustus 2007
di Istana Negara oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono beserta Ibu Negara, Menteri Kesehatan Republik Indonesi Siti Fadillah Sufari, dan
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dr. Meutia Hatta. Setelah audensi dengan pemerintah legitimasi YKPJ semakin kuat dan mendapat
dukungan dari pemerintah. Terbukti hadirnya Ibu Negara dalam pemeriksaan mammography. Selain itu juga peluncuran mobil
mammograpy yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan di Rumah sakit Dharmais pada ulang tahun YKP, juga di kehadiran Menteri Pemberdayaan
Perempuan. d.
Komunikasi personal Linda Agum Gumelar, seperti dengan Andy Endriarto Sutarto, dan Tati A.M Hendripriyono, selaku dewan pembina lainnya pun
berjalan cukup baik, ini dikarenakan kedekatan emosional yang terbangun sejak lama, menjadikan sebuah alasan yang kuat bagi Komunikasi personal
Linda Agum Gumelar.
II. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah : Bila proses komuikasi hal mana pesan- pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam
jumlah yang lebih besar dari pada tatap muka dua orang, Komunikasi yang dilakukan berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana
penerima, Pesan yang disampaikan terencana dipersiapkan dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok
kita mengenal seminar, diskusi panel, pidato, rapat akbar, pentas seni tradisional di desa, pengarahan ceramah. Dengan kata lain komunikasi sosial
antara tempat, situasi, dan sasarannya jelas.
86
Dalam kiprahnya yang berjalan hampir lima tahun ini, Linda Agum Gumelar menerapkan komunikasi yang ia gunakan dalam
pengorganisasiannya, yaitu :
86
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta : PT.Raja Grapindo Persada 2005, Cet.Ke-2, h. 33
I. Penyuluhan
Penyuluhan dengan tema “Female On The Movie’ yang diselenggarakan pada tanggal 13-16 Oktober 2007. Penyuluhan yang
intensif ini dilakukan kepada para wanita agar mengerti mengenai masalah kanker payudara, walau pun ada kaum pria yang mengalami
kanker payudara, tapi itu relatif kecil dibanding dengan kaum wanita. Femme peduli kanker payudara mengikuti Gerakan Yayasan Kesehatan
Payudara Jakarta YKPJ dan pengukuhan Mobil Mammografi Oleh Museum Rekor Indonesia MURI.
Bersamaan dengan acara Femme Female On The Move pameran untuk wanita dinamis, YKPJ turut serta dalam pameran tersebut
sekaligus dalam rangka mempromosikan bulan peduli kanker payudara dan mobil mammografi. Pada 14 Oktober 2007, di Assembly Hall
JHCC acara pengukuhan Mobil Mammografi pertama di Indonesia yang kedua kalinya, diberikan Jaya Suprana dari Museum Rekor
Indonesia MURI.
J. Promosi Deteksi Dini
Promosi Deteksi Dini melalui Ceramah Kesehatan yang bertema Lebih Jauh tentang Kanker khususnya kanker Payudara 2 September
2007 bertempat di KOWANI. Dalam berbagai kegiatan YKPJ ini, yang menjadi prioritas utama Linda Agum Gumelar Adalah sosialisasi
kepada masyarakat yaitu : Promosi deteksi dini, ini merupakan bagian terpenting dalam penanggulangan penyakit kanker payudara, oleh sebab
itu promosi deteksi dini menjadi bagian yang prioritas. Dalam rangka mengimplementasikan program edukasi, YKPJ
melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif berupa ceramah dan penyuluhan kesehatan, YKPJ bersama dengan KOWANI dan
Yayasan Daun Teratai Husada mengundang masyarakat umum untuk mengetahui lebih jauh penyakit kanker payudara.
K. Seminar – Seminar
Seminar- seminar yang dilakukan minimal tiga kali dalam setahun, pada tanggal 24 Mei 2008 di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta.
Peserta seminar tersebut diantaranya berasal dari siswa-siswi SMU se- Jakarta, program ini biasanya bekerjasama dengan lembaga atau
instansi lain, diantaranya : Bra Yakual, Bank Mandiri, dan Reebock.
L. Ceramah Ilmiah di FKM UI
Aula FKM UI, 12 Juni 2007, Ceramah ilmiah dengan tema Save Your Breast ini merupakan acara penyuluhan untuk mahasiswa yang
diselenggarakan oleh mahasiswa FKM UI. Tiket penjualan untuk acara
tersebut akan disumbangkan untuk Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta.
M. Kampanye Program Pita Pink
Mengadakan kampanye-kampanye Pita Pink, melalui berbagai event
, seperti : a
Bekerjasama dengan beberapa mall dalam kegiatan Pita Pink dengan diantaranya : Mall Pondok Indah 2 diadakan kampanye ”Pita Pink”
dengan mengusung tema Kampanye Sadar Payudara, kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 14 November 2007 dengan
pengunjung dari berbagai kalangan. Kemudian mengadakan pemeriksaan mammografi gratis yang bekerjasaman dengan PT.
Matahari Dep. Store yaitu : pada tanggal 1 April 2008 di Mall Matahari Cilandak Town Square, pada tanggal 4 Mei 2008 Mall
Matahari WTS Serpong , dan pada tanggal 10 Mei 2008 di Mall Depok Town Square.
b Menampilkan artis-artis, sebagai wujud kampanye pada acara ”You
Are Still Beautiful ”class 16 mei 2008 yang bekerjasama dengan PT.
Unilever Indonesia ini di gelar Jakarta di Hotel Grand Mahakam, dengan dihadiri artis – artis seperti Luna Maya, Shahnaz Haque
sebagai pemandu acara dan Rima Melati yang selama ini turut aktif dalam supporting group Pita Pink. Acara ini pun di resmikan dengan
menandatangani MoU sebagai peresmian kerjasama dua belah pihak oleh Linda Agum Gumelar selaku Dewann Pembina Pita Pink dan
David Michum, Senior Brand manager.
c Menjalin hubungan dengan pihak pemerintah
Kunjungan Dewan Pembina dan Pengurus YKPJ ke Istana Negara pada tanggal 3 Agustus 2007. Ramah tamah dan penjelasan mengenai
kegiatan sosial YKPJ dan Kampanye Pita pink 2007 kepada Ibu Negara RI, Ny. Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono.
d Bekerja sama dengan pihak swasta seperti :
Pada acara Pita Pink “Walking With Love” bekerjasama dengan PT. Reebook pada tanggal 24 Februari 2008. Didukung oleh Bank
Mandiri, Lux, Mark dan Spencer. Penandatanganan MOU kerjasama dengan PT. Wacoal Indonesia di Sekertariat YKPJ pada tanggal 6 Mei
2008.
III. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah ”prilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat daalm proses itu bertransaksi dan
memberi makna atas apa yang sedang terjadi.
III.A Aktivitas Pemimpin Opini
Aktivitas yang sering dilakukan Linda Agum Gumelar selaku pembina YKPJ, dalam merumuskan langkah-langkahnya untuk mempromosikan sehat
Payudara dengan ”deteksi dini”, yaitu dengan membuka forum terhadap pengurus YKPJ. Ia yang menanamkan sikap yang demokratis dengan
menerapkan komunikasi dua arah, yang mana selain ia memberikan masukan, ia juga selalu menerima masukan dari para pengurus lainnya, sebagi wujud
feed back yang kemudian ia tangkap dan disampaikan kembali kepada
anggotanya.
87
Selain itu selaku pembina YKPJ Linda ikut andil dalam rangka pencarian dana. Ia juga berperan serta memberikan akses terutama untuk
memberikan fasilitas untuk masuk kesegala akses, seperti pemerintahan, publik pigur, dan tokoh masyarakat.
88
III. B Pola Komunikasi Roda
Sifat asal organisasi mengisyaratkan pembatasan mengenai siapa berbicara kepada siapa. Katz dan kahn 1966 menunjukan bahwa pola atau
keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa komunikasi diantara para anggota system tersebut dibatasi. Burgess 1969 mengamati bahwa karakter
komunikan yang ganjil dalam organisasi adalah bahwa “pesan mengalir menjadi amat teratur sehingga kita dapat berbicara tentang jaringan atau
struktural komunikasi. Ia juga mengatakan bahawa organisasi formal mengendalikan struktur komunikasi dengan menggunakan sarana tertentu
87
Wawancara dengan Verry Fathony selaku pengurus YKPJ, tanggal 23 April 2008
88
Ibid,
seperti penunjukan otoritas dan hubungan-hubungan kerja, penetapan kantor, dan fungsi-fungsi komunikasi khusus.
Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisis sentral
menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota
lainnya.
89
Pola yang mencangkup aliran komunikasi yang amat terpusat dalam keseluruhan aksebelitas anggota antara yang satu dengan yang lainnya, moral
atau kepuasan terhadap prosesnya , jumlah pesan yang akan dikirimkan, dengan kemampuan beradaptasi, dengan perubahan-perubahan dalam tugas,
dipihak lain pola roda memungkinkan pengawasan yang lebih baik atas aliran pesan, kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat dan organisasi lebih
stabil, menunjukan kecermatan tinggi dalam pemecahan masalah, cepat dalam memecahkan masalah, tetapi terlihat cenderung mengalami kelebihan
beban pesan dan pekerjaan.
89
Don F.Faules, R Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy,Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan,
Bandung : PT.Rosdakarya 2001,Cet.Ke-3, h.174
Gambar 4.1
Pola Komunikasi Roda Implementasi dari pola roda tersebut yaitu dalam YKPJ peran Linda
Agum Gumelar sangat penting, dimana yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral, yaitu Linda Agum Gumelar.
Orang yang dalam posisis sentral menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan
saran dan persetujuan anggota lainnya. Ini di buktikan dalam rapat-rapat di YKPJ, yang mana Linda Agum Gumelar memiliki peranan yang besar dalam
memberikan saran-saran, serta masukan-masukan untuk bekerjasama dengan pihak lain.
Burgess 1969 mengamati bahwa sebagai upaya untuk memecahkan masalah dalam eksperimen-eksperimen, para anggota kelompok harus belajar
bagaimana menangani peralatan eksperimen dengan benar dan efesien, dan bagaimana mengefisienkan pengiriman pesan-pesan tersebut hal ini
berimflikasi bahwa prilaku-prilaku peranan tertentu yang rumit harus dipelajari. Agar pola komunikasi berfungsi secara optimal. Beberapa
penelitian mengenai jaringan komunikasi dalam organisasi besar menunjukan bahwa distribusi peranan jaringan penting untuk keefesienan berfungsinya
organisasi. Kita akan meringkaskan beberapa konsep tentang peranan- peranan jaringan untuk menyoroti perkembangan ini.
90
Linda Agum Gumelar yang menempati posisi sentral dalam komunikasi pola roda, ia yang banyak menerima dan memproses informasi
90
Ibid, h.176
lebih banyak daripada anggota lainnya dalam jaringan. Diantara jaringan komunikasinya yaitu jaringan eksternal dan internal, diantaranya jaringan
pihak swasta, pihak pemerintahan, pihak asingSelain itu pula Linda Agum Gumelar memiliki keterampilan menangani informasi karena harus menerima
pesan, mengintegrasikannya, dan memeriksa bahwa informasi yang tepat telah disebarkan kepada orang yang sesuai pada waktu yang tepat ,secara
cermat dan lengkap.
III.C Aktivitas tatap muka Aktivitas tatap muka yang sering dilakukan Linda Agum Gumelar
dengan para pengurus YKPJ yaitu pada saat rapat membahas program yang akan dikerjakan, saran-saran yang diberikan untuk dapat langsung diterima
oleh berbagai kalangan, baik masyarakat, pemerintah maupun pengusaha atau pihak swasta.
91
Yaitu diantaranya pada tanggal 15 Juni 2008 di ruang rapat kantor sekertariat YKPJ.
6 Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar.
Kesuksesan merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam melakukan kegiatan. Sebagaimana telah
91
Wawancara dengan Verry Fathony selaku pengurus YKPJ, tanggal 16 April 2008
dijelaskan dikajian teori bahwa, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan planning dan manajemen management untuk mencapai suatu tujuan.
92
Dalam hal ini Linda Agum Gumelar menerapkan strategi penanganan problem kanker payudara melalui :
1. Mengoptimalkan Sosialisasi ”Program Pita Pink”.
Perlu disadari bahwa untuk mempromosikan kesehatan payudara ”Program Pita Pink” dan cara penanggulangan juga pencegahan terhadap
penyakit tersebut perlu menguatkan sosialisasi. Harus kita akui bahwa pada satu sisi, kesadaran masyarakat akan kesehatan kini dirasa makin meningkat
dari waktu ke waktu, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penderita kanker, khususnya kanker payudara dalam keadaan stadium awal satu-dua,
dibanding dengan tahun tahun sebelumnya.Untuk itu sosialisasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Sosialisasi yang terus menerus
dikomunikasikan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk media massa. Menurut Linda Agum, ternyata mensosialisasikan ”Program Pita Pink” media,
seperti surat kabar, televisi, majalah, radio, buletin sangatlah efektif sekali. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi opini banyak orang. Oleh karena itu
menjalin hubungan dengan media sangatlah penting, karena di sisi lain fungsi media bukan hanya sebatas hiburan saja, akan tetapi sebagai educatif
pendidikan dan sebagai sarana informatif informasi.
92
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2004 cet. Ke-18,h.35.
Di sini Pita Pink menggunakan akses media seperti media cetak: dalam media cetak kita membuat buletin atau majalah tahunan, dan promosi dalam
koran-koran. Sedangkan melalui media elektronik : Pita Pink mengadakan peliputan baik televisi maupun radio, seperti mengadakan program talk show,
Fun work dan lainnya, yang mana di setiap even YKPJ selalu menyisipkan
artis-artis sebagai publik pigur untuk menarik minat khalayak. Selain itu pula YKPJ menggunakan Iklan diluar : yang mana iklan-iklan luar menggunakan
pamplet-pamplet, brosur-brosur, dan iklan di mall-mall, baliho-baliho yang menampilkan sosok publik pigur, artis-rtis dan tokoh pemerintah tentang
pentingnya deteksi dini dan pencegahan terhadap kanker payudara.
Tabel 4.1
93
Akses media
MEDIA EDISI TANGGAL
ACARA
Televisi
METRO TV
24 Februari 2008 Metro Hari Ini
Televisi RCTI
24 Februari 2008 Seputar Indonesia
Televisi
TPI
27 Mei 2008 Pada program kegiatan ”Lux
Play Beauty-Celebration” bertempat di Bandung.
Radio
Cosmopolitan
24 mei 2008 jam 18.00 – 19.00
YKPJ mengadakan talk show dengan tema ”kesehatan
payudara”
93
Data, dokumentasi YKPJ
Koran
Sinar Harapan
21 Februari 2008 Jalan santai “Reebok Pita
Pink ” diikuti 300 peserta Koran
Sinar Harapan
25 Februari 2008 Reebok Peduli Kanker
Payudara Majalah
Gatra 28 Februari –
5 Maret 2008 Pita Pink Walking With
Love Majalah
Gadis
7 – 17 Maret 2008 Breast Cancer Awareness
Majalah
Cita Cinta
12 – 26 Maret 2008 Jalan Bareng dengan Cinta
Majalah
Femina
13 – 19 Maret 2008 Jalan Sehat Pita Pink
Majalah
Fit
April 2008 Jalan Pink Menuju Sehat
Majalah
Reps
April 2008 Reebok Pita Pink Walking
With Love Majalah
South Jakarta
Maret 2008 Event Coverage
Majalah
Reader’s Digest
April 2008 Walking With Love
Majalah
Seventeen
April 2008 Walking With Love
Majalah
Parenting
April 2008 Untuk Kanker Payudara
Majalah
Djakarta
April 2008 Reebok Pita Pink
”Walking With Love” Buletin
Pita Pink
Edisi tahunann Menapilkan kegiatan –
kegiatan besar tahunan diantaranya :
1 Kerjasama YKPJ dan
Mark dan Spencer 2
Kampanye Sadar Kanker Payudara Pondok Indah
Mall 2. 3
’you Are Still Beutifull’ class
4 Sambut dan Rayakan
Kecantikan di ’LUX PLAY WITH BEAUTYFUL –
CELEBR
Internet
www.pitapink.com
21 – 23 Oktober 2007
2 September 2007 3 Agustus 2007
Bazar amal kerjasama group Prambors dengan
YKPJ di Masjid Sunda Kelapa.
Ceramah Kesehatan Lebih Jauh tentang Kanker
khususnya kanker Payudara
Kunjungan Dewan Pembina dan Pengurus YKPJ ke Istana
Negara.
Internet
Rileks.com
22 Februari 2008 “Peduli Kanker Payudara”
Internet
KOMPAS.com
3 Maret 2008 “HBKB Ramai kegiatan”
2. Memperkuat dan Memperluas Jaringan.
a Hubungan ke Dalam
Dalam usaha mencapai tujuan manajemen secara efektif, manusia- manusia yang menjadi sasaran hubungan masyarakat dibagi dua yaitu
kelompok besar disebut khalayak dalam dan khlayak luar. Yang dimaksud dengan khlayak dalam internal publik adalah
khalayak yang bergiat dalam organisasi, tetapi ada hubungannnya dengan organisasi yang dimaksud di sini adalah para pengurus YKPJ. Dengan ini
Linda Agum Gumelar memperkuat hubungan kepengurusannya, dengan menerapkan kerjasama yang dinamis.
Adapun dalam pelaksanaannya kegiatan yang dilakukukan Linda Agum Gumelar, yaitu :
a. Mengadakan rapat sebelum dan sesudah kegiatan berjalan setiap
berjalan even.rapat pada tanggal 10 Juny 2008 perencanaan ulang tahun YKPJ.
b. Memasang pengumuman tentang kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan, berupa pamplet, spanduk, brosur.iklan internet. c.
Menerbitkan majalah intern edisi tahunan, yaitu majalah Pita Pink, terbit setiap satu tahun sekali.
d. Mengadakan kotak saran untuk menampung saran-saran bagi
kepentingan YKPJ dan ”Program Pita Pink”, yaitu berupa kotak saran dan saran kritik didalam website dengan alamat email
www.pitapink.com b
Hubungan Keluar Hubungan keluar yaitu hubungan komunikasi dengan luar organisasi
diantaranya : a.
Hubungan dengan Masyarakat Sekitar. Di sini YKPJ mempromosikan Program Pita Pink tidak lepas dengan
menjalin hubungan komunikasi dengan masyarakat setempat, yakni Jakarta. Wujud konkrit dari hubungan tersebut adalah dengan
mengadakan berbagai kegiatan dengan melibatkan masyarakat Jakarta langsung, yaitu dengan mengadakan penyuluhan dan seminar dengan
mengundang masyarakat setempat.
Tabel 4.2
94
Tabel Kegiatan
94
Ibid,
Nama kegiatan Waktu
Tempat
Ceramah Ilmiah Save Your Breast
12 Juni 2007 Aula FKM UI,
Ceramah Kesehatan Lebih Jauh tentang
Kanker khususnya kanker Payudara
2 September 2007.
KOWANI
Bazaar amal kerjasama Group Prambors dengan
YKPJ 21 - 23 Oktober
2007 Masjid Sunda Kelapa,
Pita Pink Walking With Love bekerjasama dengan
PT. Reebook 24 Februari
2008 Di Bundaran HI
Mengadakan pemeriksaan mammografi gratis.
Bekerjasaman dengan PT. Matahari bagi pengunjung
Matahari Dep. Store 1 April 2008
Matahari Cilandak Town Square
Mengadakan pemeriksaan mammografi gratis.
4 Mei 2008 Matahari WTS
Serpong
Mengadakan pemeriksaan mammografi gratis.
10 Mei 2008 Depok Town Square
Seminar Kanker Payudara bekerjasama dengan
Alumni SMA 4 24 Mei 2008
Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta.
b. Hubungan dengan Pemerintah
Hubungan yang dijalin YKPJ dengan pemerintah cukup baik, ini tidak lepas dari peranan Linda Agum Gumelar sebagai dewan pembina yang
memperat hubungan tersebut. Dengan ini pemerintah mempunyai perhatian yang khusus terhadap Program Pita Pink. Dengan Kedatangan ibu Ani
Yudoyono pada acara penyuluhan di ulang tahun YKPJ c.
Hubungan dengan Pers
Yang dimaksud dengan pers di sini pers dalam arti luas yakni media massa. Seperti telah dipaparkan sebelumnya hubungan YKPJ yang di kibarkan
dalam bendera Pita Pink oleh Linda Agum Gumelar dalam akses media. Yaitu diantaranya : RCTI, TPI, Global TV, Koran SINDO, Majalah
NOVA.
3. Mempromosikan Deteksi Dini.
Yang harus menjadi prioritas utama adalah mempromosikan deteksi dini, karena dengan deteksi dini adalah salah satu penanggulangan masalahan
kanker payudara. Sebelum menginjak ke stadium lanjut, diusahakan setiap orang melakukan deteksi dini, dengan begitu pasien dapat mengetahui
keadaannya, sehingga dapat tertolong. Maka promosi deteksi dini pun harus lebih gencar, disini YKPJ dalam setiap kegiatan hulunya selalu mengekspos
tentang deteksi dini dan bahaya kanker payudara.
4. Rehabilitatif
Rehabilitatif biasa disebut sebagai konseling, dalam konseling ada konseling langsung, ada konseling tak langsung dan ada berapa konselor. data
konselor terlampir.
a. Konseling Langsung
Yakni konseling yang pendekatannya terpusat pada konselor, disini yang harus dilakukan adalah memberikan sugesti pada pasien. Sugesti yang
diberikan yaitu berupa kepercayaan, sehinggga pasien dapat memulihkan semangat dan kepercayaan untuk dapat beraktifitas kembali. Disini Linda
Agum Gumelar membentuk paguyuban keakraban antar penderita kanker payudara survivor, dengan ini para penderita tidak akan minder dan
patah semangat, karena para survivor lainnya memberikan dukungan terus, sehingga mereka dapat beraktifiatas sebagaimana mestinya.
b. Konseling Tak Langsung
Dalam konseling seperti ini, aktivitas utama terletak pihak konseli, sedangkan konselor hanya berusaha agar konseli merasa mudah
memimpin dirinya sendiri. Disini konselor yakni para survivor yang memberikan penyuluhan membantu hanya sebatas kemampuannya,
selebihnya gangguan dalam diri sang pasien hanya mereka sendiri yang
mampu mengatasinya. Selain itu pula, para survivor membantu menyusun
sistem jaminan pemeriksaan kesehatan kanker payudara di DKI Jakarta, sehingga pasien dapat mudah melakukan chek uf, sehingga pasilitas
kesehatannya dapat terjamin dan sesuai dengan taraf internasional.
7 Penerapan Metode Komunikasi Linda Agum Gumelar
Tujuan yang diharapkan dalam strategi komunikasi Linda Agum Gumelardalam ”Program Pita Pink” adalah di tahun 2020 nanti bebas kanker
payudara di Indonesia, khususnya Jakarta ini. Oleh karena itu, berbagai alternatif ditempuh Linda Agum Gumelar dan para pembina lainnyauntuk
mengadakan jenis kegiatan yang beragam. Hal ini diperluakan untuk menyosialisasikan ”Program Pita Pink”, sehingga masyarakat mengenal dan
memahami tentang bahaya kanker payudara.
Selama penelitian berlangsung, metode komunikasi yang digunakan Linda Agum dalam Progam Pita Pink yaitu :
I. Program Proaktif – Preventif
a. Penyuluhan Kanker
Mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang kanker, khususnya kanker payudara, yang biasa diadakan minimal setahun tiga kali.
Tabel 4.3
95
Tabel Lokasi Penyuluhan Kanker
Kegiatan Peserta Penyuluhan
No
Tanggal Lokasi CBE
saja Mamo
saja Mammo +
CBE Tidak
mammo + CBE
Jumlah
1 30-Jun-07
RW 05 Kel. RBS
50 45
95
2 4-Jul-07
RW 04 PLN Kel. RBS
31 19 34 84
3
28-Jul-07 RW.07
Posyandu Kel.RBS
33 31
64
4 8-Sep-07
RW.02 Kel.RBS
Dharmais 1
25 25
5 15-Dec-07
Kelurahan Tugu Utara
48 37
85
6
22-Dec-08 Kelurahan
Tugu Utara 19
39 58
7 12-Jan-08
Kelurahan Tugu Utara
56 50
106
8 26-Jan-08
Kelurahan Tugu Utara
182 49
231
9 16-Feb-08
Kelurahan Tugu Utara
66 50
116
10 23-Feb-08
kecamatan Koja
29 42
71
11
8-Mar-08 Kelurahan
Lagoa 47
50 97
12 15-Mar-08
Kelurahan Lagoa
31 23
54
13 29-Mar-08
Kelurahan Lagoa
51 37
88
14 12-Apr-08
Kelurahan Lagoa
22 43
65
15 26-Apr-08
Islamic Center
163 50
213 TOTAL PESERTA
PENYULUHAN 779 50 545 79 1452
95
Ibid,
b. Pelatihan Relawan Penyuluhan Kanker.
Mengadakan pelatihan terhadap relawan-relawan, biasa dilakukan sebelum penyuluhan, yaitu yang menjadi rutin pada setiap awal bulan oktober,
sebelum melakukan penyuluhan masal tepatnya pada 1-10 Oktober.
c. Promosi Melalui Mobil Mammografi.
Dengan telah meluncurkan satu buah mobil Mammografi ini, diharap kampanye untuk kesehatan payudara dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pengetahuan mengenai bahaya kanker payudara, akan lebih mengena karena dengan mobil mammografi dapat langsung dilayani,
dengan fasilitas yang memadai tanpa harus bersusah payah mencari rumah sakit.
d. Skrining Massal
Skrining mammografi masal ini biasa dilakukan pada saat ulang tahun YKPJ, tepatnya pada hari Pita Pink sedunia di bulan oktober 2007, namun
bila dibutuhkan sewaktu-waktu skrining masal bisa dilakukan sesuai permintaan. Seperti pada tanggal : 1 April 2008 di Matahari Cilandak
Town Square, 4 Mei 2008 di Matahari WTS Serpong, dan 10 Mei 2008di Matahari Depok Town Square
Tabel. 4.10
96
Tabel. Kelompok Usia Peserta Mamografi dan Faktor Risiko
Haid Pertama
Berhenti Haid KB Pil
KB Suntik Umur
Jumlah Pasien
12 Th
12 Th
50 50
5 Th 5 Th
5 th
5 Th
19 20 - 29
2 2
1 2
30 - 39 91
29 62
8 5
19 9
40 - 49 294
107 187
33 47
33 32
33 50 - 59
181 48
133 81
63 19
19 12
10 60 - 69
25 9
16 6
3 2
2 1
= 70 2
1 1
1 1
Tabel. 4.11
97
Tabel. Data hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Umur
Normal Tambahan
19 20 – 29
2 30 – 39
86 3
40 – 49 261
15 50 – 59
168 6
60 - 69 25
= 70
Total 542
24
e. Pembuatan Website
Pembuatan Website ini dilakukan sebagai wujud sosialisasi ”Program Pita Pink” guna memberikan informasi kepada masyarakat melalui media yang
telah mulai memasyarakat di indonesia ini, yaitu dengan alamat : http www.pitapink.com.
96
Ibid,
97
Ibid,
f. Pembuatan Buletin Pita Pink
Pembuatan buletin tahunan Pita Pink ini dimuat berbagai ”Program Pita Pink” dalam setahun, guna mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan YKPJ dalam setahun. Di buat setahu sekali yang berisi tentang : Kegiatan ”Program Pita Pink”, Surat Pembaca, Short News,
Cover Story, Breast Cancer Stories, Celebrity Story, Healthy Breast, Healthy Living, Healthy Tips, Fasion, Healthy Shopping.
g. Bekerjasama dengan Berbagai Media
Bekerjasama dengan media cetak dan elektronik dalam penanggulangan kanker payudara dalam setiap event. Ini dilakukan guna memberikan
informasi terhadap masyarakat yang tidak bisa mengikuti kegiatan- kegiatan ”Program Pita Pink”secara langsung .
II. Program Kuratif
a. Bekerjasama dengan Rumah Sakit - Rumah Sakit.
Bekerjasama dengan Rumah Sakit Kangker ”Dharmais” dan rumah sakit lain, diantaranya RS. Budi Asih, RS. Tarakan RSUD Kab Bandung,
RSUD Kab Bekasi, RSUD Kab Karawang, RS. Tjipto, RS. Hasansadikin, dalam kegiatan pengobatan, penyuluhan, dan pelatihan relawan.
b. Bekerjasama dengan Lembaga – Lembaga.
Bekerjasama dengan lembaga donor, PMI, Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Daun Teratai Husada untuk membantu pasien kurang mampu,
guna membantu meringankan biaya dan fasilitas yang digunakan.
c. Bekerja Sama dengan Lembaga-Lembaga Swasta
Bekerja sama dengan lembaga-lembaga swasta lainnya guna membantu meringankan biaya dan fasilitas yang digunakan yang digunakan pasien,
diantaranya : Bank Mandiri, Bra Yakual, LUX, Reebock, Pondok Indah Mall, MarkSpencer.
8 Implementasi Difusi – Inovasi Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar
Berbagai macam difusi didefinisikan, tetapi ada satu asumsi yang mengikat semua difusi. Difusi adalah suatu proses komunikasi yang
menetapkan titik-titik tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari satu agen ke agen yang lain.
Salah satu saluran informasi yang penting adalah media massa, karena itu model difusi mengasumsikan bahwa media massa mempunyai efek yang
berbeda-beda pada titik-titik waktu yang berlainan, mulai dari menimbulkan tahu sampai mempengaruhi adopsi atau rejeksi penerimaan atau
penolakan.
98
98
Rahmat Jalaluddin, M.SC Metode Penelitian Komunikasi Bandung : P.T Remaja Rosdakarya 2007, Cet ketiga belas, h.71
Teori ini di awal perkembangannya mendudukan peran pemimpin opini dalam mempengaruhi sikap dan prilaku masyarakat. Artinya media
massa mempunyai pengaruh yang kuat dalam menyebarkan penemuan baru. Apalagi jika penemuan baru itu kemudian diteruskan oleh para pemuka
masyarakat. Akan tetapi, difusi-inovasi juga bisa langsung mengenai khalyaknya. Menurut Rogers dan Shoemaker 1971 difusi adalah proses
dimana penemuan disebarkan kepada masyrakat yang menjadi anggota sistem sosial.
99
Difusi inovasi sebagai suatu gejala kemasyarakatan berlangsung bersamaan dengan perubahan sosial yang terjadi. Bahkan kedua hal itu
merupakan suatu yang saling menyebabkan satu sama lain. Artinya, penyebar serapan inovasi menyebabkan masyarakat menjadi berubah, dan perubahan
sosial pun merangsang orang untuk menerima dan menyebarluaskan hal-hal yang baru. Mengapa begitu? Karena setiap perkembangan pada dasarnya
sekaligus menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru. Untuk memenuhinya terjadilah berbagai penemuan invensi. Kemudian timbul lagi kebutuhan
yang lebih baru. Berarti harus dipenuhi pula. Begitulah seterusnya.
100
Implementasi dari teori ini yaitu dimana sosok Linda Agum Gumelar bersama Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta YKPJ sebagai source, dalam
penyampaian pesannya mengunakan difusi-inovasi, sehingga apa yang menjadi program Pita Pink merupakan sesuatu yang baru dan belum pernah
99
Nurudin, MSi, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada 2007, h. 188
100
Nasution, Zulkarnaen, Komunikasi Inovasi, Modul UT Jakarta : PT.Universitas Terbuka, Cet keenam,h.1.9 2004
ada di masyarakat Indonesia. Umumnya dalam teori difusi –inovasi peranan penerima pesan destinition sangat lemah, bahkan nyaris tidak memiliki
peranan. Dominasi dari penyampai pesan source yang begitu dominan. Asumsinya adalah penerima pesan akan menerima apa adanya tanpa
feedback terhadap pesantujuan dari penyampai pesan tersebut.
Seperti halnya apa yang dilakukan oleh Linda, meskipun penyampaian pesan yang dilakukan oleh YKPJ lebih mendominasi peranan penderita
Kanker Payudara itu sendiri. justru feed back memiliki peran besar dalam hal ini. Komunikasi yang baik antara penderita kanker payudara dan YKPJ
menjadikan lembaga ini selalu menemukan inovasi-inovasi dalam mensosialisasikan pentinya menjaga kesehatan payudara. Tentunya inovasi
dalam mengemas pesan tidak terlepas dari masukan para penderita maupun survaivor. Artinya pesan yang diinginkan oleh Linda Agum Gumelar bersama
YKPJ Source telah berhasil mempengaruhi masyarakat destination. Hal ini berbanding lurus dengan teori difusi –inovasi, bahwa peranan source yang
mendominasi destination. Inovasi-inovasi yang dikembangkan oleh Linda Agum Gumelar
mensosialisasikan ”Program Pita Pink” di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, diantaranya yaitu : mengoptimalkan sosialisasi ”Program Pita Pink”,
memperkuat dan memperluas jaringan, mempromosikan Deteksi Dini, mengadakan Rehabilitatif, mengadakan pengobatan melalui mobil
mammografi, dan mengadakan skrining massal.
9 Faktor - Faktor Penghambat dan Pendukung Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar
1. Faktor Pendukung
Dalam menjalankan tugas-tugas sosial Linda Agum Gumelar memberikan sebuah wacana yang dapat menunjang kegiatan promosi ”Program Pita
Pink” Yaitu : a.
Adanya bantuan dari sponsor swasta seperti : Group Matahari, Group Estelowder yang memproduksikan kecantikan wanita, Perusahaan
yang memproduksi Bra Yakual, untuk ikut berpartisipasi mendukung kegiatan-kegiatan YKPJ.
b. Adanya dorongan semangat dari para survivor yaitu dengan dorongan
psikologi yang diberikan para survivor bahwa penderita kanker payudara untuk tetap percaya diri uuntuk tetap semangat hidup, dan
memberikan keyakinan penyakit tersebut dapat terobati. c.
Kerja sama media yang menunjang yaitu dalam bentuk iklan : menjelang kegiatan meanampilkan iklan-iklan dalam bentuk barter
promo. Peliputan : dalam kegiatan YKPJ, melalui media televisi dan
radio yang memberikan ruang untuk diselenggarakannya program talk show
baik yang live maupun recording. d.
Iklan kampanye yang menarik yaitu berbentuk : baliho, spanduk, poster dengan pemasangan atribut tersebut di wilayah yang strategis,
seperti di berbagai titik pusat-pusat kota. e.
Bantuan dari WHO yaitu, baik berupa saran untuk kemajuan “Program Pita Pink” maupun materil yang diberikan guna kelangsungan
kegiatan-kegiatan YKPJ. f.
Adanya kerjasama berbagai lembaga dalam maupun luar negeri, yaitu dalam setiap event yang dilakukan YKPJ, dimana lembaga-lembaga
tersebut memberikan kontribusi bagi penyelenggaraan “Program Pita Pink”.
101
2. Faktor Penghambat
Dalam menjalankan tugas-tugas sosial Linda Agum Gumelar bersama YKPJ, tidak sedikit mendapatkan hambatan-hambatan dalam kegiatan
promosi ”Program Pita Pink” diantaranya faktor penghambatnya tersebut Yaitu :
a. Pengertian masyarakat yang lebih rendah tentang pentingnya
kesehatan, terutama tentang bahaya kanker payudara. b.
Belum ada program resmi skrining payudara yang dibiayai oleh pemerintah.
101
Wawancara dengan dr.Sutjipto. Sp.BKOnk, ketua umum YKPJ, pada 25 mei 2008
c. Belum menjadi prioritas di negara berkembang, kerena di negara
berkembang memprioritaskan penyakit – penyakit infeksi, penyakit kurang gizi dan lainnya, seakan akan penyakit kanker secara umum
d. Akses untuk memperoreh pengobatan yang sempurna lebih jelek, dari
yang semestinya.
102
102
Ibid ,
BAB V PENUTUP