Penentuan Waktu dan Tanggal Upacara Ritual Jamuan

Kemudian isu ini direspon oleh anggota masyarakat, disampaikan kepada pegawai pemerintah, yiatu Lurah atau Kepala Desa atau Camat, dan para pemuka masyarakat. Selanjutnya para Ustad, pawang, pemuka masyarakat dan ketua kampung melaksanakan musyawarah di Balai Desa. Pada musyawarah ditetapkan waktu, tempat maupun penyelenggaraan upacara. Seterusnya sumber pembiataan upacara diperoleh dari nelayan, penjaga pemerintah daerah dan sumbangsih masyarakat serta sumber lainnya, tetapi komunitas nelayan lebih besar dibandingkan dengan komunitas lain. Selain itu, para pawang akan memberikan maklumat perihal pantang larang yang diberlakukan. Rajab suasana laut air mati dan pengumuman kepada anggota masyarakat. Semua tahap – tahap ini adalah sebagai tahap persiapan.

4.2.2 Penentuan Waktu dan Tanggal Upacara Ritual Jamuan

Laut Istiadat ritual kerap disebut sebagai upacara tradisi diselenggarakan anggota masyarakat secara berterusan dari waktu ke waktu dan relatif tetap baik tempat maupun waktunya dan terjadwal pelaksanaanya dalam aktivitas masyarakat. Upacara itu merupakan kegiatan sosial budaya, maka melibatkan anggota masyarakat karena untuk memperoleh tujuan keselamatan bersama. Universitas Sumatera Utara Tempat upacara dikhususkan dan dianggap tempat keramat, seperti suatu kawasan yang dianggap pusat kampung, sedangkan waktu upacara selalu dirasakan sebagai waktu–waktu yang gawat, berbahaya dan penuh dengan bahaya yang dianggap ghaib. Selalunya, waktu–waktu itu berulang tetap dan sesuai dengan irama gerak alam semesta. Tempat pelaksanaan upacara Jamuan Laut masyarkat Melayu Serdang di Pantai Cermin dapat dikategorikan kepada beberapa bagian, pertama ; kawasan tempat persiapan penyelenggaraan, yaitu ruang Balai Desakampung untuk bermusyawarah Kedua; tempat yang diperuntukan kepada seluruh peserta laut, sedangkan bagian ketiga; kawasan yang diperuntukan dan dikuasai oleh para pawang guna keperluan penyampaian persembahan di Pantai Cermin. Tempat Pantai Cermin dipercayai oleh masyarakatnya tempat asal mula nelayan melajukan jala penangkapan ikan ditempat ini dibangun balai upacara tempat pawang mengibarkan bendera yang dipercayai memanggil makhluk halus penunggu laut dan kawasan ini ditabur bunga–bunga oleh pawang. Kemudian, kawasaan tempat upacara di hamparan laut, kawasan ini digunakan oleh para pawang untuk meletakkan perlengkapan persembahan kepada Makhluk halus dan para penguasa laut. Tapak Jamuan Laut itu telah ditentukan oleh masyarakat ketua adat, pemuka masyarakat, pihak pegawai pemerintah daerah dan para gawang. Adapun fungsi pawang di sini sebagai petunjuk dimana titik tengah dari Universitas Sumatera Utara empat arah kekuasaan penguasa laut, yaitu bermula dari Utara, Selatan, Timur dan Barat. Kemudian, tapak upacara Jamuan Laut itu cukup bagi masyarakat ramai, berhamparan luas dan dipercaya bersih dari kemaksiatan, dipastikan terhindar atau tidak menggangu pepohon di persekitaran baik yang di laut pepohon yang di daratan, terkecuali pemotongan pepohon yang batangnya akan dipergunakan sebagai balai dalam upacara, yaitu batang pohon bakau. Selanjutnya, kawasan Pantai Cermin itu berlatar sejarah bagi masyarakat daerah, yaitu dipercayai sebagai tempat awal kedatangan masyarakat di tempat itu, selain itu mudah didatangi oleh masyarakat di lingkungannya Pertama kali Jamuan Laut dilakukan pada tanggal 12 Februari1968 dan terakhir dilakukan pada tanggal 27 Mei 2004 masih dilaksanakan di pantai cermin. Tempat ini mudah dikenal dan dipercayai oleh masyarakat setempat sebagai tempat yang baik. Jamuan Laut di dalam masyarakat Melayu Serdang di Pantai Cermin idealnya dilaksanakan empat tahun sekali, tetapi tidak semestinya, melainkan disesuaikan dengan datangnya isyarat yang berwujud mimpi terhadap pawang, selanjutnya pawang bermimpi berjumpa dengan Datuk Hitam penunggu laut dan mengikuti kepentingan keadaan masyarakat, yaitu perolehan ikan dirasakan mulai berkurang. Hari pelaksanaan tidak sembarang waktu, ia dilaksanakan pada 1,15 dan 30 hari Bulan Hijrah yang Universitas Sumatera Utara pastinya tidak boleh tanggal menurun. Waktu yang diperlukan dalam upacara sebaiknya tiga hari, tujuh hari ataupun sembilan hari dari kesepakatan pawang, pegawai pemerintah setempat, pemuka masyarakat dan para ustad serta anggota masyarakat dan di dalam ini yang berhak penuh memutuskan adalah Pawang.

4.2.4 Khalayak Jamuan Laut