Pawang Jamuan Laut PERANAN PAWANG

BAB IV PERANAN PAWANG

4.1 Pawang Jamuan Laut

Tahap pelaksanaan ritual merupakan tahapan–tahapan yang dilaksanakan pada upacara Jamuan Laut masyarakat Melayu Serdang di Pantai Cermin, pelaksanaan Jamuan Laut ini dilakukan oleh pawang dan di bantu oleh masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan upacara ritual pada lokasi tersebut. Seseorang menjadi pawang Jamuan Laut merupakan profesi turun temurun yang kabarnya tidak bisa terelakkan, jika tidak ingin kena fuaka. Pawang biasanya sudah berusia lanjut, mengetahui silsilah kampung makhluk dan prosesi jamuan laut serta wajib memahami siroh Nabi dan aksara arab gundul. Pawang sangat disegani dilingkungan masyarakat nelayan Melayu Sumatera Timur karena selain mampu mendongkrak hasil tangkapan ikan, ia juga diyakini dan terbukti bisa memerintahkan makhluk gaib yang ada di laut untuk menyembunyikan ikan-ikan yg ada di laut. Syaifuddin 2002 Perobatan tradisi Melayu melibatkan pakar-pakar perawat tradisional seperti tabib, pawang, bomoh dan dukun. Mereka mempunyai tugas yang hampir sama tetapi agak berbeda dari segi pengalaman serta ilmu yang dituntut. Bomoh diartikan sebagai orang yang mencari penyakit serta menawar penyakit tanpa diminta. Definisi bagi Universitas Sumatera Utara pawang pula ialah orang yang mempunyai kebolehan istimewa untuk melakukan sesuatu biasanya menggunakan kuasa ghaib dan pandai mengobati orang sakit dengan menggunakan jampi mantera. Dukun ialah orang yang mengobati orang sakit atau memberi obat cara kampung. Tabib ialah orang yang mahir dalam hal-hal dan cara-cara mengobati penyakit serta berpengetahuan tentang obat-obatan. Dengan ringkasnya dapat disimpulkan bahwa kesemua mereka ini mempunyai tugas induk yang satu, yaitu merawat dan mengobati penyakit dengan cara masing-masing. Pawang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah orang yang mempunyai keahlian istimewa yang bertalian dengan : ilmu gaib, seperti mualim perahu, pemburu buaya, pejinak ular. Pawang bagi masyarakat Pantai Cermin adalah seorang yang mampu menggunakan kekuatan magis untuk memindahkan hujan, memindahkan makhluk halus atau jin dari kawasan hutan sewaktu penebasan hutan dan mampu mengusir jin jahat dari laut yang dijadikan sebagai kawasan penangkapan ikan. Kemudian, dalam masyakarat Melayu Serdang di Pantai Cermin, tukang cerita orang pintar atau tuan guru mempunyai arti yang sama dengan dukun, di dalam upacara Jamuan Laut. Sebagaimana dijelaskan bahwa istilah pawang, tuan guru atau orang pintar lebih dikenal dengan panggilan dukun, masyarakat Melayu Pantai Cermin mengartikan dukun bukan hanya ditujukan kepada yang mampu Universitas Sumatera Utara mengusir atau membujuk jin dan roh jahat saja. Sebagian besar masyarakat, seseorang dapat menyembuhkan orang yang patah tulang juga dukun, yaitu dukun patah. Apabila seseorang bekerja sebagai tukang urut dipanggil dukun urut. Selanjutnya orang perempuan yang bekerja membantu perempuan bersalin dipanggil dukun beranak. Fenomena di masyakarat Melayu Serdang di Pantai Cermin ialah masih ada masyarakatnya lebih percaya kepada dukun beranak daripada dengan bidan. Mereka mempercayai bahwa dukun beranak mempunyai kemahiran ganda, yaitu membantu perempuan bersalin dan juga mengatasi magis atau ilmu ghaib. Menurut kepercayaan bahwa perempuan yang akan dan sesudah melahirkan anak selalu mendapat gangguan makhluk halus. Perempuan yang bersalin dan keluarga amat bergantung semangat kepada dukun beranak. Dalam beranak menggunakan simbol yang bersifat ritual kepada bayi dan ibundanya. Dukun beranak lazimnya membuhulmemotong tali pusat bayi lelaki dengan bilangan tujuh dan bayi perempuan dengan bilangan enam. Bilangan angka tujuh bagi orang Melayu merupakan bilangan bertuah. Perlakukan dukun beranak ini, membawa makna bahwa untuk pembedaan jantanjenis kelamin manusia dilakukan ritual karena dianggap sesuatu yang bersigat magis. Kepercayaan komunistas nelayan kepada kekuatan magis yang dipunyai dukun ternyata sama dengan kepercayaan mereka kepada pawang Jamuan Laut, yaitu seorang yang mempunyai kekuatan magis menguasai jin Universitas Sumatera Utara dan roh jahat yang tinggal di laut. Orang yang dipanggil pawang laut ini berperan penting dalam kehidupan nelayan. Pawang laut di sini menjadi tumpuan pada nelayan bahwa laut adalah kawasan yang dihuni oleh para makhluk halus. Dipercaya bahwa makhluk halus itu akan marah dan mengganggu pada nelayan jika nelayan melanggar pantang larang dari penguasa laut tersebut. Komunitas nelayan masyarakat Melayu Serdang di Pantai Cermin seperti air laut yang naik sampai kedalam-dalam rumah warga, warga yang hilang di laut saat sedang mencari ikan dan masyarakat masih percaya bahwa gangguan jimbalang laut mahluk halus laut. Beberapa masalah atau kejadian nyata yang dialami oleh nelayan masyarakat Melayu Serdang di Pantai Cermin dianggap sebagai gangguan atau kemarahan dari makhluk halus di laut. Seseorang menjadi pawang dalam adat-istiadat merupakan warisan dari anggota keluarganya. Pada umumnya pawang adalah seroang yang berusia lanjut, mengetahui silsilah kampung dan tempat upacara Jamuan Laut dilaksanakan, kemudian mengetahui dengan jelas para Nabi dan Rasul Allah. Pawang juga dianggap masyarakat asli mendapat ridho Allah untuk melindungi nelayan ketika menangkap ikan laut dan menjaga daerah dari serangan wabah penyakit serta secara moral bertanggung jawab terhadap kelangsungan adat-itiadat masyarakat. Universitas Sumatera Utara Dalam kehidupan sehari–hari kedudukan sederajat dengan masyarakat awam, baik sebagai nelayan ataupun pengawas, pawang tidak mendapatkan keistimewaan, sama rata dengan idividu anggota masyarakat lainnya, maka dalam kehidupan keseharian masyarakat, atas prikehidupan pawang itu diwujudkan Pepatah sebagai berikut ”Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi”. Menurut pawang Amat Dukun : Sistem pembagian kerja didalam kapal motor didasarkan pada keanggotaanpesertanya. Di dalam kapal motor berkapasitas 17 sehingga 27 orang, setu diantaranya adalah pawang. Riciannya adalah seperti berikut : satu orang jurangan, berfungsi sebagai pertanggungjawab atau pemimin kapal; dua orang masinis, bekerja sebagai mekanik; empat orang tukang lampung; dua orang tukang masak; satu orag “anak iti; satu orang tukang transport, satu orang pawang, bekerja sebagai pemberi atau penuntut keselamatan ke laut ke dalam tong. Kemudian berkaitan dengan pengagihan pendapatan ibadah seperti berikut : pada pekerja setiap orang mendapat upah satu bagi dan setiap pekerja dalam kapal. Jurangan kelebihan dua bagi, masinis mendapat kelebihan satu bagi juga wakil masinis, tukang batu, tukang haluan, tukang masak, pawang dan tukang lampung juga satu bagi. Lain halnya dengan hal yang berkaitan dengan keselamatan kampung dari pencemaran kemaksiatan, seperti perjudian, narkoba dan pelacuran, pawang harus menjadi tauladan dan berkuasa penuh atas pengharamanpemberantasan perbuatan–perbuatan itu. Universitas Sumatera Utara Pawang Jamuan Laut Amat Dukun menyatakan, Saya tidak segan dan harus bertindak keras apabila masyarakat berbuat maksiat di daerah saya, saya akan menjatuhkan hukuman diarak oleh masyarakat dikelilingi seluruh kampung kepadanya. Pernah suatu ketika sekelompok pemuda membawa minuman keras dari kota dan ia bermain judi di daerah ini, masyarakat melaporkannya kepada saya, lalu saya datang untuk memberitahu bahwa perlakuan itu dilarang didaerah ini, ia melawan dan menentang saya, saya tidak perduli, saya mengelilingi dia keseluruh penjuru kampung diarak dan apabila saya tidak melarangnya anggota masyarakat lain akan rutur semua mengeroyok ramai–ramai. 4.2 Deskripsi Upacara Jamuan Laut 4.2.1 Persiapan Upacara Ritual Jamuan Laut