Penutupan Upacara Ritual Jamuan Laut

Ya abdul ya akhyar ya kutub Ya ibra Asalamuladi nawaiji Ya khaus Warmauna warfakuin bikumatin Nabi umi Waalaalihi washabihi wasallam Assalamualikum Setelah pawang membaca mantera itu, ustad atau bilal membaca doa yang disertai oleh seluruh peserta upacara. Kemudian peserta upacara meninggalakan tempat upacara dengan pantangan tidak boleh melihat arah ke belakang yaitu di tempat upacara jamuan upacara dilakukan.

4.2.6 Penutupan Upacara Ritual Jamuan Laut

Sewaktu rombongan pengantar jamuan upacara menuju ke tengah di balai – balai berlangsung acara penyambutan disebut dengan Jemputan Ikhlas, yaitu masyarakat dari luar daerah dengan berbagai atraksi dan kesenian, seperti silat, tarian dan nyayian. Kemudian dilanjutkan dengan membaca syair berjanji diakhiri dengan doa. Aktivitas ini berlaku atas usaha kaum lelaki dan perempuan masyarakat daerah, tugas perempuan adalah mengusahakan hindangan makan bersama. Universitas Sumatera Utara Pemberitahuan pantang larang terhadap seluruh peserta dilakukan sesudah pembacaan doa serta setelah para pengantar upacara di lokasi, yiatu di pantai tempat upacara. Pantang larang atau pantang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat untuk jangka waktu yang ditetapkan. Pantang larang itu dibacakan oleh pawang didampingi oleh para ustad dan pemuka masyarakat, sedangkan pengawasan dilaukan oleh sejumlah anggota masyarakat yang terdiri atas berbagai kalagan di antara Camat dan Ketua Kampung. Pantang larang atau pantang itu adalah sebagai berikut : i. Dilarang menelusuri muara untuk menangkap ikan ke laut selama 3 demi kelancaran ritual upacara ritual ini. ii. Dilarang menelusuri muara pada hari kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu 17 Agustus dari pukul 06.000 sehingga 18.00 wib iii. Dilarang berkelahi di laut dan di persekitaran muara iv. Dilarang membanting – membantingkan ikan disengaja maupun tidak disengaja . v. Sewaktu penyelenggaraan upacara dan sehari sesudahnya tidak dibolehkan menangkap ikan di laut. Menurut pernyataan dari anggota masyarakat daerah, jangka masa larangan untuk ke laut yang ditetapkan pada masa belakangan ini jauh lebih Universitas Sumatera Utara cepat dibandingkan di masa lalu. Dahulu larangan untuk turun ke alut selama sepekan dan sekarang selama 3 hari. Sesudah aktivitas kesenian, keagamaan dan upacara ke laut dilanjutkan dengan penyampaian kata-kata nasihat bersifat pengarahan dan bimbingan dari camat sebagai undangan. Di dalam kata–kata nasihat itu dinyatakan bahwa pihak pemerintah mendukung dan mengukuhkan upacara Jamuan Laut sebagai aktivitas masyarakat. Kemudian setelah kata–kata nasihat para panitia mempersilakan seluruh peserta memakan makanan yang telah tersedia. Seluruh peserta upacara dipastikan mendapat bagian makan bersama karena masyarakat mempercayai bahwa penyelenggaraan Jamuan laut tidak sempurna dan tidak sampai ke tujuan apabila ada salah seorang peserta saja yang belum kebagian makan di dalam makan bersama. Selanjutnya sesudah makan bersama–sama selesai dilaksanakan doa pimpinan oleh ustad agar apa yang ingin di sampaikan dalam melaksanakan upcara jamuan laut tersampaikan keinginan dan doanya, kemudian seluruh peserta upacara bubar kembali ke rumah masing–masing hingga batas waktu yang ditentukan baru bisa kembali melaut. Universitas Sumatera Utara

4.3 Peranan pawang dalam upacara ritual jamuan laut