II.5. Teori AIDDA
Proses pentahapan komunikasi mengandung maksud bahwa hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini komukator harus
menimbulakn daya tarik pada dirinya. Dimulai dengan membangkitkan perhatian merupakan awal suksenya komunikasi.
Menurut Wilbur Schramm Effendy, 1993 : 80 bahwa perhatian adalah efek dalam tahap permulaan pada komunikan. Berhasil atau tidaknya menarik
perhatian tersebut sangat dipengaruhi oleh bebrapa faktor : 1.
Kemampuan komunikator dalam menguasai pesan 2.
Mampu beremapti 3.
Komunikator adalah orang yang ahli dibidangnya Formula AIdDA merupakan kesatuan singkatan dari tahap-tahap
komunikasi persuasif Effendy, 1986 : 31 - 32. Penjabarannya adalah sebagai berikut :
A - Attention
- Perhatian I
- Interest - Minat
D - Desire
- Hasrat D
- Decision - Keputusan
A - Action
- Tindakan Formula tersebut sering dinamakan A-A Procedure, sebagai singkatan dari
Attention – Action – Procedure, yang berarti komunikan dalam melalukan kegiatan dimulai dahulu dengan meumbuhkan perhatian.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan formula AIDDA ini, komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Apabila perhatian sudah berhasil terbangkitkan,
kini menyusul uoaya menumbuhkan minat. Upaya ini berhasil dengan mengutarakan hal-hal yang menyangkut dengan kepentingan komunikan. Karena
itu komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya, “know your audience, kenalilah khayalakmu”.
Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikan utnuk melakukan ajakan, bujukan, atau rayuan komunikator. Di sini, himbauan
emosional emotional appeal perlu ditampilkan oleh komunikator sehingga pada tahap berikutnya komunikan mengambil keputusan untuk melakukan suatu
ekgiatan sebagaimana diharapkan daripadanya. Apabila ditinjau dari segi psikologisnya, maka komponen perubahan yang
terjadi pada model AIDDA juga bisa ditinjau dari komponen perubahan sikap yang terjadi pada diri manusia akibat terpaan pesan Rakhmat, 2002, yaitu ;
1. Cognitive : pesan yang disampaikan ditujukan pada pikiran
komunikan. Hal ini sama dengan attention pada model AIDDA. 2.
Affective : pada tahap ini, tujuan komunikator tidak hanya supaya komunikan tegerak hatinya sehingga timbul perasaan tertentu seprti
minat yang muncul akibat adanya perhatian. 3.
Behavioral : dampak yang timbul adalah beruspa tindakan atau kegiatan. Hal ini sudah mulai bisa dilihat pada proses pengambilan
keputusan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Dekripsi Lokasi Penelitian III.1.1. Deskripsi FISIP USU
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara USU. Pada tahun 1980,
FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di bawah Fakultas Hukum USU. Pendirian fakultas yang saat ini terletak di paling pojok kampus
USU ini diprakarsai oleh beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Hukum pada tahun 1979.
Drs. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr. A.P Parlindungan, M.Solly Lubis S.H, dan beberapa dosen lainnya melakukan persiapan proposal pendirian FISIP
USU. Berdasarkan isi proposal tersebut, Rektor USU, Dr. A.P Parlindungan S.H, memperjuangkan agar FISIP segera didirikan di USU. Para pendiri FISIP ini
sepakat untuk mengangkat Drs. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU No. 1181 PT05C.80,
tertanggal 1 Juli 1980. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima
mahasiswa melalui jalur SIPENMARU pada tahun 19801981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai pada
tanggal 8 Agustus 1980. Pembukaan fakultas ini diresmikan oleh Rektor USU, Prof. Dr. A.P Parlindungan S.H di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara