Pelanggaran Prinsip Keterbukaan di dalam Laporan Keuangan

panjang, dan tambahan biaya akan dibenarkan apabila tambahan biaya tersebut diperkirakan dapat meningkatkan laba; 6. pemakaian laporan keuangan dapat mendorong dipakainya standar sebagai alat pengukur prestasi suatu bagian atau individu di dalam organisasi perusahaan; 7. pemakaian laporan keuangan dapat membantu manajemen di dalam pengambilan keputusan untuk memilih beberapa alternatif yang mungkin dilaksanakan, misalnya: membuat atau membeli, membuat atau menyewa, menolak atau menerima pesanan, khusus, mendorong atau mengurangi produk tertentu dan sebagainya. 71 Laporan keuangan merupakan suatu komponen penting dari dunia pasar modal yang sangat material sifatnya. Laporan keuangan menjadi representasi utama kondisi keuangan emiten atau perusahaan publik yang telah melakukan aktivitas pengumpulan dana publik melalui pasar modal. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka keterbukaan atau transparansi laporan keuangan merupakan suatu kewajiban dalam dunia pasar modal, karena mempengaruhi keputusan ekonomi para pengguna laporan keuangan, terutama para investor dan pemegang saham.

E. Pelanggaran Prinsip Keterbukaan di dalam Laporan Keuangan

Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti pasar modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang 71 Ibid. Universitas Sumatera Utara memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian dan penjualan saham. 72 Hal ini berkaitan dengan informasi yang harus di full disclosure tersebut adalah seluruh informasi mengenai keadaan usahanya termasuk keadaan keuangan, aspek hukum, manajemen dan harta kekayaan perusahaan kepada masyarakat. Keterbukaan merupakan suatu kewajiban bagi setiap perusahaan atau emiten yang menawarkan efeknya melalui pasar modal di lantai Bursa. Prinsip keterbukaan disclosure principle merupakan suatu yang harus ada, baik untuk kepentingan pengelola bursa Bursa Efek JakartaBEJ, Bursa Efek SurabayaBES, Bapepam dan Pemodal. 73 Keterbukaan terhadap kondisi perusahaan yang melakukan emisi saham menyebabkan calon investor dapat memahami dan memutuskan kebijakan investasinya. Keterbukaan informasi yang merupakan suatu kewajiban dalam hal ini tidak saja dilaksanakan pada waktu perusahaan tersebut menawarkan efeknya kepada masyarakat pertama kali, akan tetapi juga selama efek perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. 74 Tidak berlebihan apabila undang-undang pasar modal sesuatu negara, termasuk Indonesia mewajibkan keterbukaan, walaupun negara tersebut telah mempunyai anti fraud. Suatu negara, walaupun telah mempunyai anti fraud, tetapi tidak mempunyai hukum yang mewajibkan keterbukaan bagi perusahaan akan dapat merugikan investor dan para pihak. Dalam keadaan itu perusahaan dapat memberikan informasi sepanjang perusahaan bersedia, atau perusahaan 72 Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Jakarta : Universitas Indonesia, Program Pasca Sarjana,2001, hlm. 64 73 I Nyoman Tjager, Op.Cit, hlm.3 74 Ibid. Universitas Sumatera Utara diam, tidak memberikan informasi atau memberikan informasi tidak tepat waktu. 75 Ketentuan mengenai penipuan anti fraud di Indonesia secara umum telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP dan Kitab Undang- undang Hukum Perdata KUH Perdata. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 390 KUHP yang mengatur tentang ketentuan mengenai kabar bohong, menyatakan bahwa “barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak menurunkan atau menaikkan harga barang dagangan, bond atau surat berharga, dengan menyiarkan kabar bohong, dihukum penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan”. 76 Namun ketentuan ini tidak efektif untuk memberikan jaminan hukum bagi investor pasar modal karena tidak membuat pengaturan keterbukaan wajib, dan tidak mengatur secara spesifik tentang penipuan atau perbuatan curang dalam transaksi saham. 77 Untuk mengantisipasi keadaan itu, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal UUPM telah mewajibkan keterbukaan tetap harus ada. UUPM mengatur kewajiban keterbukaan tersebut secara substansial menentukan pengungkapan informasi pada saat-saat yang telah ditentukan, dan yang lebih penting undang-undang tersebut pengawasan, waktu, tempat dan bagaimana perusahaan melakukan keterbukaan. 78 Dalam kegiatan pasar modal adalah kewajiban pihak-pihak dalam suatu penawaran umum untuk memperhatikan dan memenuhi prinsip keterbukaan. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Butir 75 Frank H. Easterbrook dan Daniel R. Fischel, “Mandatory Disclosure and the Protevtion of Investors, Virginia law Review, Vol. 70, 1984, hlm. 680 76 R.Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Bogor : Politeia,1976, hlm. 232 77 Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op.Cit, hlm. 65 78 Frank H. Easterbrook dan Daniel R. Fischel, Op.Cit, hlm. 680 Universitas Sumatera Utara 1 angka 25 disebutkan yang dimaksud dengan Keterbukaan Disclosure adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut. Keterbukaan informasi tidak saja diwajibkan pada waktu perusahaan tersebut menawarkan efeknya kepada masyarakat pertama kali, tetapi juga selama efek perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Di samping itu, prinsip keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi disebabkan melalui keterbukaan akan terbentuk suatu penilaian judgement terhadap investasi. 79 1. Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar Dalam hal ini kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya Makin jelas informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk melakukan investasi akan makin tinggi. Selanjutnya ketiadaan atau kekurangan serta ketutupan informasi akan menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Akibatnya akan menimbulkan ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalui pasar modal. Menurut Bismar Nasution setidaknya ada tiga tujuan Prinsip Keterbukaan Disclosure dalam Pasar Modal yang antara lain adalah : 79 D.Brian Hufford, “Deterring Fraud vs. Avoiding the ‘Strike Suit’ : Reaching An Appropriate Balance, “Brooklyn Law Review, Vol. 61, 1995, hlm. 593-594 Universitas Sumatera Utara mengakibatkan pelarian modal capital flight secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal bursa saham. 2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan Disclosure wajib. Sistem keterbukaan Disclosure wajib berusaha menyediakan informasi tekhnis bagi anggota saham dan profesional pasar. 3. Memberi perlindungan terhadap investor Dengan adanya keterbukaan Disclosure maka secara tidak langsung akan memberi perlindungan kepada investor yang apabila dalam membuat perjanjian pembelian saham oleh investor kemudian terdapat penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan, misalnya pernyatan missrepre sentation informasi, maka perlindungan investor tersebut dilihat darisisi ket entuan perjanjian sebagaimana diatur dalam K.U.H. Perdata hanya sebatas pembatalan perjanjian transaksi saham. 80 Banyak orang ketika membahas atas perilaku emiten yang tidak mau menjalankan prinsip-prinsip transparansi di pasar modal, seolah-olah sangat sulit untuk menterjemahkan prilaku tersebut ke dalam sebuah penjelasan yang masuk akal dan dapat diterima oleh semua orang, tentang kesalahan apakah yang dilakukan oleh emiten yang tidak transparan. Soal transparansi bukan 100 milik dunia pasar modal, tetapi di setiap aspek dan dimensi kehidupan ini, transparansi adalah bagian yang selalu dituntut untuk dilaksanakan. Tindakan melakukan transparansi direfleksikan dalam pemenuhan kewajiban pelaporan 80 Bismar Nasution, Op.Cit, hlm. 9 – 11 Universitas Sumatera Utara laporan keuangan, fakta atau kejadian yang bersifat material atau kewajiban pelaporan lainnya. Dalam mencapai tujuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan investor tersebut hanya dapat diharapkan terpenuhi adalah sepanjang informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan informasi lainnya yang mengandung fakta materiel. 81 Dengan penyampaian informasi yang demikian kepada investor akan dapat menghindari investor dari bentuk-bentuk penipuan fraud atau manipulasi deceit serta hal-hal lainnya yang berbentuk perbuatan-perbuatan curang fraudulent acts, seperti melalui misrepresentation atau omission yang pada akhirnya mengakibatkan pernyataan menyesatkan. 82 Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan Disclosure termasuk juga pernyataan menyesatkan sebab adanya misrepresentation atau pernyataan dengan membuat penghilangan omission fakta materil, baik dalam dokumen-dokumen penawaran umum maupun dalam perdagangan saham. Pernyataan tersebut menciptakan gambaran yang salah dari kwalitas emiten, manajemen dan potensi ekonomi emiten. Oleh karena itu peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan Disclosure membuat larangan atas perbuatan missreprentation dan omission. 83 Peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan Disclosure di pasar modal Indonesia telah memuat ketentuan mengenai larangan perbuatan menyesatkan tersebut, baik dalam prospektus maupun media massa yang berhubungan dengan suatu penawaran umum. Di samping itu ketentuan larangan perbuatan 81 Ibid. 82 Ibid. 83 Gunawan Widjaja Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Obligasi Dalam Surat Berharga Pada Perusahaan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,2003, hlm. 77 Universitas Sumatera Utara menyesatkan telah menetapkan sanksi berupa ancaman pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp. 15.000.000.000 Lima Belas Milyar Rupiah terhadap pelanggaran atas perbuatan-perbuatan tersebut : 1. peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan yang memuat ketentuan-ketentuan larangan perbuatan menyesatkan tersebut sangat sederhana dan kurang memadai untuk mengatur elemen-elemen perbuatan yang menyesatkan. Sebagai contoh, Pasal 78 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal menentukan, tidak boleh membuat pernyataan fakta material yang salah atau tidak memuat fakta material yang benar. Larangan yang diatur dalam Pasal 78 ini mirip dengan konsep dalam Rule 10b-5 dan Section 10b Securities Exchange Act 1934, yang melarang pernyataan menyesatkan dalam prospektus dengan menggunakan alat, skema atau fasilitas untuk menipu; 2. membuat pernyataan yang salah mengenai fakta material atau tidak memasukkan fakta material yang diperlukan dalam pernyataan dan dalam penjelasannya tidak menyesatkan; 3. terlibat dalam tindakan, praktek atau dalam bidang bisnis yang beroperasi atau akan beroperasi sebagai penipuan atas seseorang dalam perdagangan saham. 84 Larangan lainnya juga dapat dilihat dalam Undang-Undang. No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, 85 84 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal 85 Penjelasan Pasal 93 UUPM yang melarang seseorang yang dengan cara apapun untuk membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan, yang dapat mempengaruhi harga saham di Bursa Efek, yaitu apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan : Universitas Sumatera Utara 1. pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan; 2. pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut. Jika dibuat test perbuatan yang menyesatkan akibat missrepresentation dan omission berdasarkan elemen-elemen yang terdapat dalam ketentuan pidana. Menurut Pasal 380 KUHP, yang mengatur “penyiaran kabar bohong“, maka ketentuan tersebut tidak sesuai dan jugabelum cukup. Oleh karena elemen-elemen ketentuan tindakan kabar bohong dalam KUHP tersebut tidak dapat diterapkanuntuk menentukan suatu perbuatan dikatakan sebagai misrepresentation dan omission. Pasal 380 KUHP menetapkan, pertama, terdakwa hanya dapat dihukum menurut pasal ini, apabila ternyata bahwa kabar yang disiarkan itu adalah kabar bohong. Yang dianggap sebagai kabar bohong, tidak saja memberitahukan suatu kabar yang kosong, akan tetapi juga menceritakan secara tidak betul tentang suatu kejadian, kedua, menaikkan atau menurunkan harga barang-barang dan sebagainya dengan menyiarkan kabar bohong itu hanya dapat dihukum, bahwa penyiaran kabar bohong itu dilakukan dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Menurut Sanusi Bintang Dahlan dalam bukunya menyebut ”Informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun Universitas Sumatera Utara masa depan”. Informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya. 86 Keterbukaan Informasi yang dimaksud dalam pasar modal adalah data maupun laporan yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya bagi para pihak, terutama investor. Informasi ini mengarahkan, memperlancar kegiatan sehari-hari dan membantu para investor dalam pengambilan keputusan di pasar modal. Sistem informasi menghubungkan perusahaan dengan pihak luar perusahaan yang berkepentingan. Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses, menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai. 87 86 Sanusi Bintang Dahlan, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Bandung : Citra Aditya Bakti,2000, hlm. 43 87 Dewan SPAP IAI Komtartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik, Per 1 Januari 2001, Jakarta : Salemba Empat,2001 Kegunaan dan manfaat keterbukaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan terutama bagi investor dalam mengambil keputusan di pasar modal. Perlu diketahui bahwa informasi yang digunakan oleh suatu sistem informasi pada umumnya digunakan untuk suatu kegiatan oleh karena itu informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Keterbukaan informasi dalam pasar modal akan menjadi alat bantu bagi investor dalam pengambilan keputusannya. Sistem informasi yang telah diimplementasikan harus mampu memenuhi kebutuhan akan informasi yang akurat dan dijamin kepastiannya, jika informasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan investor, maka akan timbul ketidakpercayaan investor lagi untuk menanamkan modalnya. Universitas Sumatera Utara Apabila informasi material yang seharusnya diketahui investor ternyata tidak diungkapkan seluruhnya atau salah dalam mengungkapkannya sehingga menimbulkan kerugian bagi investor, maka emiten wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita investor. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa terdapat suatu mekanisme transparansi dan adanya jaminan atas kebenaran informasi yang secara implisit terkandung unsur perlindungan bagi investor. 88 Seorang akuntan publik pada prinsipnya harus mendeteksi misstatement dalam laporan keuangan yang diproyeksikan untuk disajikan kepada publik. Ia seharusnya dapat bertindak sebagai wasit yang independen bebas tidak memihak guna mengumpulkan bukti yang cukup dan kompeten sesuai dengan standar

F. Peran Akuntan Publik dalam Membuat Laporan Keuangan Menyesatkan