Sanksi Atas Pelanggaran Penyajian Laporan Keuangan Menyesatkan di Pasar Modal

3. Sanksi pidana UUPM Pasal 103-110 mengancam setiap pihak yang terbukti melakukan tindak pidana di bidang pasar modal diancam hukuman pidana penjara bervariasi antara satu sampai sepuluh tahun. 153

B. Sanksi Atas Pelanggaran Penyajian Laporan Keuangan Menyesatkan di Pasar Modal

Pasar modal sebagai salah satu sarana intermediasi di sektor keuangan dalam menunjang stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional masih menghadapi beberapa masalah di dalam perkembangannya. Permasalahan utama yang sedang dihadapi adalah masih belum kokohnya infrastruktur pasar modal Indonesia serta perlu ditingkatkannya kualitas dan kuantitas supply dan demand pasar. Kedua aspek ini sangat mempengaruhi kemampuan pasar dan lembaga keuangan yang terkait dalam menyediakan jasa keuangan untuk memobilisasi dana masyarakat melalui pasar modal dalam menunjang pembangunan nasional. Permasalahan infrastruktur pasar meliputi aspek kelembagaan, peraturan perundangan, sistem teknologi informasi dan profesionalisme pelaku pasar modal. Permasalahan utama dalam aspek kelembagaan berkaitan dengan fungsi Bapepam dan bursa efek. Lembaga Bapepam perlu direposisi tugas pokok dan fungsinya agar menjadi lembaga pengawas pasar modal yang independen dan berkualitas internasional dengan bergabung dengan pengawas jasa keuangan lainnya. 153 Sumantoro, Aspek-aspek Hukum dan Potensi Pasar Modal di Indonesia, Jakarta : Ghalia Indonesia,1987, hlm.197 Universitas Sumatera Utara Jika terdapat pelanggaran, konsekuensinya akan berhadapan dengan sanksi hukum sesuai dengan jenis dan kualitas pelanggaran upaya untuk melakukan penegakan hukum harus berlangsung secara konsisten dengan tetap memperhatikan kepentingan perkembangan pasar modal itu sendiri. Bapepam berdasarkan UUPM melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan kepada industry pasar modal diharapkan mampu menjalankan fungsinya sesuai dengan yang diamanatkan UUPM. Sebagai kelanjutan dari proses penegakan hukum di bidang pasar modal, Bapepam telah mengenakan sanksi administratif berupa denda sebagaimana disebutkan dalam Pasal 102 Undang-undang Pasar modal. Selama tahun 2002 Bapepam telah mengenakan sanksi administratif berupa denda kepada Emiten sebesar Rp. 11,38 milyar. Angka ini mengalami kenaikan 315,32 bila dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 2,74 milyar. Sedangkan sanksi administratif berupa denda kepada Perusahaan Efek yang pada tahun 2001 tercatat sebesar Rp 8 juta mengalami kenaikan pada tahun ini, yang mencapai Rp. 2,60 milyar. Kenaikan yang sangat signifikan tersebut disebabkan karena denda empat Perusahaan Efek yang terlibat dalam kasus perdagangan saham PT Handjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP dengan total denda sebesar Rp. 300 juta dan tiga Perusahaan Efek yang telah melanggar peraturan di bidang Reksa Dana dengan total denda sebesar Rp. 143,2 juta. Selain itu pada kasus manipulasi pasar dalam perdagangan saham PT Dharma Samudra Fishing Industries Tbk terdapat 14 Perusahaan Efek dengan total denda sebesar Rp. 2,15 milyar. Sementara Bapepam juga telah mengenakan sanksi denda kepada Biro Universitas Sumatera Utara Administrasi Efek sebesar Rp. 7 juta yang tahun sebelumnya tercatat Rp. 6 juta, Bank Kustodian sebesar Rp. 100 ribu, Wali Amanat sebesar Rp500 ribu, perusahaan Penilai dengan denda sebesar Rp. 300 ribu, lima WPE dengan total denda sebesar Rp. 225 juta dan 15 Pihak termasuk Direksi dan Komisaris dengan total denda sebesar Rp. 6 milyar. Dalam kasus PT Kimia Farma Tbk Bapepam menjatuhkan sanksi administratif berupa denda kepada PT Kimia Farma Tbk sebesar Rp. 500 juta dan kewajiban membayar sejumlah Rp. 100 juta kepada Sdr. Ludovicus Sensi W., partner KAP Hans Tuanakota dan Mustofa selaku auditor PT Kimia Farma Tbk. Atas kasus yang sama Bapepam juga menjatuhkan sanksi berupa kewajiban membayar sejumlah Rp. 1 milyar kepada Direksi lama PT Kimia Farma Tbk periode 1998 – Juni 2002. Sampai akhir tahun 2002 tercatat Bapepam mengenakan sanksi administratif berupa denda secara keseluruhan kepada 246 Pihak dengan total denda sebesar Rp. 20,578 milyar. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 21,11 dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 16,990 milyar. Sementara itu untuk sanksi administratif selain denda dalam tahun 2002 Bapepam telah mengeluarakan surat sanksi berupa Pencabutan Izin Usaha kepada enam Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Manajer Investasi, satu Perantara Pedagang Efek, satu Penjamin Emisi Efek, dan dua Wakil Perusahaan Efek. Di samping itu, Bapepam juga telah menjatuhkan Sanksi berupa Pembekuan Kegiatan Usaha kepada 29 Perusahaan Efek, satu Wakil Manajer Investasi dan tiga Wakil Perantara Pedagang Efek dan empat Akuntan Publik. Sedangkan sanksi berupa Peringatan Tertulis diberikan kepada empat Emiten, satu Akuntan Publik, satu Konsultan Hukum, 22 Perusahaan Efek, dan delapan Wakil Perusahaan Efek. Kecenderungan pelanggaran terhadap peraturan perundang- Universitas Sumatera Utara undangan pasar modal yang tampak mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas mendorong Bapepam untuk berupaya secara berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan dalam penegakan hukum dibidang pasar modal. Usaha tersebut dilakukan dengan melakukan penambahan jumlah pemeriksa dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil serta mengirimkan pemeriksa dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bapepam untuk mengikuti berbagai pendidikan dan latihan mengenai penegakan hukum baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, untuk setiap kasus yang dihadapi Bapepam juga melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian, Kejaksaan, Bursa Efek, dan SRO. 154 Bapepam-LK mengusulkan penambahan jenis sanksi administratif berupa pembekuan atau pembatalan hak dan manfaat atas efek serta pembatasan melaksanakan kegiatan tertentu. Selain itu, diperlukan sanksi pidana berupa denda atas tindak pidana yang dilakukan korporasi. Otoritas pasar modal juga mengusulkan sanksi pidana bagi perusahaan efek, penasihat investasi atau pihak terafiliasi yang memberikan keterangan mengenai nama dan kegiatan nasabah tanpa hak. Bapepam-LK juga akan mencantumkan ketentuan sanksi pidana bagi kustodian atau pihak terafiliasi yang memberikan keterangan mengenai rekening efek tanpa hak. Bahkan, Bapepam-LK juga mengajukan ketentuan sanksi pidana bagi penyidik pegawai negeri sipil Bapepam-LK yang memanfaatkan untuk diri sendiri atau mengungkapkan informasi yang diperoleh tanpa hak. 155 154 Http:www.bapepam.go.idoldoldprofilannualpenegakan_2002.htm dikunjungi pada tanggal 05 Februari 2010 155 http:news.id.finroll.comhomearchive207523-bappepam-lk-kaji-tambahan-sanksi- kejahatan-bursa.html diakses pada tanggal 17 Februari 2010 Universitas Sumatera Utara

C. Tanggung Jawab Hukum Akuntan Publik atas Penyajian Laporan Keuangan yang Menyesatkan