Hakikat Menyimak KAJIAN TEORI
Jadi menyimak menurut Yeti Mulyati adalah mendengarkan kata-kata secara lisan untuk mengetahui, menilai dan memberikan tanggapan dari
makna yang terkandung dalam kata-kata lisan tersebut. Diane Lansen Freeman berpendapat:
20
listening is understanding the spoken word should precede its production.
Mendengarkan adalah memahami kata yang diucapkan harus langsung darimana kata-kata itu berasal.
Jadi intinya Diane mengatakan bahwa mendengarkan itu harus memahami maksud dari kata-kata yang diucapkan oleh seseorang yang
keluar dari mulut orang tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
menyimak adalah
suatu keterampilan
berbahasa melalu
proses mendengarkan secara seksama dan memperhatikan secara baik-baik apa
yang dibicaraka oleh pembicara sehingga pendengar memang benar-benar mengerti dan memahami apa yang dibicarakan oelh pembicara dan bisa
menerapkan informasi yang didapatnya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan Menyimak
Novi Resmini dan Dadan Juanda menyatakan bahwa Kegiatan menyimak dilakukan dengan tujuan yang berbeda-beda. Para ahli mengemukakan lima
tujuan khusus dalam menyimak. Kegiatan menyimak dilakukan dengan bermacam tujuan, yang antara lain
sebagai berikut. a. Menyimak untuk memproleh pengetahuan dari bahan ujaran sang
pembicara, artinya dia menyimak untuk belajar.. b. Menyimak untuk mengevaluasi.
c. Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan. d. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide.
e. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dengan tepat. f. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.
g. Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau
pendapat yang selama ini diragukannya.
21
20
Diane Larsen Freeman, Techniques and Principles In Languange Teaching, England: Oxford University, 1986, h. 117.
Menyimak bukan hanya sekedar mendengarkan apa yang orang bicarakan, tetapi menyimak merupakan mendengarkan secara sungguh-
sungguh dan secara kreatif apa yang orang bicarakan. Sehingga informasi yang didapat dari peroses menyimak tersebuat adalah sebuah pengetahuan
baru yang dapat ia terapkan untuk kehidupan sehari-hari. Kegiatan menyimak bukan kegiatan yang sepele, melainkan kegiatan yang memiliki
tujuan penting dalam kehidupan. Adapun ke-tujuh tujuan tersebut sangat penting untuk diketahui dan dipahami maksud dari masing-masing tujuan
tersebut, sehingga siapapun dapat menerapkannya dalam kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Tetapi inti dari tujuan di atas hanya satu yaitu
mendapatkan informasi dan pengetahuan yang baru. Sedangkan tujuan lain dari menyimak menurut Tarigan tujuan orang
menyimak beraneka ragam, antara lain: a. Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara; dengan perkataan lain, dia menyimak untuk belajar.
b. Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap ssesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau
dipagelarkan terutama sekali dalam bidang seni; pendeknya, dia menyimak untuk menikmati keindahan audial.
c. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai sesuatu yang dia simak itu baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-
tak logis, dan lain-lain; singkatnya, dia menyimak untuk mengevaluasi. d. Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai
sesuatu yang disimaknya itu misalnya, pembicaraan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan; pendek
kata, orang itu menyimak untuk mengapresiasi materi simakan.
21
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Di Kelas Tinggi, Bandung: UPI PRESS, 2007, h. 25.
e. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengomunikasikan
ide-ide, gagasan-gagasan,
ataupun perasaan-
perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak contoh dan ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua ini
merupakan bahan
penting dan
sangat menunjang
dalam mengomunikasikan ide-idenya sendiri.
f. Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia dapat membedakan arti distingtif, mana bunyi yang tidak membedakan
arti; biasanya, ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli native
speaker. g. Ada lagi orang yang menyimak dengan maksdud agar dia dapat
memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari pembicara, dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
h. Selanjutnya, ada lagi orang yang tekun menyimak pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama
ini dia ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif disarikan dari: Logan [et all], 1972:42; Shrope, 1979 : 261.
22
Jadi inti dari semua tujuan tersebut yaitu bertujuan untuk mendengarkan informasi, ide, atau memperoleh pengetahuan yang diberikan oleh
pembicara. 3. Proses Menyimak atau Tahapan-tahapan dalam Menyimak
Sehubung dengan menyimak sebagai suatu peroses, para ahli umumnya sependapat bahwa menyimak adalah suatu kegiatan yang memerlukan
proses. Loban dkk, dalam Tarigan 1986 membagi menyimak atas 3 aspek, yaitu comprehending memahami, interpreting menginterpretasi-kan, dan
evaluating menilai atau mengevaluasi. Sedangkan Logan, dkk. 1972:39membagi tahap-tahap menyimak
menjadi 4 sebagai berikut, a. Hearing Mendengar
22
Tarigan, op. cit., h. 60-61.
b. Understanding Memahami c. Evaluating Menilai
d. Responding Mereaksi.
Tahapan dalam menyimak merupakan hal yang patut kita ketahui. Karena dalam menyimak kita bukan hanya sekedar mendengarkan saja.
Tetapi kita harus tahu tahapan-tahapan yang harus kita lakukan dalam menyimak. Misalnya tahapan pertama yaitu hearing, yaitu mendengarkan.
Pada tahap pertama ini yang kita harus lakukan yaitu mendengarkan saja. Kita tidak boleh melakukan kegiatan yang lainnya.
Setelah mendengarkan baru kita pahami apa yang kita dengarkan tadi, setelah itu kita menilai apa yang kita simak. Dan yang terakhir reaksi kita
terhadap hasil simakan tadi. Apakah kita menerima materi yang dibicarakan atau menolaknya untuk kita aplikasikan dalam kehidupan kita.
Ahli lain, yaitu Morris 1964: 701-702 membagi proses menyimak menjadi 5 tahap sebagai berikut.
a. HearingMendengar b. Attentioni Perhatian
c. Perception Menafsirkan d. EvaluationMenilai
e. Response atau reaction Mereaksi
Proses menyimak menurut Morris hampir sama dengan proses menyimak menurut Logan. Hanya saja menurut Morris proses menyimak ada lima
sedangkan Logan ada empat. M,enurut Morris ada proses menyimak yang dinamai dengan menafsirkan. Jadi setelah mendengarkan adanya perhatian
dan baru adanya menafsirkan. Penjelasan tahap-tahap menyimak tersebut dapat dirangkum, seperti
berikut ini.
23
a. Tahap Mendengar Pada tahap ini penyimak baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran-ujaran atau pembicaraanya. b. Tahap Memahami
23
Bustanul Arifin, op. cit., h.1.19-1.20.
Setelah ujaran-ujaran masuk ke telinga, penyimak berusaha untuk memahami isi ujaran atau pembicaraan dengan cara mengolah bunyi-
bunyi bahasa menjadi satuan bahasa yang bermakna. c. Tahap Menginterpretasi
Setelah penyimak memahami makna ujaran pembicara, penyimak berusaha untuk menafsirkan isi atau maksud pembicaraan. Apakah ujaran
bermakna tersurat atau ada makna tersirat di balik ujaran-ujarannya. Jelasnya penyimak mengerti makna dan maksud yang terkandung dalam
pembicaraan tersebut. d. Tahap Mengevaluasi
Tahap menginterpretasikan atau menafsirkan dilanjutkan dengan tahap menilai atau mengevalusi. Penyimak yang baik tidak asal menerima apa-
apa yang disimaknya, tetapi dia akan menilai di mana keunggulan dan kelemahan, kebaikan, dan kekurangan sang pembicara sehingga pesan,
gagasan, atau pendapat pembicara dianggapnya pantas untuk diterima atau harus ditolaknya.
e. Tahap Menanggapi Tahap menanggapi merupakan tahap yang berada pada tingkat yang lebih
tinggi. Di sini, penyimak mulai menggunakan kesempatan untuk berganti peran dengan pembicara. Pada tahap ini, penyimak mengungkapkan hasil
akhir dari kegiatan menyimaknya. Penyimak akan mengatakan setuju atau tidak setuju atas isi pembicaraan yang diujarkan pembicara.
Jadi dalam menyimak memiliki proses dan tahapan-tahapan untuk mempermudah para penyimak dalam memahami materi menyimak. Yaitu
selain menyimak, penyimak juga harus paham, menginterpretasikan, mengevaluasi dan menanggapi hasil simakan.
4. Faktor Pemengaruh Menyimak Dalam menyimak ada faktor yang mempengaruhi yaitu ada pakar yang
mengatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi menyimak, yaitu a. Sikap
b. Motivasi c. Pribadi
d. Situasi Kehidupan e. Peranan dalam masyarakat Hunt; 1981:19-20
Pakar lain mengemukakan hal-hal berikut ini yang merupakan faktor- faktor yang mempengaruhi menyimak, yaitu:
a. Pengalaman, b. Pembawaan,
c. Sikap atau pendirian, d. Motivasi, daya penggerak, prayojana, dan
e. perbedaan jenis kelamin atau seks Webb, 1975:137-9
Disamping itu, ada pula pakar yang mengemukakan faktor-faktor berikut ini:
a. Faktor lingkungan, yang terdiri atas lingkungan fisik dan lingkungan sosial,
b. Faktor fisik c. Faktor psikologis, dan
d. Faktor pengalaman Logan [et all], 1972:49-50.
Dari hasil pemantauan ketiga sumber mengenai faktor-faktor yang memengaruhi menyimak itu, dapat disimpulkan bahwa ada 8 faktor-faktor
pemengaruh menyimak itu ialah:
24
a. Faktor fisik b. Faktor psikologis
c. Faktor pengalaman d. Faktor sikap
e. Faktor motivasi f. Faktor jenis kelamin
g. Faktor lingkungan h. Faktor peranan dalam masyarakat
Dari keempat pendapat di atas mengenai faktor pemengaruh dalam menyimak memang masing-masing pendapat memiliki perbedaan. Tetapi
dari keempat pendapat tersebut semuanya penting dan memiliki kaintan. Adapun faktor yang sangat berkaitan denga minat seseorang adalah faktor
sikap dan faktor motivasi. Karena dari kedua faktor tersebut mempermudah melihat minat seseorang.
Contohnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Apabila sikapnya sangat baik dan memiliki motivasi yang tinggi terhadap pelajaran tersebut makan
24
Tarigan,op. cit., h. 104-105.
dapat dilihat bahwasannya minat anak terhadap pelajaran tersebut sangat tinggi. Sebaliknya jika anak sikap dan motivasinya terhadapa pelajaran
Bahasa Indonesia tidak baik maka dapat dilihat bahwa minat anak terhadap pelajaran tersebut sangat buruk.
5. Strategi Meningkatkan Kemampuan Menyimak Berbagai strategi dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
menyimak. Strategi di bawah ini juga dapat dikembangkan di dalam kelas dengan menggunakan model-model tertentu, yaitu:
25
a. Dengar-Ucap : Isi model ini berupa fonem, kata, kata berimbuhan, semboyan, dan puisi pendek. Model ini dapat dibacakan guru atau berupa
rekaman suara guru atau orang lain.
b. Dengar-Terka : Model ini menuntut reaksi siswa untuk menerka
secara lisan dengan spontan.
c. Dengar-Jawab : Model ini menutut reaksi untuk menjawab apa-apa
yang disampaikan pembicara.
d. Dengar-Tanya : Guru membacakan atau mendengarkan rekaman
kalimat-kalimat yang merupakan jawaban dari bermacam-macam pertanyaan, kemudian siswa bertanya sesuai dengan jawaban yang telah
dibacakandiperdengarkan tadi.
e. Dengar-Sanggah : Guru membacakan memperdengarkan rekaman beberapa kalimat pertanyaan, siswa menyanggahnya atau membantah
serta memprotes pertanyaan tersebut.
f. Dengar-Cerita : Guru membacakan memperdengarkan rekaman
cerpen atau puisi, siswa menceritakan kembali secara singkat garis besar
cerita atau puisi tersebut.
g. Dengar-Suruh : Model ini menyuruh siswa untuk mengulang
kembali materi bahan yang telah diinformasikan dari guru.
h. Dengar-Larang : Model ini menuntut siswa untuk mengungkapkan
larangan setelah memproleh informasi.
25
Novi dan Dadan, op. cit., h.41-42.
i. Dengar-Teriak : Model ini menuntut siswa untuk mengungkapkan
kata dengan volume suara tinggi.
j. Dengar-Setuju : Model ini menuntut reaksi siswa untuk
mengungkapkan persyaratan setuju setelah menyimak informasi baik dari
guru maupun hasil rekaman.
k. Dengar-Bisik berantai : Model ini menuntut siswa untuk berlatih menyimak pesan dari seseorang guru atau siswa melalui berbisik,
kemudian menyampaikan pesan tersebut kepada orang lain.
l. Dengar-Baca : Model ini memberikan siswa sebuah wacana, kemudian
membacanya dalam hati.
m. Dengar-Tulis Dikte : Model ini menyuruh siswa untuk menuliskan
kalimat yang didiktekan guru.
n. Dengar-Salin : Model ini membuat reaksi siswa untuk menyalin dengan
hasil simakannya.
o. Dengar-Rangkum : Model ini menyuruh siswa untuk merangkum bacaan
yang dibacakan guru.
p. Dengar-Ubah : Guru menyebutkan sebuah kalimat aktif, kemudian siswa
mengubahnya ke dalam kalimat pasif.
q. Dengar-Lengkapi : Guru menyebutkan sebuah kalimat yang belum
lengkap, siswa melengkapiya.
r. Dengar-Kerjakan : Model ini menyuruh siswa untuk mereaksi hasil
suruhan guru yang berupa pengucapan kalimat.
s. Dengar-Lakukan : Model ini menyuruh siswa untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan perintah.
t. Dengar-Simpati : Setelah menyimak informasi yang disampaikan baik melalui ucapan, radio, TV, maupun mass-media lainnya, siswa dituntut
agar memberikan reaksi simpati untuk menunjukkan bahwa dia
memahami informasi tersebut.
Dalam strategi meningkatkan kemampuan menyimak ada beberapa strategi yang cocok untuk digunakan dalam pelajaran menyimak dongeng di
kelas diantaranya yaitu dengar-jawab, dengar-cerita, dengar-simpati.
Ketiga strategi ini memiliki fugsinya masing-masing. Yang pertama, ketika siswa mendengar siswa harus menjawab pertanyaan yang diberikan
gurunya. Hal ini untuk melihat sejauh mana pemahaman dan perhatian siswa terhadap simakannya. Yang kedua, ketika siswa mendengar siswa
harus bercerita. Mereka harus menceritakan kembali apa yang dia simak dengan menggunakan kata sehari-hari. Yang ketiga, ketika siswa mendengar
siswa harus simpati terhadap hasil simakannya. Ini untuk melihat sejauh mana ia memahami informasi yang di dapatnya dalam menyimak suatu
cerita. Dari ketiga strategi ini pada intinya memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk mengetahui sejauh mana siswa paham, mengerti dan memahami sebuah cerita melalui media audio.