Pihak yang Terlibat Dalam Proses Anggaran

42 Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu aspek penganggaran, aspek akuntansi, aspek pengendalian, dan aspek auditing. Aspek penganggaran mengantisipasi pendapatan dan belanja revenues and expenditures, sedangkan aspek akuntansi terkait dengan proses mencatat, mengolah, dan melaporkan segala aktivitas penerimaan dan pengeluaran receipts and disbursments atas dana pada saat anggaran dilaksanakan. Aspek penganggaran dipandang sebagai isu sentral bila dipandang dari sisi waktu. Aspek akuntansi lebih bersifat retrospective pencatatan pada masa lalu, maka aspek penganggaran lebih bersifat prosfective atau anticipatory perencanaan masa yang akan datang, Mardiasmo, 2005.

2.1.4.7. Pihak yang Terlibat Dalam Proses Anggaran

Ditingkat nasional, penentuan prioritas-prioritas anggaran dan negosiasi alokasi anggaran yang digunakan sangat tersentralisasi. Berdasarkan hal tersebut, maka pemain kunci dalam proses anggaran adalah DPR, Kabinet, dan departemen- departemen di tingkat nasional. Di tingkat nasional biasanya terdapat sebuah badan yang bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan proposal anggaran untuk pengeluaran masing-masing bidang fungsional pemerintah. Mereka memperoleh proposal untuk pendanaan seluruh departemen menurut fungsi dan membuat skala prioritas anggaran Mardiasmo, 2005. Desentralisasi beberapa keputusan tentang alokasi sumber daya pada tingkat propinsi, kabupatenkota memberi arti bahwa proses anggaran harus mampu untuk mengakomodasi pemain-pemain baru, yaitu pemerintah dan legislatif di tingkat 43 daerah. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses anggaran dapat dibagi menjadi tiga kategori utama yaitu: a. Eksekutif. Secara umum, eksekutif bertanggungjawab untuk membuat keputusan dan melaksanakan undang-undang negara. Eksekutif bertanggungjawab untuk merancang anggaran. Eksekutif juga harus membuat kerangka pengeluaran jangka menengah, mengatur seluruh sumber daya keuangan negara dan memonitor departemen dalam membelanjakan uang negara. b. Legislatif. Legislatif membuat dan mengesahkan undang-undang serta mengawasi eksekutif. Reformasi proses anggaran mencoba mereorganisasi proses anggaran, sehingga legislatif lebih berperan dalam menjalankan fungsi pengawasannya. Sebenarnya legislatif mempunyai wewenang untuk mengubah anggaran, tetapi tidak dapat membuat ulang anggaran, melainkan hanya dengan mengubah pembelanjaan dalam angaran. Legislatif bertanggungjawab menentukan visi, misi, tujuan, arah dan kebijakan, strategi, dan penentuan prioritas secara luas baik ditingkat nasional maupun daerah. Tanggungjawab utamanya adalah memformulasikan strategi di tingkat nasional dan di tingkat daerah. Reformasi anggaran harus dapat meningkatkan peran legislatif dalam proses anggaran. Kemampuan legislatif untuk memenuhi kewajibannya terkadang dibatasi oleh keterbatasan waktu untuk mengkaji dan membahas anggaran dalam komisi. Keadaan tersebut menyebabkan peran legislatif berkurang karena cenderung hanya sebagai formalitas dalam proses anggaran, sehingga tidak mereviewnya 44 secara lebih mendalam. Peran utama legislatif dalam pengawasan, dapat dikerjakan melalui komisi khusus. c. Masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam proses anggaran diharapkan akan mampu mengatasi berbagai permasalahan anggaran, seperti kebocoran dan pemborosan atau penyimpangan pengalokasian anggaran yang cenderung lebih berorientasi pada kepentingan birokrasi dan bukan kepentingan masyarakat. Peran aktif masyarakat dengan cara memberikan informasi, menyampaikan saran dan pendapatnya secara bertanggungjawab dan langsung kepada DPR atau melalu Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan organsiasi sosial kemasyarakatan di daerah.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kejelasan Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

2 79 103

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial pada Koperasi di Wilayah Tangerang Selatan

1 12 159

Pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap senjangan anggaran pada UIN Syarif Hidayatullah

0 4 22

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTSISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN.

0 4 18

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI,DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus pada RS. Kasih Ibu Surakarta).

2 11 15

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SURAKARTA.

0 0 14

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah Eks Karesidenan Surakarta.

0 5 13

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah Eks Karesidenan Surakarta.

0 0 16

MODERASI KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DALAM PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PEMERINTAH KABUPATEN SERANG.

0 1 49

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN.

0 0 6