33 atau lebih variabel yang bersifat umum, seperti tingkat inflasi dan jumlah
penduduk Mardiasmo, 2005. Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnya underfinancing
atau overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran. Dalam situasi seperti itu menyebabkan banyak layanan publik dijalankan
secara tidak efisien dan kurang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan publik, sementara dana pada anggaran yang pada dasarnya merupakan dana publik public
money habis dibelanjakan seluruhnya. Dalam jangka panjang, kondisi seperti ini cenderung memperlemah peran pemerintah sebagai stimulator, fasilitator,
koordinator, dan enterpreneur dalam proses pembangunan. Sehingga akan menimbulkan kesenjangan dalam anggaran.
3.1.2. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kesenjangan Anggaran
Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi. Kesenjangan anggaran tergantung
pada individu yang mengejar kepentingan pribadi atau bekerja untuk kepentingan organisasi. Komitmen yang tinggi menjadikan individu lebih mementingkan
organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha untuk menjadikan organisasi menjadi lebih baik. Komitmen organisasi yang rendah akan membuat individu untuk
berbuat untuk kepentingan pribadinya. Selanjutnya, kesenjangan anggaran cenderung terjadi bagi individu yang memiliki komitmen organisasi yang rendah karena lebih
mengutamakan kepentingan individu tersebut. Pada konteksnya aparat yang memiliki komitmen organisasi tinggi akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk
34 membuat anggaran menjadi relatif lebih tepat. Adanya komitmen organisasi yang
tinggi berimplikasi terjadi kesenjangan anggaran dapat dihindari. Selain itu, komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan
organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan.
3.1.3. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kesenjangan Anggaran
Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan
lingkungan. Ketidakpastian merupakan persepsi dari anggota organisasi dalam mengantisipasi pengaruh faktor lingkungan terhadap organisasi. Seseorang
mengalami ketidakpastian karena dia merasa tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara akurat.
Bagi perusahaan, sumber utama ketidakpastian berasal dari lingkungan, yang meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator, dan teknologi yang dibutuhkan
Kren dan Kerr, 1993. Individu akan mengalami ketidakpastian lingkungan yang tinggi jika merasa lingkungan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat memahami
bagaimana komponen lingkungan akan berubah Milliken, 1987. Sedangkan dalam ketidakpastian lingkungan yang rendah lingkungan relatif stabil, individu dapat
memprediksi keadaan dimasa mendatang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat direncanakan dengan lebih akurat Duncan, 1972. Kondisi yang
relatif stabil ini dapat dimanfaatkan oleh anggota organisasi untuk membantu organisasi membuat perencanaan yang akurat.
35 Kemampuan memprediksi keadaan dimasa datang pada kondisi ketidakpastian
lingkungan yang rendah dapat juga terjadi pada individu yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Informasi pribadi private information yang dimiliki bawahan
dapat digunakan untuk membantu penyusunan anggaran agar lebih akurat karena bawahan mampu mengatasi ketidakpastian di wilayah tanggungjawabnya dan dapat
digunakan untuk memprediksi kejadian dimasa mendatang. Namun, bagi atasan, tidak selalu kondisi ketidakpastian yang rendah akan
menguntungkan walaupun atasan memiliki kesempatan untuk memperoleh informasi dengan lebih mudah. Hal ini disebabkan karena perilaku bawahan yang bertentangan
dengan keinginan organisasi. Penjelasnya sebagai berikut; Bagi bawahan yang terlibat dalam penyusunan anggaran, ketidakpastian lingkungan yang rendah adalah
kondisi yang memungkinkan untuk memperoleh informasi yang akurat dari berbagai sumber. Informasi yang diperoleh tersebut, terutama informasi yang menyangkut
bidang teknis di lingkup tanggungjawabnya, akan menguntungkan dirinya, dan biasanya, secara teknis, bawahan lebih menguasai informasi tersebut dibandingkan
atasannya. Kemampuan menganalisis informasi tersebut akan dapat mendukung atasan dalam penyusunan anggaran jika bawahan bersedia memberikan informasinya
kepada atasannya. Namun bisa juga terjadi sebaliknya, bawahan tidak memberikan informasi tersebut kepada atasannya karena ada pertimbangan kepentingan
pribadinya. Dalam kondisi tersebut, bawahan melakukan kesenjangan anggaran.
36
2.4. Hipotesis Penelitian