71
2.11 Kesenian
Masyarakat suku Jawa tetap menampilkan ciri etnisnya dan mereka juga tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi mereka sehari-hari,
walaupun masyarakat Jawa tersebut sudah berdampingan dengan berbagai suku yang tinggal menetap di desa Bangko Lestari. Mereka masih mempertahankan
kesenian tradisionalnya di zaman modern seperti sekarang ini. Kesenian tradisional yang ada di desa tersebut tidak hanya kesenian
reog
saja, melainkan juga ada kesenian
Kuda Kepang
grup Sawunggaleng, Wayang, dan campur sari, namun yang paling menonjol di desa tersebut adalah kesenian
Reog
Grup Sri Karya Manunggal.
2.12Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial di Desa ini masih aktif dilakukan seperti adanya
perwiritan, qasidahmarawis
, dan juga gotong royong atau bersih desa. Perwiritan dan qasidah dapat dikategorikan sebagai aktivitas sosial keagamaan
Islam, di sisi lain gotong royong adalah bersifat sosial kemasyarakatan dalam konteks pembangunan terutama yang berkaitan dengan aktivitas sosial.
Perwiritan yang ada di Desa Bangko Lestari tetap berjalan seperti rutinitas biasanya yang dilaksanakan setiap hari kamis. Anggota dari grup Sri Karya
Manunggal ini pun mengikuti perwiritan di desanya tersebut. Dan juga sering terlibat dalam kelompok
qasidah
yang ditampilkan pada saat acara seperti
mengayunkan
, acara pernikahan, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
72
BAB III KEBERADAAN
REOG PONOROGO
DI DESA BANGKO LESTARI
3.1 Sejarah Berdirinya Grup Reog Sri Karya Manunggal
Sri Karya Manunggal merupakan salah satu grup kesenian
reog
yang ada di desa Bangko Lestari yang berdiri padatahun 1987 dibawah pimpinan Bapak
Keswadi. Awalnya kesenian ini hanya ada kesenian
kuda kepang jaranan
saja yang pada waktu itu grupnya diberi nama Sri Karya. Kemudian pada tahun 2000
nama Sri Karya diganti dengan nama Sri Tunas Baru dibawah pimpinan Bapak Joni. Kemudian Pada tahun 2009 nama Sri Tunas Baru diganti lagi dengan nama
Sri Karya Manunggal karena nama Sri Tunas Baru tersebut membuat para anggotanya tidak pernah tenteram. Berawal dari kesenian
kuda kepang
ini makaberdirilah kesenian
reog
pada tahun 2010 di bawah Pimpinan Bapak Tukijo atau
yang lebih
dikenal dengan
Mbah Bolong
sampai dengan
sekarang.Kemunculannya kelompok ini berdiri sendiri yang mereka lakukan berdasarkan musyawarah mufakat bersama antar anggota kelompok kesenian.
Karena tujuan utama kelompok kesenian ini dibentuk adalah untuk melestarikan serta mengembangkan kesenian tradisionalnya diluar daerah asalnya.
Sri Karya Manunggal berasal dari kata Sri yang berarti suka atau senang, karya berarti kerja, dan manunggal yaitu bersama atau bersatu. Jadi Sri Karya
Manunggal adalah senang kerja secara bersama. Dengan nama Sri Karya Manunggal inilah maka ada kesenian
reog
. Sebelum ada kesenian
reog
, pendapatan yang mereka peroleh dari si penanggap masih dibawah satu juta
Universitas Sumatera Utara