Interaksi Budaya Jawa dan Melayu di Riau Suku Jawa di Desa Bangko Lestari, Provinsi Riau

50 memperlihatkan pengaruh budaya Portugis, yang dapat bertahan terus selama lebih dari empat abad. Tari ini disebut juga sebagai tari nasional Malaysia. 5Tari-tarian yang berasal dari Arab, yaitu zapin, rodat , samrah , sulalah , hadrah , marawi s, dan lainnya yang diperkenalkan oleh orang-orang Arab. 6 Tari yang awalnya berkembang di Perlis tahun 1945, yang kemudian menyebar ke seluruh Semenanjung Malaysia. Tari ini disajikan oleh sekelompok penari dengan iringan musik khusus Sheppard, 1972:82-83.

2.3 Interaksi Budaya Jawa dan Melayu di Riau

Dengan melihat keberadan kesenian Melayu secara luas di Alam Melayu tersebut di atas, termasuk di Riau, jelas tergambar bahwa budaya Melayu sejak awal mengalami proses interaksi dengan kebudayaan Jawa. Dalam hal ini, bagi masyarakat Melayu interaksi terjadi dalam dua arah, dan bukan hubungan antara budaya dominan dan resesif. Dalam sejarah pula diketahui adanya hubungan antara peradaban Melayu Sriwijaya dengan Jawa Majapahit. Kedua kerajaan besar Nusantara ini saling bertukar kebudayaan, bahkan sampai juga ke hubungan perkawinan antara kerabat kerajaannya. Selain dalam kesenian, yang paling terlihat interaksi itu adalah pada bahasa. Seperti diketahui bahwa bahasa Melayu adalah bahasa pengantar lingua franca berbagai kebudayaan yang ada di Nusantara. Demikian pula dalam masyarakat Jawa sendiri ketika mereka berinteraksi dengan berbagai etnik lainnya di Nusantara yaitu menggunakan bahasa Melayukini bahasa Indonesia. Termasuk juga interaksi orang-orang Jawa dengan tetangga-tetangga Melayu mereka. Universitas Sumatera Utara 51 Dalam pengamatan penulis di lapangan, interaksi antara kebudayaan Jawa dengan Melayu di Riau ini dapat dilihat dari digunakannya berbagai unsur budaya Melayu dalam kebudayaan Jawa di Riau. Di antaranya adalah penggunaan ramuan tepung tawar ketika dilakukannya upacara perkawinan adat Jawa. Demikian juga pelaminan bergaya Melayu kadangkala digunakan masyarakat jawa dalam upacara adat perkawinan atau khitanan. Di dalam kesenian reog di Riau ini, penulis melihat bahwa yang menanggapreog bukan hanya orang-orang Jawa di Riau saja tetapi ada pula di antara orang-orang melayu yang menanggap kesenian reog yang digunakan sebagai hiburan maupun ruwatan .

2.4 Suku Jawa di Desa Bangko Lestari, Provinsi Riau

Riau merupakan propinsi yang awalnya merupakan daerah budaya dan dihuni oleh mayoritas suku Melayu. Selain suku Melayu terdapat juga suku Jawa yang bermigrasi 5 di Riau. Di Indonesia sendiri selain di Pulau Jawa, suku Jawa ini tersebar ke berbagai kawasan, dengan tujuan meningkatkan taraf hidup melalui transmigrasi yang dilakukan sejak zaman Belanda sampai sekarang. Masyarakat Jawa dari JawaTimur merupakan salah satu kelompok etnik pendatang yang ada di Indonesia di antaranya berdiam di Desa Bangko Lestari, Propinsi Riau. 5 Patersen mendefinisikan migrasi sebagai perpindahan seseorang yang relatif permanen dalam jarak yang cukup bererti. Namun definisi ini tidak dapat dipastikan, dan sifatnya relatif. Misalnya seberapa permanenkah atau berapa jauhkan jarak perpindahan tersebut. Harus dilihat kasus per kasus. Misalnya sesorang yang pidah ke negara lain untuk menghabiskan sisa hidupnya, ini dapat dikategorikan sebagai migrasi. Contoh lain seseorang yang pergi ke sebuah kota yang dekat dengan kotanya, tetapi berada di negara lain, hanya untuk berjalan- jalan selama dua jam, tidak dapat dikategorikan sebagi migrasi. Lihat, William Patersen 1995:286. Universitas Sumatera Utara 52 Pada masa kini, perpindahan orang Jawa dilaksanakan dalam rangka kebijakan transmigrasi yang disponsori oleh pemerintah.Transmigrasi ini dilakukan karena alasan pemerataan penduduk dan padatnya penduduk di pulau Jawa, kekurangan lahan pertanian, dan kemiskinan di pedesaan Jawa pada umumnya. Orang Jawa pada hakekatnya mempunyai watak yang senantiasa berusaha menyesuaikan diri dengan orang di lingkungannya, dan mementingkan keharmonisan. Mereka mengatasi ego dan nafsu demi ketenangan hidup dan kebijaksanaan, dan sukarela bekerja untuk umum dengan cara gotong-royong. Para migran orang Jawa yang umumnya terdiri dari petani kecil hidup sederhana, dan menerima kesengsaraan dengan menganggap hidupnya memang begitu. Namun tak lupa mempertahankan nama dan harga dirinya Sadarmo dan R. Suyono 1985:2. Orang Jawa yang tinggal di Riau, selain bermigrasi juga membawakesenian-keseniannya.Mereka melestarikan budayanya dengan cara memperke-nalkan kesenian tradisional mereka kepada masyarakat yang ada di Riau. Diantara kesenian tersebut yang hingga sekarang masih dijalani yaitu kesenian reog yang ada di desa-desa termasuk desa Bangko Lestari. Dahulu Kepenghuluan Bangko lestari merupakan Pemekaran dari Kepenghuluan Bangko Sempurna yang berdiri sejak Tahun 1996 dan kemudian dimekarkan menjadi Kepenghuluan Bangko Lestari pada tahun 2012. Universitas Sumatera Utara 53 Peta 2.1: Provinsi Riau Peta 2.2: Kecamatan Bangko Pusako Peta tersebut di atas menunjukkan lokasi penelitian yaitu Kecamatan Bangko Pusako yang di dalamnya terdapat desa Bangko Lestari yang sudah terjadi pemekaran pada desa tersebut. Hal ini sesuai dengan konteks pemekaran dalam era reformasi yang terjadi mulai dari 1998.Pada waktu pemekaran Kepenghuluan Universitas Sumatera Utara 54 Bangko Lestari terbagi menjadi 11 sebelas Rukun Warga dan memiliki 26 dua puluh enam Rukun Tetangga dan dibagi menjadi 5 lima Dusun. Adapun Penghulu yang Menjabat dari waktu kewaktu yaitu sebagai berikut: Nama Penghulu Tahun Menjabat Keterangan Maruddin Limbong 1996-1997 Desa Persiapan Bangko Sempurna Maruddin Limbong 1997-2002 Desa Bangko Sempurna Sariyem, S.Pd.I 2002-2012 Desa Bangko Sempurna Lilik Awaluddin 2012-sekarang Desa Bangko Lestari Tabel 2.1: Penghulu Desa Bangko Lestari Dari Tahun 1996 sampai Sekarang Sumber: Data Statistik Kantor Kepala Desa Bangko Lestari Tahun 2014

2.5 Letak Geografis Lokasi Penelitian