Nutrisi Buruk Luka Dekubitus Pengertian Luka Dekubitus

22 dan utuh. Untuk itu perawat harus memasukkan higienis dalam rencana perawatan. Kelembaban kulit dapat berasal dari drainase luka, keringat, kondensasi dari sistem yang mengalirkan oksigen yang dilembabkan, muntah, dan inkontinensia. Beberapa cairan tubuh seperti urine, feses, dan drainase luka menyebabkan erosi kulit dan meningkatkan resiko terjadi luka akibat tekanan pada pasien.

d. Nutrisi Buruk

Pasien kurang nutrisi sering mengalami atrofi otot dan penurunan jaringan subkutan yang serius. Akibat perubahan ini maka jaringan yang berfungsi sebagai bantalan diantara kulit dan tulang menjadi semakin sedikit. Oleh karena itu efek tekanan meningkat pada jaringan tersebut. Malnutrisi merupakan penyebab kedua hanya pada tekanan yang berlebihan dalam etiologi, patogenesis, dekubitus yang tidak sembuh Hanan Escheele, 1991. Pasien yang mengalami malnutrisi mengalami defisiensi protein dan keseimbangan nitrogen negatif dan tidak adekuat asupan vitamin C Shekleton Litwack, 1991. Status nutrisi buruk dapat diabaikan jika pasien mempunyai berat badan sama dengan atau lebih dari berat badan ideal. Pasien dengan status nutrisi buruk biasa mengalami hipoalbuminenia level albumin serum dibawah 3 g100 ml dan anemia Natlo, 1983; Steinberg 1990. Albumin adalah ukuran variabel yang biasa digunakan untuk mengevaluasi status protein pasien. Pasien yang level albumin serumnya dibawah 3 g100 ml lebih berisiko tinggi. Selain itu, level albumin rendah dihubungkan dengan lambatnya penyembuhan luka Kaminski et al, 1989; Hanan Scheele, 1991. Walapun kadar albumin serum kurang tepat memperlihatkan perubahan Universitas Sumatera Utara 23 protein visceral, tapi albumin merupakan prediktor malnutrisi yang terbaik untuk semua kelompok manusia Hanan Scheele, 1991. Level total protein juga mempunyai korelasi dengan luka dekubitus. Level total protein dibawah 5,4 g100 ml menurunkan tekanan osmotik koloid, yang akan menyebabkan edema interstisial dan penurunan oksigen ke jaringan Hanan Scheele, 1991. Edema akan menurunkan toleransi kulit dan jaringan yang berada dibawahnya terhadap tekanan, friksi dan gaya gesek. Selain itu, penurunan level oksigen meningkatkan kecepatan iskemi yang menyebabkan cedera jaringan. Nutrisi buruk juga mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada pasien yang mengalami kehilangan protein berat, hipoalbuminemia menyebabkan perpindahan volume cairan ekstra sel kedalam jaringan sehingga terjadi edema. Edema dapat meningkatkan risiko terjadi dekubitus di jaringan. Suplai darah pada suplai jaringan edema menurun dan produk sisa tetap tinggal karena terdapatnya perubahan tekanan pada sirkulasi dan dasar kapiler Shkleton Litwalk,1991.

e. Anemia