Akibat Hukum Atas Jaminan Perseorangan

hutang. Jika kondisi seperti ini terjadi maka antara Kreditor dan Penjamin mempunyai hak yang sama untuk menuntut debitor melunasi hutangnya yaitu: 1 Kreditor berhak menuntut kepada debitor agar membayar kekuranganya. 2 Penjamin berdasar hak regres dapat menuntut kepada debitor agar membayar kembali sebesar jumlah yang telah dibayarkan kepada Kreditor tentu berikut biaya-biayanya.

B. Akibat Hukum Atas Jaminan Perseorangan

Adanya perjanjian penanggungan atau jaminan perseorangan tentu akan menimbulkan akibat hukum bagi para pihak di dalamnya, yaitu antara penjamin pemberi personal guarantee, bank kreditor dan debitor. 1. Akibat Hukum Antara Penjamin Dengan Kreditor Perjanjian penjaminan adalah perjanjian antara seorang penjamin dengankreditor yang menjamin pembayaran kembali utang debitor manakala debitor sendiritidak memenuhinya. Penjamin adalah pihak ketiga yang mengikatkan diri kepadakreditor untuk menjamin pembayaran kembali utang debitor. Seorang penjamin yangtelah mengikatkan diri sebagai penjamin membawa akibat hukum bagi penjaminuntuk melunasi utang debitor manakala debitor cidera janji. Namun kewajibanpenjamin untuk melunasi utang debitor tersebut baru dilakukan setelah kreditormengeksekusi harta kekayaan milik debitor yang hasilnya tidak mencukupi untukmelunasi utangnya. Selama kreditor belum melakukan eksekusi atau penjualan hartakekayaan debitor, penjamin tidak memiliki kewajiban membayar utang debitor yangdijaminnya. Jadi meskipun penjamin telah mengikatkan diri sebagai penjamin, tidakserta merta memiliki kewajiban untuk membayar utang debitor. Bisa dikatakantanggung jawab penjamin hanya sebagai cadangan atau subsider, dalam hal penjualanharta kekayaan debitor tidak mencukupi atau sama sekali debitor tidak memiliki hartabenda yang dapat dijual. Pasal 1831 KUH Perdata yang menegaskan bahwa“si penjamin tidaklah diwajibkan membayar kepada kreditor, selain jika si debitorlalai, sedangkan harta benda si debitor ini harus lebih dahulu disita dan dijual untukmelunasi hutangnya.” Dari ketentuan Pasal 1831 KUH Perdata tersebut terlihat bahwa adanya penjaminan ini kurang memiliki arti yang dapat memperkuat kedudukan seorang kreditor karena penjamin baru bertanggung jawab jika harta benda debitor sudah dijual dan hasilnya tidak mencukupi untuk melunasi utangnya. Penjamin yang meminta kepada kreditor agar mengeksekusi harta kekayaan debitor terlebih dahulu, diwajibkan untuk menunjukkan harta kekayaan debitor dan mengeluarkan biaya untuk keperluan penyitaan dan pelelangan. Penjamin tidak diperbolehkan menunjukkan harta benda debitor yang menjadi sengketa di pengadilan. Namun Pasal 1832 KUH Perdata memberikan pengecualian terhadap ketentuan Pasal 1831 KUH Perdata sehingga memberikan peluang kepada kreditor untuk dapat menuntut langsung kepada seorang penjamin untuk melunasi utang seluruhnya tanpa harus menjual harta benda debitor terlebih dahulu, dalam hal penjamin telah melepaskan hak istimewanya untuk menuntut dilakukan sita lelang lebih dahulu atas harta benda debitor. Bagi penjamin yang telah melepaskan hak istimewanya yang dinyatakan secara tegas dalam akta penjaminan, maka kreditor dapat melakukan sita lelang harta kekayaan penjamin tanpa harus menunggu sita lelang harta kekayaan debitor terlebih dahulu. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam perjanjian penjaminan ini membawa akibat hukum bagi penjamin dan kreditor yaitu 95 a. Perjanjian berkewajiban untuk melunasi utang debitor manakala debitor cidera janji. : b. Sebelum penjamin membayar utang debitor, penjamin dapat meminta kepada kreditor untuk menyita dan melelang harta kekayaan debitor terlebih dahulu, baru kemudian harta kekayaan penjamin jika hasil lelang harta debitor tidak cukup untuk melunasi utangnya. Permintaan penjamin harus disampaikan pertama kali saat memberikan jawaban atas gugatan kreditor di pengadilan. c. Namun hak istimewa penjamin untuk meminta supaya harta kekayaan debitor disita lelang terlebih dahulu, menjadi hapus manakala penjamin dengan tegas melepaskan hak istimewanya yang dinyatakan dalam perjanjian penjaminan. d. Penjaminan yang meminta kepada kreditor agar menyita dan melelang harta kekayaan debitor terlebih dahulu mempunyai kewajiban menunjukkan harta kekayaan debitor dan wajib menyediakan biaya sita dan lelang. 2. Akibat Hukum Antara Penjamin Dan Debitor Seorang penjamin yang telah membayar utang debitor kepada kreditor mempunyai kewajiban dan hak kepada debitor, baik perjanjian penjaminan yang diadakan dengan sepengetahuan debitor atau tanpadiluar sepengetahuan debitor. Penjamin mempunyai kewajiban untuk memberitahukan kepada debitor bahwa penjamin telah melakukan pembayaran utang debitor dengan cara merinci jumlah-jumlah utang yang dibayarkan. Pemberitahuan penjamin kepada debitor ini bertujuan untuk menghindarkan kemungkinan debitor telah membayar atau debitor sedang menuntut pembatalan perjanjian utang. Apabila debitor telah membayar utangnya kepada kreditor atau debitor 95 Sutarno, Op.Cit, hal. 252. sedang malakukan tuntutan pembatalan perjanjian utang, kemudian tanpa sepengetahuan debitor, penjamin membayar kepada kreditor, akan membawa akibat hukum bahwa penjamin tidak dapat menuntut pembayaran kembali kepada debitor. Namun hal ini tidak mengurangi hak penjamin untuk meminta kembali uangnya kepada kreditor agar mengembalikan apa yang sudah dibayarkannya berdasarkan pembayaran yang tidak diwajibkannya Pasal 1359 KUH Perdata. Undang-Undang memberikan dua hak kepada penjamin yang telah membayar utang debitor, yaitu 96 a. Hak untuk menuntut kembali kepada debitor agar debitor membayar kembali apayang sudah dibayarkan penjamin kepada kreditor sebesar jumlah yangdibayarkan kepada kreditornya atau besarnya tuntutan kembali penjamin kepadadebitor disesuaikan dengan jumlah pemberitahuan penjamin kepada debitor yangtentunya meliputi utang pokok, bunga denda dan biaya lainnya atau jumlah yangbesarnya sesuai perjanjian penjaminan. Hak untuk menuntut kembali diberikanoleh Pasal 1839 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Hak untuk menuntutkembali kepada debitor disebut hak regres yang timbul karena diberikan olehundang-undang. : b. Hak penjamin menggantikan demi hukum semua hak-hak si kreditor kepadadebitor Pasal 1840 KUH Perdata. Penggantiankedudukan seorang kreditor ini dalam hukum perjanjian yang disebut subrogasiPasal 1402 KUH Perdata. Dengan terjadinyasubrogasi ini secara hukum semua perjanjian yang semula dibuat antara kreditorlama dan debitor, yakni 96 Ibid, hal. 253. perjanjian kredit dan perjanjian ikutannya yaituperjanjian jaminan berlaku dan mengikat bagi penjamin sebagai kreditor barudan debitor. Penjamin sebagai kreditor baru harus meminta kepada kreditor lamasemua dokumen seperti perjanjian kredit, pengikatan jaminan, dan lainsebagainya.

C. Eksekusi Jaminan Perseorangan Berkenaan Debitor Wanprestasi Pada