Proses Morfofonemik Deskripsi Teoretik
pengimbuhan prefiks me- pada dasar baca akan memunculkan bunyi sengau [m] yang semula tidak ada. Contoh, me + baca membaca;
2 Pelesapan fonem, yakni hilangnya fonem dalam suatu proses morfologi.
Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefiks pada dasar renang, maka bunyi [r] yang ada pada prefiks ber- dilesapkan. Juga, dalam proses
pengimbuhan “akhiran” wan pada dasar sejarah, maka fonem [h] pada dasar sejarah itu dilesapkan. Contoh, ber + renang berenang;
3 Peluluhan fonem, yakni luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan
dengan fonem lain dalam suatu proses morfologi. Umpamanya, dalam pengimbuhan prefiks me- pada dasar sikat, maka fonem s pada
kata sikat itu diluluhkan dan disenyawakan atau bisa dikatakan digantikan dengan fonem nasal ny yang ada pada prefiks me- itu.
Contoh, me + sikat menyikat. Dalam proses peluluhan fonem juga terdapat beberapa syarat ketentuan,
bahwa pada bentuk dasar yang diawali dengan konsonan [s] diluluhkan dengan nasal [ny], konsonan [k] diluluhkan dengan nasal [ng], konsonan
[p] diluluhkan dengan nasal [m], dan konsonan [t] diluluhkan dengan nasal [n]
4 Perubahan fonem, yakni „berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi,
sebagai akibat terjadinya proses morfologi. Umpamanya, dalam pengimbuan prefiks ber- pada dasar ajar terjadi perubahan bunyi, dimana
fonem r berubah menjadi fonem l. Perhatikan. ber + ajar belajar Contoh lain, dalam proses pengimbuhan prefiks ter- pada dasar ajur
terjadi perubahan fonem, di mana fonem r berubah menjadi fonem l. Contoh, ter + ajur terlanjur
5 Pergeseran fonem, yaitu berubahnya posisi sebuah fonem dari satu suku
kata ke dalam suku kata yang lainnya. Umpamanya, dalam pengimbuhan sufiks
–i pada dasar lompat, terjadi pergeseran dimana fonem t yang semula berada pada suku kata pat menjadi berada pada suku kata ti.
Contoh, Lompat + i me.lom.pa.ti
Demikian juga dalam pengimbuhan sufiks –an pada dasar jawab. Di sini
fonem b yang semula berada pada suku kata wab berpindah menjadi berada pada suku kata ban. Contoh, ja.wab + an ja.wa.ban
Selain mengungkapkan jenis perubahan yang terjadi pada proses morfofonemik, Chaer menjelaskan mengenai proses morfofonemik pembentukan
kata bahasa Indonesia dalam prefiks me-, ber-, dan ter-. Sedangkan untuk prefiks di- Chaer tidak memberikan penjelasan karena prefiks di- hanya memiliki satu
alomorf atau hanya memiliki satu bentuk saja, artinya prefiks di- tidak mengalami proses morfofonemik. Berikut morfofonemik dalam pembentukan bahasa
Indonesia menurut Chaer. 1.
Morfofonemik dalam Pembentukan Kata Bahasa Indonesia Morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa Indonesia terutama terjadi
dalam proses afiksasi. Dalam proses reduplikasi dan komposisi hampir tidak ada. Dalam proses afiksasi pun terutama, hanya dalam prefiksasi „ber-,
prefiksasi me-, prefiksasi pe-, prefiksasi per-, konfiksasi pe-an, konfiksasi per- an, dan sufiksasi
–an.
1 Prefiksasi me- termasuk klofiks me-kan dan me-i
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan dengan prefiks me- dapat berupa: a. pengekalan fonem; b. penambahan fonem; dan c. peluluhan fonem.
a. Pengekalan fonem di sini artinya tidak ada fonem yang berubah, tidak ada
yang dilesapkan dan tidak ada yang ditambahkan. Hal ini terjadi apabila bentuk dasarnya diawali dengan konsonan r, l, w, y, m, n, ng, dan ny.
Contoh:
me + rawat merawat;
b. Penambahan fonem, yakni penambahan fonem nasal m, n, ng, dan nge.
Penambahan fonem nasal m terjadi apabila bentuk dasarnya dimulai dengan konsonan b dan f. Umpamanya, me + baca membaca.
Penambahan fonem nasal n terjadi apabila bentuk dasarnya dimulai dengan konsonan d. umpamanya, me + dengar mendengar;
c. Penambahan fonem nasal ng terjadi apabila bentuk dasarnya dimulai
dengan konsonan g, h, kh, a, l, u, e, dan o. Contoh: me + goda menggoda. Penambahan fonem nasal nge
terjadi apabila bentuk dasarnya hanya terdiri dari satu kata. Misalnya: me + bom mengebom;
d. Peluluhan fonem terjadi apabila prefiks me- diimbuhkan pada bentuk
dasar yang dimulai dengna konsonan bersuara s, k, p, dan t. dalam hal ini konsonan s diluluhkan dengan nasal ny, konsonan k diluluhkan
dengan nasal ng, konsonan p diluluhkan dengan nasal m, dan konsonan t diluluhkan dengan nasal n.
Perhatikan contoh: me + sikat menyikat.
2 Prefiksasi ber-
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan prefiks ber- berupa a pelepasan fonem r pada prefiks ber- itu; b perubahan fonem rpada prefiks ber- itu
menjadi fonem l; dan c pengekalan fonem r yang terdapat prefiks ber- itu. a.
Pelepasan fonem r pada prefiks ber- itu terjadi apabila bentuk dasar yang diimbuhi mulai dengan fonem r, atau suku pertama bentuk
dasarnya berbunyi [er]. Misalnya,
ber + renang berenang; b.
Perubahan fonem r pada prefiks ber- menjadi fonem l terjadi bila bentuk dasarnya akar ajar; tidak ada contoh lain.
Misalnya, ber + ajar belajar; c.
Pengekalan fonem r pada prefiks ber- tetap r terjadi apabila bentuk dasarnya bukan yang ada pada a dan b di atas.
Misalmya, ber + obat berobat. 3
Prefiksasi ter- Morfofonemik dalam proses pengimbuhan dengan prefiks ter- dapat berupa:
a pelepasan fonem r dari prefiks ter- itu; b perubahan fonem r dari prefiks ter- itu menjadi fonem l; dan c pengekalan fonem r itu.
a. Pelepasan fonem dapat terjadi apabila prefiks ter- itu diimbuhkan pada
bentuk dasar yang dimulai dengan konsonan r.