Pengertian Morfofonemik Deskripsi Teoretik

digabungkan dinamakan proses morfofonemik. 13 Dari pendapat tersebut, proses morfofonemik dipahami sebagai sebuah proses perubahan dalam pembentukan kata khususnya dalam afiksasi yang memperhatikan aspek jenis fonem atau morfem yang bergabung. Selanjutnya Zainal dan Junaiyah mengutarakan, proses morfofonemik adalah proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem awal kata yang bersangkutan. 14 Muslich mengungkapkan, perubahan-perubahan fonem yang mengikuti peristiwa pembentukan kata dalam ilmu bahasa disebut proses morfofonemis. 15 Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses morfofonemik adalah proses perubahan fonem yang dapat berupa penambahan, perubahan, pergeseran, atau hilangnya fonem yang terjadi karena bergabungnya antara morfem yang satu dengan morfem yang lain. Harimurti melihat proses morfofonemik hanya terjadi jika adanya pertemuan antara morfem dasar dengan realisasi afiks, berbeda dengan Chaer yang melihat bagaimana perubahan bunyi atau fonem ini dari proses morfologi selain afiksasi. Sedangkan Alwi, dkk. mengungkapkan perubahan morfofonemik ada syarat- syarat tertentu dari jenis fonem dan morfemnya, berbeda dengaan Zainal Arifin yang mendefinisikan morfofonemik adalah perubahan fonem menjadi fonem lainnya sesuai dengan fonem awal kata yang bersangkutan. Jadi, sistem morfologi dan fonologi saling melengkapi, di mana morfologi ilmu yang mengkaji bagaimana terjadinya sebuah katapembentukan kata dapat dibantu oleh fonemik. Begitupula pada proses morfofonemik, pembentukan kata morfologi hanya dapat bisa dijelaskan dengan sistem fonologi. Contoh: Kata mengonfigurasi dibentuk dari prefiks me- dan kata konfigurasi. Kata konfigurasi mengalami perubahan setelah bergabung dengan prefiks me- dapat dijelaskan melalui sudut pandang fonologi. 13 Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Edisi ke3, 2003, h. 31. 14 Zainal Arifin dan Junaiyah, Morfologi Bentuk, Makna, dan Fungsi, Jakarta: Grasindo, Edisi Kedua, 2009, h. 16. 15 Masnur muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 41.

4. Jenis Perubahan

Dari pengertian mengenai morfofonemik dan proses morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa Indonesia mengalami perubahan atau proses yang berbeda-beda. Berikut beberapa pendapat ahli linguistik mengenai jenis perubahan dalam morfofonemik. 1 Abdul Chaer 16 Dalam prosesnya, morfofonemik juga memiliki beberapa jenis perubahan fonem yang terjadi akibat pertemuan dengan morfem. Chaer membagi jenis perubahan fonem menjadi proses pemunculan fonem, pelesapan fonem, peluluhan fonem, perubahan fonem, pergeseran fonem. Bahasan Abdul Chaer mengenai kaidah morfofonemik dalam bahasa Indonesia pada dasarnya sama dengan pembahasan yang diberikan oleh Kridalaksana. Namun Abdul Chaer hanya memerikan proses morfofonemik ke dalam lima peristiwa, yaitu a pemunculan fonem; b pelesapan fonem; c peluluhan fonem; d perubahan fonem; e pergeseran fonem. Lebih jauh Abdul Chaer menegaskan bahwa seperti tampak pada namanya, yang merupakan gabungan dari dua bidang studi yaitu morfologi dan fonologi, atau morfologi dan fonemik, bidang kajian morfofonologi atau morfofonemik biasanya dibahas dalam tataran morfologi tetapi sebenarnya lebih banyak menyangkut masalah fonologi. Kajian ini tidak dibicarakan dalam tataran fonologi karena masalahnya baru muncul dalam kajian morfologi, terutama dalam proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Masalah morfofonemik ini terdapat hampir di semua bahasa yang mengenal proses-proses morfologis. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis perubahan fonem berkenaan dengan proses morfologi ini. Diantaranya adalah proses: 1 Pemunculan fonem, yakni munculnya fonem bunyi dalam proses morfologi yang pada mulanya tidak ada. Misalnya, dalam proses 16 Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia Pendekatan Proses, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 43-45. pengimbuhan prefiks me- pada dasar baca akan memunculkan bunyi sengau [m] yang semula tidak ada. Contoh, me + baca membaca; 2 Pelesapan fonem, yakni hilangnya fonem dalam suatu proses morfologi. Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefiks pada dasar renang, maka bunyi [r] yang ada pada prefiks ber- dilesapkan. Juga, dalam proses pengimbuhan “akhiran” wan pada dasar sejarah, maka fonem [h] pada dasar sejarah itu dilesapkan. Contoh, ber + renang berenang; 3 Peluluhan fonem, yakni luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan dengan fonem lain dalam suatu proses morfologi. Umpamanya, dalam pengimbuhan prefiks me- pada dasar sikat, maka fonem s pada kata sikat itu diluluhkan dan disenyawakan atau bisa dikatakan digantikan dengan fonem nasal ny yang ada pada prefiks me- itu. Contoh, me + sikat menyikat. Dalam proses peluluhan fonem juga terdapat beberapa syarat ketentuan, bahwa pada bentuk dasar yang diawali dengan konsonan [s] diluluhkan dengan nasal [ny], konsonan [k] diluluhkan dengan nasal [ng], konsonan [p] diluluhkan dengan nasal [m], dan konsonan [t] diluluhkan dengan nasal [n] 4 Perubahan fonem, yakni „berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi, sebagai akibat terjadinya proses morfologi. Umpamanya, dalam pengimbuan prefiks ber- pada dasar ajar terjadi perubahan bunyi, dimana fonem r berubah menjadi fonem l. Perhatikan. ber + ajar belajar Contoh lain, dalam proses pengimbuhan prefiks ter- pada dasar ajur terjadi perubahan fonem, di mana fonem r berubah menjadi fonem l. Contoh, ter + ajur terlanjur 5 Pergeseran fonem, yaitu berubahnya posisi sebuah fonem dari satu suku kata ke dalam suku kata yang lainnya. Umpamanya, dalam pengimbuhan sufiks –i pada dasar lompat, terjadi pergeseran dimana fonem t yang semula berada pada suku kata pat menjadi berada pada suku kata ti. Contoh, Lompat + i me.lom.pa.ti