Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

penelitian ini, peneliti berupaya meneliti proses morfofonemik yang dikhususkan pada prefiks me-, ber-, ter-, dan di- yang terdapat dalam istilah TI di tujuh buku TI.

B. Batasan Masalah

Dalam penjelasan latar belakang, morfofonemik merupakan salah satu proses morfemis, dalam proses tersebut pun terjadi proses fonologis. Di dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa prefiks . Oleh karena itu, penulis membatasi penelitian ini kepada proses morfofonemik prefiks me-, ber-, ter-, dan di- bahasa Indonesia yang terdapat pada tujuh buku TI, yaitu 1. Putra, Indra. Membuat Aplikasi Program Nyata dengan Visual Basic 6.0. 2. Hermawan, Julius. Analisa- Desain dan Pemrograman Berorientasi Obyek dengan UML dan Visual Basic.NET. 3. Karuniawan, Bagus. Sistem Informasi Manajemen dengan Visual Basic 6. 4. Budiharto, Widodo. Visual Basic.NET 2005. 5. Dian Sano, Albert V. 24 Jam Menguasai HTML, JSP, dan MySQL. 6. Steve Potts dan Clayton Walnum. Dasar-dasar Pemrograman Borland C++. 7. Hidayat, Sidiq Syamsul. Dkk. Wireless Hacking Tools dan Tricks.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas bahwa 1. Bagaimanakah proses morfofonemik prefiks me- , ber- , ter-, dan di- yang menyatu dengan morfem akar peristilahan TI untuk membentuk kata baru? 2. Bagaimanakah implikasi proses morfofonemik dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah? 3. Berapa penggunaan prefiks me- , ber- , ter-, dan di- yang menyatu dengan morfem akar peristilahan TI?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses morfofonemik yang terjadi pada prefiks aktif dan pasif dalam peristilahan TI. Tujuan penelitian tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan proses morfofonemik prefiks me- , ber- , ter-, dan di- yang menyatu dengan morfem akar peristilahan TI untuk membentuk kata baru; 2. Mendeskripsikan implikasi proses morfofonemik dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah; 3. Mendeskripsikan penggunaan prefiks me- , ber- , ter-, dan di- yang menyatu dengan morfem akar peristilahan TI.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan penelitian dengan optimal, dapat menghasilkan laporan dengan sistematik dan bermanfaat baik secara teoretik maupun praktis. Adapun manfaat penelitian, yaitu : a. Manfaat Teoretik 1 Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya kajian Morfologi khususnya dalam pembahasan materi mengenai afiksasi dan proses morfofonemik bahasa Indonesia dan penggunaannya di bidang TI yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 2 Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat menghasilkan deskripsi analisis mengenai proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia pada berbagai bidang yang dapat mendukung dalam pengkajian ilmu bahasa dan memperkaya kosakata bahasa Indonesia. b. Manfaat Praktis 1. Bagi peneliti. Penelitian ini sebagai wujud pengaplikasian materi yang telah diterima dalam perkuliahan, khususnya fonologi dan morfologi serta mendapatkan pengalaman dalam penelitian ilmiah. 2. Bagi guru bahasa Indonesia. a Penelitian ini memberikan informasi tentang pembentukan kata melalui proses morfofonemik khususnya pada prefiks me-, ber-, ter, dan di- dalam peristilahan TI yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hasil pemahaman bermanfaat bagi guru bahasa Indonesia untuk mengajarkan materi proses morfofonemik serta memahami pembentukan pada peristilahan TI yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. b Penelitian ini dapat menjadi bahan pengajaran dalam materi morfologi khususnya tentang materi proses morfofonemik prefiks me-, ber-, ter, dan di-. 3. Bagi peneliti lain. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dalam melakukan penelitian yang sejenis. 6

BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Teoretik

1. Morfem Akar dan Morfem Nonakar

1 Morfem Akar Morfem akar adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna. Morfem akar dibagi menjadi dua bentuk, yaitu morfem akar bentuk lengkap dan morfem akar bentuk gabungan. Morfem akar bentuk lengkap adalah kata yang memiliki satu kata yang tidak bisa dipisah-pisah. Misalnya, set, drop, drag, dan burn. Morfem akar bentuk gabungan adalah satu kata yang memiliki dua kar atau lebih. Misalnya, upload, download, back-up, dan nonaktif. Pembahasan mengenai morfem akar bentuk lengkap dan bentuk gabungan tidak bisa terlepas dengan silabel atau suku kata untuk mengetahui unsur kata yang membentuknya. Setiap bahasa mempunyai ciri khas dalam fonotatik, yakni dalam merangkai fonem untuk membentuk satuan fonologis yang lebih besar, misalnya suku kata. Silabel atau suku kata adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran. 1 Senada dengan yang diungkapkan oleh Hasan Alwi, dkk. menyatakan suku kata adalah bagian kata yang diucapkan dalam satu hembusan napas dan umumnya terdiri atas beberapa fonem. 2 Dari penjelasan tersebut, silabel atau suku kata adalah unsur ritmis yang merupakan unsur pembangun kata terdiri atas beberapa fonem, yang terdapat dalam satu hembusan nafas. Contoh, ins- tall memiliki dua suku kata, drop memiliki satu suku kata, dan lain sebagainya. Pada bagian pembahasan peneliti mengelompokkan beberapa pola struktur morfem akar dari istilah TI. 1 Abdul Chaer, Fonologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, h. 57. 2 Hasan Alwi,dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Edisi ke3, 2003, h. 55.