nomina dan posisinya menunjukkan dua buah dan bukan menunjukkan tiga atau lebih jamak.
e. Interfiks : sejenis infiks atau elemen penyambung yang muncul dalam proses
penggabungan dua buah unsur. Interfiks banyak dijumpai dalam bahasa-bahasa Indo German.
Contoh: Unsur 1 Unsur 2
Gabungan Makna
Tag Reise Tag.e.reise day’s
journey Menurut Kridalaksana 2001: 84 yang dimaksud dengan interfiks interfix
adalah afiks yang muncul di antara dua dasar; mis -o- dalam jawanologi, galvanometer, tipologi.
Dalam bahasa Arab proses Interfiks belum ditemukan. Hal ini diperkuat dengan adanya pendapat Chaer 2003: 181 yang mengatakan bahwasanya proses interfiks ini
banyak dijumpai dalam bahasa-bahasa Indo German, sedang bahasa Arab bukanlah termasuk dalam golongan bahasa-bahasa Indo German.
f. Transfik : afiks yang berwujud vokal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan
dasar. Contoh: di dalam bahasa Arab konsonan k-t-b
→ kita:b → ka:tib. Chaer, 2003: 177-182.
Dalam bahasa Arab ditemukan proses transfiks. Dalam bahasa Arab transfiks dinamai dengan istilah
تﺎآﺮ ا ﺔ ﺎ إ
id āfatu al-harakāti. Proses interfiks dalam
bahasa Arab yaitu dengan meletakkan harakat baris yang berupa vokal di antara huruf konsonan.
Universitas Sumatera Utara
Al-Khuli 1982: 303 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan transfiks dalam istilah bahasa Arab adalah:
تﺎآﺮ ا ﺔ ﺎ إ :
ﺔ ﻮ ﻜ ا تﺎ ﻜ ا ﻰ إ ةﺮ ا اﻮ ا زﻮ ر ﺔ ﺎ إ
, يأ
ﺔ ﻮ ﻜ ا تﺎ ﻜ ا ﻰ إ ةﺮ ﻜ او ﺔ او ﺔ ا ﺔ ﺎ إ
, ﺔ ﺮ ا ﺎ آ
id āfatu al-harakāti: idāfatu rumūzi aş-şawāiti al-qaşīrati ilā al-kalimāti
al-makt ūbati, ay idāfatu al-fathati wa ad-dammati wa al-kasrati ilā al-
kalim āti al-maktūbati, kamā fī al-`arabiyyati
penambahan harakat baris: penambahan bunyi yang pendek ke dalam kata yang tertulis, atau penambahan fathah, dhammah, dan kasrah ke
dalam kata yang tertulis, sebagaimana yang terdapat di dalam bahasa Arab
Menurut Kridalaksana 2001: 218 yang dimaksud dengan transfiks transfix adalah afiks terbagi yang muncul tersebar dalam dasar; misalnya Ar. a-a-a , a-i-a, a-u-
a persona ketiga, jantan, perfektum, muncul dalam leksem k-t-b, sy-r-b; h-s-n, menjadi kataba ia menulis, syariba ia minum hasuna ia bagus.
Tabel 9 Tabel proses tranfiks yang terdapat di dalam bahasa Arab
No Transfiks Contoh
Kategori
ـ
jalasa Ia duduk
1 a-a-a
, ,
ـآ
kataba Ia menulis
- Persona Ketiga - Jantan
- Perfektum
Universitas Sumatera Utara
ـآر
rakiba Ia mengendarai
2 a-i-a
, ,
بﺮ
syariba Ia minum
مﺮآ
karuma 3
a-u-a ,
, hasuna
ــآأ
ukila 4
u-i-a ,
,
بﺮ
duriba - Bentuk Pasif
Dalam bahasa Arab ditemukan 4 empat buah bentuk proses transfiks yaitu: a-a-a
, ,
, a-i-a ,
, , a-u-a
, ,
, dan u-i-a ,
, .
Kategori yang dihasilkan oleh ketiga proses transfiks yang pertama adalah persona ketiga, jantan, perfektum, jamak dan nomina. Khusus untuk proses transfix yang
keempat yaitu u-i-a ,
, merupakan bentuk
لﻮﻬ
majh ūl atau yang di dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan bentuk pasif. Bentuk
لﻮﻬ
majh ūl ini dibuat dari bentuk a-a-a
, ,
. Contoh;
ــآأ
akala yang berarti memakan, maka bentuk pasifnya adalah
ــآأ
ukila yang berarti dimakan. Begitu juga halnya dengan
بﺮ
daraba yang berarti memukul, maka bentuk pasifnya adalah
بﺮ
duriba yang berarti dipukul.
Universitas Sumatera Utara
Ghulayaini 1992: 35 dalam bukunya Jamiud Dur ūsil `Arabiyyah menjelaskan
tentang bentuk
لﻮﻬ
majh ūl sebagai berikut:
لﻮﻬ ا ا
: م ﻜ ا
ﺎ ﺮآﺬ ﺎ ,
نﺎآ ضﺮ ﺎ وﺬ
ضاﺮ ﻷا :
زﺎ ﺎ إ
, ﺎ ا ءﺎآذ ﻰ دﺎ إ
, ﺎ إو
, ـﻬ ﺎ إو
, فﻮ ﺎ إو
, فﻮ ﺎ إو
, ﻚ ﺎ مﺮﻜ ﺮ
ﺎ إو ,
ﺎ إو ﺮآﺬ نأ ﺮﻜ ﺎ ﺮ
, نأ
ﺎ نإ
, ﺎ إو
ﺎ ا ﻰ ﺎﻬ .
al-fi`lu al-majh ūlu: mā lam yuzkaru fā`iluhu fī al-kalāmi, bal kāna
mahz ūfan ligardin min al-agrādi: immā lil-ījāzi, i`timādan `alā zakāi as-
s āmi`i, wa immā lil-`ilmi bihi, wa immā lil-jahli bihi, wa immā lil-khaufi
`alaihi, wa imm ā lil-khaufu minhu, wa immā litahqiruhu fatukrimu
lis ānaka `anhu, wa immā litu`zimuhu syarīfan lahu fatukrimuhu an
yuzkaru, in fa`ala m ā yanbagi limislihi an yaf`alahu, wa immāa lil-
ibh āmihi `alā as-sāmi`i.
Fi`l Majhul adalah: Fi`l yang fa`ilnya tidak disebutkan di dalam kalimat, akan tetapi fa`il-nya itu dibuang karena suatu tujuan sebagai berikut:
- Adakalanya untuk menyingkat karena berpegang kepada kecerdasan
pendengar.
-
Adakalanya karena fa`il-nya sudah dimaklumi.
-
Adakalanya karena dikhawatirkan terjadi sesuatu bagi fa`il jika disebutkan.
-
Adakalanya sebagai penghinaan bagi fa`il, sehingga lisanmu sayang untuk menyebutnya.
-
Adakalanya untuk menghormatinya, karena memuliakannya, sehingga kamu sayang untuk menyebutkannya, jika ia mengerjakan perbuatan
semisal yang tidak patut untuk orang seperti dia.
-
Adakalnya untuk menyamarkan terhadap pendengar.
Universitas Sumatera Utara
g. Prefiks, Infiks dan Sufiks