Proses Morfemis KAJIAN PUSTAKA

دﺎ أ ءاﻮ ىﺮ ﻷا ﻰ إ ﺎ هاﺪ إ تﺪ أ ـآ آﺮ ـ ةرﺎ ـ ﻚ ﻮ ـآ ﺎ ﺪ ز , ﺪ وأ , ﻚ ﻮ ـآ ﻰ ﺮﻜ نا . `ib āratun `an murakkabin min kalimataini usnidat ihdāhumā ila al- ukhr ā sawāun afāda kaqaulika ”zaidun qāimun”, aw lam yafid, kaqaulika”in yukrimun ī” Sebuah ungkapan yang tersusun dari dua kata, yang satu di isnad-kan kepada yang lain, apakah sempurna, seperti ”si zaid berdiri” atau belum, seperti “jika ia memuliakan saya”. Bahasa Arab memiliki sistem yang sangat variatif dalam pembentukan katanya. Dari satu akar kata dapat dikembangkan menjadi beberapa kata, sehingga tidak mengherankan jika kosa kata bahasa Arab sangat banyak

2.3. Proses Morfemis

Bloomfield 1976: 161 memberikan defenisi mengenai morfem sebagai berikut: a linguistics form which bears no partial phonetic-semantic resemblance to any other form, is a simple form or a morpheme. Terjemahannya sebagai berikut: “Satu bentuk bahasa yang sebagiannya tidak mirip dengan bentuk lain mana pun juga, baik bunyi maupun arti, adalah bentuk tunggal atau morfem”. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna. Arifin Zunaiyah, 2007: 2. Chaer 2003: 159 menyebutkan bahwa sebuah morfem dasar dapat menjadi sebuah bentuk atau dasar base dalam suatu proses morfologi. Artinya, bisa diberi afiks Universitas Sumatera Utara tertentu dalam proses afiksasi, bisa diulang dalam suatu proses reduplikasi, atau bisa digabung dengan morfem lain dalam suatu proses komposisi. Morfem adalah komposit pengertian yang terkecil yang sama atau mirip yang berulang. Samsuri, 1980: 170. Morfem morpheme: satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil yang tidak dapat lagi dibagi atas bagian makna yang lebih kecil. Kridalaksana, 2001: 141. Proses Morfologis morphological process: proses yang mengubah leksem menjadi kata. Dalam hal ini leksem adalah input dan kata merupakan output. Kridalaksana, 2001: 180. Proses Morfemis merupakan proses pembentukan kata bermorfem jamak baik derivatif maupun inflektif. Parera, 1994: 18. Chaer 2003: 177 membagi proses morfemis ke dalam 7 tujuh bagian, yaitu melalui proses: 1. Afiksasi 2. Reduplikasi 3. Komposisi 4. Konversi, 5. Modifikasi Internal, 6. Suplesi dan 7. Pemendekan Universitas Sumatera Utara ● Afiksasi yang di dalam bahasa Arab disebut dengan istilah اوﺰ ا ﺪ az-zaw āid adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur: 1. Dasar atau bentuk dasar, 2. Afiks, dan 3. Makna gramatikal yang dihasilkan Proses ini dapat bersifat inflektif dan dapat pula bersifat derivatif. Chaer, 2003: 182. Al-Khuli 1982: 131 dalam bukunya A Dictionary of Theoretical Linguistics English-Arabic menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Infleksi dalam istilah bahasa Arab adalah: ﺮ ا : ﻬ و ﻰ لﺪ ﺔ ﻜ ا ﺪ اوز ﺔ ﺎ إ ﺎﻬ و ﺔ ا ﺎ ﺎهاﻮ . at-ta şrīfu: idāfatu zawāidi al-kalimati litadulla `alā wazīfatihā fī al- jumlati wa `al āqatiha bisiwāhā. Infleksi: menambahkan beberapa huruf tambahan kepada satu kata dengan tujuan merubah fungsinya dalam kalimat dan hubungannya dengan kata-kata yang sebelum dan sesudahnya. Al-Khuli 1982: 70 bahwa yang dimaksud dengan Derivasi dalam istilah bahasa Arab adalah: قﺎ ا : رﺬ ا ﺎﻬ ﺪ ىﺮ أ ﺔ آ ﻮﻜ , ﺎآ ﺔ ا آ و writer ﺔ ا write . نﻮﻜ و ةﺪ او ةﺪ از ﺔ ﺎ ﺈ ةدﺎ قﺎ ﻷا قﺎ ا وأ رﺬ ا ﻰ إ ﺮ ـآأ وأ . Universitas Sumatera Utara al-isytiq āqu: takwīnu kalimatin ukhrā tattahidu ma`ahā fī al-juzri, mislu k ātibun al-musytaqqatu min kataba wa writer al-musytaqqatu min write. Wa yukawwinu al-isytiq āqu `ādatan bi idāfati zāidatin wāhidatin aw aksara il ā al-juzri aw as-sāqi. Derivasi: pembentukan satu kata baru yang serupa dengan kata sebelumnya ditinjau dari akar kata pembentukannya, seperti kata katibun dibentuk dari kata kataba, sama halnya seperti kata writer yang dibentuk dari kata write. Biasanya pembentukan kata derivasi yaitu dengan menambahkan satu huruf tambahan atau lebih kepada akar kata aslinya. Dalam KBBI 1988: 9, yang dimaksud dengan afiks adalah bentuk terikat yang ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar spt. prefiks, konfiks, atau sufiks: imbuhan. Al-Khuli 1982: 8 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Afiks dalam istilah bahasa Arab adalah: ا ةﺪ اﺰ : ﺔ ﺎ ﻰ رﺬ ا فﺎ ﺮ , ﺔ اد ﻰ اد وأ , وأ ﺔ ﻰ ﺪ , ﺔ ﺎ ﻰ ﻮ وأ . اﺬﻜهو , عاﻮ أ ﺔ رأ ةﺪ اﺰ ا نﺈ ﺔ ﺎ ا ه prefix ﺔ اﺪ او infix ﺔ و suffix ﺔ ﺎ او superfix . az-z āidatu: murfīmun yudāfu qabla al-juzri fayusammā sābiqatan, aw d ākhiluhu fayusammā dākhilatan, aw ba`dahu fayusammā lāhiqatan, aw fauqahu fayusamm ā `āliyatan. Wa hakazā, fainna az-zāidata arba`atu anw ā`in hiya as-sābiqatu wa ad-dākhilatu wa al-lāhiqatu wa al`āliyatu. Afiks: morfem yang ditambahkan atau diletakkan sebelum akar kata yang asli dinamakan s ābiqah, atau tambahan yang dimasukkan ke tengah-tengah akar kata disebut d ākhilah, atau tambahan yang diletakkan setelah akar kata disebut l āhiqah, atau yang diletakkan di atasnya disebut `āliyah. Maka afiks ada empat macam, yaitu s ābiqah atau prefiks, dākhilah atau infiks, l āhiqah atau sufiks, dan `āliyah atau superfiks. Universitas Sumatera Utara Adapun yang dimaksud dengan afiksasi dalam KBBI 1988: 9, adalah pemberian imbuhan prefiks, konfiks, sufiks pada kata dasar. Al-Khuli 1982: 8 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Afiksasi dalam istilah bahasa Arab adalah: ﺪ اوﺰ ا : ةﺪ ﺪ ﺔ آ قﺎ اد وأ ﺪ وأ رﺬ ا ةﺪ از ﺔ ﺎ إ . az-zaw āidu: idāfatu zāidatin qabla al-juzri aw ba`dahu aw dākhiluhu li isytiq āqi kalimatin jadīdatin. Afiksasi: penambahan satu huruf tambahan yang diletakkan di awal akar kata atau setelahnya atau diantaranya dengan tujuan membentuk kata yang baru. Dilihat dari posisi melekatnya pada bentuk dasar biasanya dibedakan adanya prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks. Chaer, 2003: 178. Berikut diuraikan bagian-bagian dari afiksasi beserta contohnya: a. Prefiks : afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar. Contoh: me- pada kata menghibur b. Infiks : afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Contoh: -el pada kata telunjuk

c. Sufiks :

afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Contoh: -kan pada kata bagaikan d. Konfiks : afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar, dan bagian yang kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Contoh: per--an seperti terdapat pada kata pertemuan Universitas Sumatera Utara

e. Interfiks : sejenis infiks atau elemen penyambung yang muncul dalam proses

penggabungan dua buah unsur. Interfiks banyak dijumpai dalam bahasa-bahasa Indo German. Contoh: Unsur 1 Unsur 2 Gabungan Makna Tag Reise Tag.e.reise day’s journey

f. Transfik : afiks yang berwujud vokal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan

dasar. Contoh: di dalam bahasa Arab konsonan k-t-b → kita:b → ka:tib. Chaer, 2003: 177-182. ● Reduplikasi yang di dalam bahasa Arab disebut dengan istilah ـ ا at-tad` īf adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian parsial, maupun dengan perubahan bunyi. Dalam KBBI 1988: 735, yang dimaksud dengan reduplikasi adalah hal perulangan kata atau unsur kata, seperti yang terjadi pada kata rumah-rumah, tetamu. Berikut diuraikan bagian-bagian dari reduplikasi beserta contohnya: a. Dwilingga: Pengulangan morfem dasar. Contoh: meja-meja b. Dwilingga salin suara: Pengulangan morfem dasar dengan perubahan vokal dan fonem lainnya. Contoh: bolak-balik Universitas Sumatera Utara c. Dwipurwa: Pengulangan silabel pertama. Contoh: lelaki d. Dwiwasana: Pengulangan pada akhir kata. Contoh: cengengesan e. Trilingga: pengulangan morfem dasar sampai dua kali. Contoh: dag-dig-dug Chaer, 2003: 182-183. ● Komposisi atau yang di dalam bahasa Arab disebut dengan istilah ﺔ ا ا ﺔ ﺎ al-jumlatu al-id āfiyyah adalah hasil dari proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda atau baru. Dalam KBBI 1988: 453, yang dimaksud dengan komposisi adalah: susunan, tata susun, dan gubahan. Berikut adalah contoh dari proses komposisi: lalu lintas, daya juang, rumah sakit. Dalam bahasa Arab; م ﻜ اﺮ أ akh īrulkalāmi, ﺮ ا ﻮ د hajarul aswadi, تﻮ ا ﺔﻜ mal āikatulmauti, dll. Chaer, 2003: 185. ● Konversi, sering juga disebut derivasi zero, transmutasi, dan transposisi adalah proses pembentukan kata dari sebuah kata menjadi kata lain tanpa perubahan unsur segmental. Berikut adalah contoh dari proses konversi: Universitas Sumatera Utara Kata cangkul adalah nomina dalam kalimat Ayah membeli cangkul baru, tetapi dalam kalimat Cangkul dulu baik-baik tanah itu, baru ditanami adalah verba. Chaer, 2003: 188-189. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, maka contoh tersebut pada kata cangkul di atas akan mengalami perubahan segmental. ● Modifikasi internal sering disebut juga penambahan internal atau perubahan internal yang dalam bahasa Arab disebut dengan اﺪ ا ﺪ ـ ا at-ta`d īlu ad- d ākhiliyyu adalah proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur yang biasanya berupa vokal ke dalam morfem yang berkerangka tetap yang biasanya berupa konsonan. Berikut adalah contoh dari proses modifikasi internal: Di dalam bahasa Arab konsonan k-t-b → kita:b → ka:tib.Chaer, 2003: 189-190. ● Suplesi atau yang di dalam bahasa Arab disebut dengan ﺎﻜ ا ﺮـ ا at-tagaiyyaru al-k āmiliyyu adalah merupakan bagian dari modifikasi internal lain di dalam proses suplesi perubahannya sangat ekstrim karena ciri-ciri bentuk dasar tidak atau tidak tampak lagi. Boleh dikatakan bentuk dasar itu berubah total. Berikut adalah contoh dari proses suplesi: Dalam bahasa Inggris; go went be waswere must had to Chaer, 2003: 190-191. ● Pemendekan yang di dalam bahasa Arab disebut dengan istilah رﺎ ا ﺎ ﻜ ا al-ikhtis āru al-kitābiyyu adalah proses pemenggalan bagian-bagian leksem atau Universitas Sumatera Utara gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk singkat, tetapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya. Dalam berbagai kepustakaan, hasil dari proses pemendekan ini biasanya dibedakan atas: a. Penggalan : Kependekan berupa pengekalan satu atau dua suku pertama dari bentuk yang dipendekkan itu. Contoh: lab, atau labo untuk laboratorium b. Singkatan : Hasil proses pemendekan, yang antara lain berupa; • Pengekalan huruf awal dari sebuah leksem, atau huruf awal dari gabungan leksem. Contoh: DPR Dewan Perwakilan Rakyat. • Pengekalan beberapa huruf dari sebuah leksem. Contoh: hlm halaman dan bhs bahasa. • Pengekalan huruf pertama dikombinasi dengan penggunaan angka untuk pengganti huruf yang sama. Contoh: P4 Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila. • Pengekalan dua, tiga, atau empat huruf pertama dari sebuah leksem. Contoh: Ny nyonya dan Okt Oktober. • Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir dari sebuah leksem. Contoh: Ir Insinyur dan Jo Junto. Universitas Sumatera Utara c. Akronim : Hasil pemendekan yang berupa kata atau dapat dilafalkan sebagai kata. Wujud pemendekannya dapat berupa pengekalan huruf-huruf pertama, berupa pengekalan suku-suku kata dari gabungan leksem, atau bisa juga secara tak beraturan. Contoh: juklak petunjuk pelaksanaan, inpres instruksi presiden dan wagub wakil gubernur. Chaer, 2003: 191. Al-Khuli 1982: 1 dalam bukunya A Dictionary of Theoretical Linguistics English-Arabic menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Pemendekan dalam istilah bahasa Arab adalah: ﺎ ﻜ ا رﺎ ا : ﺔ ﻜ ا ةرﺎ ا وأ ﺔ ﻜ ا فوﺮ ﻰ ﻜ نأ ﺎﻬ آ ةرﺎ اوأ . إ ةﺮ ا ﺮ أ ﻰ إ . رﺎ ا ﺎ ﺪ و ا رﺎ إ ﺎ ﻜ ا . hell ةﺮ ا he will . al-ikhti şāru al-kitābiyyu: an yuktafā bibadi hurūfi al-kalimati aw al- `ib ārati `ani al-kalimati aw al-`ibārati kulluhā. Mislu ilakh al- mukhta şiratu `an ilā akhirihi. Wa qad yuşāhibu al-ikhtişāru al-kitābiyyu ikhti şārun fi al-lafzi. Mislu hell al-mukhtaşiratu `an he will Pemendekan: cukup dengan menyebutkan sebagian huruf dari satu kata atau dari satu ungkapan atau dari sebuah ungkapan secara keseluruhan. Seperti kata ilakh merupakan bentuk pemendekan dari ila akhirihi. Jika ada pemendekan dalam tulisan maka pemendekan dalam pengucapan juga akan terjadi. Seperti hell merupakan pemendekan dari he will. Dalam bahasa Arab ditemukan istilah ا an-nahtu yang berarti akronim. Dalam kamus bahasa Kontemporer Arab-Indonesia ditemukan bahwa ا an-nahtu berarti ‘pengukiran atau pemahatan’. Ali dan Ahmad Zuhdi, 1996: 132. Universitas Sumatera Utara Secara terminologi, ا an-nahtu menurut Wafi 1962: 180 dalam Nasution 2006: 114 adalah: عﺰ نأ ﻰ ﺔ ﺪ ﺔ وأ ﺮ آﺄ ـآ ﺔ ـآ تاﻮ أ ﻰ آﺮ تاﻮ ﻷا ﻰ ﺎ ﺰ ا ﻰ ا ﺎﻬ . an tantazi`a a şwātu kalimatin min kalimataini fa`aksaru aw min jumlatin li ad-dil ālati `alā ma`nā murakkabin min ma`āni al-aşwāti al- lat ī intaza`at minhā. Membentuk sebuah kata dari dua atau beberapa kata yang menunjukkan satu makna yang sama dari kata atau kalimat yang dipendekkan. Selain istilah ا an-nahtu, ada istilah lain untuk Akronim yaitu ﻜ ا ﺔ ﺔـ ـ اوﻷا al-kalimatu al-aw āiliyyatu sebagaimana defenisi berikut: ﺔــ ـ اوﻷا ﺔ ﻜ ا : ﺔ آ ةﺪـ ﺔ وﻷا فوﺮ ا نﻮﻜ ﺔ آ , NATO اوأ نﻮﻜ North Athlantic Treaty Orgnization , و ﺔ ا اوأ ﷲا , و ﺔ ﻮ ا وأ ﷲﺎ إ ةﻮ و لﻮ . al-kalimatu al-aw āiliyyatu: kalimatun tatakawwanu minal-hurūfi al- awwaliyyah f ī `iddati kalimati, mislu NATO tatakawwanu min awāil North Athlantic Treaty Organization, wa al-basmalah min aw āil bismill āh, wa al-hauqulah min awāil lā haula wa lā quwwata illā bill āh. Akronim: kata yang terbentuk dari huruf awal dari gabungan kata, seperti kata NATO yang merupakan gabungan huruf awal dari kata North Athlantic Treaty Orgnization, dan begitu juga halnya dengan al- basmalah yang terbentuk dari bismillah, dan al-hawq ūlah yang terbentuk dari l ā hawla wa lā quwwata illā billāhi. Universitas Sumatera Utara

2.4. Landasan Teori