Pencegahan Cacat Kusta Relaps Kusta

bergulir, modal usaha, dll Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta, 2006. Menurut Soewono 2003, peranan pengobatan fisioterapi sangat penting pada pengelolaan dan pencegahan cacat pasien kusta. Beberapa peranan fisioterapi bagi PCK: 1. Mengembalikan tonus otot yang paresis atau paralisis 2. Mencegah atrofi dan kontraktur otot yang paresis atau paralisis 3. Mencegah timbulnya kontraktur dan mempertahankan range gerakan sendi normal 4. Membuat kulit tetap lembut dan lunak Sebagai kesatuan dari rehabilitasi medis, maka perlu dilakukan tindakan bedah pada penderita kusta yang cacat, khususnya bedah rekonstruksi, dengan tujuan: 1. Memperbaiki fungsi anggota badan seoptimal mungkin. 2. Mencegah cacat berlanjut menjadi berat 3. Memperbaiki penampilan kosmetik. Agar pembedahan berhasil dengan baik, maka harus memunuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Basil tahan asam M. leprae negatif atau pasien sudah bebas terapi CTC = Completion of treatment cure. 2. Bebas reaksi lebih dar 6 bulan. 3. Tidak pernah mendapat pengobatan steroid dalam 6 bulan terakhir. 4. Kelumpuhan otot sudah menetap. 5. Ada otot donor yang normal. 6. Tidak ada kontraindikasi pada operasi umum. 7. Pasien koorperatif dan ada motivasi untuk dioperasi.

2.1.12 Pencegahan Cacat Kusta

1. Upaya pencegahan cacat primer, yang meliputi: a. Diagnosis dini b. Pengobatan secara teratur dan adekuat c. Diagnosis dini dan penatalaksanaan neuritis d. Diagnosis dini dan penatalaksanaan reaksi 2. Upaya pencegahan cacat sekunder, antara lain: Perawatan diri sendiri untuk mencegah luka a. Latihan fisioterapi pada otot yang mengalami kelumpuhan untuk mencegah terjadinya kontraktur. b. Bedah rekonstruksi untuk koreksi otot yang mengalami kelumpuhan. c. Bedah septik untuk mengurangi perluasan infeksi, sehingga pada proses penyembuhan tidak terlalu banyak jaringan yang hilang. d. Perawatan mata, tangan dan atau kaki yang anestesi atau mengalami kelumpuhan otot Wisnu, 2003.

2.1.13 Relaps Kusta

Relaps adalah kembalinya penyakit secara aktif pada pasien yang sesungguhnya telah menyelesaikan pengobatan yang telah ditentukan dan karena itu pengobatannya telah dihentikan oleh petugas kesehatan yang berwenang Amirudin,2003. 1. Relaps pada kusta pasibasilar dapat bermanifestasi: a. Terjadinya pada kulit dan saraf dengan klasifiasi tipe kusta yang sama seperti asalnya. b. Manifestasi relaps mungkin secara klinis dan imunologis lebih buruk dari klasifikasi asalnya, contoh: pasien dengan klasifikasi asal BT dapat relaps dengan ciri-ciri BB atau BL. c. Dapat bermanifestasi dalam bentuk yang lebih baik, contoh: pasien yang asalnya BT dapat relaps dalam bentuk TT. 2. Relaps pada kusta multibasilar dapat bermanifestasi: a. Relaps dapat terjadi dalam bentuk tipe klasifikasi yang sama dengan asalnya. b. Dapat bermanifestasi lebih buruk, contoh: pasien dengan bentuk asal BB atau BL dapat relaps dengan gambaran LL. c. Dapat bermanifestasi lebih baik, contoh: pasien dengan bentuk asal LL dapat relaps dalam bentuk lepra borderline, misalnya BL, BB atau BT. d. Tipe lesi yang disebut histoid dapat terjadi pada beberapa kasus. Relaps yang khas ini disebabkan oleh resistensi obat terutama terhadap dapson. 3. Gejala klinis Relaps adalah: a. Meluasnya lesi yang telah ada, menebal, eritematosa atau terjadinya infiltrat pada lesi yang sebelumnya telah menghilang, atau terbentuknya lesi yang baru. b. Penebalan atau kekakuan saraf, atau adanya saraf baru yang terkena. c. Ditemukan bakteri pada tempat yang sebelumnya negatif dan atau positif pada lesi yang baru Amirudin et al, 2003.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian. 3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Penderita Kusta Penderita kusta merupakan pasien yang mengalami infeksi kronik Mycrobacterium leprae yang telah didiagnosa dokter spesialis kulit dan kelamin di RSU dr. H. Pirngadi Medan. Cara pengukuran dengan observasi. Alat ukur adalah rekam medis. KUSTA Umur Jenis Kelamin Tipe Kusta Reaksi Kusta Cacat Kusta Pekerjaan Tempat Tinggal