b. Penyebab pascanatal lainnya
Misalnya tumor ganas pada otak, trauma kepala pada kecelakaan, dan hampir tenggelam.
c. Zat-zat racun, misalnya keracunan logam-logam berat
d. Masalah psikososial. Misalnya, depresi, deprivasi maternal, kurang
stimulasi, kemiskinan, dan lainnya. e.
Penyebab tidak diketahui Sekitar 30 retardasi mental berat dari 50 retardasi mental ringan
tidak diketahui. Kebanyakan anak yang menderita anak retardasi mental ini berasal dari golongan sosial ekonomi rendah kurangnya
stimulasi dari lingkungannya, yang secara bertahap menurunkan IQ bersamaan dengan terjadinya maturasi.
2.1.3. Gejala Klinis Retardasi Mental
Shapiro BK 2007 dalam Soetjiningsih dan Ranuh 2014 gejala klinis yang sering menyertai retardasi mental berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
1. Newborn
Sindrom dismorfik, mikrosefali, disfungsi sistemorgan major. 2.
Early infancy 2-4 bulan Gagal berinteraksi dengan lingkungan, gangguan penglihatan atau
pendengaran.
3. Later infancy 6-12 bukan
Keterlambatan motorik kasar. 4.
Toddlers 2-3 tahun Keterlambatan atau kesulitan bicara.
5. Preschool 3-5 tahun
Keterlambatan atau kesulitan berbicara; masalah perilaku termasuk kemampuan bermain; keterlambatan perkembangan motorik halus:
menggunting, mewarnai, dan menggambar 6.
School age 5 tahun Kemampuan akademik kurang; masalah perilaku perhatian, kecemasan,
nakal dan lainnya.
2.1.4. Diagnosis Retardasi Mental
Pleyte dan Humris 2014 menyebutkan kriteria diagnostik untuk anak retardasi metal menurut Diagnostic and Statistical Manual IV – TR DSM IV
– TR adalah sebagai berikut : 1.
Fungsi intelektual dibawah rata-rata IQ 70 atau kurang yang diperiksa secara individual
2. Kekurangan atau gangguan dalam perilaku adaptif kekurangan individu
untuk memenuhi tuntutan standar perilaku sesuai dengan usianya dari lingkungan budayanya dalam sedikitnya dua hal yaitu : komunikasi, self
care, kehidupan rumah tangga, ketrampilan sosialinterpersonal,
menggunakan sarana komunitas, mengarahkan diri sendiri, keterampilan akademis fungsional, pekerjaan, waktu senggang, kesehatan dan
keamanan 3.
Awitan terjadi sebelum 18 tahun
2.1.5. Klasifikasi Retardasi Mental
Soetjiningsih dan Ranuh 2014 menyebutkan terdapat bermacam-macam klasifikasi retardasi mental yaitu :
1. Klasifikasi menurut American Assocation Mental Deficiency AAMD
dan WHO
Tabel 1. Klasifikasi menurut American Assocation Mental Deficiency AAMD dan
WHO Derajat
American Association Mental Deficiency
Word Health Organization Ringan
55-69 50-70
Sedang 40-54
35-49 Berat
25-39 20-34
Sangat berat 0-24
0-20
2. Menurut Melly dalam Soetjiningsih dan Ranuh 2014 :
a. Retardasi mental tipe klinik
Pada retardasi mental tipe klinik mudah dideteksi sejak dini, karena kalaianan fisik dan mentalnya cukup besar. Penyebab terseringnya
adalah kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus dan kelaianan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi
maupun rendah. Orang tua anak retardasi mental tipe klinik ini cepat mencari pertolongan karena mereka melihat sendiri kelaianan pada
anaknya. b.
Retardasi mental tipe sosiobudaya. Biasanya, kelaianan ini baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan
ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga tipe ini disebut anak retardasi enam jam, karena
begitu mereka keluar sekolah mereka dapat bermain seperti anak-anak normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan sosial
ekonomi rendah. Para orang tua tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya. Mereka mengetahui kalau anaknya retardasi mental dari
gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal naik kelas beberapa kali.
3. Menurut American Association on Mental Retardation AAMR
AAMR hanya membagi retardasi mental menjadi dua kategori yaitu retardasi mental ringan dan berat
Tabel 2.
Perbedaan Kriteria Retardasi Mental Berdasarkan DSM-IV-TR dan AAMR DSM-IV-TR
AAMR Ringan IQ
55-69 52-75
Sedang IQ 40-54
Berat IQ 25-39
50 Sangat berat IQ
24
Keterangan : AAMR hanya membedakan retardasi mental ringan dan berat.
Pembagian ini berdasarkan kriteria yang lebih alamiah, antara lain berdasarkan meningkatnya likelihood dari :
a. Penyebab yang dapat didentifikasikan
b. Komorbid kesehatan, perilaku dan gangguan psikiatrik
c. Ketidakmampuan untuk mengikuti pendidiakn formal
d. Kebutuhan untuk perwalian nanti kalau sudah dewasa pada
retardasi mental berat
4. Klasifikasi berdasarkan pendidikan dan bimbingan
Tabel 3
Klasifikasi berdasarkan pendidikan dan bimbingan Kategori
IQ Pendidikan
Bimbingan Prevalen
Ringan 55-70
Mampu didik Kadang –kadang
0,9-2,7 Sedang
40-54 Mampu latih
Terbatas Berat
35-39 Tidak
mampu latih
Ekstensif 0,3-0,4
Sangat berat 25
Tidak mampu
latih Pervasive
Retardasi mental tipe ringan masih mampu didik, retardasi mental tipe
sedang mampu dilatih, sedangkan retardasi mental mental tipe berat dan sangat berat memerlukan pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya.
Bimbingan untuk anak retardasi mental tergantung pada tingkat kemandirian anak.
2.1.6 Karakteristik Anak Retardasi Mental