Ferlina 2014 dengan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Terapi Bermain : Wardhani 2012 dengan penelitian yang berjudul “Terapi Bermain :

1.5 Keaslian Penelitian

Sampai saat ini peneliti belum menemukan penelitian yang sama dengan judul yang sama dengan judul penelitian penulis. Adapun penelitian dimana salah satu dari variabelnya sama dengan penulis yaitu :

1.5.1 Ferlina 2014 dengan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Terapi Bermain :

Cooperativ Play dengan Puzzle Transportasi Terhadap Pekembangan Sosial Anak Retardasi mental di Yayasan Pendidikan Setia Ayah Bunda Kota Payakumbuh Tahun 2014”. Penelitian dilakukan di Yayasan Pendidikan “Setia Ayah Bunda” Kota Payakumbuh. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 16 sampel. Penelitian ini menggunakan uji hoptesis t – berpasangan paired t – test dan uji normalitas pada penelitian ini adalah Uji Shapiro Wilk karena sampel pada penelitian ini kurang dari 50 sampel. Setelah diberikan terapi bermain puzzle dapat diketahui bahwa dari 16 orang anak tunagrahita, 10 anak dikatakan memiliki perkembangan sosial sedang, dengan persentase 62,5 dan terdapat 6 orang anak memiliki perkembangan sosial yang baik dengan persentase 37,5. Hasil uji statistik didapatkan p = 0.00 maka dapat disimpulkan ada pengaruh terapi bermain puzzle transportasi terhadap perkembangan sosial anak tunagrahita sedang di Yayasan Pendidikan “Setia Ayah Bunda” Kota Payakumbuh Tahun 2014.

1.5.2 Wardhani 2012 dengan penelitian yang berjudul “Terapi Bermain :

Cooperative Play dengan Puzzle Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi Anak Retardasi Mental”. Penelitian ini di lakukan di Sekolah Luar Biasa SLB Al – Hidayah, Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan Kabupaten Madium. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 21 sampel. Analisis data ini dilakukan dengan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Whitney Test dengan tingkat kemaknaan α = 0.05. Peningkatan terjadi pada responden 4 responden yang mengalami perubahan kriteria yang semula dari kriteria kurang meningkat menjadi kriteria cukup dan 1 responden yang semula dari kriteria cukup meningkat menjadi kriteria baik. Responden pada awalnya tidak ada kontak mata, tidak membalas senyuman, tidak mau menjawab pertanyaan dan cenderung menyendiri. Pada minggu pertama pemberian terapi bermain: cooperative play dengan puzzle masih banyak responden belum bisa mengikuti permainan sesuai dengan peraturan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,036 maka dapat disimpulkan terjadi peningkatan kemampuan sosialisasi pada anak retardasi mental pada kelompok perlakuan.

1.5.3 Astuti 2011 dengan penelitian berjudul “Peningkatan Interaksi Sosial