31 6
Sarung tangan gloves melindung kulit agar tidak kontak langsung dengan bahan kimia.
Gambar sarung tangan
http:teklabkelompok6.blogspot.co.id201409diri-yang-digunakan-dalam- laboratorium.html
b. Menguasai prosedur kerja sebelum bekerja atau melaksanakan praktik di
laboratorium.
c. Mengetahui sifat bahan kimia yang digunakan dalam praktikum.
Menaati peraturan atau tata tertib dalam laboratorium Veneranda Ester,2013.
4. Pengetahuan Simbol-Simbol Bahaya Bahan-Bahan Kimia
Penandaan atau pemberian label terhadap jenis-jenis bahan kimia diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah dari sifat bahaya suatu bahan
kimia Soemanto imamkhasani,1990. a.
Bahaya : Eksplosif pada kondisi tertentu Keamanan : Hindari benturan, gesekan, loncatan api dan
panas.
32 b.
Bahaya : Oksidator dapat membakar bahan lain, dapat menimbulkan api atau menyebabkan
kesulitan dalam pemadaman api. Keamanan : Hindari panas serta bahan mudah terbakar
dan reduktor. c.
Bahaya : Gas bertekanan tinggi Keamanan : Silinder gas-gas tersebut harus disimpan di
tempat yang tidak terkena panas, terikat kuat, dan bebas dari kebocoran kran.
d. Bahaya : Menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh
Keamanan : Hindari kontak dengan tubuh atau hindari penghirupan, segera berobat ke dokter bila
terkena bahan. e.
Bahaya : Beracun Keamanan : Hindari kontak atau masuk ke dalam tubuh.
f. Bahaya : Mudah terbakar
Keamanan : Hindari campuran dengan udara, dan hindari sumber api.
g. Bahaya : Korosif
Keamanan : Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.
33 h.
Bahaya : Mencemari lingkungan dan gangguan Ekologi.
Keamanan : Hindari pembuangan langsung ke lingkungan.
5. Teknik Dasar Laboratorium
a. Teknik memanaskan Pemanasan zat cair dalam tabung reaksi:
1 Tabung reaksi dijepit dengan penjepit tabung reaksi 2 Nyala api harus berwarna biru
3 Pemanasan awal harus menggunakan nyala api kecil 4 Nyala api tidak boleh diarahkan pada bagian bawah tabung reaksi, tetapi pada
bagian atas Tabung reaksi. 5 Pemanasan jangan di tempatkan pada satu bagian tabung reaksi tabung
digerak gerakkan sewaktu-waktu ada di atas nyala api, dan sewaktu-waktu ada diluar nyala api.
6 Jangan mengarahkan mulut tabung ke daerah yang ada orang atau daerah yang dipakai penyimpanan zat kimia Khamidinal,2009.
b. Teknik menimbang Cara menimbang dengan neraca o”hause”
1 Letakan neraca o”house” pada tempat yang datar, misalnya diletakan di atas
meja.
34 2
Siapkan botol timbang bersih untuk menimbang zat yang higroskopis penyerap air, atau gelas arloji untuk zat yang tidak higroskopis.
3 Bersihkan piring neraca dari zat-zat kimia yang menempel bekas pemakaian
sebelumnya. 4
Menyetimbangkan neraca pada skala nol dengan cara menggeserkan semua beban neraca menuju skala nol atur skrup sedemikian rupa sehingga lengan
penunjuk kesetimbangan ada pada posisi garis kesetimbangan. 5
Timbang botol kaca arloji kosong dengan menempatkannya pada piring, geser-geser beban neraca sehingga lengan neraca tepat dengan tanda garis.
Catat semua beban neraca, harga itu menunjukkan berat botol timbang kosong.
6 Perhitungan ketelitian alat skala terkecil alat dan kesalahan alat setengah
dari ketelitian alat. Misalnya setiap 1 gr skalanya dibagi 10, maka ketelitian neraca o”house” adalah 0,1 gr, sedangkan kesalahan alatnya 0,05.
7 Masukan zat yang akan ditimbang kedalam botol timbang, pasang beban
timbangan sebesar berat botol timbang ditambah berat zat yang diperlukan sampai tahap ini penimbangan selesai.
8 Setelah selesai penimbangan kembalikan lagi semua bahan neraca pada posisi
nol dan penahan piring neraca dinaikan agar piring terkunci tidak bergoyang- goyang. Setelah itu piring neraca dibersihkan lagi Khamidinal,2009.
35 c. Teknik mengukur volum.
Cara mengukur volum dengan gelas ukur: 1 Pilih gelas ukur yang volumnya lebih besar atau sama dengan volum zat cair
yang akan Diukur. Misalnya untuk mengukur 10 mL air harus digunakan gelas ukur berukuran 10 mL atau paling besar 25 mL.
2 Baca dahulu skala gelas ukur yang dipakai dan tentukan harga skalanya. Misalnya setiap 1 mL skala dibagi 10, maka harga skalanya ketelitian alat
harga setiap garis adalah 0,1 mL. 3 Perhitungkan ketelitian alat skala terkecil alat dan kesalahan alat setengah
dari ketelitian alat. Misalnya setiap 1 mL skalanya dibagi 10, maka ketelitian gelas ukur adalah 0,1 mL dan kesalahan alatnya 0,05 mL setengah dari skala
terkecil gelas ukur. 4 Pembacaan skala harus lurus dengan mata, jangan terlalu atas dan jangan pula
terlalu bawah. 5 Zat cair yang memberikan permukaan cekung dalam gelas ukur,
pembacaannya adalah pada garis paling bawah. Zat cair yang memberikan permukaan cembung, harus dibaca permukaan yang paling atas.
6 Bilas dahulu gelas ukur dengan air suling sebelum digunakan. 7 Masukan zat cair yang akan diukur sampai volum yang diinginkan
Khamidinal,2009.
36 d. Teknik Menggunakan Termometer
Cara mengukur suhu larutan dengan termometer: 1 Pasang karet tali pada pangkal termometer, bersihkan thermometer sebelum
digunakan dengan air bersih aguades. 2 Masukkan ujung termometer pada larutan yang akan di ukur suhunya,ujung
termometer tidak boleh menyentuh dasar wadah. 3 Pada saat mengukur jari tanga tidak boleh menyentuh termometer tetapi yang
dipegang adalah karettali yang kita pasang pada pangkal termometer. 4 Catat suhu larutan sesuai yang tertera pada termometer.
5 Perhitungkan ketelitian alat skala terkecil alat dan kesalahan alat setengah ketelitian alat. Misalnya setiap 100
C skala termometer dibagi 100, maka ketelitian termometer adalah 1
C 6 Kesalahan alatnya 0,5
C setengah ketelitian alat. 7 Cuci termometer sesudah di pakai Sumar Hendayana,1994.
B. Kerangka Berfikir
Laboratorium adalah suatu tempat yang disediakan bagi peserta didik agar dapat melakukan percobaan. Laboratorium akan membantu peserta didik
memahami konsep-konsep kimia, membuktikan berbagai konsep dan melakukan penelitian sederhana.
Untuk sampai kepada pembahasan penelitian ilmiah, perlu diketahui lebih dulu kerangka berpikir ilmiah, hal ini merupakan landasan yang memberikan