10 terjadi bila dalam melakukan aktivitas kita kontak dengan bahan kimia berbahaya
dan beracun dalam konsentrasi di atas ambang batas yang diijinkan. Semua bahan kimia yang ada di laboratorium harus diasumsikan adalah
bahan berbahaya, karena pengalaman menunjukkan beberapa bahan kimia yang pada awalnya dianggap tidak berbahaya sekarang telah diketahui akan potensi
bahayanya. Demikian juga beberapa bahan kimia yang dahulunya belum diketahui efek sampingnya, sekarang telah diketahui efek sampingnya terhadap
kesehatan. Indera penciuman kita kurang sensitif terhadap bau berbagai bahan kimia, sehingga hal ini potensial menimbulkan bahaya. Untuk pencegahan
terjadinya cidera dan efek samping baik yang seketika maupun dalam jangka waktu yang lebih lama, maka dalam beraktivitas di laboratorium diharuskan
untuk mengenakan alat-alat pelindung keselamatan kerja Marham sitorus,2012.
1. Pengetahuan Nama dan Fungsi alat-alat Laboratorium Kimia
Pengetahuan mengenai nama dan fungsi alat-alat laboratorium kimia dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang nama dan fungsi alat-alat laboratorium
kimia yang tepat dan benar. Bila peserta didik merupakan komponen utama proses pembelajaran dapat mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium
kimia, maka proses pembelajaran kimia di laboratorium akan tercapai. Adapun spesifikasi penggunaan alat-alat laboratorium kimia berdasarkan
jenis bahan dasarnya adalah sebagai berikut Ratna Willis Dahar,1986.
11 a. Alat dari bahan gelas
Alat dari bahan gelas mengandung resiko kemungkinan pecah, baik karena pemanasan, jatuh, atau terbentur dan lain sebagainya. Di dalam memanaskan,
harus memperhatikan jenis gelasnya. Ada beberapa alat yang terbuat dari gelas yang tahan terhadap panas seperti pyrex, yena dan polax, sedangkan alat yang
tidak berlabel tidak tahan panas. b. Alat dari bahan besi
Alat dari bahan besi biasanya mudah mengalami pengkaratan karena disebabkan oleh oksigen dari udara dan atau air dari kelembaban.
c. Alat dari bahan kayu Alat dari bahan kayu mengandung resiko kerusakan misalnya rapuh, berjamur
dan terbakar. Alat dari bahan kayu bisa menjadi rapuh antara lain disebabkan bila lembab atau basah, terkena asam dan basa, larutan garam atau bahan organik,
selain itu dikarenakan makhluk biologis. d. Alat dari bahan porselin
Alat dari bahan porselin dapat pecah dikarenakan jatuh dan perubahan suhu yang tiba-tiba, terbentur sesamanya, atau karena besi, sedangkan kerusakan akibat
penyimpanan hampir tidak ada. Melihat dari bahan dasarnya, porselin yang bahan pengolahannya tidak sempurna, masih bereaksi misalnya dengan garam
fosfat. Pada pekerjaan pengeringan suatu larutan, hendaknya pemanasan jangan dilakukan sampai kering betul tetapi sampai tersisa sekitar 1 ml larutan itu,
karena panas dari bahan porselin itu akan cukup untuk pengeringan sisa larutan.
12 Porselin yang pada waktu penggunaannya mengalami pemijaran, harus di
hindarkan dari percikan air. Bahaya lain dari porselin yang panas adalah bila mengenai cat meja, cat meja tersebut akan menempel pada porselin.
e. Alat dari bahan plastik Alat dari bahan plastik harus dihindarkan dari bahan organik tertentu dan dari
panas. Hal ini dikarenakan bahan organik tertentu dapat bereaksi dan melarutkan plastik. Bergantung pada jenis plastik beberapa zat organik ada yang dapat
merusak plastik dan ada yang tidak. Plastik juga tidak tahan terhadap panas, baik panas yang berasal dari reaksi kimia maupun dari api.
f. Alat dari bahan karet Alat dari bahan karet mudah dirusak oleh asam, basa dan bahan organik. Bahan
organik yang membasahi antara lapisan karet dan bahan yang berasal dari minyak bumi dapat menyebabkan karet lengket sesamanya. Oleh karena itu karet
harus dihindarkan dari bahan-bahan tersebut, disamping kerusakan karena panas atau terbakar.
g. Alat optik Alat optik antara lain mikroskop, teropong atau teleskop dan kamera. Lensa-
lensa dari alat ini dilindungi dari pengaruh kelembaban yaitu dengan menggunakan zat higroskopis, untuk Menyerap uap air yang terdapat di udara
dimana alat tersebut disimpan Lela Karmila,1999. Alat-alat praktikum di laboratorium kimia untuk tingkat SMA dikelompokan
berdasarkan bahan dasarnya sebagaimana terlihat pada tabel 1.
13
Tabel 1. Nama Alat-alat Laboratorium Kimia Berdasarkan Bahan Dasarnya
Bahan dasar Nama alat-alat
Gelas Gelas kimia, pipet volum, buret, termometer,
gelas ukur, labu erlenmeyer, pipet tetes, batang pengaduk, tabung uji reaksi, kaca arloji
dan labu ukur Besi
Kaki tiga, kawat kasa, klem buret, tang, cawan, klem pemegang dan sikat tabung
Kayu Penjepit tabung reaksi dan sumbat botol
Porselin Lumpang dan alu, krus
Plastik Slang plastik, botol semprot, tutup labu ukur,
alas gelas ukur Karet
Sumbat botol dan sarung tangan Optik
Mikroskop dan kaca lensa Penggunaan alat-alat laboratorium kimia harus sesuai dengan fungsinya. Alat-alat
laboratorium kimia yang biasa digunakan di SMA yaitu: 1 Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini Mempunyai skala,
tersedia berbagai macam ukuran. Jangan digunakan untuk mengukur larutan Atau pelarut yang panas
Khamidinal,2009. Contoh berbagai macam gelas ukur dapat dilihat pada gambar di samping.
Sumber: Dokumen Pribadi
14 2 Gelas piala atau gelas kimia beaker gelas
Gelas piala bukan alat pengukur Walaupun volume kira-kira. Alat ini digunakan untuk tempat larutan,
preparasi media-media, menampung akuades dan dapat juga untuk memanaskan larutan zat-zat kimia,
untuk menguatkan solvenpelaraut atau untuk memekatkan.
Sumber: Dokumen Pribadi
3 Labu Erlenmeyer Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau
cairan yang dapat digunakan untuk meracik atau menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung akuades, serta labu Erlenmeyer digunakan sebagai tempat zat yang akan dititrasi
dan biasa untuk memanaskan larutan. Erlenmeyer terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan
yang dapat ditampungnya yaitu 25 mL,50 mL,100 mL,250mL,300mL,500mL,1000mL dan sebagainya.
Sumber: Dokumen Pribadi
15 4 Labu ukur
Ada beberapa ukuran volume dari labu ukur yaitu 50 mL, 100 mL, 200 mL, 250 mL, 500 mL, 1000
mL. Labu ukur digunakan untuk membuat dan mengencerkan larutan pada volume tertentu sesuai
dengan volume yang tertera pada labu ukur. Kadang juga dipakai untuk pengenceran sampai
volume tertentu. Jangan dipakai untuk mengukur larutanpelarut yang panas.
Sumber: Dokumen Pribadi
5 Gelas arloji Gelas arloji digunakan sebagai tempat untuk
menimbang zat padat terutama zat yang higroskofis pada neraca digital, selain itu sebagai penutup pada
saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia. Kemudian sebagai tempat wadah pada saat
mengeringkan suatu bahan kimia pada saat dimasukan dalam desikator.
Sumber: Dokumen Pribadi
16 6 Pipet tetes
Pipet tetes digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah kecil cara kerja
pipet tetes ini adalah dengan karet yang ada pada ujung pipet dipencet kemudian dimasukan dalam
larutan, lepaskan tekanan pada karet tadi. Pindahkan pada wadah dan tekan kembali
karetnya, teteskan sesuai yang diinginkan. Sumber: Dokumen
Pribadi
7 Pipet ukur Pipet ukur digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu. Mengambil larutan dan mengukur volume larutan pada berbagai skala atau
ukuran dengan ketelitian tinggi. Sebab pada pipet ukur ini telah dilengkapi dengan skala ukuran yang
ada pada pipet ukur tersebut. Sumber: Dokumen
Pribadi
17 8 Pipet gondok
Berfungsi untuk memindahkan sejumlah volume tertentu larutan sesuai ukurannya dengan tepat.
Ukuran: 5 mL, 10 mL, 25 mL dan sebagainya. Alat ini cukup teliti dengan kesalahan 0,02. Pipet
gondok digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang
tertera pada bagian yang menggelembung gondok pada bagian tengah pipet.
Sumber: Dokumen Pribadi
9 Kasa asbes Kasa asbes adalah alas saat memanaskan alat gelas,
atau beaker gelas pada waktu pemanasan dengan alat pemanas. Kasa asbes berfungsi untuk
meratakan panas Khamidinal,2009. Sumber: Dokumen
Pribadi
18 10 Kaki tiga
Kaki tiga terbuat dari besi. Kaki tiga digunakan untuk meletakan benda yang akan di panaskan.
Selain itu besi kaki tiga digunakan sebagai penyangga beaker gelas, kasa dan sebagainya pada
saat proses pemanasan yang kita lakukan. Sedangkan benda yang akan kita panaskan, kita
letakan di atas besi kaki tiga tersebut dengan dialaskan kasa yang berfungsi untuk meratakan
pemanasan. Sumber: Dokumen
Pribadi
11 Spatula Spatula digunakan untuk alat bantu mengambil
bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan atau kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam
digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi dengan logam dapat digunakan
spatula logam. Sumber: Dokumen
Pribadi
19 12 Neraca Analisis digital
Neraca analisis digital adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan massa dari suatu
padatan atau cairan kimia yang akan digunakan. Beberapa jenis timbangan yang sering digunakan
di laboratorium ialah timbangan Triple Bean, timbangan pembeban atas, timbangan Analisis
digital metler, timbangan teknis digital, dan Neraca house.
Sumber: Dokumen Pribadi
13 Penjepit tabung Penjepit tabung digunakan untuk menjepit tabung
pada saat dipanaskan. Atau untuk membantu mengambil benda lain pada kondisi panas.
Sumber: Dokumen Pribadi
14 Tabung reaksi Terbuat dari gelas, dapat dipanaskan, untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah relatif kecil, untuk uji-uji berbagai reagen. Tabung reaksi
dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas,tutup metal,tutup plastik
20 atau alumunium foil. Dan bahkan Tabung reaksi
dapat digunakan sebagai tempat wadah untuk proses pengamatan zat-zat kimia dalam jumlah
sedikit. Sumber: Dokumen
Pribadi
15 Rak tabung reaksi Rak tabung reaksi terbuat dari kayu, plastik atau
logam. Rak tabung reaksi digunakan untuk meletakan tabung reaksi. Biasanya digunakan
pada saat
melakukan percobaan
yang membutuhkan banyak tabung reaksi. Namun
dalam mereaksikan zat yang menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi
demi keamanan diri sendiri maupun orang lain saat praktikum Mereaksikan bahan kimia.
Sumber: Dokumen Pribadi
21 16 Pengaduk gelas
Terbuat dari kaca panjang 15 cm, salah satu ujung pipih. Dipakai untuk mengaduk suatu campuran
atau larutan kimia ketika melakukan reaksi, untuk membantu pada waktu menuang atau mendekantir
cairan dalam proses penyaringan, dan dapat juga berfungsi sebagai sendok untuk mengambil bahan
kimia bentuk padatan. Sumber: Dokumen
Pribadi
17 Corong Corong terbuat dari gelas atau plastik yang
digunakan untuk
menolong pada
waktu memasukan Cairan dari satu tempat ke tempat
lain dalam suatu wadah dengan mulut sempit seperti labu takar, botol, buret dan sebagainya.
Selain itu
digunakan pula
untuk proses
penyaringan setelah diberi kertas saring pada bagian atas mulut corong.
Sumber: Dokumen Pribadi
22 18 Termometer
Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm berisi air raksa dan
gas, serta dilengkapi dengan skala derajat celcius. Termometer merupakan alat untuk mengukur
suhu larutan atau pelarut. Prinsip kerjanya yaitu mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam
termometer tersebut. Sumber: Dokumen
Pribadi
19 Pemanas spritus Pemanas
spritus merupakan
alat untuk
memanaskan zat. Alat ini mempunyai bahan bakar Spiritus. Selain itu untuk sterilisasi jarum
ose atau yang lain, bagian api yang paling panas untuk proses pemijaran adalah bagian api yang
berwarna biru paling panas. Sumber: Dokumen
Pribadi
23 20 Buret
Buret merupakan peralatan gelas berbentuk silindris memanjang dengan skala pada sisi
luarnya dan terdapat kran pada sisi bawah. Buret digunakan untuk menambahkan larutan pereaksi
dimana volume penambahan harus diketahui atau dicatat. Alat ini sering digunakan pada saat titrasi,
alat ini biasanya supaya dapat berdiri kokoh maka dibutuhkan statif dan klem sebagai penyangganya.
Sumber: Dokumen Pribadi
21 Statif Statif digunakan untuk menopang atau menjepit
peralatan gelas, digunakan bersama-sama dengan klem. Selain itu untuk menjepit soklet pada proses
ekstraksi, menjepit buret dalam proses titrasi, untuk menjepit kondensor pada proses destilasi.
Sumber: Dokumen Pribadi
24 22 Klem
Klem yang tersedia di laboratorium mempunyai berbagai macam bentuk dan disesuaikan dengan
kegunaan klem tersebut. Klem digunakan bersama-sama dengan statif. Pada umumnya
digunakan untuk
menjepit buret
atau menggantungkan termometer.
Sumber: Dokumen Pribadi
2.
Pengetahuan Bahan Kimia
Kemungkinan penggunaan bahan kimia berbahaya dalam laboratorium cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jenis reagen kimia yang
dipakai, meskipun kadang kala penggunaannya relatif lebih sedikit daripada di dalam lingkungan industri. Pengenalan sifat dan jenis bahan tersebut akan
memudahkan dalam cara penanganannya. Bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikategorikan sebagai berikut Soemanto Imamkhasani,1990:
a. Bahan kimia beracun atau toksik Toxic substance
Bahaya racun dalam bahan kimia terhadap kesehatan sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk dalam tubuh. Gangguan toksik racun dari
bahan-bahan kimia terhadap tubuh berbeda-beda, misalnya karbon tetraklorida dan benzena dapat menimbulkan kerusakan dalam hati, air raksa dapat
menimbulkan kelainan genetik atau keturunan. Gangguan-gangguan tersebut
25 sangat bergantung pada kondisi kesehatan para penggunanya. Beberapa contoh
bahan kimia beracun adalah air raksa, asam sianida, dan aseton. Bila bekerja dengan bahan kimia beracun maka penanganannya dilakukan
di lemari asam dengan menggunakan masker yang spesifik tidak universal. Untuk pelindung tangan digunakan sarung tangan tipis dari karet dan untuk
penahan panas digunakan sarung tangan dari kapas atau asbes tergantung tingkat kepanasannya. Keracunan dapat terjadi melalui mulut tertelan, lewat kulit dan
pernapasan. Keracunan dapat terjadi secara akut dan kronis. Akut adalah keracunan yang terjadi oleh pengaruh dosis tertentu dalam waktu relatif pendek,
sedangkan kronis akibatnya baru dirasakan pada waktu yang relatif lama Marham sitorus,2012.
b. Bahan kimia korosif atau iritan corosive substance
Bahan korosif merupakan bahan yang dapat merusak peralatan dari logam. Bahan tersebut apabila terkena kulit juga dapat menimbulkan kerusakan berupa
rangsangan atau iritasi, dan peradangan kulit. Selain kulit, bagian tubuh yang berlendir atau lembab seperti mata dan saluran pernapasan merupakan bagian
tubuh yang rawan. Beberapa contoh bahan kimia korosif adalah asam sulfat, asam sulfida, dan asam nitrat yang dapat mengakibatkan efek lokal. Sedangkan
asam sulfida akan menimbulkan efek sistemik, urutan sifat korosif adalah bentuk
gas cair padat. Untuk pencegahannya digunakan sarung tangan dari plastik
dan masker. Bila terjadi kontak dengan bahan korosif tindakan pertama adalah
26 menyiramnya dengan air sebanyak-banyaknya sebelum dibawa ke dokter.
Marham sitorus,2012. c.
Bahan kimia mudah terbakar flammable substance Laboratorium kimia mempunyai kemungkinan besar tempat terjadinya
kebakaran. Hal ini disebabkan selain adanya penggunaan listrik dan pemanas lain, jugga banyak dipakai bahan kimia yang mudah terbakar atau menimbulkan
kebakaran. Pada umumnya zat cair lebih mudah terbakar daripada zat padat, dan zat gas lebih mudah terbakar daripada zat cair. Beberapa contoh bahan kimia
mudah terbakar adalah belerang, forfor merah dan kuning merupakan zat padat, eter, alkohol merupakan zat cair, dan asetilen merupakan zat gas.
Laboratorium yang banyak menggunakan bahan kimia khususnya bahan senyawa organik makin rentan terhadap bahaya kebakaran. Sumber-sumber api
dapat dari peralatan yang digunakan untuk pemanasan termasuk dari instalasi listrik. Sebagai contoh eter dapat terbakar dengan jarak 4 meter dari sumber api.
Beberapa bahan kimia bila kontak dengan air akan menimbulkan api kebakaran seperti logam Natrium Na dan Butil-litium. Kebakaran akan terjadi bila tiga
unsur seperti oksigen,bahan bakar dan sumber api terpenuhi. Untuk mencegah kebakaran hanya dengan mengisolasi salah satu unsur diatas. Bila kebakaran
terjadi maka perlu diketahui jenis kebakarannya agar dapat diambil langkah yang tepat, karena tidak semua kebakaran dapat dipadamkan dengan air. Secara umum
klasifikasi kebakaran didasarkan pada jenis bahan bakarnya.
27 Memadamkan kebakaran dilakukan dengan cara disesuaikan dengan kelas
kebakarannya sebagai tindakan pertama sebelum memanggil pemadam kebakaran. Selain menyediakan alat pemadam kebakaran racun api maka di
laboratorium sudah harus tersedia selimut api, pasir dan manual cara memadamkan kebakaran. Sebaiknya ada latihan berupa simulasi memadamkan
kebakaran. Pada waktu kebakaran harus tenang atau tidak panik. Marham sitorus,2012.
d. Bahan kimia mudah meledak atau eksplosif eksplosif substances
Bahan-bahan kimia reaktif atau tidak stabil dapat bersifat mudah meledak atau eksplosif. Peledakan terjadi karena terjadi reaksi yang sangat cepat dan
menghasilkan panas serta gas dalam jumlah besar. Reaksi eksplosif demikian selain banyak menimbulkan kerusakan karena tenaga yang amat besar, tetapi
juga disertai kebakaran. Beberapa contoh bahan kimia mudah meledak adalah senyawa diazo, peroksida, dan nitro.
e. Bahan kimia oksidator oxsidizing agent
Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasilkan oksigen dalam penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain. Bahan tersebut
juga bersifat reaktif dan eksplosif serta sering menimbulkan kebakaran. Kebakaran akibat bahan oksidator sukar dipadamkan karena mampu
menghasilkan oksigen sendiri. Contoh bahan kimia oksidator yaitu permanganat, hidrogen peroksida, dan kalium perklorat.
28 f.
Bahan kimia reaktif terhadap air water reaktive substances Bahan reaktif terhadap air adalah bahan-bahan kimia yang mudah bereaksi
dengan air menghasilkan panas yang besar dan atau gas yang mudah terbakar. Beberapa contoh bahan kimia reaktif terhadap air adalah logam-logam Na, K,
Halida hidrat dan asam sulfat pekat.Sanusi Ibrahim,2013. g.
Bahan kimia reaktif terhadap asam acid reaktive substance Bahan kimia reaktif terhadap asam adalah bahan-bahan yang mudah
bereaksi dengan asam menghasikan panas, gas mudah terbakar dan atau gas beracun. Beberapa contoh bahan kimia reaktif terhadap asam adalah kalium
permanganat, dan asam kromat. h.
Gas bertekanan tinggi Gas bertekanan tinggi banyak dipakai dalam laboratorium baik sebagai
reagen, bahan bakar, atau gas pembawa. Apabila terjadi kebocoran akan mengeluarkan banyak gas dalam waktu amat pendek. Beberapa contoh bahan
kimia gas bertekanan tinggi yaitu asetilen, argon, dan klor.Veneranda Ester,2013.
3. Keselamatan Kerja