c. Keuntungan utama proses ini adalah keanekaragamannya. Dengan proses yang sama dan bahan maupun kondisi operasi berbeda, dapat dihasilkan
berbagai macam produk, misal : oksidasi toluene untuk menghasilkan asam benzoat;
pseudocumene
untuk menghasilkan
trimellitic acid
dan oksidasi
mesitylene
untuk menghasilkan
trimesic acid
. d.
Recovery
solvent dapat lebih dari 90 Kekurangan menggunakan proses Amoco :
a. Suhu dan tekanan operasi cukup tinggi.
1.4.1.3 Oksidasi p-Xylene dengan HNO
3
Proses ini melibatkan oksidasi p-Xylene fase dalam larutan HNO
3
sekitar 30wt – 40wt pada kisaran suhu dari 160 – 200°C dan tekanan 8,5 – 13,5 bar
Burrows et al., 1951; Boffa et al., 1963. TPA mengendap dari campuran hasil reaksi dan kemudian dipisahkan dan dimurnikan pada tahap berikutnya. Dahulu
proses ini digunakan beberapa industri seperti Du Pont, ICI, BSAF, Montecatini Edison dll.
Kelebihan menggunakan proses Oksidasi p-Xylene dengan HNO
3
: a.
Suhu dan tekanan operasi cukup moderat. Kekurangan menggunakan proses oksidasi p-Xylene dengan HNO
3
: a.
Konsumsi HNO
3
yang sangat tinggi. b.
Kemungkinan terjadinya ledakan sangat tinggi. c.
Kemurnian produk yang rendah. d.
Proses ini sekarang sudah sangat usang.
1.4.1.4 Proses Toray
Pada proses ini asam terephthalat dibuat dengan oksidai p-xylene dengan udara pada fase cair. Dalam proses ini digunakan katalis Co-Asetat, promotor
paraldehid dan asam asetat sebagai solvent Nakaoka et al, 1973;
Hydrocarbon Process
. Kondisi operasi pada suhu l00°C – 130°C dan tekanan 30 bar. Kemurnian produk yang dihasilkan dengan proses ini adalah 99 dengan
impuritas terbesar p-toluic acid dan garam Cobalt. Pada proses ini paraldehid teroksidasi menjadi asam asetat sebagai hasil samping.
Kelebihan menggunakan proses Toray : a.
Kemurnian produk yang dihasilakan sangat tinggi, 99. b.
Suhu operasi relatif rendah. c.
Asam Terephthalat yang dihasilkan dapat langsung diubah menjadi Dimethil Terephthalat DMT melaui tahapan esterifikasi.
Kekurangan menggunakan proses Toray : a.
Tekanan operasi cukup tinggi. b.
Pengeluaran garam bromida dari sistem katalis memerlukan penggunaan peralatan dari bahan stainless steel.
1.4.1.5 Proses Teijin
Proses ini dimulai dengan reaksi oksidasi naphthalene menjadi phthalic anhydride, kemudian diubah menjadi monopotassium o-phthalate dan dipotassium
o-phthalat. Dipotassium o-phthalat diisomerisasikan pada tekanan 10 bar dan pada suhu 100 – 130°C. Hasil dan proses isomerisasi ini adalah dipotassium
terephthalat yang kemudian dilarutkan dalam air dan di
recycle
ke awal proses. Kristal asam terephthalat yang terbentuk diambil dengan filtrasi dan dikeringkan.
Kelebihan menggunakan proses Teijin : a.
Kondisi operasi proses pada suhu dan tekanan moderat. b.
Proses ini hanya menggunakan oksidasi p-xylene satu tahap dan merupakan proses yang paling sederhana. Ichikawa et al, 1970;
Yoshimura, 1969. c.
Tanpa menggunakan promotor. d.
Tanpa menghasilkan impuritas berwarna
colored impurities
., seperti
flourenone
dan
biphenil keton.
Kekurangan menggunakan proses Teijin : a.
Kemurnian produk yang dihasilkan tidak terlalu tinggi, 95. b.
Memerlukan jumlah katalis yang besar.
1.4.2 Kegunaan Produk