35
penyempurnaan. Kegiatan penyempurnaan berfungsi agar narasi tidak terkesan kaku dan apa adanya.
C. Penilaian Keterampilan Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasi oleh siswa. Untuk mengetahui seberapa jauh keterampilan siswa dalam
menulis diperlukan sebuah alat untuk mengukurnya. Menurut Nurgiyantoro 2010: 422-423, keterampilan menulis dapat dinilai dengan jalan tes. Dari tes
tersebut menghasilkan sebuah output yang berupa karya tulis siswa sebagai bahan penilaian. Dalam menilai suatu hasil karya tulis mempunyai kelemahan
pokok yaitu rendahnya obyektivitas. Untuk itu, diperlukan model penilaian yang memungkinkan penilai dapat memperkecil subyektivitas dirinya. Di
bawah ini terdapat beberapa model penilaian menulis menurut Burhan Nurgiyantoro yang dikutip dari beberapa sumber.
Pedoman penilaian menulis menurut Burhan Nurgiyantoro yang dikutip dari Zaini Machmoed 2001: 305 dikategorikan pada aspek-aspek tertentu yang
meliputi. 1. Kualitas dan ruang lingkup isi.
2. Organisasi dan penyajian isi. 3. Gaya dan bentuk bahasa.
4. Mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan 5. Respon afektif guru terhadap karya tulis.
Penerapan pedoman penilaian di atas dapat dilakukan dengan menggunakan skala, misalnya skala 1-10. Contoh model yang dimaksud dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
36
Tabel 2.6. Model penilaian Tugas Menulis dengan Skala 1-10
No Aspek yang Dinilai
Tingkatan Skala
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Kualitas dan ruang lingkup isi
2. Organisasi dan penyajian isi 3. Gaya dan bentuk bahasa
4. Mekanika: tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan
kebersihan 5. Respon afektif guru terhadap
karya tulis Jumlah Skor
Model penilaian menulis menurut Burhan Nurgiyantoro yang dikutip dari Harris atau Amran Halim 2001: 306 juga dikategorikan ke dalam aspek-
aspek tertentu, yaitu content isi gagasan yang dikemukakan, form organisasi isi, grammar tata bahasa dan pola kalimat, style gaya: pilihan struktur dan
kosakata, dan mechanics ejaan. Pada model penilaian ini dapat dilakukan dengan pemberian bobot sesuai dengan tingkat pentingnya masing-masing
aspek dalam tulisan. Dengan demikian, aspek yang paling penting diberikan bobot lebih tinggi. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka kemungkinan
skor maksimum yang diberikan adalah 100. Berikut contoh model pembobotan masing-masing aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.7. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Pembobotan Masing-masing Aspek
No Unsur yang dinilai
Skor Maksimum Skor siswa
1. Isi gagasan yang dikemukakan 35
… 2. Organisasi isi
25 …
3. Tata bahasa dan pola kalimat 20
… 4. Gaya:
pilihan struktur
dan kosakata
15 …
5. Ejaan 4
… Jumlah
100 …
37
Selain kedua model tersebut, terdapat model lain yang lebih rinci dalam melakukan penyekoran, yaitu dengan menggunakan model skala interval untuk
setiap tingkat tertentu pada setiap aspek yang dinilai. Model ini banyak digunakan pada program English as a Second Language ESL yang telah
dimodifikasi oleh Burhan Nurgiyantoro dari Hartfield 2001: 307, yaitu sebagai berikut.
Tabel 2.8. Penilaian Karangan Model Program ESL
Profil Pengarangan Nama
Judul Skor
Kriteria
Isi 27-30
Sangat Baik-Sempurna: pada informasi substantif pengembangan tesis tuntas relevan dengan permasalahan
dan tuntas
22-26 Cukup-Baik: informasi cukup substansi cukup
pengembangan tesis terbatas relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap
17-21 Sedang-Cukup: informasi terbatas substansi kurang
pengembangan tesis tidak cukup permasalahan tidak cukup
13-16 SANGAT-KURANG: tidak berisi tidak ada substansi
tidak ada pengembangan tesis tidak ada permasalahan
Organisasi 18-20
Sangat Baik-Sempurna: ekspresi lancar gagasan diungkapkan dengan jelas padat tertata dengan baik
urutan logis kohesif
14-17 Cukup-Baik: kurang lancar kurang terorganisir tetapi ide
utama terlihat beban pendukung terbatas urutan logis tetapi tidak lengkap
10-13 Sedang-Cukup: kurang lancar gagasan kacau, terpotong-
potong urutan dan pengembangan tidak logis 7-9
Sangat Kurang: tidak komunikatif tidak terorganisir tidak layak nilai
Kosakata 18-20
Sangat Baik-Sempurna: pemanfaatan potensi kata canggih pilihan kata dan ungkapan tepat menguasai pembentukan
kata
14-17 Cukup-Baik: pemanfaatan kata agak canggih pilihan kata
dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu
10-13 Sedang-Cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas sedang
terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna
38 7-9
Sangat Kurang: pemanfaatan potensi kata asal-asalan pengetahuan tentang kosakata rendah tidak layak nilai
Penggunaan Bahasa
22-25 Sangat Baik-Sempurna: konstruksi kompleks tetapi efektif
hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan
18-21 Cukup-Baik: konstruksi sederhana tetappi efektif
kesalahan kecil pada konstruksi komplek terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna kabur
11-17 Sedang-Cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi
kalimat makna membingungkan atau kabur 5-10
Sangat Kurang: tidak menguasai sintidaksis terdapat banyak kesalahan tidak komunikatif tidak layak nilai
Mekanika 5
Sangat Baik-Sempurna: menguasai aturan penulisan hanya terdapat bebrapa kesalahan ejaan
4 Cukup-Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan
makna membingungkan atau kabur 3
Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan makna membingungkan atau kabur
2 Sangat Kurang: tidak menguasai aturan penulisan terdapat
banyak kesalahan ejaan tulisan tidak terbaca tidak layak nilai
Jumlah Komentar
D. Penelitian Yang Relevan