9 itu, perlu dilakukan penelitian pengembangan
software instrumen penilaian kinerja untuk dapat membantu guru dalam proses penilaian kinerja siswa untuk konteks
waktu saat ini dengan menggunkan cara yang ilmiah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
Penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 banyak menjadi masalah. Permasalahan pertama terjadi karena pengembangan Kurikulum 2013 menabrak
dasar hukum karena tidak mengacu pada UU Sisdiknas pasal 36. Permasalahan kedua pelaksanaan Kurikulum 2013 tidak sesuai dengan UU Sisdikna pasal 36 ayat
2 karena penyusunan seluruh buku baik pelajaran maupun panduan disusun secara terpusat sehingga untuk pengembangan potensi daerah tidak terlaksana.
Tidak adanya koordinasi yang baik antara desain awal dan tim teknis baik buku cetak dan sistem evaluasi mengakibatkan kerugian bagi siswa, guru, dan
pendidikan nasional. Ketidaksiapan tersebut berakibat pada kurangnya sosialisasi dan keterlambatan buku diktat yang menyebabkan tertundanya pelatihan guru
sehingga kualitas kinerja guru belum maksimal. Kualitas proses belajar mengajar dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru. Guru
seharusnya dapat menguasai kompetensi pedagogik seperti yang disebutkan pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007. Fakta yang didapatkan pada Uji Kompetensi
Guru UKG, guru belum menunjukkan capaian yang memuaskan dan mengalami kesulitan pada jenis soal pedagogik. Oleh sebab itu maka peninjauan kembali
kelayakan instrumen perlu dilakukan karena berpengaruh pada unsur yang ada pada kompetensi pedagogik yaitu evaluasi hasil belajar. Pembuatan instrumen
10 penilaian kinerja untuk siswa akan menjadi solusi untuk memperbaiki kualitas
kinerja guru dalam melakukan penilaian. Bantuan teknologi sangat dibutuhkan untuk akurasi hasil dari instrumen
penilaian. Teknologi yang digunakan paling banyak saat ini adalah menggunakan komputer. Pada komputer tersebut harus memiliki
software yang dapat digunakan sebagai instrumen penilaian kinerja. Penggunaan logika fuzzy pada
software yang dikembangkan akan menambah akurasi hasil penilaian. Maka perlu dikembangkan
software penilaian kinerja yang menggunakan logika fuzzy untuk menambah akurasi hasil.
Software yang berkualitas merupakan software yang sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan sekarang. Standarisasi
software ditangani oleh beberapa badan standarisasi, seperti ISO, IEEE, ANSI, dll. Maka dalam pengembangan
software instrumen penilaian kinerja ini dibuat berdasarkan standar yang sudah banyak digunakan yaitu Standard ISO 9126.
Mata pelajaran Praktik Sistem Kontrol Terprogram merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Perlu adanya
software instrumen penilaian kinerja karena adanya banyak aspek yang harus dinilai sehingga memudahkan guru dalam
melakukan penilaian. Pemanfaatan software instrumen penilaian kinerja yang
memanfaatkan logika fuzzy dan menerapkan Standard ISO 9126 pada mata pelajaran Praktik Sistem Kontrol Terprogram membantu guru dalam melaksanakan
proses penilaian.
C. Pembatasan Masalah