196 terapeutik sesuai dengan prinsip komunikasi Islam, baik itu prinsip Qaulan
Sadida, Qaulan Baligha, Qaulan Ma’rufa, Qaulan Karima, Qaulan Masyura, mapunQaulan Layyina. Kondisi penerapan prinsip-prinsip komunikasi Islam pada
tahap awal orientasi pada 3 tiga rumah sakit bernuansa Islami di Kota Medan diketahui sebagai berikut :
a. Masih ada pasien yang berpendapat bahwa ada dokter dan perawat yang lupa mengucapkan salam seperti “Assalamualaikum” kepada pasien ketika
pertama sekali bertemu dengan pasien pada tahap awal orientasi saat dokter dan paramedis atau perawat ketika pertama sekali bertemu dengan pasien.
b. Masih ada dokter dan perawat yang terlalu singkat dan kurang jelas serta terlalu cepat baik ketika memberikan penjelasan tentang asuhan keperawatan,
maupun tentang asuhan medis serta ketika menjelaskan tentang peran dokter dan paramedis atau perawat kepada pasien.
c. Masih terdapat kondisi di mana pasien berpendapat bahwa waktu kunjungan yang diberikan dokter dan perawat masih terlalu singkat diberikan dengan
jadwal kedatangan dokter yang tidak selalu konsisten dan sering berubah- ubah. Kondisi ini membuat pasien sulit mendapatkan informasi yang akurat
tentang penyakitnya. d. Masih ada pasien yang berpendapat dokter dan paramedis menampilkan
ekspresi wajah yang datar dan biasa saja jarang tersenyum kepada pasien ketika memberikan komunikasi dengan pasien.
e. Masih ada pasien yang berpendapat dokter dan paramedis atau perawat bersikap pendiam dan hanya akan berbicara ketika pasien bertanya.
2. Penerapan Prinsip Komunikasi Islam Pada Tahap Kerja Working
Tahap kerja adalah tahap melakukan identifikasi terhadap penyakit yang diderita pasien. Kegiatan yang dilakukan adalah ketika dokter dan perawat
bekerjasama dengan pasien untuk mengidentifikasi masalah dan menyusun tujuan spesifik yang berorientasi pada masalah atau keluhan medis yang dialami pasien.
Hal-hal yang dapat dilakukan di dalam penerapan prinsip komunikasi Islam pada tahap kerja, yaitu :
a. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya.
197 Dokter dan paramedis atau perawat dalam fase kerja dapat memberikan
penjelasan yang ringkas namun jelas tentang informasi atau asuhan medis dan asuhan perawatan berkenaan penyakit yang diderita pasien. Dalam
memberikan penjelasan, dokter dan paramedis atau perawat dapat
menerapkan prinsip Qaulan Baligha, Qaulan Sadida dan Qaulan Karima.
Kejelasan dan ketepatan pesan yang diberikan dokter dan paramedis dapat membuat komunikasi berlangsung efektif dengan memberikan kesempatan
pada pasien untuk bertanya dan menjawab pertanyaan pasien dengan sabar dan sungguh-sungguh, sehingga pasien merasa senang dan puas dengan
penjelasan yang diberikan. b. Menanyakan keluhan pasien yang mungkin berkaitan dengan kelancaran
pelaksanaaan kegiatan dan mendengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian.
Kegiatan menanyakan keluhan pasien yang mampu mendukung kelancaran
fase kerja dapat menerapkan prinsip-prinsip Qaulan Karima dengan perkataan yang enak didengar dan penerapan prinsip Qaulan Layyina
menyampaikan pesan dengan lemah- lembut sehingga pasien tidak takut atau segan memberi keterangan atau menyampaikan keluhan kepada dokter dan
paramedis atau perawat tentang kondisi kesehatannya. c. Memulai setiap kegiatan pada fase kerja dengan ucapan “Basmalah” dan
mengakhiri stiap kegiatan dengan ucapan “Alhamdulillah”.
Melakukan dan menerapkan prinsip Qaulan Karima mengucapkan
perkataan dengan ucapan yang baik yang mencerminkan kemuliaan yang sebagaimana di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya : Setiap ucapan atau aktivitas penting yang tidak dimulai dengan menyebut
nama Allah Basmalah maka akan terputus berkahnya, begitu juga setiap ucapan atau aktivitas penting yang tidak diakhiri dengan menyebut nama
Allah Hamdalah maka akan terputus berkahnya.
d. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.
Setelah mendapatkan data dan keterangan yang lengkap mengenai kondisi pasien, dokter dan paramedis atau perawat dapat melakukan kegiatan asuhan
198 medis sesuai dengan rencana. Pelaksanaan kegiatan ini dapat dilakukan
dengan menerapkan keenam prinsip-prinsip komunikasi Islam, baik itu
prinsip Qaulan Sadida melalui informasi yang jelas dan jujur sesuai dengan
fakta yang ada sehubungan dengan kondisi dan penyakit pasien. Menerapkan
prinsip Qaulan Baligha melalui pemberian informasi yang disesuaikan
dengan latar belakang pendidikan, sosial dan budaya pasien. Menerapkan
prinsip Qaulan Ma’rufa dengan perkataan yang baik ungkapan yang pantas,
santun dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan pasien yang mendengarnya, serta pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan
kebaikan maslahat. Untuk memberikan kesadaran kepada pasien untuk selalu berserah diri kepada Allah SWT.
Memberikan informasi atau pesan pada tahap working atau fase kerja ini juga
tidak luput dari penerapan prinsip Qaulan Layyina menyampaikan pesan
dengan lemah-lembut sehingga pasien tidak takut atau segan menyampaikan reaksi baik berupa keluhan maupun komentar kepada dokter dan paramedis
atau perawat sehubungan dengan tindakan medis dan keperawatan yang diterimanya.
Selanjutnya, pada fase kerja ini dokter dan paramedis dapat menerapkan
prinsip Qaulan Karima dengan memberikan pesan dan informasi yang baik
kepada pasien untuk selalu berdo’a dan memohon kesehatan dan kesembuhan kepada Allah SWT. Prinsip lainnya yang juga dapat diterapkan dokter dan
paramedis atau perawat terhadap pasien adalah prinsip Qaulan Masyura
yaitu menerapkan pesan atau kata-kata yang menyenangkan seperti humor untuk menghibur pasien. Melalui kata-kata yang menyenangkan pasien dapat
merasa nyaman, dan bertambah rasa percaya dirinya untuk cepat sembuh dan tetap semangat dalam menjalani perawatan medis dan keperawatan di rumah
sakit. Dari hasil wawancara dan observasi peneliti terhadap dokter, paramedis
atau perawat dan pasien pada 3 tiga rumah sakit bernuansa Islami di Kota Medan, diperoleh temuan bahwa belum semua dokter dan paramedis atau
perawat telah menerapkan kegiatan pada tahap working fase kerja komunikasi terapeutik sesuai dengan prinsip komunikasi Islam baik itu prinsip Qaulan Sadida,
199 Qaulan Baligha, Qaulan Ma’rufa, Qaulan Karima, Qaulan Masyura dan Qaulan
Layyina. Kondisi penerapan prinsip-prinsip komunikasi Islam pada rumah sakit bernuansa Islami adalah sebagai berikut :
a. Masih ada pasien yang berpendapat bahwa belum semua dokter dan paramedis atau perawat memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya,
untuk mendapatkan respon evaluatif baik tentang perasaan pasien maupun komentar pasien tentang rawatan medis yang diterimanya.
b. Masih ada dokter dan perawat yang menanyakan keluhan pasien yang mungkin berkaitan dengan kelancaran pelaksanaaan kegiatan dan
mendengarkan keluhan pasien namun tidak dengan penuh perhatian. c. Belum semua dokter dan paramedis atau perawat mengingatkan pasien untuk
selalu mengucapkan Basmalah dan Hamdalah dalam setiap awal dan akhir kegiatan pada tahap kerja yang dilakukan oleh dokter maupun perawat.
d. Belum semua prinsip-prinsip komunikasi Islam diterapkan pada kegiatan yang dilakukan pada tahap kerja working oleh dokter dan paramedis atau
perawat terhadap pasien baik prinsip Qaulan Sadida, Qaulan Baligha, Qaulan Ma’rufa, Qaulan Karima, Qaulan Masyura maupun Qaulan Layyina belum
optimal diterapkan.
3. Penerapan Prinsip Komunikasi Islam Pada Tahap Terminasi