Komunikasi Terapeutik Dalam Perspektif Komunikasi Islam

190 pasien terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah sakit daripada rumah sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama proses penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar dari rumah sakit.

2. Komunikasi Terapeutik Dalam Perspektif Komunikasi Islam

Berkembangnya beberapa rumah sakit bernuansa Islami di Kota Medan antara lain seperti : Rumah Sakit Umum Haji Medan, Rumah Sakit Malahayati dan Rumah Sakit Muhammadiyah Sumatera Utara dapat membuat masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menentukan rumah sakit yang akan mereka pilih, dalam memenuhi kebutuhan layanan bidang kesehatan. Masyarakat akan memilih rumah sakit yang dpersepsikan akan memberikan kepuasan maksimal dalam mendukung kesehatan mereka. Oleh karena itu setiap rumah sakit akan berorientasi pada kepuasan pasien untuk dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Dalam hal ini rumah sakit harus mengutamakan pihak yang dilayani yaitu pasien, selaku pengguna jasa kesehatan. Banyak sekali manfaat yang diperoleh suatu rumah sakit bila mengutamakan kepuasan pasien, diantaranya yaitu terbangunnya citra positif dan nama baik rumah sakit karena pasien yang merasa puas akan menyampaikan rasa kepuasannya kepada orang atau pihak lain. Hal ini secara akumulatif akan berdampak menguntungkan bagi pihak pengelola atau penyelenggara rumah sakit itu sendiri karena dapat menciptakan upaya promosi secara tidak langsung. Salah satu kegiatan yang dapat memberikan citra positif dan kepuasan pada pasien di rumah sakit bernuansa Islami adalah melalui komunikasi terapeutik yang dilakukan dokter dan paramedis terhadap pasien. Rumah sakit bernuansa Islami menjadi pilihan masyarakat karena konsep pelayanan komunikasi terapeutik baik asuhan medis maupun asuhan keperawatannya diasumsikan berbasis prinsip-prinsip komunikasi Islam yang berpedoman pada Alquran dan Hadis. Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, untuk mengatur kemakmuran di bumi guna menuju kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu penunjang kebahagian tersebut adalah dengan memiliki tubuh 191 yang sehat, karena dengan kondisi yang sehat kita dapat bekerja, beraktivitas dan beribadah secara khusyuk kepada Allah SWT. Islam mengajarkan kepada semua orang muslim agar memilki sikap dan keyakinan bahwa semua penyakit pasti ada obatnya sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya : Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya HR. Al-Bukhari dan Muslim. Dan sebagaimana juga dari Jabir bin ‘Abdullah Radhiallahu Anhu’, bahwa Rasulullah Shallallahu Aalaihi Wa Sallam bersabda yang artinya : Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya, maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 186 Islam mengajarkan praktek hubungan sosial dan kepedulian terhadap sesama dalam suatu ajaran khusus yaitu akhlaq yang dapat diamalkan dan diterapkan dalam setiap bidang kehidupan. Akhlaq yang dimaksud adalah tuntunan yang mengandung unsur aqidah dan syari’ah. Praktek pelayanan kesehatan melalui komunikasi terapeutik yang dilakukan dokter dan paramedis atau perawat di rumah sakit merupakan contoh dan bagian kecil dari pelajaran dan penerapan akhlaq dalam sebuah profesi. Oleh karena asuhan medik dan asuhan keperawatan merupakan bagian dari akhlaq, maka seorang muslim yang menjalankan fungsi khalifah dan profesi yang mulia sebagai dokter dan paramedis atau perawat harus mampu berjalan seiring dengan fungsi manusia sebagai hamba Allah agar pekerjaan dan profesi yang diamanahkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dipahami sebagai bagian dari ibadah. Dalam perspektif komunikasi Islam, tuntunan akhlaq terhadap kegiatan komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh dokter dan paramedis atau perawat terhadap pasien di rumah sakit bernuansa Islami tidak terlepas dari prinsip-prinsip komunikasi Islam yang berahklak al karimah yang bersumber kepada Alquran dan Hadis. Setidaknya ada 6 enam prinsip Komunikasi Islam berdasarkan Alquran dan hadis menurut Jalaluddin Rakhmat dalam Saefullah 187 yang menjadi pedoman 186 Rusdi Lamsudin, h. 8-9 187 Ujang Saefullah, h.67-102 192 dalam berkomunikasi dengan sesama yang dapat diterapkan dalam kegiatan komunikasi terapeutik dokter dan paramedis atau perawat terhadap pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu : Qaulan Sadida, Qaulan Baligha, Qaulan Ma’rufa, Qaulan Karima dan Qaulan Layyina, dan Qaulan Masyura. Berikut ini akan dibahas penerapan 6 enam prinsip Komunikasi Islam tersebut dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik pada fase awal orientasi, fase kerja working dan fase terminasi oleh dokter dan paramedis atau perawat terhadap pasien pada rumah sakit bernuansa Islami di Kota Medan yaitu : RSU. Haji Medan, RSI. Malahayati, dan RSU. Muhamadiyah Sumatera Utara.

1. Penerapan Prinsip Komunikasi Islam Pada Tahap Orientasi