Membuat orang-orang Madura semakin tergiur untuk bermigrasi. Di Madura sendiri kebanyakan masyarakatnya, merupakan masyarakat agraris. Kurang lebih
90 penduduknya hidup terpencar-pencar di pedalaman, di desa-desa, dukuh- dukuh, dan kelompok-kelompok perumahan petani, namun alam yang tidak
mendukung inilah yang menjadi faktor terjadinya migrasi masyarakat Madura. Di sepanjang masa telah terjadi migrasi penduduk dalam jumlah yang besar, baik
untuk selama-lamanya ataupun untuk waktu yang singkat maupun untuk masa yang panjang ke Jawa dan ke pulau-pulau lain di Nusantara.
Bagian terbesar penduduk pantai utara Jawa Timur berasal dari Madura dan kira-kira sepertiga dari penduduk Surabaya dan Gersik berketurunan Madura.
Sama seperti di Madura, penduduk di sepanjang pantai itu pada pokoknya hidup dari usaha pertanian dan perikanan. Sebagian besar dari Jawa Timur dibuka dan
diusahakan oleh orang-orang Madura.
5
Di kota-kota, orang-orang Madura berkerja sebagai kuli, penjaja, pedagang kecil, atau sebagai tukang. Akibat dari
pengembangan perusahaan perkebunan partikelir yang saling berkaitan dengan pembukaan daerah pedalaman di Jawa Timur dalam paroh kedua abad ke-19, arti
migrasi pun menjadi meningkat. Dari Sumenep saja setiap tahun rata-rata sepuluh ribu penduduk yang bermigrasi, ke perkebunan teh, gula, dan tembakau
memberikan pekerjaan kepada para migran yang tidak terbilang banyaknya itu. Bahkan tercipta sumber penghasilan alternatif, banyak petani lokal pun
menyerahkan lahan mereka sebagian atau seluruhnya atas dasar bagi hasil kepada pendatang baru. Biasanya para migran ini berangkat ke daerah yang berhadapan
5
Huub de Jonge, op.cit.
dengan kabupaten mereka. Berangsur-angsur daerah sekitar Jember, Malang, dan Lumajang yang dulunya sedikit penduduknya, dihuni oleh orang-orang Madura.
6
Di antara para migran itu terdapat sejumlah pekerja musiman yang setiap tahunnya makin meningkat, mereka membantu saat panen. Pekerjaan musiman di
seberang dapat dikombinasikan dengan baik dengan pekerjaan mereka di rumah. Baik di musim kemarau pada waktu lahan-lahan di Madura tidak digarap, maupun
di bulan-bulan musim hujan ketika tanaman sedang tumbuh, kebutuhan tenaga kerja di Jawa untuk sementara besar sekali. Perkebunan memberikan banyak
kesempatan untuk bekerja di musim kemarau, dan di musim hujan terdapat banyak pekerjaan di pertanian rakyat. Hampir sekitar 2,5 juta orang Madura yang
dalam tahun 1930 bertempat tinggal di luar Madura dan sebagian tersbesar bertempat tinggal di Jawa Timur. Orang-orang yang melakukan migrasi ini
menemukan di pantai Jawa suatu lingkungan yang mereka kenal. Seolah-olah selat Madura ini merupakan suatu teluk bagi daerah kebudayaan Madura.
Sepanjang tahun terdapat lalu lintas barang dan orang sangat ramai di antara kota- kota dan desa-desa pantai dari kedua pulau itu. Jadi arus migrasi dari Bangkalan
terutama tertuju ke Surabaya, Malang, Kediri, Madiun, dan Bojonegoro. Orang- orang dari Sampang terutama ke jurusan Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang,
sedangkan orang-orang Sumenep serta penduduk Pamekasan pada pokoknya ke Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi. Di daerah-daerah pantai yang saling
berhadapan pun digunakan dialek yang sama.
6
Ibid., hlm. 24.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul dan uraian latar belakang masalah, penulis mencoba merumuskan dan menguraikan, permasalahan-permasalahan yang ada. Berikut
bebrapa rumusan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan: 1. Mengapa orang Madura bermigrasi ke Jawa Timur?
2. Bagaimana sikap penduduk Jawa Timur, ketika wilayahnya mulai didatangi banyak orang Madura?
3. Bagaimana kondisi sosial-ekonomi masyarakat Madura yang melakukan migrasi ke Jawa Timur?
C. Tujuan Penelitian
Kegiatan penulisan ini dilakukan untuk mencapai tujuan. Yang mana disini, penulis berusaha mengungkapkan sebuah fakta pengetahuan dengan
menerapkan metode-metode ilmiah. Penulisan ini bertujuan untuk:
1. Tujuan Umum a. Mempertajam daya pikir kritis dalam menganalisa sebuah objek, yang
tentu saja dalam sebuah penulisan karya sejarah. b. Mampu mengaplikasikan metodologi sejarah secara kritis, sehingga
menghasilkan karya sastra yang mampu dipercaya. c. Memperbanyak karya tulis, yang berhubungan dengan sejarah,
khususnya mengenai sejarah sosial ekonomi.
2. Tujuan Khusus a. Memberikan penjelasan tentang migrasi orang-orang Madura ke Jawa
Timur dari tahun 1870-1930. b. Mempelajari
bagaimana sikap
penduduk Jawa
Timur, ketika
wilayahnya mulai didatangi banyak orang Madura. c. Mengetahui bagaimana kondisi sosial-ekonomi dari orang-orang
Madura yang melakukan migrasi ke Jawa Timur dari tahun 1870-1930.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis a. Mengetahui sejarah migrasi orang-orang Madura di Jawa Timur tahun
1870-1930. b. Menambah pengetahuan tentang khasanah kesejarahan sehingga dapat
menilai peristiwa sejarah dengan kristis dan obyektif. c. Sebagai tolak ukur bagi penulis, sejauh mana kemampuan si penulis
dalam membuat sebuah karya tulis yang kristis.
2. Bagi Pembaca a. Menjelaskan penyebab orang-orang Madura melakukan migrasi ke
Jawa Timur pada tahun 1870 hingga 1930. b. Menjelaskan proses migrasi orang-orang Madura ke Jawa Timur pada
tahun 1870 hingga 1930. c. Menjelaskan dampak migrasi orang-orang Madura ke Jawa Timur
pada tahun 1870 hingga 1930.
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah jawaban sementara dari rumusan masalah. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal
papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Telaah terhadap pustaka
atau literatur menjadi landasan pemikiran dalam penelitian.
7
Perubahan pola migrasi masyarakat Madura ke Jawa Timur dari tahun ke tahun terus mengalami
perubahan, di awal-awal migrasi berkembang sangat pesat, namun ketika Jepang mulai menguasai wilayah Jawa dan Madura, pola migrasi berubah, sangat sedikit
orang Madura yang melakukan migrasi bahkan turun drastis. Kajian pustaka pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku dari Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Jakarta 1983. Yang berjudul Geografi Budaya Daerah Jawa Timur,
keluaran Depdikbud Daerah Jakarta. Buku ini menjelaskan faktor-faktor pendorong dan penarikpush and pull, seperti fisis Pulau Madura, faktor politis,
faktor perdagangan, faktor perpindahan, mata pencaharian dan faktor perlakuan dan peraturan dari penguasa setempat. Yang mana merupakan penyebab utama
terjadinya migrasi masyarakat Madura ke pulau Jawa, khususnya Jawa Timur. Kajian Pustaka yang kedua adalah Prof. Dr. Kuntowijoyo yang berjudul,
Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1970. Di dalam buku ini dijelaskan, migrasi orang Madura merupakan akibat ekologi Pulau Madura
7
Tim Prodi Ilmu Sejarah, Pedoman Penulisan Tugas Akhir Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Program Studi Ilmu Sejarah, Jurusan Pendidikan Sejarah, Jurusan
Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sejarah, UNY, 2013, hlm. 6.