10
dimaksud dapat berupa minat, motivasi, dan kecakapan. Jadi tes di sini dipergunakan untuk pengumpulan informasi yang dibutuhkan oleh guru
mengenai hal-hal tersebut. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa tes
adalah alat atau cara yang didalamnya terdapat pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta
didik yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi yang bersifat resmi karena
penuh dengan aturan-aturan.
2. Ciri-ciri Tes yang Baik
Membuat tes yang baik adalah suatu hal yang harus dilakukan seorang guru. Menurut Suharsimi Arikunto 2013: 72 sebuah tes yang
dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki:
a. Validitas
Sebuah tes dikatakan valid apabila tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.
b. Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Reliabilitas berarti ketetapan. Sehingga sebuah
tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan.
11
c. Objektivitas
Objektif dapat berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Sebuah tes dapat dikatakan memiliki objektivitas
apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi.
d. Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. Tes yang
praktis adalah
tes yang:
mudah dilaksanakan,
mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang
jelas. e.
Ekonomis Ekonomis yaitu bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan
biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama. Menurut Anas Sudijono 2008: 93, setidak-tidaknya ada empat ciri
atau karakteristik yang harus dimiliki oleh tes hasil belajar, yaitu: a.
Validitas Tes hasil belajar yang baik adalah tes tersebut bersifat valid atau
memiliki validitas. Validitas diartikan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan. Jadi jika dikaitkan dengan tes sebagai
alat ukur, maka sebuat tes dikatakan valid apabila tes tersebut dengan tepat, benar, shahih, dan absah mengukur hasil belajar yang