Hubungan Serangga dan Tanaman

terjaga, bermanfaat dalam ilmu kedokteran dan penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan, serta dianggap sebagai hewan-hewan yang menarik dalam segala segi kehidupannya. Akan tetapi, sejumlah kecil serangga dapat berbahaya dan menyebabkan kerugian-kerugian yang besar tiap tahun pada hasil-hasil pertanian dan produk yang disimpan, mereka juga dapat menularkan penyakit- penyakit yang secara serius mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan-hewan lain Borror et al. 1996. Sebagian besar spesies serangga merupakan parasitik atau pemangsa dan penting untuk mengontrol spesies hama, yang lainnya membantu mengontrol gulma yang merugikan, dan membersihkan sampah sehingga membuat dunia ini lebih nyaman. Serangga adalah bahan makanan tunggal atau penting bagi banyak unggas, ikan, dan hewan-hewan lain. Bagi manusia, beberapa spesies serangga telah dipakai untuk mengobati penyakit-penyakit tertentu. Penelitian mengenai serangga telah menolong ahli-ahli pengetahuan untuk memecahkan banyak problem dalam keturunan, evolusi, sosiologi, pencemaran sungai, dan bidang lainnya. Serangga juga mempunyai nilai keindahan; artis-artis, pembuat dan penjual topi wanita, serta perancang-perancang mode telah menggunakan keindahan mereka, dan banyak pula orang yang memperoleh kepuasan dari penelitian mengenai serangga sebagai suatu hobi Borror et al. 1996.

2.2.3 Hubungan Serangga dan Tanaman

Hubungan serangga dan tumbuhan dapat dikategorikan menjadi tiga tipe, berdasarkan pada dampak dari hubungan tersebut terhadap tumbuhan. Hubungan pertama adalah jika serangga untung dan tumbuhan rugi, yaitu melalui fitofagi atau pamangsaan oleh serangga pada tumbuhan. Tipe kedua adalah jika tumbuhan untung dan serangga juga untung mutualisme, yaitu melalui peristiwa penyerbukan polinasi atau pemindahanpenyebaran benih tumbuhan oleh serangga ke tempat lain miemekofori = pemindahan benih oleh semut. Selanjutnya tipe ketiga adalah hubungan yang lebih menguntungkan tumbuhan, yaitu serangga menyediakan senyawa-senyawa berguna bagi tumbuhan, misalnya nitrogen yang berasal dari kotoran, sedangkan tumbuhan mempersilakan serangga untuk tinggal di sebagian tubuhnya, misal pada lekukan batang. Istilah phytotelmata merujuk pada tumbuhan yang menyediakan sebagian tubuhnya sebagai tangki air yang digunakan sebagai tempat hidup serangga Putra 2011. Bagi serangga herbivora, tumbuhan adalah sumber pakan utama. Nutrisi utama, misalnya nitrogen diperoleh serangga dari jaringan tumbuhan. Secara umum, tumbuhan menyediakan senyawa nutrisi utama, yaitu karbohidrat, protein, asam amino, vitamin, mineral, dan air. Serangga juga membutuhkan nektar dan serbuk sari pollen dari tumbuhan. Serbuk sari yang kaya protein terutama dibutuhkan oleh serangga betina pada saat pembentukan telur, sedangkan nektar yang amat kaya karbohidrat dibutuhkan oleh serangga sebagai sumber energi Putra 2011. Banyak serangga hidup di dalam jaringan tumbuhan. Mereka dapat membuat liang di dalam batang, buah, biji disebut penggerek atau borer, atau di dalam jaringan daun disebut pengorok atau miner. Beberapa spesies rayap arboreal hidup pada tumbuhan, membuat liang-liang yang rumit susunannya di dalam permukaan batang. Beberapa serangga juga menggunakan hijaunya daun untuk bersembunyi dari intaian mangsanya, dan beberapa serangga lainnya mempunyai hubungan simbiosis mutualistik dengan tumbuhan. Misalnya, beberapa spesies serangga menempati bagian tubuh tertentu dari tumbuhan untuk bersarang untuk mencari pakan, sedangkan sebaliknya, tumbuhan mendapatkan pakan dari serangga berupa ekskresi atau hasil sekresi. Salah satunya disebut phytotelmata Putra 2011. Serangga-serangga predator dan parasitoid mencari mangsa di tumbuhan, salah satu cara yang dilakukan ialah menyembunyikan diri untuk menjebak calon mangsa. Pengaruh tidak langsung tumbuhan pada serangga predator atau parasitoid juga sudah banyak dipelajari untuk memperkuat dugaan bahwa peran tumbuhan pada serangga sangat beragam, diantaranya sebagai tempat mencari mangsa atau inang. Mekanisme bottom-up memfasilitasi transfer energi dari tumbuhan kepada serangga karnivora via serangga herbivora Power 1992 dalam Putra 2011. Jadi, secara sederhana, kualitas tumbuhan yang semakin tinggi akan meningkatkan kualitas dan kelimpahan serangga herbivora yang akhirnya meningkatkan kualitas dan kelimpahan serangga karnivora Putra 2011. Rahmi 2009 menyebutkan bahwa hubungan serangga dengan tanaman juga dapat dilihat dari aspek serangga itu sendiri. Hubungan atau interaksi tersebut dimulai dengan beberapa proses yang terdiri dari : 1. Menemukan habitat tanaman inang Serangga menemukan habitat tanaman inangnya melalui stimulus yang terdapat di lingkungan yang terdiri dari cahaya, angin, gaya gravitasi, bahkan terkadang temperatur dan kelembaban merupakan salah satu penarik penyebaran serangga ke habitatnya. 2. Menemukan tanaman inang Setelah menemukan habitat tanaman inang, serangga akan menggunakan stimulus untuk mendapatkan tanaman inang yang cocok. Beberapa faktor yang dapat menarik serangga untuk menemukan tanaman inangnya antara lain, melalui warna, ukuran, dan bentuk. Salah satu cara serangga mengenali inangnya, dengan cara mengenali kemochemical melalui antenna, tarsis, dan alat mulut. 3. Penerimaan inang sebagai inang yang cocok Setelah menemukan inang, serangga mencicipi inang, misalnya pada ulat, sebagai salah satu proses pengenalan inang oleh serangga. Beberapa faktor fisik yang mempengaruhi proses penerimaan inang, misalnya kondisi daun, keras atau tidaknya permukaan daun, lapisan llin pada permukaan daun, pubescence kepadatan dan tipe bulu daun. 4. Kecukupan tanaman sebagai inang Kecukupan tanaman sebagai inang merupakan syarat terakhir dalam proses makan serangga terhadap tanaman inang. Jika nutrisi yang tersedia cukup dan tidak terdapat zat toksik dalam tanaman, serangga akan menyelesaikan proses makannya. Rahmi 2009 juga menyebutkan bahwa tanaman bagi serangga berperan sebagai penyedia stimulus fisikal dan chemical, tanaman memegang peranan penting di dalam hubungan antara serangga dan tanaman inang. Dalam proses pemilihan dan penentuan inang oleh serangga, peranan tanaman sebagai sumber rangsangan bagi serangga sangat penting. Sumber rangsangan tersebut terdiri dari dua sifat utama, yaitu : 1. Karakteristik morfologi Kandungan tanaman dapat memproduksi stimulus fisik juga penghalang aktivitas serangga. Variasi pada ukuran daun, bentuk, warna, dan adatidaknya sekresi glandular mungkin dapat membagi penerimaan serangga terhadap inangnya. Pubescence dan jaringan yang kuat kadang-kadang menjadi faktor pembatas dalam proses mobilisasi dan pemangsaan oleh serangga. 2. Karakteristik fisiologi Karakteristik fisiologi yang mempengaruhi reaksi serangga, biasanya berupa zat-zat kimia yang dihasilkan pada proses metabolisme tanaman. Proses metabolism pada tanaman umumnya menghasilkan substansi yang dapat berfungsi sebagai katalis reaksi, membangun jaringan dan menyediakan energi. Tanaman membutuhkan ion anorganik dan penghasil enzim, hormon dan karbohidrat, lipid, protein, dan komponen fosfat untuk energi transfer.

2.2.4 Perilaku Serangga