Analisis Pendapatan Usaha Nilai Tambah

22 5. Dari produsen dijual ke agen, lalu ke wholesaler, ke pengecer dan dijual ke konsumen 6. Dari produsen ke agen, dari agen ke pengecer, kemudian dijual ke konsumen 7. Dari produsen ke agen kemudian dijual ke konsumen 8. Dari produsen dijual ke pemakai industrial.

2.3 Analisis Pendapatan Usaha

Biaya adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi yang semula fisik kemudian diberi nilai rupiah Hernanto, 1996. Biaya usaha dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya tunai atau biaya yang dibayarkan dan biaya non tunai atau biaya yang tidak dibayarkan. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja non keluarga, pembelian input produksi serta biaya untuk irigasi dan pengairan. Biaya tidak tunai meliputi biaya tetap dan biaya untuk tenaga kerja keluarga. Menurut Hernanto 1996 pendapatan juga dibedakan menjadi pendapatan tunai dan pendapatan tidak tunai. Pendapatan tunai merupakan pendapatan yang diperoleh dari penerimaan dan biaya tunai, sedangkan pendapatan tidak tunai merupakan pendapatan yang diperoleh dari penerimaan dan biaya total. Bentuk pendapatan tunai dapat menggambarkan tingkat kemajuan ekonomi usaha dalam spesifikasi dan pembagian kerja. Besarnya pendapatan tunai atau proporsi penerimaan tunai dari total penerimaan yang masuk dapat digunakan untuk perbandingan keberhasilan petani satu dengan yang lainnya. Analisis RC digunakan untuk menghitung efisiensi usaha Hapsari et al., 2008, yaitu berupa nisbah antara penerimaan dengan biaya total. Berdasarkan 23 pertimbangan tersebut, jika RC 1 maka usaha tersebut menguntungkan, sedangkan jika RC =1 maka impas dan jika RC 1 berart usaha tersebut tidak menguntungkan.

2.4 Nilai Tambah

Nilai tambah adalah jumlah balas jasa terhadap faktor-faktor produksi dalam bentuk sewa tanah, upah, bunga dan keuntungan Halwani, 2005. Nilai tambah merupakan balas jasa atas faktor produksi yang digunakan, seperti modal, tenaga kerja dan manajemen perusahaan yang dinikmati oleh produsen. Nilai tambah dari suatu produk juga bisa berarti peningkatan nilai guna atas produk tersebut oleh konsumen. Perhitungan nilai tambah dengan Metode Hayami dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perhitungan Nilai Tambah Hayami No. Variabel Nilai Output, Input dan Harga 1. Output yang dihasilkan kghari A 2. Bahan baku yang digunakankghari B 3. Tenaga kerja HOK C 4. Faktor konversi 12 D = AB 5. Koefisien tenaga kerja 32 E = CB 6. Harga output Rpkg F 7. Upah rata-rata tenaga kerja Rpjam G Pendapatan dan keuntungan 8. Harga bahan baku Rpkg bahan baku H 9. Sumbangan input lain Rpkg output I 10. Nilai output 4 x 6 Rp J = D x F 11. a. Nilai tambah 10 – 9 – 8 Rp K = J – H – I b. Rasio nilai tambah 11a10 x 100 1 = KJ x 100 12. a. Imbalan tenaga kerja 5 x 7 Rp M = E x G b. Bagian tenaga kerja 12a11a x 100 N = MK x 100 13. a. Keuntungan 11a – 12a Rp O = K – M b. Tingkat keuntungan 13a11a x 100 P = OK x 100 14. Marjin 10 – 8 Rp Q = J – H Pendapatan tenaga kerja 12a14 x 100 R = MQ x 100 Sumbangan input lain 914 x 100 S = IQ x 100 Keuntungan perusahaan 13a14 x 100 T = OQ x 100 Sumber: Hayami et al., 1987 24 Menurut Hayami et al 1987, nilai tambah adalah selisih antara nilai komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dikurangi dengan nilai korbanan yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Sumber-sumber dari nilai tambah adalah pemanfaatan faktor-faktor seperti tenaga kerja, modal, bahan baku dan manajemen. Terdapat tiga komponen pendukung dalam Metode Hayami, yaitu faktor konversi yang menunjukkan besaran output yang dihasilkan dari satu-satuan input, faktor koefisien tenaga kerja yang menunjukkan banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan dalam mengolah satu-satuan input, dan nilai produk yang menunjukkan nilai ouput yang dihasilkan dari satu-satuan input. Penggunaan Metode Hayami sebagai alat analisis mengasilkan beberapa informasi. Metode Hayami dapat menghasilkan informasi berupa: a. Perkiraan besarnya nilai tambah Rp b. Rasio nilai tambah yang dihasilkan terhadap nilai produk yang dihasilkan menunjukkan presentase nilai tambah dari nilai produk c. Imbalan bagi tenaga kerja Rp, menunjukkan besar upah yang diterima oleh tenaga kerja. d. Bagian tenaga kerja dari nilai tambah yang dihasilkan , menunjukkan persentase imbalan tenaga kerja dari nilai tambah e. Keuntungan pengolahan Rp, menunjukkan bagian yang diterima pengusaha pengolah, karena menanggung resiko usaha f. Tingkat keuntungan pengolah terhadap nilai output , menunjukkan persentase keuntungan terhadap nilai tambah g. Marjin pengolah Rp, menunjukkan kontribusi pemilik faktor produksi selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi 25 h. Persentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap marjin i. Persentase sumbangan input lain terhadap marjin

2.5 Penyerapan Tenaga Kerja