Kecamatan Leuwisadeng KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH 5.1

46 Kecamatan Leuwiliang yang memiliki pendidikan akhir sampai perguruan tinggi yaitu sebesar 1.23 persen. Data tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Leuwiliang tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Leuwiliang pada Tahun 2010 Tingkat Jumlah Tidak tamat SD 9775.00 7.71 SD 41198.00 32.50 SLTP 54335.00 42.86 SLTA 19898.00 15.70 Perguruan tinggi 1553.00 1.23 Total 126759.00 100.00 Sumber: Laporan Data Monografi Kecamatan Leuwiliang 2010

5.2 Kecamatan Leuwisadeng

Kecamatan Leuwisadeng memiliki empat unit usaha pengolahan limbah serbuk gergaji. Letak usaha pengolahan limbah serbuk gergaji tersebut adalah di Desa Sadeng. 5.2.1 Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Bogor yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang pada tahun 2005. Kecamatan Leuwisadeng terdiri dari 8 desa, 25 kampung, 57 Rukun Warga RW, 268 Rukun Tetangga RT. Secara geografis, Kecamatan Leuwisadeng berada pada ketinggian 500 sampai 1000 meter diatas permukaan laut mdpl. Bentuk wilayahnya terdiri dari 70 persen berbukit sampai bergunung. Jarak Kecamatan Leuwisadeng kurang lebih 42 km dari Ibukota Kabupaten Bogor dan 55 km dari Ibukota DKI Jakarta. Secara administratif batas Kecamatan Leuwisadeng adalah: sebelah utara Kecamatan Serpong Tangerang, sebelah selatan Kabupaten Sukabumi, sebelah barat Kecamatan Cigudeg dan sebelah timur Kecamatan Cibungbulang 47 Kecamatan Leuwisadeng berada pada ketinggian 200-550 mdpl dengan temperatur berkisar antara 25-32°C. Luas Kecamatan Leuwisadeng yaitu 1 868 ha yang terdiri dari tanah sawah sawah irigasi teknis, sawah irigasi, dan sawah rendengantadah hujan, tanah kering pekarangan, bangunan, emplacement, dan tegakankebun, tanah hutan hutan homogen, hutan heterogen, dan hutan belukar, tanah perkebunan perkebunan negara, perkebunan swasta, dan perkebunan rakyat dan tanah untuk fasilitas umum lapangan olah raga dan kuburan. Curah hujan rata-rata pertahun di Kecamatan Leuwisadeng sebanyak 432 mmtahun dengan rata-rata hari hujan pertahun sebanyak 18 hari hujan. Menurut Dinas Pertanian dan Kehuan Kabupaten Bogor 2010, luas hutan di Kecamatan Leuwisadeng adalah 123.90 ha yang terdiri dari hutan homogen, hutan heterogen, dan hutan belukar. Jenis tanaman kayuan unggulan yang ditanam yaitu mahoni, sengon, duren. Rincian luas hutan di Kecamatan Leuwisadeng dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Produksi Hutan Rakyat Kecamatan Leuwisadeng Menurut Komoditas Tahun 2010 No. Jenis Kayu Luas Ha Produksi m 3 Batang 1. Sengon 5.28 59.17 - 2. Mahoni 17.31 26.49 - 3. Afrika 2.50 41.85 - 4. Jati 12.05 0.00 - 5. Campuran 80.84 39.65 - 6. Bambu 5.92 - 2 962 Jumlah 123.90 163.64 2 962 Sumber: Departemen Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2010 Produksi kayu sengon atau kayu jenjeng merupakan jenis kayu yang paling banyak di produksi di Kecamatan Leuwisadeng. Kayu jenis ini banyak ditanam karena memiliki masa panen yang relatif singkat yaitu ± 5 tahun. Selain itu kayu Albizia atau kayu sengon banyak diminati karena murah, ringan dan 48 lunak sehingga mudah diolah. Serbuk gergaji dari kayu sengon merupakan serbuk gergaji dari salah satu jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan bag log. Banyaknya produksi kayu sengon mendorong pemanfaatan limbah yang ada, salah satu bentuk usaha pemanfaatan limbah serbuk gergaji dari kayu sengon dan jenis kayu yang lainnya adalah usaha pembuatan bag log.

5.2.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi Kecamatan Leuwisadeng

Masyarakat di Kecamatan Leuwisadeng paling banyak berpendidikan akhir sampai tingkat SD yaitu sebanyak 27 094 orang atau sebanyak 38.97 persen dari total penduduk. Masyarakat yang berpendidikan sampai perguruan tinggi paling sedikit di Kecamatan Leuwisadeng yaitu hanya sebanyak 123 atau sebanyak 0.18 persen dari total penduduk. Karakteristik penduduk Kecamatan Leuwisadeng berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Karakteristik Penduduk Kecamatan Leuwisadeng Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2010 No. Tngkat Pendidikan Jumlah orang Presentase 1. Belum sekolah 6 414.00 9.22 2. Tidak tamat SD 26 846.00 38.61 3. SD 27 094.00 38.97 4. SLTP 5 584.00 8.03 5. SLTA 3 273.00 4.71 6. Akademi 199.00 0.29 7. Perguruan tinggi 123.00 0.18 Jumlah 69 533.00 100.00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2011 Sebagian besar masyarakat Kecamatan Leuwisadeng belum atau tidak bekerja. Persentase masyarakat yang belum atau tidak bekerja mencapai 70.89 persen atau sebanyak 49 289 orang. Pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Leuwisadeng adalah wiraswasta dan pedagang yaitu 9.47 persen atau sebanyak 6 584 orang. Hal ini disebabkan oleh tingginya minat 49 masyarakat Leuwisadeng dalam berdagang dan berwirausaha. Pekerjaan sebagai petani dan peternak juga banyak ditekuni oleh petani dan peternak karena Kecamatan Leuwisadeng cocok untuk dijadikan sawah dan peternakan. Data pekerjaan masyarakat Kecamatan Leuwisadeng dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Pekerjaan Masyarakat Kecamaan Leuwisadeng Pada Tahun 2010 No. Jumlah orang Presentase Presentase 1. Belumtidak bekerja 49 289.00 70. 89 2. Petani dan peternak 6 448.00 9.27 3. Pegawaikaryawan 1 757.00 2.53 4. PNSPOLRI 368.00 0.53 5. Dagangwiraswasta 6 584.00 9.47 6. Buruh tani 2 466.00 3.55 7. Lainnya 2 621.00 3.77 Jumlah 69 533.00 100.00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2010 Salah satu bentuk wirausaha yang dilakukan masyarakat Kecamatan Leuwisadeng adalah dengan membuka industri penggergajian. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2010, jumlah industri penggergajian di Kabupaten Bogor paling banyak terdapat di Kecamatan Leuwisadeng yaitu sebanyak 22 industri penggergajian. Para pembuat bag log memanfaatkan limbah seruk gergaji yang dihasilkan oleh industri tersebut sebagai bahan baku utama pembuatan bag log sebagai media tanam jamur tiram mengingat adanya usaha jamur tiram yang terdapat di Kecamatan Leuwisadeng dan sekitarnya yang membutuhkan bag log.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1