Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji

65 bag log menolak pesanan dari luar daerah seperti Lampung yang memesan dalam jumlah besar. Pada pemasaran bag log tidak terdapat suatu agen atau reseller. Bag log langsung disalurkan ke konsumen akhir sehingga tidak terdapat rantai pemasaran yang panjang pada pemasaran bag log. Rantai pemasaran serbuk gergaji dan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng dapat dilihat pada Gambar 3. Sumber: Data primer diolah 2012 Gambar 3. Aliran Pemasaran Bag Log

6.3 Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji

Menjadi Bag Log Pendapatan pada unit usaha pembuatan bag log merupakan manfaat langsung dari adanya usaha pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng. Berdasarkan analisis pendapatan ini dapat diketahui gambaran umum usaha pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng. Analisis perbandingan antara pendapatan unit usaha non plasma A dan non plasma B akan dilakukan untuk mengetahui perbedaan biaya produksi dan perbedaan penerimaan masing-masing unit usaha tersebut. Biaya yang dikeluarkan dalam usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng dibagi menjadi biaya tunai dan biaya non tunai. Biaya tunai terdiri dari biaya pembuatan bag log dan biaya tenaga kerja non keluarga. Biaya non tunai terdiri dari penyusutan dan biaya tenaga kerja keluarga. Pada unit usaha non plasma A dan non plasma B, biaya yang paling Industri Penggergajian Pembuat bag log Konsumen akhir 66 besar dikeluarkan adalah biaya bahan baku dalam pembuatan bag log. Hasil perhitungan pendapatan usaha pembuatan bag log pada tahun 2012 dalam satu periode produksi atau satu bulan disajikan dalam Tabel 18. Tabel 18. Analisis Pendapatan dan RC Unit Usaha Pembuatan Bag Log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada Juli 2012 No. Uraian Non Plasma A Non Plasma B 1. Penerimaan Rp Penjualan bag log Rp 22 066 828.80 29 680 537.87 Penjualan bibit jamur putih Rp 3 038 440 Total penerimaan Rp 22 066 828.80 32 718 977.87 2. Biaya Rp Total biaya tunai Rp 10 798 162 15 478 450.20 Total biaya non tunai Rp 941 092.59 1 145 986.10 Total biaya Rp 11 739 254.56 16 624 436.30 3. Pendapatan Pendapatan atas biaya tunai Rp 11 268 666.80 17 240 527.67 Pendapatan atas biaya total Rp 10 327 574.23 16 094 541.57 RC rasio atas biaya tunai 2.04 2.11 RC rasio atas biaya total 1.88 1.97 Sumber: Data primer, diolah 2012 Pada unit usaha non plasma A, rata-rata biaya untuk pembelian bibit jamur adalah biaya yang paling banyak dikeluarkan yaitu sebesar Rp 2 639 000. Pada unit usaha non plasma B, rata-rata biaya pembelian dedak merupakan biaya yang paling besar dikeluarkan yaitu sebesar Rp 2 385 600. Jenis biaya yang dikeluarkan pada unit usaha non plasma A dan non plasma B adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada tambahan biaya untuk bahan baku dan tenaga kerja pembuatan bibit jamur pada unit usaha non plasma B. Penerimaan rata-rata usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada unit usaha non plasma A adalah sebesar Rp 22 066 828.80 per bulan. Unit usaha non plasma A memberikan penerimaan yang besar sehingga unit usaha non plasma A memiliki potensi untuk memberikan pendapatan yang besar. 67 Total biaya rata-rata usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada unit usaha non plasma A adalah Rp 11 739 254.56 per bulan dengan total biaya tunai adalah Rp 10 798 162 per bulan. Total biaya yang dikeluarkan responden pelaku usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng pada unit usaha non plasma A dapat dilihat pada Lampiran 2. Pendapatan yang dihasilkan dari unit usaha non plasma A bernilai positif. Pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp 11 268 666.80 dan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 10 327 574.23. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha pembuatan bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng menguntungakan untuk dijalankan. Berdasarkan Tabel 20, diketahui bahwa hasil analisis RC atas biaya tunai dari perhitungan analisis pendapatan usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma A diketahui sebesar 2.04 yang artinya untuk setiap biaya yang dikeluarkan pengusaha sebesar satu rupiah maka pengusaha tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 2.04. RC atas biaya total adalah sebesar 1.88 artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan pengusaha akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.88. Pendapatan yang dihasilkan responden unit usaha plasma A pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng dalam penelitian bernilai positif dan nilai RC menunjukkan angka lebih besar dari satu. Hal ini berarti bahwa unit usaha plasma A menguntungkan untuk dijalankan. Selain unit usaha non plasma A, terdapat unit usaha non plasma B pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng. 68 Pada unit usaha non plasma B, terdapat tambahan penerimaan dari penjualan bibit jamur. Unit usaha non plasma B membuat bibit jamur sendiri untuk digunakan sebagai input tambahan dalam pembuatan bag log dan juga dapat menjual bibit jamur yang dihasilkan. Penerimaan unit usaha non plasma B pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng adalah sebesar Rp 32 718 977.87 per bulan. Jumlah ini didapatkan dari penerimaan penjualan bag log dan penjualan bibit jamur yang diproduksi. Penerimaan yang didapatkan dari penjualan bag log sebesar Rp 29 718 977.87 per bulan sedangkan penerimaan yang didapatkan dari penjualan bibit jamur adalah sebesar Rp 3 038 440 per bulan. Bibit jamur yang diproduksi sebagian digunakan untuk memproduksi bag log dan kemudian sisanya dijual kepada unit usaha pembuatan bag log dan budidaya jamur tiram yang tidak memproduksi bibit jamur. Unit usaha non plasma B memproduksi bibit jamur sendiri sehingga dapat mengurangi biaya produksi karena biaya pembuatan bibit jamur lebih murah jika dibandingkan dengan harga bibit jamur yang dijual di pasaran. Harga jual bibit jamur yang ada dipasaran berkisar antara Rp 7 500 – 12 500 per botol sedangkan rata-rata biaya pembuatan bibit jamur hanya hanya Rp 3 604.26 per botol. Total biaya rata-rata usaha pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma B di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng adalah Rp 16 624 436.30 per bulan dengan total biaya tunai sebesar Rp 15 478 450.20 per bulan. Total biaya yang dikeluarkan responden pelaku usaha non plasma B pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng dapat dilihat pada Lampiran 3. 69 Pendapatan yang dihasilkan pada unit usaha non plasma B pada pengolahan limbah serbuk gergaji bernilai positif. Pendapatan atas biaya tunai yang dihasilkan adalah sebesar Rp 17 240 527.67. Pendapatan atas biaya total adalah Rp 16 094 541.57. Hal ini mengindikasikan bahwa pembuatan bag log pada unit usaha non plasma A dan non plasma B dapat memberikan pendapatan bagi pelaku usaha. Rincian analisis pendapatan yang dihasilkan dari pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi bag log pada unit usaha non plasma A dan unit usaha non plasma B terdapat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. Hasil perhitungan RC atas biaya tunai unit usaha non plasma B pada pengolahan limbah serbuk gergaji adalah 2.11 yang artinya untuk setiap biaya sebesar satu rupiah yang dikeluarkan pengusaha maka pengusaha tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 2.11. RC atas biaya total adalah 1.97 yang artinya penerimaan sebesar Rp 1.97 akan diperoleh untuk setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan. Pendapatan yang dihasilkan serta nilai RC yang lebih besar dari satu pada unit usaha non plasma B mengindikasikan bahwa usaha tersebut menguntungkan untuk dijalankan. Nilai RC unit usaha non plasma B baik RC atas biaya tunai maupun RC atas biaya total lebih besar dari satu. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua unit usaha tersebut menguntungkan untuk dijalankan. Nilai RC unit usaha non plasma B lebih besar jika dibandingkan dengan RC unit usaha non plasma A. Hal ini disebabkan adanya pengurangan biaya produksi dan adanya output tambahan yang dihasilkan oleh unit usaha non plasma B berupa bibit jamur sehingga memberikan tambahan pendapatan bagi unit usaha tersebut dan menjadikannya usaha yang memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan unit usaha non plasma A. 70

6.4 Nilai Tambah Pengolahan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi