Badan Legislasi Nasional sebagai Alat Kelengkapan DPR RI
a. Pandangan dan pendapat Fraksi terhadap Rancangan Undang-Undang dari
Pemerintah; atau pandangan dan pendapat Fraksi-fraksi dan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang dari Pemerintah untuk Rancangan Undang-Undang
tertentu; Atau Pandangan dan pendapat Pemerintah terhadap Rancangan undang-udnang dan DPR
RI atau pandangan dan pendapat Pemerintah dan DPD RI terhadap Rancangan- Undang-Undang tertentu.
b. Tanggapan Pemerintah atas pandangan Fraksi-fraksi atau tanggapan Pemerintah
atas pandangan dan pendapat Fraksi-fraksi dan DPD RI untuk Rancangan Undang- Undang tertentu.
c. Pembahasan Rancangan Undang-Undang berdasarkan daftar inventarisasi masalah.
pembahahasan lebih mendetail, pasal demi pasal bahkan menyangkut tata bahasa Dalam pembicaraan tingkat I ini DPR RI dapat mengadakan rapat internal dalam
rapat dengar pendapat dengan masyarakat untuk mencari masukan atau menangkap aspirasi dari masyarakat pada tingkat ini, kegiatan RPDU atau kepanjangan dari Rapat
Dengar Pendapat Umum dalam rangka menangkap aspirasi masyarakat menjadi faktor penting dalam kinerja DPR RI. Lalu pada Pembicaraan Tingkat II dilakukan dalam
Rapat Paripurna. Pembicaraan Tingkat II meliputi : a.
Penyampaian laporan hasil Pembicaraan Tingkat II. b.
Pendapat akhir Fraksi-fraksi dan pendapat akhir Pemerintah. c.
Pengambilan keputusan.
16
3. Proses Pengesahan dan Pengundangan
16
Uli Sintong Siahaan dan Siti Nur Solehah, Peran Politik DPR-RI Pada Era Reformasi Jakarta: Sekretaris Jenderal DPR RI, 2001, cet.Ke-1, h.36
Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama disampaikan oleh pimpinan DPR RI kepada Presiden untuk ditandatangani untuk disahkan. Apabila
dalam jangka waktu 15 hari kerja, Rancangan Undang-Undang tersebut belum disahkan, maka pimpinan DPR RI mengirim surat kepada Presiden untuk meminta
penjelasan. Apabila tidak juga disahkan oleh Presiden dalam waktu paling lambat 30 hari kerja sejak Rancangan-Undang-Undang disetujui, maka Rancangan-Undang-
Undang tersebut sah menjadi Undang-Undang. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengundangan dengan menempatkanya dalam lembaran negara.
17
4. Proses Sosialisasi dan Evaluasi
Sosialisasi Undang-Undang dilakukan baik oleh Pemerintah maupun DPR RI . DPR RI dapat melakukan sosialisasi atau pemantauan terhadap Undang-Undang pada
masa reses masa DPR tidak bersidang. Apabila ditemui suatu Undang-Undang yang efektif dalam implementasinya atau mengalami hambatan dalam penerapanya, maka
DPR RI dapat mengajukan usulan untuk melakukan perubahan terhadap Undang- Undang tersebut. Apabila suatu Undang-Undang tidak dapat berlaku efektif, karena
paraturan pelaksanaanya belum lengkap, maka DPR RI dapat mengingatkan Pemerintah
untuk segera
melengkapi peraturan
pelaksanaanya.
17
Uli Sintong Siahaan dan Siti Nur Solehah, Peran Politik DPR-RI Pada Era Reformasi Jakarta: Sekretaris Jenderal DPR RI, 2001, cet.Ke-1, h.17