62 Kalbar Syariah
3 Persamaan
Penerimaan Total 10
60 BMI, BSM, Mega Syariah, BRI
Syariah, Syariah Bukopin, Permata Syariah, CIMB
Niaga, BTN Syariah, DKI Syariah, Sumut Syariah
4 Persamaan Total
Aset 6
36 BMI, BSM, Mega Syariah, BRI
Syariah, Syariah Bukopin, DKI Syariah
Dari Tabel 4 terlihat bahwa terdapat ukuran panel data yang berbeda untuk mengestimasi model yang berbeda kecuali untuk persamaan DPK dan
persamaan Total Aset. Perbedaan panel data ini terpaksa ditempuh karena ada beberapa variabel yang ketersediaannya tidak konsisten pada beberapa bank
tertentu. Untuk persamaan 1 dan 4 hanya dapat menggunakan data 6 bank karena tidak tersedianya data real rate of return RR secara konsisten untuk
tahun 2005-2010 pada bank syariah selain dari keenam bank tersebut. Rincian keseluruhan database yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel
Lampiran 1. Walaupun tidak seluruh BUS dan UUS dimasukkan ke dalam observasi,
hasil yang diperoleh diperkirakan cukup mewakili berbagai keragaman yang ada pada industri perbankan syariah. Untuk panel data yang paling kecil persamaan
1 dan 4, sampel mencakup BUS BMI, BSM dan BSMI dan UUS Bank DKI Syariah, Bank BRI Syariah dan Bank Syariah Bukopin, BPD dan Bank dengan
cakupan nasional, Bank yang mempunyai induk bank konvensional dan yang tidak BMI dan Bank besar serta bank kecil. Terlepas dari berbagai keragaman
yang dapat dicakup, panel ini juga diperkirakan akan cukup mewakili industri karena dua bank yang dominan masuk dalam observasi.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
63 Data sekunder yang tersedia pertama-tama akan diolah untuk
mendapatkan variabel-variabel kondisi dasar, struktur pasar, perilaku dan kinerja industri perbankan syariah. Rumus-rumus rasio keuangan yang diperlukan dan
rasio konsentrasi akan digunakan. Rasio berbagai variabel pada industri perbankan syariah dengan variabel perbankan konvensional dan variabel
makroekonomi juga akan dieksplorasi untuk mendapatkan variabel yang dapat menjadi proksi perilaku perbankan syariah. Keseluruhan data akan diolah
dengan bantuan software Excel dan model ekonometrika akan diolah dengan menggunakan software EViews versi 6.
Pada penelitian ini seluruh persamaan diestimasi dengan menggunakan model Fixed Effects. Pada persamaan yang memungkinkan, model Fixed
Effects akan dibandingkan dengan model Random Effects dan diuji untuk mendapatkan model yang terbaik. Uji Hausman akan digunakan dalam hal ini.
Masing-masing persamaan sudah melalui berbagai simulasi untuk akhirnya mendapatkan model yang terbaik.
Untuk melihat goodness of fit keseluruhan model akan digunakan dua indikator yaitu Koefisien Determinasi R
2
dan P-value untuk F-stat. Model terbaik yang dipilih adalah model yang mempunyai Adjusted R
2
Untuk menguji tingkat signifikansi masing-masing paramater dugaan konstanta dan koefisien akan digunakan t-test dengan melihat P-value untuk
masing-masing parameter. Tingkat kepercayaan yang digunakan minimal 90 persen sehingga jika P-value bernilai lebih kecil dari 0.1, maka H
yang paling besar dan P-value F-stat lebih kecil dari 0.1 yang berarti tingkat kepercayaan
yang digunakan dalam penelitian ini minimal 90 persen.
yang menyatakan bahwa parameter tersebut sama dengan 0 secara statistika tertolak.
Sebaliknya, jika P-value bernilai lebih besar dari 0.1, maka parameter tersebut
64 secara statistika tidak berbeda nyata dengan 0 karena tidak cukup informasi
untuk menolak H .
Selain tingkat signifikansi, parameter yang diduga juga akan dilihat tanda dan besarannya. Tanda koefisien yang diperoleh harus sesuai dengan harapan
yang telah dirumuskan di dalam model sesuai dengan tuntutan teori, kecuali ada hal-hal khusus yang dapat menjelaskan munculnya tanda yang berbeda dengan
ekspektasi. Setelah lulus dari uji signifikansi dan uji tanda, barulah besaran koefisien
akan diinterpretasi dan dibandingkan satu sama lain. Dalam hal persamaan 8 dan 9, konsentrasi analisis adalah pada penjumlahan koefisien BBH, BTK dan
BKAP untuk mendapatkan nilai H-stat dan kondisi keseimbangan jangka panjang. Koefisien yang tidak signifikan akan disamakan dengan nilai 0,
berapapun estimasi angka koefisien yang tertulis pada hasil olahan.
65
V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA
Walaupun konsep Ekonomi Islam secara umum telah dirumuskan dan
dipraktekkan sejak awal agama Islam dikembangkan, perwujudannya dalam bentuk kelembagaan Bank yang didasarkan pada syariat Islam baru dirintis di
Mesir tahun 1960an. Bermula dari sana, perbankan Islam berkembang ke berbagai belahan dunia sejalan dengan dinamika kebutuhan masyarakat,
khususnya muslim, akan alternatif dari sistem perbankan konvensional. Banyak kelompok umat Islam yang telah lama meyakini bahwa sistem perbankan
konvensional dengan sistem bunganya dianggap dan telah difatwakan tidak sesuai dengan syariah. Pada sisi lain, sistem perbankan konvensional juga dari
waktu ke waktu memicu berbagai krisis yang bersumber dari kelemahan sistem yang melekat dengan sistem yang digunakan sehingga industri perbankan
menjadi salah satu industri yang paling diatur highly regulated di dunia untuk meminimumkan dampak negatifnya. Dengan demikian, diperkenalkannya
perbankan Islam tidak hanya ditunggu oleh mereka yang secara idiologis memang telah meyakini ketidaksesuaian sistem pebankan konvensional dengan
syariah, tetapi juga menjadi harapan bagi mereka yang merasa tidak puas dengan sistem perbankan konvensional selama ini.
Pada Bab ini akan diuraikan terlebih dahulu secara deskriptif sejarah perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah
di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan perundang-undangan yang mempengaruhi pertumbuhan industri perbankan syariah juga akan disajikan
dalam satu sub-bab tersendiri. Setelah itu barulah diulas secara berturut-turut dinamika struktur pasar, perilaku persaingan dan terakhir kinerja industri
perbankan syariah di Indonesia. Keseluruhan informasi pada Bab ini akan