Aspek Sejarah HASIL DAN PEMBAHASAN

45

5.1.3 Analisis Tapak

Dalam mempreservasi House of Woodneuk, baik bangunan rumahnya sendiri maupun sekitarnya, dilakukan tiga bentuk analisis yakni: kesejarahan, ekologi dan sosial. Perencanaan desain lanskap Woodneuk sangat terkait erat akan fungsi tiap ruang dari bangunan istana sendiri dan permintaan dari pihak Sultan sendiri.

a. Aspek Sejarah

Menggali informasi mengenai sejarah dilakukan mengingat bangunan ini memiliki nilai penting dalam sejarah kehidupan Kesultanan Johor. Secara keseluruhan, orisinalitas dari bentuk bangunan istana akan tetap di pertahankan. Sejarah House of Woodneuk terkait erat dengan sejarah Istana Tyersall. Sejarah kepemilikan Istana Tyersal dan House of Woodenuk dapat dilihat di tabel 3 dan 4. Tabel 3. Sejarah Kepemilikan Istana Tyersall Tahun Kepemilikan Deskripsi 1854 Governor Sir Cecil Clementi, dibawah kuasa William Napier Tyersal mulai dibangun 1857-1860 Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim Sri Maharaja Johor Dibeli melalui penasehat legalnya yakni William Napier yang ditawarkan untuk dijual pada Maret 1857 oleh Boustead and Co. Rumah tersebut bernama Tyersall berada di area Tanglin 1890-1892 Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim Sri Maharaja Johor 1890 Rumah dihancurkan dan dibangun kembali, istana yang baru di beri nama New Tyersall. 1892 Sultan Ibrahim menikah dengan Sultanah Maimunah di New Tyersall 1895, 4 April Ibrahim bin Sultan Abu Bakar dan dan selanjutnya keturunannya Kerajaan Johor Sultan Abu Bakar mengeksekusi keinginannya akan Tyersall, dimana Tyersall akan menjadi properti milik Kerajaan Johor digunakan untuk kepentingan keturunannya setelah kematiannya 1990- sekarang Pemerintah Singapura Sebagian wilayah estat Tyersall termasuk bangunannya dalam proses pembebasan tanah. 46 Tabel 4. Sejarah Kepemilikan House of Woodneuk Tahun Kepemilikan Deskripsi 1892 Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim Sri Maharaja Johor House of Woodneuk mulai dibangun 1895, 4 April Sultanah Khaijah Istri keempat Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim Sultan Abu bakar mewariskan Woodneuk dan sekitarnya seluas 12,14 Ha termasuk wilayah hutan hutan tropis untuk Sultanah Khatijah 1904 diperkirakan Ibrahim bin Sultan Abu Bakar Sultan Ibrahim membeli semua properti Sultanah Khatijah sebelum ia meninggal Sultanah Khatijah meninggal 1904 1930 Ibrahim bin Sultan Abu Bakar Sultan Ibrahim dan Sultanah Helen merenovasi Woodneuk sekarang Sultan Ibrahim Ismail Sultan Johor 2010- saat ini Tahun 2007 Woodneuk terbakar, sekarang ditinggalkan terbengkalai Pada tahun 1930, saat Woodneuk akan direnovasi oleh Sultan Ibrahim dan istrinya Sultanah Helen, besar kemungkinan gaya bangunan Woodenuk dipengaruhi oleh latar belakang Sultanah Helen yang berkewarganegaraan Skotlandia, United Kingdom. Gaya bangunannya sendiri adalah victorian eclectic namun tidak secara penuh diaplikasikan. Victorian eclectic merupakan gaya yang muncul di akhir gaya victorian awal tahun 1900 yang mengkombinasi gaya klasik dan gotik, dengan beberapa ciri-ciri: kotak, berbentuk simetris, ukiran detail gotik, porche, atap berbentuk piramida, dan rumah bersayap. Gaya Victorian eclectic muncul di awal 1900-an saat lanskap di Inggris telah menerapkan tema English garden yang berkembang di abad 17. Saat ini, Sultan yang memerintah Johor bernama Sultan Ibrahim Ismail yang merupakan anak dari Sultan Mahmud Iskandar dari istinya yang bernama Josephine Rubi yang berasal dari United Kingdom. Permintaan atas lanskap Woodneuk dengan konsep English garden dapat dikaitkan dari pengaruh yang kuat Sultanah Helen yang terlibat dalam renovasi pertama, kemudian hal ini diteruskan oleh Sultan Ibrahim Ismail yang memiliki darah Inggris dari ibunya. 47 Kondisi dan suasana Woodneuk pada masa kejayaannya yakni sekitar tahun 1941, beberapa gambar pada tahun 2006, serta gambar kondisi dalam istana dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar 21. Kondisi House of Woodneuk rentang 1941-2006 Sumber : http:api.sg

b. Aspek Ekologis